Anda di halaman 1dari 17

Bagian 2

BUMI DAN SEJARAHNYA

BUMI SEBAGAI ANGGOTA TATA SURYA


Umumnya bangsa Yunani dan orang-orang abad pertengahan
dulu

berpegang

pada

teori

Geosentris,

yaitu

teori

yang

menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta berada


dalam keadaan diam dan planet-planet lain bergerak mengitarinya.
Teori ini bertahan cukup lama (sampai Abad 14). Baru pada tahun
1540-an,

seorang

Astronom

Polandia

bernama

Nicolaus

Copernicus menyatakan teori Heliosentris, yaitu teori yang


menganggap Matahari sebagai pusat dan planet-planet termasuk
Bumi sebagai anggotanya bergerak mengitari Matahari.
Selain oleh planet-planet, benda-benda antarplanet seperti komet,
asteroid, dan meteoroid juga bergerak mengitari Matahari. Sistem
dengan Matahari sebagai pusat yang dikitari oleh planet-planet
dan benda-benda antar planet, komet, asteroid, dan meteoroid
dinamakan Tata Surya.

PENGELOMPOKAN PLANET
Sampai saat ini telah ditemukan sembilan planet. Urutan
kesembilan planet tersebut mulai dari yang terdekat Matahari :

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

1. Merkurius
2. Venus
3. Bumi
4. Mars
5. Jupiter
6. Saturnus
7. Uranus
8. Neptunus
9. Pluto.

Gambar Tata Surya

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

Matahari bersinar karena sumber cahaya yang ada dalam


matahari

itu

sendiri.

Karena

matahari

tergolong

bintang.

Planet-planet tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Planet-planet,


bersinar karena planet-planet memantulkan cahaya Matahari yang
diterimanya.
Planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dapat dilihat
dengan mata telanjang (tanpa menggunakan teleskop). Karena itu,
kelima planet ini telah dipelajari oleh para astrologis selama ribuan
tahun. Ketiga planet lainnya ditemukan setelah penemuan
teleskop. Uranus ditemukan oleh Herschel pada malam hari,
tanggal 13 Maret 1781. Neptunus ditemukan berdasarkan
perhitungan John Couch Adams dan Le Verrier dan dilihat
pertama kali di langit pada tanggal 23 September 1846 oleh
Johann G. Galle (1812-1910), Asisten Kepala Observatorium
Berlin. Pluto ditemukan berdasarkan perhitungan ahli matematik,
Percival Lowell, dan dilihat pertama kali di langit oleh Clyde W.
Tombaugh pada tanggal 13 Maret 1930. Percival Lowell dan Clyde
W. Tombaugh bekerja pada Observatorium Lowell, Arizona,
Amerika Serikat. Sekarang para Astronom sedang berusaha
mencari planet kesepuluh.
Ada

tiga

cara

pengelompokan

planet-planet.

Pertama,

planet-planet dikelompokkan dengan bumi sebagai pembatas,


yaitu: Planet Inferior dan Planet Superior. Planet inferior adalah
planet-planet yang orbitnya terletak di dalam orbit bumi mengitari
matahari. Yang termasuk planet inferior hanya dua planet:

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

Merkurius dan Venus. Planet superior adalah planet-planet yang


orbitnya terletak di luar orbit bumi mengitari matahari. Yang
termasuk planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto.
Kedua, planet-planet dikelompokkan dengan lintasan Asteroid
sebagai pembatas, yaitu: planet dalam (Inner Planets) dan planet
luar (Outer Planets). Planet Dalam adalah planet-planet yang
orbitnya di sebelah dalam lintasan asteroid. Yang termasuk planet
dalam adalah: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet Luar
adalah planet-planet yang orbitnya di sebelah luar lintasan
asteroid. Yang termasuk planet luar adalah: Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Ketiga, planet-planet dikelompokkan berdasarkan ukuran dan
komposisi bahan penyusunnya, yaitu: Planet Terrestrial dan Planet
Jovian. Planet terrestrial adalah planet-planet yang ukuran dan
komposisi penyusunnya (batuan) mirip dengan Bumi. Yang
termasuk planet terrestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars. Planet Jovian atau Planet Raksasa adalah planet-planet
yang ukurannya besar dan komposisi penyusunnya mirip Yupiter,
yaitu terdiri dari sebagian besar es dan gas hidrogen. Yang
termasuk Planet Jovian adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Pluto tidak mirip dengan Bumi atau Jupiter dan banyak
astronom telah mengusulkan agar Pluto dikelompokkan sebagai
sebuah asteroid (planet kecil).

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

STRUKTUR DAN KOMPOSISI BUMI


Dari data seismik pada bawah permukaan, para ahli geologi
mendapatkan data bahwa struktur bumi dapat dibagi menjadi tiga
bagian yang utama, yaitu Kerak (Crust), Selubung (Mantle) dan
Inti (Core). Bersamaan dengan bukti geofisika data ini juga
memberikan suatu bukti fisik mengenai bahan penyusun dari tiga
bagian utama tersebut.
A
ILUSTRASI LAPISAN-LAPISAN BATUAN PADA BUMI

A
Inti
Mantel

Inti

Mantel
Kerak

Kerak
Inti
Mantel
Kerak

Gambar Struktur Bumi

STRUKTUR BUMI
1. Kerak (Crust)
Kerak bumi memiliki kisaran ketebalan antara 4-70 km, dan
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak
samudera. Berdasarkan Teori Tektonik Lempeng bahwa
lempeng samudera dan lempeng benua tersebut bergerak satu

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

Gambar Penampang Bumi

Gambar Zona Komposisi Bumi

10

11

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

sama lain akibat arus konveksi magma didalam mantel bumi.


Akibat pergerakan lempeng-lempeng tersebut, maka terjadi
interaksi antar lempeng. Batas pertemuan antar lempeng
(Plate Boundaries) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Batas Konvergen (Batas lempeng yang saling mendekat)
Batas Konvergen dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Zona

Subduksi

(Subduction

Zone),

yaitu

batas

pertemuan lempeng dimana terjadi interaksi antara


lempeng benua dengan lempeng samudera. Pada batas
pertemuan lempeng ini, lempeng samudera menujam
kebawah lempeng benua. Hal ini disebabkan karena
berat jenis lempeng benua lebih kecil daripada lempeng
samudera. Contoh Bukit Barisan (Sumatera).

Gambar Zona Subduction

12

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

b. Collision,
lempeng

yaitu batas lempeng


samudera

dan

samudera dengan

lempeng

benua

lempeng benua. Contoh Pegunungan Himalaya.

Gambar Batas Konvergen Antar Lempeng


Benua

Gambar Batas Konvergen Antar Lempeng


Samudera

dengan

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

13

2. Batas Divergen (Batas lempeng yang saling menjauh)


Batas divergen disebut juga zona pemekaran (Spreading
Zone). Contohnya adalah pematang tengah samudera (Mid
Oceanic Ridge).

Gambar Spreading Centre

3. Sesar Transform
Adalah pertemuan batas lempeng yang saling berpapasan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kerak dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kerak Benua
2. Kerak Samudera

Kerak Benua (SiAl), terdiri dari batuan yang ringan yang


mengandung banyak silika (SiO2), dan terdiri dari batuan
kristalin dengan unsur-unsur utama Si dan Al. Kerak benua

14

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

disebut

juga

lapisan

granitis

karena

batuan

yang

membentuk kerak tersebut susunan utamanya terdiri dari


batuan granit walaupun tidak seluruhnya.

Kerak Samudera (SiMa), terdiri dari batuan yang sangat


padat, berwarna gelap dan tersusun dari unsur Si dan Mg.
Kerak samudera dapat disebut juga lapisan basaltis karena
batuan penyusunnya terutama basalt.

Alas Kerak ditandai dengan Mohorovicic Discontinuity,


lapisan tebal yang membentang sampai ke bagian yang
cair di dalam bumi. Lapisan ini berada pada kedalaman
13 km pada kerak samudera, di kerak benua berada pada
kedalaman 35 km, sedangkan pada busur vulkanik berada
pada

kedalaman

60

km.

Lapisan

ini

memisahkan

keheterogenan kerak dari pengaruh mantle yang homogen.

Gambar Kerak Bumi

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

15

2. Selubung Bumi (Mantle)


Lapisan yang dicirikan dengan meningkatnya kecepatan
pada gelombang-gelombang panas ini disebut selubung.
Tebal selubung ini mencapai 2900 km dihitung dari dasar
kerak bumi. Selubung bumi diperkirakan memiliki banyak
mineral dan feromagnesa, bahan yang dikandung mineral
ini lebih padat dibandingkan dengan kerak. Memiliki
komposisi dari oksida besi padat, Mg dan SiO2, dan
cenderung memiliki

Gambar Selubung dan Inti Bumi

16

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

komposisi yang relatif sama. Mantle terbagi menjadi 2 bagian,


yaitu :
Mantle atas, bersifat plastis atau semiplastis dengan
kedalaman 400 km.
Mantle bawah, memiliki kedalaman 1000-2900 km
dengan komposisi oksida besi padat Mg dan SiO2.
3. Inti Bumi (Core)
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam bumi dengan
memiliki kedalaman 2900-6371 km. Inti bumi dapat dibagi
menjadi menjadi 2 bagian, yaitu :

Inti luar, memiliki kedalaman 2900-5100 km tersusun


oleh komposisi sedikit silika, belerang dan O2 (cair).

Gambar Inti Luar

17

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

Inti

dalam,

memiliki

kedalaman

5100-6371

km,

berkomposisi besi padat(Fe), dan nikel(Ni) padat.

Gambar Inti Dalam

Peranan Ilmu Geologi dan Perkembangannya


Ilmu geologi seperti juga ilmu biologi, meteorologi dan astronomi
merupakan bagian dari pengetahuan alam yang mempelajari
benda-benda yang terdapat di alam raya. Satu-satunya jalan untuk
mengetahui benda-benda tersebut melalui bantuan panca indera.
Masalahnya adalah apakah sebenarnya benda itu, apakah akan
sama dengan apa yang kita lihat atau apakah ia berbeda dengan
yang kita lihat. Perbedaan tersebut memunculkan pengetahuan
mengenai

filsafat.

Filsafat

dan

pengetahuan

alam

mulai

18

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

berkembang, pada waktu manusia itu memisahkan diri dari nenek


moyangnya, mencari jati diri mengenai sang pencipta alam ini.
Yang sangat penting dari sifat keingintahuan setiap rohani
manusia darimana lambat laun ilmu tersebut berkembang, dari
sifat ingin tahu praktis sampai yang kompleks seperti sekarang.
Contohnya

peristiwa

gempabumi,

kepercayaan dan tahayul.

sering

dikaitkan

dengan

Misalnya nenek moyang dari kaum

Ugandi di Afrika percaya bahwa bumi terletak di sebuah gunung


batu di danau Viktoria. Gempabumi terjadi karena Muasasa, Dewa
yang mendiami danau itu karena sering berjalan-jalan mengelilingi
danau tadi.
Kini kita mengetahui bahwa gempabumi itu adalah sebuah gejala
geologi yang terjadi karena pelepasan tenaga-tenaga yang
terkumpul

didalam

bumi.

Sekarang

manusia

tidak

lagi

menerangkan sesuatu kejadian dengan pertolongan kepercayaan


atau hipotesis yang samar-samar. Akan tetapi pengetahuan itu
mempunyai satu tujuan, yaitu mencari suatu teori yang dapat
menerangkan

jalannya

proses

alam.

Pengetahuan

lama

mempunyai tugas utama untuk menggambarkan atau melukiskan


sesuatu secara deskriptif berlainan dengan pengetahuan normatif
yang berhubungan dengan etika dan moral sosial. Dengan begitu
kita dapat menyimpulkan suatu peristiwa dengan data-data yang
ada secara ilmiah dan benar tidaknya kita uji kembali melalui
percobaan-percobaan serta eksperimen di laboratorium.

19

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

Geologi juga merupakan pengetahuan sejarah. Marilah kita


mengikuti dahulu cara kerja seorang arkeologi atau ahli purbakala
sebelum melihat dari dekat pekerjaan seorang geologi. Arkeolog
mencoba merekonstruksi kejadian-kejadian yang telah terjadi
beribu-ribu tahun yang lalu dengan pertolongan dokumendokumen serta peninggalan nenek moyang. Material-material
serta bahan-bahan galian disusunnya, patung, barang logam
ditempatkan dalam satu urutan kronologis tertentu baik yang
terbengkalai di permukaan tanah maupun benda-benda tersebut
harus digali guna mendapatkannya. Bila lebih dalam lagi ia
menggali, seiring bahan galian ini disertai pula sisa binatang yang
sudah punah dan mencapai batuan dasar. Disinilah berakhirnya
penyelidikan arkeolog karena tidak ada lagi peninggalan nenek
moyangnya yang dapat ditemukannya, oleh sebab dalam zamanzaman yang lebih tua dari ini belum muncul dibumi. Pekerjaan
arkeolog ini diteruskan oleh ahli Geologi dengan menyelidiki
lapisan-lapisan bumi yang lebih dalam lagi yang dibentuk berpuluh
bahkan beratus juta tahun yang silam.

Teori Malapetaka Versus Konsep Uniformitarisma


Perubahan sedikit demi sedikit yang kini sedang berlangsung
sangat lambatnya, oleh ahli Geologi dahulu tidak pernah
dihubungkan

ataupun

dipersamakan

dengan

proses-proses

geologi dahulu terkenal dengan Teori Malapetaka yang mencoba


menerangkan gejala-gejala geologi itu dengan perubahan yang

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

20

revolusioner melawan Teori Uniformitarisma yang menerangkan


bahwa proses-proses alam terjadi secara sistematis (relatif
perlahan-lahan) dan berkesinambungan.

Teori Malapetaka (Catastrophism)


Teori ini dicetuskan oleh Cuvier, seorang berkebangsaan Perancis
pada tahun 1830. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari tiap
zaman itu berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi
maka hewan-hewan ini musnah. Sesudah malapetaka tadi muncul
hewan dan tumbuhan baru sehingga teori ini lebih umum disebut
teori malapetaka.

Teori Uniformitarisma
Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi The
Present is The Key to The Past, yang berarti kejadian sekarang
adalah cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu,
sehingga segala kejadian alam yang sekarang terjadi dengan
mekanisme yang lambat dan proses yang berkesinambungan
seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlangsung.
Hal ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunugan
besar, lembah serta tebing curam tidak terjadi oleh suatu
malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi oleh proses alam yang
berjalan dengan sangat lambat.
Yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah :

Bagian 2 Bumi dan Sejarahnya

21

Proses-proses yang terjadi di alam berlangsung secara


berkesinambungan.

Proses-proses alam yang terjadi sekarang merefleksikan


proses yang terjadi pada masa lampau dengan intensitas
yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai