Outline MP
Outline MP
Oleh:
Fauzia Halida
25010114410045
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konvensi PBB tentang Hak Anak yang ditetapkan oleh Majelis Umum
PBB pada tahun 1989 secara tegas menetapkan hal-hal penting tentang hakhak yang melekat pada diri anak. Di negara Indonesia, Undang-Undang Dasar
tahun 1945 secara jelas juga mengatur tentang hak-hak anak. Seperti yang
tertuang dalam pasal 28B ayat 2, Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Berkaitan dengan itu, Indonesia telah
menetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak sebagai Pelaksanaan Konvensi PBB tentang Hak Anak. Selanjutnya
ditetapkan pula Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 yang ditandatangani
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Januari 2005.
Dalam Bab 12 Lampiran Perpres tersebut tercantum tentang peningkatan
Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta Kesejahteraan dan
Perlindungan Anak. Melalui Perpres ini, Pemerintah berupaya meningkatkan
kesejahteraan anak dan mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria,
dan berakhlak mulia; serta melindungi anak terhadap berbagai bentuk
kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (KPP) bersama sektor
pemerintah terkait, organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat
mengembangkan model Kota Layak Anak, yaitu kota yang di dalamnya telah
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi sistem pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Semarang tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai kesesuaian sistem pengelolaan obat di Instalasi Farmasi
Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2015 dengan indicator
evaluasi pengelolaan obat.
b. Menilai efektifitas pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Semarang tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaaat Teoritis
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi dalam sisitem
pengelolaan obat.
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan sistem pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
b. Meningkatkan efektifitas pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Obat
1. Perencanaan Obat
2. Pengadaan Obat
3. Penyimpanan Obat
4. Distribusi Obat
5. Penggunaan Obat
6. Penghapusan Obat
7. Pencatatan dan Pelaporan Obat
B. Instalasi Farmasi Semarang
1. Kedudukan
2. Visi, Misi, dan Tujuan
3. Tugas Pokok dan Fungsi
4. Struktur Organisasi
C. Indikator Evaluasi Pengelolaan Obat
1. Alokasi Dana Pengobatan
2. Ketepatan Perencanaan
3. Tingkat Ketersediaan Obat
4. Kesesuaian Item Obat yang Tersedia Dengan Doen
5. Persentase Rata-Rata Bobot dari Variasi Persediaan
6. Persentase Rata-Rata Waktu Kekosongan Obat
7. Persentase Penyimpangan Jumlah Obat Yang Didistribusikan
8. Persentase Obat yang Tidak Diresepkan
9. Persentase Nilai Obat Kadaluarsa
10. Persentase dan Nilai Obat Rusak
11. Ketepatan Waktu Pengiriman LPLPO
D. Kerangka Teori
Perencanaan Obat
Pengadaan Obat
Penyimpanan Obat
Distribusi Obat
Penggunaan Obat
Penghapusan Obat
Pencatatan dan Pelaporan Obat
Indikator
Pengelolaan
Obat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang
dilakukan
merupakan
penelitian
Definisi Istilah
1.
Penguatan
Adanya
kelembagaan
perundang-
Cara Ukur
peraturan Analisis
data
undangan
dan sekunder
kebijakan
dan
pemenuhan
anak,
hak wawancara
jumlah
Alat Ukur
Hasil Ukur
Data
Informasi tentang
sekunder
penguatan
dan
kelembagaan yang
pedoman
menjdi
wawancara
implementasi
pedoman
Kabupaten
peraturan
Purbalingga
perundang-
menjadi
undangan
dan
kebijakan, tersedia
SDM,
anak,
ada
data
keterlibatan
lembaga
masyarakat dalam
pemenuhan
hak
anak,
dan
keterlibatan
dunia
usaha
dalam
Kabupaten Layak
Anak
pemenuhan
hak
anak
2.
yang
anak
dan
anak Analisis
terintegrasi data
mendapatkan sekunder
Data
Informasi tentang
sekunder
hak
dan
partisipasi
sipil
akta
kelahiran, dan
pedoman
yang
fasilitas
informasi wawancara
wawancara
pendorong
layak
anak,dan
jumlah
dan
anak
menjdi
implementasi
kelompok
Kabupaten
anak.
Purbalingga
menjadi
Kabupaten Layak
Anak
3.
Hak
Persentase
lingkungan
usia Analisis
Data
Informasi tentang
sekunder
Hak lingkungan
keluarga dan
dan
keluarga dan
pengasuhan
tersedia
pedoman
pengasuhan
wawancara
alternatif anak
lembaga dan
bagi wawancara
orang tua/keluarga
yang menjadi
tentang pengasuhan
pendorong
dan
implementasi
perawatan
Kabupaten
lembaga
Purbalingga
kesejahteraan
menjadi
Kabupaten Layak
yang
Anak
memenuhi
persyaratan.
4.
Hak
Angka
Kematian Analisis
kesehatan
Bayi
dasar dan
prevalensi
kesejahteraan
kekurangan
anak
pada
(AKB), data
sekunder
gizi dan
balita, wawancara
presentasi
ASI
eksklusif,
jumlah
pokok
ASI,
presentasi
imunisasi
jumlah
yang
dasar,
memberikan
pelayanan
kesehatan
mental,
dan
jumlah
Informasi tentang
sekunder
Hak kesehatan
dan
dasar dan
pedoman
kesejahteraan anak
wawancara
yang menjadi
pendorong
implementasi
Kabupaten
Purbalingga
lembaga
reproduksi
Data
yang
memperoleh akses
menjadi
Kabupaten Layak
Anak
peningkatan
kesejahteraan,
persentase
tangga
akses
rumah
dengan
air
dan
bersih,
tersedia
kawasan
tanpa
rokok
5.
Hak
Angka
partisipasi Analisis
Data
Informasi tentang
pengembanga
PAUD,
persentasi data
sekunder
Hak
n pendidikan,
Wajar
dan
pengembangan
pemanfaatan
pedoman
pendidikan,
waktu luang
wawancara
pemanfaatan
dan kegiatan
sekolah
yang
budaya anak
memiliki program,
kegiatan budaya
sarana,
tahun, sekunder
dan
prasarana
pendorong
perjalanan anak ke
implementasi
Kabupaten
dan
Purbalingga
fasilitas
tersedia
untuk
menjadi
Kabupaten Layak
rekreatif
Anak
yang
Hak
Persentase
anak Analisis
Perlindungan
yang
Khusus Anak
perlindungan
memerlukan data
khusus
sekunder
yang dan
memperoleh
wawancara
pelayanan,
khusus
berhadapan
dengan
hukum
(ABH)
yang
diselesaikan
sekunder
Hak Perlindungan
dan
pedoman
menjadi
wawancara
pendorong
keadilan restoratif
(restorative
Adanya
mekanisme
penanggulangan
bencana
yang
memperhatikan
kepentingan
Kabupaten
Purbalingga
menjadi
Kabupaten Layak
Anak
dengan pendekatan
justice),
Informasi tentang
implementasi
presentase
anak
Data
anak
dan
Presentase
anak
dibebaskan
yang
dari
bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk
anak
7.
Kesiapan
Kesiapan
Analisis
Data
Informasi
Kabupaten
pemenuhan
data
sekunder
mengenai evaluasi
Purbalingga
indikator
sekunder,
indikator
kesiapan
menjadi
Kabupaten Layak
observasi,
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Anak yaitu
dan
Layak
Purbalingga
Layak Anak
penguatan
wawancara
Anak
kelembagaan dan
studi
kelima kluster
literatur
faktor
kabupaten Layak
yang
mempengaruhinya
Anak
E. Sumber Data Penelitian
1. Data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui
wawancara informan key (key informant interviewing), observasi langsung
yang bersifat partisipasi pasif serta dokumentasi. Wawancara dan observasi
peneliti
berusaha
mewawancarai
responden
yang
paling
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman KLA, 2006.
2. Data LPPA Jateng , 2009.
3. Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak dalam Peraturan Bupati
Purbalingga no.66 tahun 2014 tanggal 1 November 2014.
4. Moleong, L.J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2007.
5. Soekidjo Notoatmojo. Metologi Penelitin Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka
Cipta Edisi Revisi, 2005
6. Beni Ahmad Saebani. Metode Penelittian. CV. Bandung, Pustaka Setia,.2008.
7. Anonim. Buku Panduan Diskusi kelompok. 2006.
8. Bungin, H.M. Burhan. Penelitian Kesehatan. Jakarta, Kencana, 2007.
9. Soekidjo Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta,
Rineka Cipta, 2010
10. Sumiyati, Pawit. Analisis Kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Semarang dalam Pelaksanaan BPJS tahun 2014 (skripsi). Semarang,
Universitas Diponegoro, 2014.