Anda di halaman 1dari 43

BAB III

PEMBAHASAN KEGIATAN PSG


A. PEMBAHASAN TEORI-TEORI
1.1 SAFETY
Safety atau yang juga kita ketahui dengan sebutan K3
(keselamatan dan kesehatan kerja). Kata tersebut sudah sering kita temukan di
PT. Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) dan menjadi salah satu hal paling utama dalam
menjaga anggota (karyawan) PT. KPI. Salah satu shop di PT. KPI yaitu Levee Shop
selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja dan setiap shop yang berada di
wilayah PT. KPI khususnya PT. Freeport Indonesia mewajibkan menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) dalam setiap melakukan sesuatu pekerjaan agar
menjaga keselamatan jiwa, sehingga kita dapat terlindungi.
1.2 SAFETY KEBIJAKAN LINGKUNGAN
Arti kebijakan lingkungan dalam perusahaan PT. Freeport Indonesia
adalah perusahaan penambangan dan eksplorasi yang menyadari tugas dan
tanggung jawab dalam pelestarian sumber daya alam dan pembangunan yang
berkelanjutan, khususnya di Timika. Untuk mencapai komitmen ini, PT. FI akan
a. Mematuhi semua hal yang terkait dengan peraturan dan
perundang-undangan

lingkungan

yang

berlaku,

komitmen-

komitmen lingkungan yang secara sukarela diikuti dan ketentuan


kebijakan lingkungan FCX.
b. Mengupayakan pencegahan pencemaran lingkungan.
c. Mengupayakan

perbaikan

mengimplementasikan

yang

system

berkesinambungan

manajemen

yang

dengan

menetapkan

tujuan dan sasaran berdasarkan data yang ada dan berlandaskan


ilmu pengetahuan yang tetap dengan mengkaji ulang sasaran
yang di tetapkan oleh perusahaan.

1. PRINSIP DASAR REM HIDROLIK


Rem adalah serangkaian komponen yang dipasang pada kendaraan dan bekerja
bersama-sama untuk menahan putaran roda.
Rem hidrolik adalah salah satu jenis rem yang menggunakan hidrolik sebagai media
untuk mentransmisikan gaya tekan pedal ke brake shoe atau brake pad sehingga
kendaraan dapat berhenti.
Prinsip kerja sebuah rem hidrolik adalah sebagai berikut:
Pada saat peda rem ditekan, piston yang ada di dalam master cylinder akan
menekan fluida rem (minyak rem) yang ada di dalam cylinder.
Fluida rem yang bertekanan ini disalurkan melalui pipa-pipa ke wheel cylinder.
Piston yang ada pada wheel cylinder akan terdorong ke luar akibat desakan fluida
rem di dalam wheel cylinder.
Dorongan piston akan menekan sepatu rem/pad ke tromol/disc, sehingga terjadi
gesekan.
Bila tekanan peda rem dilepas, tekanan yang diberikan pada hidrolik akan hilang.
Piston wheel cylinder akan kembali pada posisi semula, akibat pegas pembalik.
Sepatu rem/pad akan kembali ke posisi semula (merenggang), sehingga tidak terjadi
lagi gesekan.
Fluida yang ditekan akan kembali ke master cylinder seterusnya ke reservoir.
Perhatikan gambar berikut.

Whe e l C y li n de r
B r ake P e d al
M as t e r C y li n de r

B r ake
Lining

B r a ke S ho e

B r ake D r u m
B r a ke L i n e

Retracting
Spring

Wh e e l
C y l i nd e r

Gambar: Dasar Rangkaian Rem Hidrolik

Ad j us t i ng
L i nk

2. KOMPONEN
2.1. Reservoir

3-Way Uni on

Reservoir berfungsi sebagai penampung cadangan fluida rem terdiri dari


komponen tabung, strainer, indicator penduga level fluida rem dan cap.
Fluida rem ditampung di dalam tabung reservoir, dan ketinggian/persediaan fluida
di dalam reservoir dapat dipantau melalui indicator penduga.
Penyimpanan fluida rem yang terlalu lama, kondisi penyimpanan (suhu,
kebersihan) memungkinkan fluida rem membentuk gumpalan-gumpalan sebelum
digunakan. Sedangkan kecerobohan saat penggantian fluida rem memungkinkan
masuknya kotoran atau grease ke dalam reservoir. Strainer berfungsi untuk
menyaring kemungkinan masuknya kotoran atau gumpalan-gumpalan tersebut.

2.2. Master cylinder

Gambar: Master Cylinder


Gambar: Komponen master cylinder
Master Cylinder berfungsi untuk memberikan tekanan pada hidrolik (minyak rem),
dan selanjutnya diteruskan ke wheel Cylinder
Cylinder yang berfungsi sebagai pompa terdiri dari komponen, boot, push rod,
piston, piston cap, pegas dan outlet valve.
Cylinder dan piston beserta komponen cylinder lainnya yang berfungsi sebagai
pompa harus dapat memberikan tekanan sebaik mungkin (sesuai dengan
standarnya), oleh sebab itu komponen cylinder harus dapat bekerja dengan baik.

Catatan:
Pada saat brake (rem) ditekan, master cylinder menghasilkan tekanan yang
kemudian dikirimkan pada caliper atau wheel cylinder melalui pipa dan hose,
sliding rubber seals yang berisikan fluida.
Dual system berbeda dengan single system karena dual system menggunakan
master cylinder ganda yang dua master cylinder yang dibentuk dengan dua
piston terpisah yang segaris dan fluida masuk ke silinder.
Dual tubing memisahkan wheel cylinder ke dalam dua bagian, masing-masing
digerakkan oleh sebuah master cylinder piston yang terpisah.
Setelah tahun 1968 semua kendaraan dijalan raya harus dilengkapi dengan dual
brake system yang terpisah, dengan demikian pada saat terjadi kerusakan pada satu
system, system yang lain akan membantu menghentikan kendaraan dengan aman.

Prinsip kerja master cylinder adalah sebagai berikut:

Gambar: Potongan master cylinder


Bila pedal rem ditekan, batang torak akan melawan pegas pembalik (return spring)
dan torak akan terdorong ke depan.
pada saat piston cap berada diujung torak, compensating port akan tertutup.
Bila piston maju lebih ke ujung lagi, tekanan hidrolik (minyak rem) akan naik
melebihi tekanan pegas outlet, maka valve akan terbuka.
Tekanan hidrolik diteruskan ke wheel cylinder melalui brake pipe (pipa minyak
rem)
Akibat tekanan ini wheel cylinder akan bekerja membuka brake shoe
Bila tekanan peda dilepas, piston akan mundur ke posisi semula akibat tekanan
return spring.
Outlet valve dan menutup aliran hidrolik (minyak rem)
Saat piston mundur, piston cap (karet piston) akan mengkerut.
Hidrolik (minyak rem) akan mengalir melalui celah (clearance) untuk menjaga
agar cylinder tetap terisi penuh oleh hidrolik (minyak rem)
Peristiwa ini akan berulang bila pedal ditekan dan dilepas.

2.3. Boster brake


C he c k
Val v e

G r o mme nt
O p e r a t i ng R o d
Val v e
Body

Push Rod
R e ac t i o n
Disc
B o d y Se a l
C i r c ul ar
Ring

Fr o nt
Bo d y

D ia ph r a g m
Sp r i ng

St o p pe r K e y

E le me nt

Clevis

D i ap hr a g m

Boot
B o d y Se al
R e a r B o dy
D ia ph r a g m P l a te

Gambar

Komponen Booster jenis AISIN

Brake booster berfungsi untuk menambah gaya penekanan pada master cylinder
dengan prinsip kevakuman.
Komponen-komponen utama brake booster adalah:
Cylinder berfungsi sebagai sumber tenaga dan penempatan komponen booster
lainnya.
Diafragma dan body contracting surface, untuk menggerakkan push rod secara
translasi akibat kevakuman
Diafragma Plate, berfungsi untuk mengarahkan diafragma.
Operating rod sebagai batang penghubung dari booster ke master cylinder.
Valve body, sebagai batang yang menghubungkan antara valve body dengan
diafragma plat.
Check valve untuk mengatur kevakuman cylinder.
Return spring untuk melawan gaya kevakuman sehingga sehingga gerakan
diafragma lebih lembut dan mengembalikan diafragma ke posisi semula.
Boot berfungsi untuk menghalangi debu masuk ke dalam booster.
Prinsip kerja booster adalah sebagai berikut, perhatikan gambar 2 - 5.

Bila brake pedal ditekan operating rod akan tertekan ke kiri.


Akibatnya, valve body akan terdorong ke kiri.
Saluran udara (air valve) akan tertutup.
Akibatnya ruang di sebelah kanan diafragma akan terjadi kevakuman, akibat
pengisapan pompa vacum.
Membran akan terdorong ke kanan membawa push rod.
Push rod booster akan mendorong push rod master cylinder, sehingga master
cylinder bekerja.
Bila tekanan pedal dilepas maka operating rod akan kembali ke posisi semula
Membran akan ikut terdorong kembali ke kanan.
Valve body akan terdorong juga ke kanan, sehingga saluran udara (air valve)
akan terbuka kembali.
Udara yang masuk dari air valve akan terhisap oleh vacuum pump.
Peristiwa ini terulang setiap pedal ditekan atau dilepas.

2.4. Brake lines

Gambar: Instalasi Tubing dan Hose pada Rem Hidrolik

Brake line berfungsi untuk mengtransmisikan hidrolik dari master cylinder ke


wheel cylinder.
Brake line pada sistem rem hidrolik banyak menggunakan tubing dan hose.
Pemilihan antara tubing dengan pipe pada sistem hidrolik tergantung pada aliran
dan tekanan sistem tersebut, pada sistem rem hidrolik biasanya digunakan tubing.
Karena fluida yang dialirkan mempunyai syarat-syarat pengereman, maka tubing
digunakan harus mempunyai ketentuan-ketentuan yang memenuhi syarat tersebut;
Susah bending dan dapat dibengkokkan sesuai kebutuhan; Pemulihan tubing pada
instalasi sistem rem suatu kendaraan karena tubing dapat dibengkokkan dan tidak
gambang bending, bending akan memperbesar hambatan (looses) pengaliran fluida
rem.
Tubing dan Fitting lebih kecil; Ruang untuk penempatan sistem aliran fluida rem
pada kendaraan terbatas, karenanya tubing lebih cocok.
Tingkat kebocoran tubing lebih kecil; Pada sistem rem tidak boleh ada kebocoran,
kebocoran akan membuat rem tidak bekerja dengan sempurna.
Tersedia dalam panjang dan diameter yang berbeda, diameter luar tubing yang
banyak digunakan pada sistem rem adalah 3/16 (4,8 mm), (6,4 mm) dan
5/16 (7,9 mm)
Bagian ujung tubing dibersarkan untuk penyambungan, agar lebih mudah dalam
pemasangan/pengerasan ulir dan agar tidak terjadi kebocoran.
Fitting memerlukan gasket sebagai perapat. Gunakanlah gasket yang baru setiap
kali melepaskan fitting.

Catatan:
Hidrolik line biasanya terbuat dari tube baja, yang dikembangkan pada kedua ujung
untuk bisa menerima male fitting.
Hidrolik line ini tersedia dalam panjang dan diameter yang berbeda (kebanyakan
berukuran 3/16 (4,8 mm), (6,4 mm) dan, 5/16 (7,9 mm) O.D dan dapat
dibengkokkan sesuai kebutuhan pekerjaan.
Kebanyakan tube terbuat dengan dinding ganda, dilapisi baja yang berfungsi
sebagai penangkal karat.
Bagian ujung yang dikembangkan atau dimiringkan berfungsi untuk mencegah
kebocoran.
Gunakan jari tangan untuk memasang male fitting pada wheel cylinder atau hose
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ulir.
Gunakan jenis dan ukuran kunci yang benar pada saat mengencangkan atau
melonggarkan hidraulik fitting
Fitting yang memerlukan gasket, harus dipasang yang baru karena gasket yang lama
tidak akan berfungsi dengan baik jika digunakan kembali.
Hidraulik Hose

Gambar: Hidraulik Hose


Hidraulik hose berfungsi untuk menghubungkan fluida dari hidraulik line dengan
wheel cylinder.
Hose terpasang dan bersifat fleksibel antara brake dan frame atau body mobil.
Hose harus mampu menahan tekanan tinggi fluida tanpa mengalami perubahan
bentuk dan harus flexible pada saat terjadi defleksi dan pada saat roda berputar
tanpa mengalami kerusakan.
Hose tersedia dalam berbagai ukuran dan panjang yang berbeda.
Terkena udara secara terus menerus dan proses penuaan mengakibatkan hose
menjadi keras dan mengalami keretakan.

2.5. Disc brake

Gambar

Konstruksi Disk Brake

Brake caliper adalah salah satu tipe rem yang menggunakan disc dan pad sebagai
sumber gesekan.

Rem jenis piringan menggunakan sebuah piringan dari cast iron sebagai pengganti
drum. Gaya pengereman didapatkan dari gesekan pad-pad yang dipasangkan
sebelah kir-kana piringan/disc. Sedangkan pad bekerja ata dorong piston hidrolik
dari dalam cylinder.
Prinsip Kerja Disc Brake
Bila pedal ditekan, hidrolik yang ada di dalam master cylinder akan terdorong ke
dalam cylinder melalui pipa rem.
Tekanan hidrolik di dalam cylinder akan mendorong piston ke arah pad.
Pad akan tertekan ke arah disc, sehingga timbul gesekan.
Bila peda dilepas, tekanan hidrolik di dalam cylinder akan turun
Piston akan kembali ke posisi semula.
Proses ini akan berulang bila pedal ditekan dan dilepas.

2.6. Parking brake cable


To v ac uu m So ur c e
Vac uum C he c k Val v e
Po we r Br ake Ass e mbly

P ar ki ng B r ake
Ass e mbl y

Sto p Li g ht Swit c h
Br ake P e dal

P r i mar y Sho e

R e lay Le v e r

Equal ize r
Par king
Br ake C abl e s

J unc t io n
Bl o c k

Whe e l C yl i nde r

B e l l C r ank

St ar t Whe e l
Adjus t ing
Sc r e w

H o ld do wn
C u ps and Spr in g

Reservoir
P ar king
Br ake Appl y
P e dal

Str ut R o d

R e l ay Le v e r
r e t ur n Spr ing
P ar ki ng Br ake
R e l e ase L e v e r

Se c o ndar y
Sho e
P ar ki ng
Br ake
C abl e s

Gambar: Rem Parkir


Rem parkir berfungsi untuk mengerem/mencegah roda menggelinding saat kendaraan
berhenti/parkir. Rem ini digerakkan secara mekanis dengan tuas dan sling baja. Dan
umumnya yang direm hanya pada roda belakang.

3. PENGECEKAN DAN PENGATURAN PEDAL REM


3.1, Chek dan ukur ketinggian pedal brake
Ketinggian pedal dari dash panel untuk 4 WD (luar Australia)
Regular cab 151 - 156 mm (5,94 - 6,14 inci)
Double cab 151 - 156 mm (5,94 - 6,14 inci)
Xtra cab

148 - 153 mm (5,83 - 6,02 inci)

Bila dibutuhkan atur ketinggian pedal


Perhatikan gambar

a.
stop

Lepas baut pengikat switch lampu

b.

Lepas lampu stop secukupnya

c.

Lepas baut pengunci push rod

d.
Atur ketinggian pedal dengan
memutar rod sesuai dengan kebutuhan
e.
Pasangkan kembali komponenkomponen yang dilepas dengan benar
f.
Cek nyala lampu stop saat pedal
ditekan
g.
Selesai mengatur ketinggian pedal,
cek penyetelan pedal freeplay

3.2. Chek main (Freeplay)ri pedal brake


a. Matikan engine dan tekan pedal rem
beberapa kali sampai tidak ada lagi.
b. Booster tunggal
Tekan pedal dengan pelan sampai ada
tekanan dari pedal tersebut, kemudian
ukur jarak dari posisi pedal sebelumnya
ke posisi pedal tertekan.
Pedal freeplay : 3 - 6 mm (0,12 - 0,24
inci)
Bila dibutuhkan atur peda freeplay
(perhatikan gambar)
a. Bila tidak benar, atur pedal freeplay
dengan memutar pedal pushrod.
b. Hidupkan engine, perhatikan dan
yakinkan freeplay yang ada.
c. Sebelum mengatur freeplay, cek
ketinggian pedal.
Cek Distance Pedal
Lepas/normalkan rem parkir
(Perhatikan gambar)
Saat engine hidup, tekan pedal dan ukur
jarak kerja pedal.
Tekan pedal dengan gaya penekanan 50 kg
(110,2 lb atau 490 N)
Untuk 2 WD
Rem depan jenis tromol (drum) lebih
kurang 75 mm (2,95 inci)
Rem depan jenis disc:
Regular cab 75,55 mm (3,01 inci)
Double cab 77,00 mm (3,03 inci)
Xtra cab 72,00 mm (2,83 inci)

Untuk 4 WD (luar Australia)


Regular cab 70,00 mm (2,76 inci)
Double cab 70,00 mm (2, 00 inci)
Xtra cab 67,00 mm (2,64 inci)
Cara Pengetesan Boster
Bila tersedia pakailah brake booster tester
untuk memeriksa kondisi operasional
booster.
Pemeriksaan Kerja
1. Tekan brake pedal beberapa kali saat
engine
mati,
saat
itu
tidak
terdapat/sedikit sekali gerakan pedal.
2. Tekan pedal rem, kemudian hidupkan
engine. Pedal akan turun secara pelan,
berarti kerja booster sudah benar.
Pengetesan Kebocoran
1. Hidupkan engine 1 - 2
menit,
kemudian
matikan. Tekan brake
pedal beberapa kali
dengan pelan, pedal
turun sampai maximum.
Bila pedal dilepas, maka
pedal akan kembali
secara bertahap ke posisi
2 dan 3 (perhatikan
gambar). Berarti tidak
terdapat kebocoran pada
booster.
2. Tekan brake pedal saat
engine hidup, kemudian
matikan engine.
Tahan pedal selama 30
detik, bila tidak bergerak
berarti
tidak
ada
kebocoran pada booster.

Catatan:
Gesekan material rem (disc dengan pad atau lining dengan drum) biasanya akan
menimbulkan bunyi dan panas. Tidak semua bunyi yang timbul merupakan problem
atau kasus. Kadang kala hanya kemasukan debu atau kotoran kecil dapat
menimbulkan bunyi kemudian akan hilang sendiri dan tidak akan mengganggu kerja
rem
4. Safety
Saat mengemudikan kendaraan sewaktu-waktu kita akan berhenti. Tanpa rem mobil
tidak dapat dihentikan dengan aman.Sistem rem tidak akan bekerja sebagaimana
mestinya jika kita tidak mengerti cara penggunaannya dengan benar.
Catatan
Rem digunakan bukan untuk mengontrol kecepatan kendaraan. Gunakan selalu tingkat
kecepatan rendah untuk menahan laju kendaraan pada saat jalan menurun.

2. PRINSIP DASAR SISTEM PENDINGINAN


Pendahuluan

Sistem penyejukan enjin iaitu sistem sokongan bagi menyelenggara suhu


kendalian enjin agar mencukupi pada sebarang kendalian dan pacuan. Apabila
kuasa dihasilkan oleh proses dinamik haba dalam enjin , sebahagian besar haba
juga turut dihasilkan. Sebahagian haba tadi diperlukan untuk mengendali enjin
dengan sempurna dan yang selebihnya dilesapkan ke atmosfrera
2.1. Fungsi Sistem Pendingin
Sistim pendingin engine bertanggung jawab untuk menjaga suhu engine.
Bila sistim pendingin engine bermasalah, kerusakan bisa terjadi. Mari kita
lihat komponen-komponen dan aliran sistim pendingin.
2.2. Cara kerja
Sistim pendingin mensirkulasikan cairan pendingin keseluruh engine untuk
membuang panas yang timbul akibat pembakaran dan gesekan. Ia
menggunakan dasar pemindahan panas.
Panas selalu pindah dari sumber panas kesumber (1) yang lebih dingin (2).
Sumber panas dan sasaran panas dapat berupa logam, cairan atau udara.
Kuncinya adalah perbedaan suhu. Makin besar perbedaan makin banyak
panas

akan

berpindah.

Setiap

komponen

pada

menggunakan aturan pemindahan panas seperti ini.

sistim

pendingin

Sumber Panas no.1

Pendingin no.2

3. Komponen

Gambar: Komponent dan Arah Aliran Pendingin

Komponen-komponen dasar sistim pendingin adalah (1) water pump, (2) oil
cooler, (3) lobang-lobang pada engine block dan cylinder head, (4) temperature
regulator dan rumahnya. (5) radiator , (6) tutup radiator , dan (7) slang serta pipa-

pipa penghubung. Tambhan kipas. Umumnya digerakkan oleh tali kipas terletak
dekat radiator berguna untuk menambah aliran udara sehingga pemindahan panas
lebih baik.
3.1. Water pump
Water pump terdiri dari sebuah impeller dengan kipas-kipas berbentuk kurva
didalam rumah water pump tersebut. Bila impeller berputar, baling-baling kurva
mengalirkan air keluar rumah water pump.Ini adalah suatu bentuk water pump
pada sebuah engine seperti anda lihat water pump terletak dibagian depan engine
block.

3.2. Oil cooler/pendingin oli.


Dari saluran keluar water pump, cairan pendingin mengalir ke oil cooler terdiri
dari satu set tabung dalam rumahnya. Pada contoh ini cairan pendingin mengalir
melalui tabung-tabung membuang panas oli yang ada disekeliling tabung.Oil
cooler membuang panas dari oli pelumas sehingga sifat-sifat dan konsentrasi oli
tetap terpelihara.
3.3. After cooler
Dari oil cooler, cairan pendingin mengalir ke engine block atau ke after cooler
untuk engine yang dilengkapi turbocharger. Beberapa engine yang menggunakan
turbocharger juga menggunakan jacket water pump aftercoolre sehingga cairan
pendingin mengalir kesana.After cooler membuang panas dari udara yang masuk.
Pada jacket water after cooler system pendingin membuang panas dari udara.
Konstrucksi aftercooler seperti radiator dengan tabung-tabung dan sirip-sirip.
Udara panas yang ditekan oleh turbo melewati sirip-sirip dan memindahkan
panas ke air pendingin didalam tabung.
Dari after cooler, air pendingin mengalir ke engine block dan disekitar cylinder
liner. Membuang panas yang tidak berguna dari piston, ring dan liner. Ronggarongga tempat air tersebut disebut water jacket.Air pendingin bergerak dari
lobang-lobang pada engine block menuju cylinder head. Mengambil panas dari
valve seat dan valve guide.

3.4. Regulator housing/rumah regulator

Gambar: Thermostat
Apabila air pendingin meninggalkan cylinder hed, air pendingin masuk ke
thermostat atau regulator housing. Pengatur suhu (temperature regulator)
dipasang didalam rumah regulator.
- Pengatur suhu/temperatur regulator
Temperature regulator bekerja seperti polisi jalan raya pada sistim pendingin.
Regulator bekerja untuk menjaga suhu kerja engine. Kadang-kadang regulator
mengalirkan air pendingin melalui radiator, kadang-kadang ke pipa bypass
untuk kembali ke pompa air (water pump)
- Bagaimana kerja regulator / Thermostat
Bila Engine dingin, regulator menutup. Air pendingin mengalir kembali ke
water pump, tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa bypss. Ini akan
membantu mempercepat memanaskan engine. Bila engine mulai panas, suhu
air pendingin mulai naik sampai mencapai suhu pembukaan radiator. Bila
regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak lagi air yang menuju radiator.
Bila regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak lagi air yang menuju
radiator.

- Test regultor
Anda sebaiknya mengetest regulator pada waktu perawatan sistim pendingin
dan mengganti regultor bila perlu.

Temperatur pembukaan tertera diregulator. Bila anda akan mengganti yakinkan


anda mengganti dengan yang dianjurkan. Bila tidak benar maka cooling sistim
tidak akan bekerja sempurna.
3.5. Radiator

Gambar : Radiator
Bila regulator membuka, air pendingin mengalir melalui pipa-pipa atau slangslang ke bagian atas radiator yang telah mengambil panas engine. Didalam
radiator situasinya dibalik. Air pendingin melepaskan panas ke atmosfir.

- Bagaimana Radiator bekerja


Didalam radiator air pendingin mengalir dari atas ke bawah. Tabung dan
sirip-sirip bekerja sama membuang panas. Radiator umumny dipasang
dimana udara paling banyak dan pembuangan panas paling baik. Tutup
rdiator air didalam radiator bertekanan. Tutup radiator akan menentukan
berapa besar tekanan sistim pendingin selama engine bekerja. Sistim
pendingin yang bertekanan membantu mencegah air radiator mendidih pada
tempat operasi yang lebih tinggi. Bila anda berada pada
permukaan yang lebih tinggi, titik didih akan turun. Bila sistim pendingin
tidak bertekanan, maka air pendingin cepat mendidih sehingga mempercepat
kerusakan engine
- Bagaimana tutup radiator bekerja

Tutup radiator menjaga tekanan sistim pendingin melalui 2 buah klep yang
terdapat pada tutup radiator. Bila perbedaan tekanan sistim pendingin dan
tekanan atmosfir melebihi tekanan pembukaan tutup radiator, suatu klep
buang membuka sehingga udara keluar. Akibatnya tekanan dalam sistim
turun sehingga stabil kembali. Bila distop engine akan dingin, tekanan
didalam sistim pendingin turun dibawah tekanan atmosfir, suatu klep masuk
membuka sehingga udara luar masuk ke raditor. Akibatnya tekananya
kembali stabil.
- Tekanan kerja tutup radiator
Tekanan kerja tutup radiator bervariasi tergantung pada ketinggian engine
beroperasi, tekanan kerja tutup radiator terdapat pada setiap tutup radiator.
- Test tutup radiator
Anda sebaiknya mengetest tutup radiator pada waktu perawatan sistim
pendingin dan ganti bila perlu.
3.6 kipas

Gambar: Fan Radiator


Pemindahan panas melalui radiator adalah dengan bantuan kipas menambah
aliran udara melewati tabung dan sirip radiator.

3.7. Tipe Tipe Kipas

Ada 2 Tipe kipas, hisap (suction) dan tiup (blower), kipas hisap (1) menarik udara
melalui radiator dan kipas tiup (2) menekan udara melalui radiator.Berberapa
engine menggunakan tali kipas untuk menggerakkan kipas, pompa air atau
komponen lainnya.
- Keteganan tali kipas/belt tension
Bila tali kipas terlalu kendor, kecepatan putar kipas turun, Ini akan mengurangi
aliran udara melewati radiator dan akan menurunkan kemampuan sistim
pendingin. Bila tali kipas terlalu kencang maka tingkat keausan pada vbelt akan
meningkat dan beban radial yang dipikul oleh bearing bertambah.
4. Safety
Pada saat sedang mengoperasikan kendaraan dan jarum temperatur mulai melewati
temperature operasi normal dari engine, segera hentikan kendaraan ditempat yang
aman Ikuti prosedure parkir yang benar dan matikan engine. Dalam hal ini, sebelum
melaporkan masalahnya, kemungkinan pengemudi akan memastikan terlebih dahulu
apakah ada kebocoran pada tangki pendigin (radiator) atau sambungan selang
pendingin. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat akan memastikan kerusakan
secara visual maka ikuti langkah berikut:
-Matikan engine dan biarkan engine dingin
-Periksa apakah ada tanda-tanda kebocoran pada radiator.
-Buka tutup radiator secara perlahan untuk menjaga jangan sampai ada tekanan sisa
didalam radiator.
-Periksa ketinggian air radiator, jika kurang kemungkinan ada kebocoran.
Catatan
Jangan pernah membuka tutup radiator pada saat engine hidup, atau engine dalam
keadaan panas. Sebab jika engine dalam keadaan panas, maka didalam sistem
pendingin akan ada tekanan akibat pemuaian dari air pendingin. Pada saat kita
membuka tutup radiator air radiator dapat menyembur keluar karena tekanan.
Daftar Istilah
Kata-kata yang perlu anda ketahui:
Anda akan mempelajari istilah-istilah dan kata-kata teknik pada saat anda mempelajari
sistem bahan bakar dan induksi. Tambahkan kata-kata baru dalam daftar untuk
membantu anda mengingatnya.

Trade Word

English

Bahasa Indonesia

Chatter

Rapid
uncontrolled
opening and closing
Controlled reduction in
flow
Outward force developed
during rapid rotation

Orifice

Small opening

Bukaan dan penutupan yang


tidak terkontrol dengan cepat
Reduksi aliran yang tidak
terkontrol
Gaya
arah
keluar
yang
dibangkitkan selama rotasi
cepat.
Lubang kecil

Ambient

Current
conditions
Burning

Pembakaran

Restricted
Centrifugal force

Combustion
Radiator

surrounding Kondisi arus di sekelilingnya

Counteract

Device used to transfer Alat yang digunakan untuk


heat from cooling water mengtransfer panas dari air
to the surrounding air
pendinginan menjadi udara di
sekitarnya.
Reverse the effect
Efek balik

Deteriorated

Declined in quality

Contaminant

Impurity introduced into Kotoran


material
material

Penurunan kualitas

3. PRINSIP DASAR SUSPENSI


2.1. Fungsi

yang

masuk

ke

Suspensi adalah suatu rangkaian komponen dimana axle dari suatu unit
dipasang ke frame
kendaraan.
Jika poros roda depan dan roda belakang langsung dipasang pada bodi mobil,
maka gaya yang terjadi akan langsung diteruskan ke bodi. Hal ini akan
menyebabkan mobil tidak nyaman untuk ditumpangi.
Untuk mendapatkan konstruksi mobil yang nyaman ditumpangi diperlukan
sistem suspensi yang umumnya menggunakan pegas dan sistem peredam
getaran.
Jika sistem suspensi hanya menggunakan pegas maka saat terjadi kejutan
yaitu bila kendaraan melewati tonjolan pada jalan maka bodi mobil akan
berisolasi sehingga mobil tidak nyaman dan tidak aman dikendarai. Untuk
menghindari hal ini pada sistem suspensi perlu dilengkapi dengan peredam
getaran kejut atau yang dikenal dengan Shock Absorber.
Fungsi dari sistim suspensi, apapun jenisnya, adalah untuk memberikan suatu
karakteristik pengendaraan yang merata pada kendaraan, tanpa beban atau
dengan beban penuh.
Suspensi tersebut menahan atau menopang chassis kendaraan dari getaran
permukaan jalan disamping itu juga menjaga jarak dan penjajaran axle.
3. KOMPONEN

Tiga jenis spring yang digumakan pada kendaraan


Pegas daun
Pegas batang torsi
Pegas spiral

Selain ketiga jrnis spring ada komponen yang sangat penting pada suspension yaitu
Shok Absorber
3.1. Pegas daun (Spring leaf) : daun

Gambar: Rear Suspension


Pegas daun terdiri dari beberapa lempengan baja pegas dengan panjang
berbeda yang diikat bersama dengan baut. Pegas daun dipasang pada poros
depan dan belakang dengan baut -U.Pegas daun dengan variasi panjang
(variable rate)
Konstruksi pemasangan pegas daun dimana salah satu ujung pegas, dipasang
pada tumpuan tetap dan ujung yang lainnya dipasang pada tumpuan yang
dapat bergerak, sehingga dapat mengakomodasi perubahan panjang pegas
saat terjadi perubahan beban pada pegas. Untukmenghubungkan pegas daun
ke axle dan chasis kendaraan maka harus dilengkapi dengan komponen
seperti:
UBolt dan Nut Untuk mengikat pegas daun bersama-sama axle dengan
didudukkan pada dudukan spring (seat axle).
Pin spring untuk bantalan tetap dari salah satu ujung spring ke chassis
kendaraan
Shackle spring berfunsi untuk menghubungkan ujung spring yang lain
dengan chassis kendaraan.
Shackle dapat bergerak kedepan atau
kebelakang, hal ini untuk menjaga terjadinya perubahan panjang spring
yang disebabkan oleh beban.

3.2. Pegas torsi (Torsion bar spring)

Gambar: Torsion Spring

Pegas torsi terbuat dari batang baja yang panjang, pada salah satunya dijepit
dan ujung lainnya bebas.

Saat mobil menabrak tonjolan jalan, lengan torsi akan terangkat ke atas
memuntir batang torsi. Batang torsi akan memberikan gaya lawan.

3.3. Pegas spiral (Coil Spring)

Gambar: Pegas Spiral


Pegas coil dibuat dari baja pegas yang dipanaskan dan dipuntir dalam bentuk
spiral. Pegas spiral dilengkapi dengan komponen lengan kontrol bawah (Lower
Control Arm) dan lengan kontrol atas (Upper Control Arm) yang berfungsi untuk
menjaga agar axle tidak bergerak kedepan atau kebelakang juga menjaga agar axle
tetap pada posisinya. Kedua komponen ini dihubungkan keaxle dan chasis
kendaraan. Selain itu dilengkapi dengan sebua rod lateral. Rod Lateral dipasang
menyamping searah dengan axle dan menghubungkan axle bagian kanan dan
chassis bagian kiri. Rod Lateral berfungsi untuk menjaga agar body kendaraan
tidak bergerak kesamping (kiri atau kanan).

3.4. Shock Absorber

Dengan penambahan Shok Absorber maka sistem suspensi akan semakin


nyaman ditumpangi karena kejutan yang terjadi pada suspensi saat roda
melewati tonjolan jalan bisa diredam. Jenis Shok Absorber yang paling
umum digunakan adalah jenis hidrolik. Shok Absorber diikatkan pada
bracket axle dan bracket yang dipasang pada chassis kendaraan dengan
bantuan Baut dan Mur.

Glosarium
Kata-kata yang perlu Anda ketahui:
Anda akan mempelajari istilah-istilah dan kata-kata teknik di saat Anda mempelajari
Sistem Suspensi dan Steering. Tambahkanlah kata-kata baru ke dalam daftar ini guna
membantu Anda mengingatnya.
Trade Word

English

Bahasa Indonesia

Articulation Hitch

A tool used to absorb the


shock.
When tapered support is
installed between spring
and axle.
Compressed Gas

Alat yang digunakan untuk


meredam hentakan
Bila pengganjal yang berbentuk
tirus yang dipasang diantara
spring dan Axle.
Compressed Gas Association

Caster Wedge
CGA

Coasting Vehicle

Compensator Valve

Cracking Pressure
Crossmember

Cut-in

Cut-out

De-Stroke
Hidrostatic Steering
HMU
Knuckle

Major Bogies
Make Up Valve
Minor Bogies
Module Notes
Neutralizer Valve
Off highway

Association
Emergency filling at
hydraulic steering
system, when the engine
is turned off.
Valve installed at the
pump, used to adjust
Swasplate angle
changes.
The term at Relief Valve
when firstly opening.
Component used to
connect from a frame to
another frame.
The term when pump
pressure comes in
steering hydraulic
system.
The term when pump
pressure comes out from
steering hydraulic
system.
The term when
swasplate moving
reverse.
Steering system using
quiet fluid mechanical
principle.
Hand Metering unit
The connector between
the two front wheels
with flexible
differential.
Support at upper roller
Dozer.
Valve used to increase
the pressure.
Support at lower roller
Dozer.
Manual book to repair.
Valve used to neutralize
pressure.
Equipment operates offhighway.

Pengisian darurat pada sistim


steering hydraulic, pada saat
engine mati
Katup yang dipasang pada
pompa, digunakan untuk
mengatur perubahan sudut
Swasplate
Istilah pada katup Relief Valve
pada saat pertama membuka
Componen yang digunakan
untuk menghubungkan dari
satu frame ke frame lain.
Istilah pada saat tekanan pompa
mengisi ke sistim hydraulic
steering.
Istilah pada saat tekanan pompa
keluar dari sistem hydraulic
steering
Istilah pada saat swasplate
bergerak kearah mundur
Sistem kemudi yang
menggunakan prinsip Mekanika
fluida diam.
Hand Metering unit
Penghubung antara kedua roda
depan dengan penggerak
( Differential ) secara flexsible.
Tumpuan pada roller Dozer
bagian atas.
Katup yang digunakan untuk
menaikan tekanan
Tumpuan pada roller Dozer
bagian bawah
Panduan untuk melakukan
perbaikan
Katup yang digunakan untuk
menetralkan tekanan
Kendaraan yang bergerak di
luar jalan Raya

Out of Roundness

Wheel term which is out


of round/defeat.

Istilah pada roda kendaraan yang


tidak bulat / cacat

Overslung
Pilot
Power Steering

Power Steering Integral


Preload
Pressure Stand By
Pressure Tap
Pre-start

Putty
Sector Gear
Shoulder plunger
Shuttle Valve
Spline
Steering Differential
Steering Frame Lock
Steering Wheels
Stub Shaft
Transmission
Powershift
Underslung

The position of spring


placing over the axle.
Indirectly controller
system.
Steering system which is
assisted by using
hydraulic power to
increase the response.
Controller unit is in the
steering gear.
Pre load at the bearing.
Pressure kept when
equipment is not
operated.
Valve used to connect
between gage and
system.
Valve position
represented when
equipment is not
operated.
Support at steering stop
in the wheel loader.
Gear centre laid on the
steering gear.
The shoulder at valve
lever.
Shuttle valve used to
direct the flow.
The groove which is on
the shaft.
Steering system at
Dozer that can turn the
two discrete wheels.
Lock system used at
mechanically steering
loader.
Steering wheel driven
by operator.
The main shaft of a gear
box.
Gear rasio movement at
transmission using
hydraulic power aid.
The position of spring
placing under axle.

Posisi penempatan spring diatas


Axle
Sistim pengontrol secara tidak
langsung
Sistim kemudi yang dibantu
dengan menggunakan tenaga
Hydraulic untuk meningkatkan
respon.
Unit pengontrol berada didalam
roda gigi steering.
Pembebanan awal pada sebuah
bearing
Tekanan yang terjaga pada saat
alat tidak bekerja
Katup yang digunakan untuk
menghubungkan alat ukur
dengan sistim
Posisi katup yang ditunjukan
pada saat kendaraan tidak
digerakan
Pengganjal pada steering stop
pada wheel loader
Pusat / pertengahan gigi yang
terletak pada steering Gear.
Dudukan (bahu) pada tuas katup
Katup bolak-balik yang
digunakan untuk mengarahkan
aliran
Alur yang terdapat pada sebuah
poros
Sistim steering pada Dozer yang
bisa melakukan arah putaran
kedua roda yang berlainan
Sistim pengunci yang digunakan
pada steering loader secara
mekanikal
Roda Kemudi yang digerakan
oleh operator
Poros utama sebuah gear Box
Perpindahan rasio gigi pada
transmisi yang menggunakan
bantuan tenaga hidrolik
Posisi penempatan spring
dibawah axle

UP-Stroke
Viscosity

The term when


swasplate move
forward.
Viscosity measure at oil.

Istilah pada saat swasplate


bergerak kearah maju
Ukuran kekentalan pada oli

4. PRINSIP DASAR POWER STEERING


2.1. Fungsi
Sistem kemudi didesign untuk memberikan kemudahan pada pengemudi untuk
mengubah orientasi roda depan ke kanan atau ke kiri dengan mudah dan tanpa
diperlukan pemutaran roda kemudi yang berlebihan.
Dari sumber penggeraknya sistem kemudi dapat dibedakan menjadi:
- Sistem kemudi manual (Manual Steering)
- Sistem kemudi dengan bantuan tenaga (Power Steering)
Power Steering
Power steering didesign untuk mengurangi gaya yang diperlukan untuk memutar
roda kemudi dengan bantuan sistem hidrolik. Sistem hidrolik akan meningkatkan
torsi pada gear box kemudi.
Sistem Kemudi Power Steering

Perubahan orients roda depan diperoleh secara manual, dengan bagian utama:
roda kemudi, poros kemudi, roda gigi, rack, pinion, Lenin pitman, mekanisme
kemudi, lengan kemudi dll.
Aliran Fluida Pada Posisi Netral

Aliran Fluida Pada Posisi Kerja


2.2. Cara Kerja
Saat actuating valve bergerak ke kanan, maka saluran yang menghubungkan ruang
silinder sebelah kiri piston akan membuka, dan saluran yang menghubungkan
ruang sebelah kana piston akan tertutup. Dengan terbukanya saluran tersebut
menyebabkan fluida bertekanan tinggi masuk ke ruang piston sebelah kiri untuk
mendorong actuating piston ke kanan. Gerakan actuating piston tersebut
selanjutnya memutar output shaft yang dihubungkan dengan pitman arm.
Oleh karena piston bergerak ke kanan maka pada saat tertentu akan dicapai kondisi
kedua saluran akan tertutup sehingga gerak piston akan berhenti.
Apabila actuating valve terus digerakkan ke kanan maka actuating piston akan
terus juga bergerak ke kanan dan akan berhenti. Adjustable plunger membuka
relief valve ball. Hal ini berarti dicapai posisi pembelokan maximum.
3. Komponen Steering

3.1. Steering Wheel: suatu alat yang digunakan pengemudi untuk mengendalikan
keseluruhan sistim.
-

Wheel (roda kemudi) terbuat dari tangkai baja yang kuat berbentuk bulat
Jari-jari terpasang pada roda kemudi ke hub (bagian tengah) kemudi, yang
terpasang pada bagian atas steering column (kolom kemudi).
Roda kemudi terbungkus dengan karet atau plastik.
Steering column (kolom kemudi) memindahkan input pengemudi ke steering
gear.
Tenaga putar yang diberikan pengemudi ke roda kemudi berubah menjadi torsi
pada steering shaft.
Lebih besar diameter roda kemudi, lebih besar torsi yang dihasilkan, dengan
besar tenaga putar pengemudi yang sama.
Kebanyakan roda kemudi pada truk heavy-duty berdiameter 22 inch.
3.2. Steering Column: berupa tube kosong yang membentang dari roda
kemudi ke lantai dasar.

Steering column dipasang pada cab pada atau dibawah panel instrumen dan
dipasang bearing untuk menopang steering shaft.
.3. Steering Shaft: steering shaft pada dasarnya adalah sebuah rod, yang
membentang dari
bagian atas steering column ke steering gear.

Sambungan-U pada shaft mengakomodasi semua variasi lekukan antara


steering
shaft (shaft kemudi) dan steering gear input shaft .

3.4. Steering Gear: gearbox ini melipat gandakan serta merubah arah torsi
kemudi yang.
diterimanya melalui shaft kemudi dari roda kemudi
3.5. Steering Pump: adalah komponen yang berfungsi untuk menciptakan flow
kesteering sistem.
untuk digunakan membantu menggerakkan rack gearbox steering secara hidolik
3.6. Pitman Arm: pitman arm adalah jenis lengan besi yang terpasang pada output
shaft dari
steering gear. Ujung bagian luar dari pitman arm bergerak untuk merubah gerakan
putar dari
steering gear output shaft menjadi gerakan linier.
3.7. Drag Link: rod ini menghubungkan pitman arm ke steering arm.
-

Drag link ini dapat terbuat dari satu- atau dua-potong komponen.
Disain dua-potong panjangnya dapat diatur, hal ini memudahkan untuk
menengahkan steering gear dengan wheel lurus ke depan.
Disain satu-potong digunakan pada sistim dengan toleransi yang sangat kecil.

3.8. Steering Arm: kadang-kadang disebut steering lever, komponen yang terbuat
dari baja tempa.
ini menghubungkan drag link ke porsi bagian atas engsel kemudi dan poros
kemudi
- Pada saat steering arm bergerak, gerakan tersebut merubah sudut engsel kemudi
dengan demikian merubah arah engsel kemudi tersebut.
3.9. Tie-Rod : steering arm atau steering lever mengendalikan gerakan engsel
kemudi.
-

Harus ada beberapa metode pengtransferan gerakan steering ini ke arah yang
berlawanan, dan bagian samping engsel kemudi.

3.10. Steering Knuckle: steering knuckle (engsel kemudi) dipasang pada axle depan
dengan
menggunakan pin baja yang dikenal dengan kingpin atau knuckle.
-

Steering knuckle ini termasuk poros dimana wheel bearing dan wheel hub
dipasang, flens dimana pelat rem terpasang, engsel bawah dan atas dimana
steering arm dan tie-rod arm (yang juga disebut cross tube arm atau Ackerman
arm) dipasang.

3.11. Knuckle Pin (Kingpin): kingpin bisa berbentuk lurus atau tirus.
-

(Tapered pin) pin jenis tirus dipasang dengan mengencangkan sebuah mur pada
ujung bagian atas dari pin tersebut.
Kingpin lurus dipasang ke axle dengan menggunakan sebuah kunci yang
biasanya dipergunakan untuk kingpin.
Pin tirus biasanya disekat dan tidak memerlukan pelumasan secara periodik.

Sistem kemudi manual yaitu sistem rack dan pinion gerak putar dari roda kemudi
diubah menjadi lurus oleh rangkaian rack (Batang Bergigi) dan pinion (Roda Gigi
Penggerak.

Glosarium
Kata-kata yang perlu Anda ketahui:
Anda akan mempelajari istilah-istilah dan kata-kata teknik di saat Anda mempelajari
Sistem Suspensi dan Steering. Tambahkanlah kata-kata baru ke dalam daftar ini guna
membantu Anda mengingatnya.
Trade Word

English

Bahasa Indonesia

Articulation Hitch

A tool used to absorb the


shock.
When tapered support is
installed between spring
and axle.
Compressed Gas
Association
Emergency filling at
hydraulic steering
system, when the engine
is turned off.
Valve installed at the
pump, used to adjust
Swasplate angle
changes.
The term at Relief Valve
when firstly opening.
Component used to
connect from a frame to
another frame.
The term when pump

Alat yang digunakan untuk


meredam hentakan
Bila pengganjal yang berbentuk
tirus yang dipasang diantara
spring dan Axle.
Compressed Gas Association

Caster Wedge
CGA
Coasting Vehicle

Compensator Valve

Cracking Pressure
Crossmember
Cut-in

Pengisian darurat pada sistim


steering hydraulic, pada saat
engine mati
Katup yang dipasang pada
pompa, digunakan untuk
mengatur perubahan sudut
Swasplate
Istilah pada katup Relief Valve
pada saat pertama membuka
Componen yang digunakan untuk
menghubungkan dari satu frame ke frame
lain.

Istilah pada saat tekanan pompa

Cut-out

De-Stroke
Hidrostatic Steering
HMU
Knuckle

Major Bogies
Make Up Valve
Minor Bogies
Module Notes
Neutralizer Valve
Off highway

pressure comes in
steering hydraulic
system.
The term when pump
pressure comes out from
steering hydraulic
system.
The term when
swasplate moving
reverse.
Steering system using
quiet fluid mechanical
principle.
Hand Metering unit
The connector between
the two front wheels
with flexible
differential.
Support at upper roller
Dozer.
Valve used to increase
the pressure.
Support at lower roller
Dozer.
Manual book to repair.
Valve used to neutralize
pressure.
Equipment operates offhighway.

mengisi ke sistim hydraulic


steering.
Istilah pada saat tekanan pompa
keluar dari sistem hydraulic
steering
Istilah pada saat swasplate
bergerak kearah mundur
Sistem kemudi yang
menggunakan prinsip Mekanika
fluida diam.
Hand Metering unit
Penghubung antara kedua roda
depan dengan penggerak
( Differential ) secara flexsible.
Tumpuan pada roller Dozer
bagian atas.
Katup yang digunakan untuk
menaikan tekanan
Tumpuan pada roller Dozer
bagian bawah
Panduan untuk melakukan
perbaikan
Katup yang digunakan untuk
menetralkan tekanan
Kendaraan yang bergerak di luar
jalan Raya

Out of Roundness
Overslung
Pilot
Power Steering

Power Steering Integral


Preload
Pressure Stand By

Wheel term which is out


of round/defeat.
The position of spring
placing over the axle.
Indirectly controller
system.
Steering system which is
assisted by using
hydraulic power to
increase the response.
Controller unit is in the
steering gear.
Pre load at the bearing.
Pressure kept when
equipment is not
operated.

Istilah pada roda kendaraan yang


tidak bulat / cacat
Posisi penempatan spring diatas
Axle
Sistim pengontrol secara tidak
langsung
Sistim kemudi yang dibantu
dengan menggunakan tenaga
Hydraulic untuk meningkatkan
respon.
Unit pengontrol berada didalam
roda gigi steering.
Pembebanan awal pada sebuah
bearing
Tekanan yang terjaga pada saat
alat tidak bekerja

Pressure Tap
Pre-start

Putty
Sector Gear
Shoulder plunger
Shuttle Valve
Spline
Steering Differential
Steering Frame Lock
Steering Wheels
Stub Shaft
Transmission
Powershift
Underslung
UP-Stroke
Viscosity

Valve used to connect


between gage and
system.
Valve position
represented when
equipment is not
operated.
Support at steering stop
in the wheel loader.
Gear centre laid on the
steering gear.
The shoulder at valve
lever.
Shuttle valve used to
direct the flow.
The groove which is on
the shaft.
Steering system at
Dozer that can turn the
two discrete wheels.
Lock system used at
mechanically steering
loader.
Steering wheel driven
by operator.
The main shaft of a gear
box.
Gear rasio movement at
transmission using
hydraulic power aid.
The position of spring
placing under axle.
The term when
swasplate move
forward.
Viscosity measure at oil.

Katup yang digunakan untuk


menghubungkan alat ukur
dengan sistim
Posisi katup yang ditunjukan
pada saat kendaraan tidak
digerakan
Pengganjal pada steering stop
pada wheel loader
Pusat / pertengahan gigi yang
terletak pada steering Gear.
Dudukan (bahu) pada tuas katup
Katup bolak-balik yang
digunakan untuk mengarahkan
aliran
Alur yang terdapat pada sebuah
poros
Sistim steering pada Dozer yang
bisa melakukan arah putaran
kedua roda yang berlainan
Sistim pengunci yang digunakan
pada steering loader secara
mekanikal
Roda Kemudi yang digerakan
oleh operator
Poros utama sebuah gear Box
Perpindahan rasio gigi pada
transmisi yang menggunakan
bantuan tenaga hidrolik
Posisi penempatan spring
dibawah axle
Istilah pada saat swasplate
bergerak kearah maju
Ukuran kekentalan pada oli

C. KENDALA-KENDALA YANG DI HADAPI


1.

Selama praktek lapangan terkadang karena kurangnya pengawasan koneksifitas


serta pengawasan oleh guru pembimbing kadang kala pada hari awal bekerja
sangat canggung dalam bekerja.

2.

Berhadapan dengan kurun waktu yang sangat cepat untuk penyesuaian diri
dengan dunia industry yang saya hadapi.

3.

Menghadapi kesusahan saat bekerja karena minimnya pengetahuan akan


permasalahan yang dihadapi saat itu.

4.

Menghadapi kesusahan saat bekerja karena masih kurangnya TOOLS yang


sering di butuhkan.

5.

Sering terhambatnya suatu pekerjaan yang di karenakan tidak adanya Speart


Part pada saat itu atau masih dalam tahap pemesanan yang dimana menyita
waktu begitu lama.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan Pendidikan Sisitem Ganda (PSG). Penulis
bisa menyimpulkan bahwa dengan diadakan praktek kerja lapangan maka penulis
mengetahui prosedur yang ada di suatu perusahaan serta mendapatkan
pengalaman kerja yang mana penulis belum pernah dapatkan di sekolah,
sehingga penulis dapat mengetahui cara kerja yang dibutuhkan dalam perusahaan
itu sendiri.

B. SARAN-SARAN
1. Saran Untuk Sekolah
Dengan permohonan pada uraian diatas, maka sebagai seorang siswa
atau pelajar penerus generasi muda, wajib mengisi masa mudanya dengnan
belajar.
Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin memberikan saran atau masukan
kepada sekolah yaitu :
a. Mengingat jumlah siswa yang semakin banyak dari tahun ke tahun maka saya
sebagai penulis menyarankan agar tahun-tahun mendatang, Siswa Praktek
Kerja Lapangan agar sering di kunjungi karena minimnya pergaulan dengan
kakak-kakak perusahaan.
2. Saran Untuk Perusahaan

a. Mengingat jumlah siswa yang semakin banyak dari tahun ke tahun maka saya
sebagai penulis menyarankan agar tahun-tahun mendatang, di

PT.KPI

menerima lebih banyak lagi Siswa Praktek Kerja Lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PSG IRFAN FRIYANTO ( tahun 2011/2012)


MODUL HDMGAB ( penerbit, asia pacific learning caterpillar drive

tullamarine Victoria Australia 3043/2003 )


LAPORAN PSG ILHAM ( tahun 2011/2012)
BASIC VEHICLE MECHANICS INTRO ( penerbit, caterpillar tahun 2003)

Anda mungkin juga menyukai