Anda di halaman 1dari 24

Azas Kekekalan Energi

Energi merupakan kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerjayang


dimiliki oleh suatu zat. Suatu proses dapat terjadi karena adanya energi yang dimiliki
zat tersebut. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat
mengalami perubahan dari bentuk energi tertentu menjadi energi lainnya.
Setiap zat mempunyai energi kinetic dan energi potensial. Jumlah energi kinetic dan
energi potensial dari suatu zat disebut dengan energi dalam ( U ). Energi dalam tidak
dapat diukur. Yang dapat diukur adalah perubahan energi dalam ( U). Perubahan
energi dalam sama dengan jumlah kalor (q) dan kerja
. Kalor (q) yang dimiliki
oleh zat pada tekanan tetap disebutu juga dengan entalpi ( H).
Perubahan entalpi ( H) terjadi selama proses penambahan atau pelepasan kalor.
Besarnya perubahan entalpi adalah selisih jumlah entalpi hasil reaksi dengan jumlah
entalpi pereaksi.
H = H produk H reaktan
Termokimia
Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari
dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termal nya .
Berdasarkan perubahan panas atau suhu yang mengikutinya, reaksi dibedakan menjadi
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Reaksi eksoterm dan endoterm
Gambar Peristiwa endoterm (kanan) dan eksoterm (kiri)
a. Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada
reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga H = negatif ( )
Contoh :

C(s) + O2(g) CO2(g) + 393.5 kJ ; H = -393.5 kJ


b. Reaksi endoterm
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi
tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga H = positif ( + )
Contoh :
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)- 178.5 kJ ; H = +178.5 kJ.

PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dari semua bentuk energi yang
dimiliki zat tersebut yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan entalpi (H) dapat
ditentukan dari jumlah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh reaksi kimia.
Istilah yang digunakan pada perubahan entalpi :
1. Entalpi Pembentukan Standar ( Hf ):
Simbol f dari kata formation yang berarti pembentukan. Hf yaitu H untuk
membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsure unsurnya yang diukur pada
keadaan standar yaitu suhu 25 C (298 K) dan tekanan 1 atm.
Contoh :
H2(g) + 1/2 O2(g)

H2O (l)

Hf = -285.85 kJ

Penjelasan : 1 mol air ( H2O) terbentuk dari 1 mol unsur hidrogen ( H2) dan mol
unsur oksigen ( O2). Unsur hidrogen dan unsur oksigen pada kondisi standar
berbentuk gas. Pada reaksi tersebut dibebaskan energi sebesar 285,85 kJ

Pada pembentukan 1 mol gas asetilena C2H2 dari grafit ( C) dan gas hidrogen
diperlukan energi sebesar 226,7 kJ. Persamaan termokimianya adalah :
2 C(grafit) + H2(g)

C2H2(g)

Hf = + 226,7 kJ

Penjelasan : C pada kondisi standar berbentuk grafit.

2. Entalpi Penguraian ( Hd, dari kata decompotition atau peruraian).


Hd yaitu H dari penguraian 1 mol persenyawaan
unsur-unsurnya (= Kebalikan dari H pembentukan).
Contoh : H2O(l)

langsung menjadi

H2(g) + 1/2 O2(g) ; H = +285.85 kJ.

3. Entalpi Pembakaran Standar ( Hc ).


Subskrip c berasal dari kata combustion atau pembakaran. Hc yaitu H untuk
membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan
tekanan 1 atm.
Contoh: CH4(g) + 2O2(g)

CO2(g) + 2H2O(l) ; Hc = -802 kJ.

4. Entalpi Reaksi:
H dari suatu persamaan reaksi di mana zat-zat yang terdapat dalam persamaan reaksi
dinyatakan dalam satuan mol dan koefisien-koefisien persamaan reaksi bulat
sederhana.
Contoh: 2Al + 3H2SO4

Al2(SO4)3 + 3H2 ; H = -1468 kJ

Contoh Soal

1. Diketahui Hd C2H4(g)

= + 52,5 kJ/mol

a. Tuliskan persamaan termokimia peruraian C2H4


b. Tuliskan persamaan termokimia pembentukan C 2H4
c. Tentukan H untuk pembentukan 4 mol C2H4
Jawab :
a
C2H4

Persamaan termokimia peruraian C2H4


2C(grafit) + 2H2(g)

H = + 52,5kJ

Persamaan termokimia pembentukan C2H4

2C(grafit) + 2H2(g)

C2H4

H = 52,5 kJ

c. H pembentukan 4 mol C2H4 = 4 mol x ( 52,5 kJ/mol ) = 210 kJ

2. Diketahui Hf H2O(l) = + 286 kJ/mol


a. Tentukan persamaan termokimia untuk peruraian H 2O
b. Tentukan H untuk pembentukan 9 gram H2O ( Mr H2O = 18)

3. Diketahui Hc C3H8(g) = 1220 kJ/mol


a. Tuliskan persamaan termokimianya

b. Tentukan H untuk pembakaran 4,4 gram C3H8 ( Mr = 44)

Perhitungan H Reaksi

Berdasarkan Hukum Hess

Kalor reaksi yang dilepaskan atau diserap oleh suatu reaksi tidak tergantung
pada jalannya reaksi , tetapi tergantung pada keadaan zat-zat yang bereaksi dan zat-zat
hasil reaksi.
Jadi hukum Hess dapat digunakan untuk menghitung besarnya perubahan entalpi pada
suatu reaksi tertentu dengan menentukan keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.
Diketahui diagram siklus sebagai berikut :

Maka reaksinya bisa digambarkan sebagai berikut :

Jadi H3 = H1 + H2

Contoh soal :
Tentukan perubahan entalpi ( H) dari reaksi :

S(g)

+ 3/2 O2(g)

SO3(g)

Bila diketahui :
S(g) + O2(g)
SO3(g)

SO2(g)
SO2(g)

H = 297 kJ/ mol.(i)


+ O2(g)

H = -99 kJ/mol ..(ii)

Jawab
Reaksi :
S(g)

+ 3/2 O2(g)

SO3(g)

Tahap reaksi (i) dan (ii) harus disusun sedemikian rupa sehingga kalau dijumlahkan
akan sama dengan persamaan reaksi yang diharapkan. Agar SO 3 berada disebelah
kanan, maka reaksi tahap (ii) harus dibalik. Sedang reaksi tahap (i) tidak perlu di
ubah.
Hasil pengaturan reaksi adalah sebagai berikut :
S(g) +

O2(g)

SO2(g)

H = 297 kJ/ mol.(i)

SO2(g) + O2(g)

SO3(g)

H = +99 kJ/mol .(ii) +

S(g)

SO3(g)

H = 198 kJ/ mol

+ 3/2 O2(g)

2. Perhitungan Entalpi ReaksiBerdasarkan Harga Hf (Entalpi Pembentukan


Standar )
Perubahan entalpi reaksi ditentukan berdasarkan selisih dari perubahan entalpi
pembentukan produk dan perubahan entalpi pembentukan pereaksi.

H = Hf (Produk) Hf (Pereaksi)

Contoh :
Tentukan perubahan entalpi standar untuk reaksi pembakaran 1 mol etana menurut
reaksi
C2H6(g) + 7/2 O2(g)

2 CO2(g) + 3 H2O(g)

Bila diketahui :
Hf CO2(g) = 394 kJ/mol

Hf C2H6(g) = 85 kJ/mol

Hf H2O(g) = 286 kJ/mol

Hf O2(g) = 0 kJ/mol

Jawab :
H = Hf (Produk) Hf (Pereaksi)
= ( 2x Hf CO2(g) + 3x Hf H2O(g) ) (Hf C2H6(g) + 7/2 Hf O2(g) )
= ( 2x ( 394) + 3x ( 286)) (( 85) + 0))
= ( 788 958 ) + 85
= 1561 kJ/ mol

3. Perhitungan Entalpi Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan


Reaksi kimia pada dasarnya terjadi karena adanya pemutusan dan pembentukan
kembali ikatan ikatan kimia dalam suatu zat. Zat-zat pereaksi dapat bereaksi antara
satu dengan lainnya setelah zat tersebut mengalami pemutusan ikatan-ikatannya.
Sedangkan pada zat hasil ( produk) terjadi pembentukan ikatan kembali.

H = EIkatan yang putus E ikatan yang terbentuk

Contoh :
Diketahui energi ikatan :
C = C : 145 kkal/mol

C : 83 kkal/ mol

H : 99 kkal/ mol

H : 104 kkal / mol

Tentukan H dari reaksi :


H

Jawab :
Pada pereaksi terjadi pemutusan ikatan :
1 x C = C ; energi ikatan = 145 kkal/mol
4x C

H ; energi ikatan = 4 x 99 kkal/ mol

1x H

H ; energi ikatan = 1 x 104 kkal/ mol

Jumlah energi pada pemutusan ikatan ; ( 145 + 396 + 104 ) = 645 kkal/ mol

Pada produk terjadi pembentukan ikatan :


1x C

C ; energi ikatan = 83 kkal/ mol

6x C

H ; energi ikatan = 594 kkal/ mol

Jumlah energi pada pembentukan ikatan : ( 83 + 594 ) kkal/ mol = 677 kkal/ mol

H = energi pemutusan ikatan energi pembentukan ikatan


= ( 645 677) kkal/ mol
= 32 kkal/ mol

Contoh Reaksi Eksoterm :

Reaksi pembakaran

Reaksi Respirasi

Reaksi Pembentukan

Reaksi Nuklir

Reaksi netralisasi

Reaksi karbit dengan air

Reaksi alkana dengan asam

Reaksi pembentukan molekul dari atom pada fase gas

Batu kapur direndam dalam air

Uap air menjadi hujan (kondensasi)

Pencampuran air basa lemah

Pencampuran air anhidrat

Pembantukan air/salju di awan

Uap air menjadi air

Air menjadi Es

Contoh Reaksi Endoterm :

Es menjadi air

Air menjadi uap air

Pelarutan urea dalam air

Pembentukan kation dari sebuah atom dalam fase gas

Pemanggangan ion

Mencampurkan air dengan ammonium nitrat

Memisahkan pasangan ion

Mencairkan garam padat

Karbon dipanaskan dengan uap Air

Reaksi Fotosintesis

Pengertian Entalpi (H) dan Perubahan Entalpi ( H)

Menurut teori kinetika, pada suhu di atas 0 0C (> - 2730), setiap materi baik dalam
wujud gas, cair atau padatan, memiliki partikel-partikel yang selalu bergerak secara
acak dan saling bertumbukan dengan total gaya yang saling meniadakan. Karena
memiliki ukuran sangat kecil, maka kita tidak dapat mengamati pergerakan partikel
itu.
Di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif dan proton yang
bermuatan positif. Dengan adanya partikel-partikel, terjadi gaya tarik menarik
antarpartikel yang bermuatan berlawanan dan gaya tolak menolak antarpartikel
yang bermuatan sama.

Pergerakan partikel-partikel dan gaya tolak/tarik antarpartikel tersebut,


menunjukkan adanya energi dalam materi. Jumlah total energi atau kalor yang
terkandung dalam suatu materi disebut entalpi, yang diberi simbol H. Entalpi
suatu zat tidak berubah (tetap) selama tidak ada energi yang masuk atau ke luar.
Entalpi suatu zat tidak dapat diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang
dapat diukur. Suatu zat mengalami perubahan entalpi jika mengalami reaksi kimia
atau perubahan fisika. Perubahan entalpi diberi notasi H. H menyatakan kalor
yang diterima atau dilepas, berupa penambahan atau pengurangan energi suatu
zat dalam suatu proses perubahan materi.

Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Perubahan entalpi bertanda positif jika reaksi membutuhkan atau menyerap


kalor, dan bertanda negatif jika membebaskan kalor. Perubahan entalpi yang
bertanda positif menyatakan bahwa terdapat penambahan entalpi materi.
Sebaliknya, perubahan entalpi yang bertanda negatif menyatakan bahwa terdapat
pengurangan entalpi materi yang bereaksi.
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi
antara sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat
perhatian atau pusat pengamatan. Lingkungan adalah daerah di luar sistem.
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan
kalor dari sistem ke lingkungan.
Pada reaksi eksoterm dibebaskan energi, sehingga entalpi sistem berkurang dan
perubahan entalpi bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm, lingkungan menerima
kalor sehingga terasa panas. Contoh reaksi eksoterm adalah pembakaran.
1. Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan


kalor dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endoterm diperlukan energi, sehingga
perubahan entalpi sistem bertambah dan perubahan entalpi bertanda positif. Pada
reaksi endoterm, lingkungan mengalami pengurangan kalor, sehingga suhu
lingkungan turun dan terasa dingin.
Contoh reaksi endoterm adalah reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH) 2) dan
kristal amonium klorida (NH4Cl) dengan beberapa tetes air. Jika dilakukan pada
tabung reaksi, bagian dasar tabung akan terasa dingin karena sistem menyerap
kalor dari lingkungan.

Perubahan Entalpi Standar (H0)

Perubahan entalpi dapat terjadi pada reaksi kimia maupun pada perubahan fisika.
Perubahan entalpi pada reaksi kimia, bergantung pada jumlah zat yang direaksikan.
Jika pereaksinya semakin banyak, maka perubahan entalpi semakin besar.
Perubahan entalpi pada perubahan fisika berkaitan dengan perubahan wujud zat.
Persamaan reaksi yang menyertakan perubahan entalpi disebut persamaan
termokimia. Pengertian persamaan termokimia berbeda dengan persamaan reaksi
stoikiometri. Pada persamaan reaksi stoikiometri, koefisien reaksi menunjukkan
angka perbandingan jumlah mol, sedangkan koefisien reaksi pada persamaan
termokimia sekaligus menyatakan jumlah mol.
Perhatikan contoh berkut ini !
Persamaan reaksi stoikiometri : 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O(g)
Perbandingan jumlah mol H2 : jumlah mol O2 : jumlah mol H2O = 2 : 1 : 2
Jadi, perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut dapat dinyatakan :
2 mol H2 : 1 mol O2 : 2 mol H2O

Persamaan termokimia : 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O(g) H = - 484 kJ


Pada reaksi antara 2 mol H2 dengan 1 mol dengan 1 mol O2 untuk menghasilkan 2
mol H2O dibebaskan kalor 484 kJ.
Kalor yang dibebaskan atau diperlukan (H) pada suatu reaksi, bergantung pada
suhu dan tekanan saat reaksi berlangsung. Kalor yang dibebaskan atau diperlukan
pada reaksi 1 mol zat yang berlangsung pada suhu 25 0C (298 K) dan tekanan 1 atm
disebut perubahan entalpi standar (H0). Satuan H0 adalah kJ/mol. Perubahan entalpi
standar ini disebut juga kalor reaksi standar.

1. Entalpi Pembentukan Standar (H0f)


Entalpi pembentukan standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau
diperlukan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya, pada
keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi H0f.

Contoh :
Pada pembentukan 117 gr garam dapur (NaCl) dibebaskan kalor 822 kJ. Tulislah
persamaan termokimia pada keadaan standar. Ar Na = 23, Cl = 35,5
Jawab :
Jumlah mol NaCl =
H pembentukan 2 mol NaCl = - 822 kJ,
maka Hf0 NaCl =
kJ mol-1

Jadi persamaan termokimianya : Na(s) + Cl2(g) NaCl(s) H = - 411kJ


1. Entalpi Penguraian Standar (Hd0)
Entalpi penguraian standar menyatakan nilai kalor yang dibebaskan atau
diperlukan untuk proses penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya, pada
keadaan standar (298 K, 1 atm). Entalpi pembentukan standar diberi notasi H0d.
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya,
sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut
menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi
pembentukan pada senyawa yang sama. Dengan demikian, jumlah kalor sama,
tetapi memiliki tanda berlawanan karena reaksi berlawanan arah.
Contoh :
Pada penguraian 11,2 L gas HCl (pada STP) diperlukan kalor 18,2 kJ. Tulislah
persamaan termokimia.
Jawab :
Jumlah mol HCl =
H penguraian 0,5 mol HCl = 18,2 kJ
Hd0 HCl =
Persamaan termokimia : HCl(g) H2 (g) + Cl2 (g) H = 36,4 kJ

1. Entalpi Pembakaran Standar (Hc0)


Entalpi pembakaran standar menyatakan kalor yang dibebaskan untuk proses
pembakaran 1 mol zat (unsur atau senyawa), pada keadaan standar (298 K, 1 atm).

Entalpi pembakaran standar diberi notasi Hc0.


Contoh :
Pada pembakaran 4,4 gr propana dibebaskan kalor 223 kJ/mol. Ar C = 12, H = 1
Jawab :
Jumlah mol C3H8 =
Hc0 C3H8 = Jadi, persamaan termokimianya :
C3H8(g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2O H = -2330 kJ/mol.

Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi

Perhitungan perubahan entalpi atau perubahan kalor pada suatu reaksi


didasarkan pada Hukum Hess, data entalpi pembentukan dan data energi ikatan.
1. Berdasarkan Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henri Hess. Hukum Hess menyatakan
bahwa :
"Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir
(zat-zat hasil reaksi)".
Hukum Hess ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut :

"Perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam


satu tahap maupun beberapa tahap".
Contoh, reaksi pembentukan SO3(g)
(1)
(2)

melalui satu tahap reaksi : S(s) + O2(g) SO3(g) H = - 396 kJ


melalui dua tahap reaksi :

Reaksi (1) : S(s) + O2(g) SO2(g) H = - 297


Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) SO3 (g) H = -99
Jika kedua tahap reaksi pembentukan SO3(g) dijumlahkan, maka diperoleh kalor
reaksi yang sama seperti pada reaksi pembentukan SO 3 (g) pada reaksi (1). Jika kalor
reaksi dijumlahkan, maka juga akan diperoleh kalor reaksi yang sama seperti reaksi
pembentukan SO3 (g) pada reaksi (1).
Reaksi (1) : S(s) + O2(g) SO2(g) H = - 297
Reaksi (2) : SO2(g) + O2(g) SO3 (g) H = -99
S(s) +

(g)

SO3(g) H = - 396

Jadi, nilai entalpi reaksi pembentukan SO 3(g) tetap sama, baik berlangsung melalui
satu tahap ataupun beberapa tehap reaksi.

Contoh :
Reaksi (1) : C2H5OH + 3 O2 2 CO2 + 3 H2O H = - 1386 kJ

Reaksi (2) : 2 CH3CHO + 5 O2 4 CO2 + 4 H2O H = - 2352 kJ


Tentukan H reaksi : 2 C2H5OH + O2 2 CH3CHO + 2 H2O
Jawab :
Perhatikanlah bahwa dari reaksi yang ditanyakan yang dijadikan patokan adalah 2
C2H5OH dan 2 CH3CHO, sedangkan O2 dan 2 H2O tidak dapat dijadikan patokan
karena terdapat pada reaksi (1) dan reaksi (2). Reaksi (1) dikalikan 2 dan reaksi (2)
dibalik sehingga diperoleh :
Reaksi (1) : 2 C2H5OH + 6 O2 4 CO2 + 6 H2O H = - 2772 kJ
Reaksi (2) : 4 CO2 + 4 H2O 2 CH3CHO + 5 O2 H = + 2352 kJ
2 C2H5OH + O2 2 CH3CHO + 2 H2O H = - 420 kJ

1. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan


Berdasarkan cara ini, data entalpi yang diketahui harus berupa data entalpi
pembentukan. Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat
hasil reaksi dianggap mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian
suatu zat sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi memiliki tanda
berlawanan.
p A + q B r C + s D Hr = .....?
H reaksi = Hf0 hasil reaksi - Hf0 pereaksi
= (r Hf0 C + s Hf0 D) - (p Hf0 A + q Hf0 B)
Hf0 O2 tidak diikutsertakan dalam perhitungan entalpi, sebab sesuai dengan
kesepakatan, entalpi unsur dalam bentuk yang lebih stabil dianggap sama dengan

nol.

Contoh :
Diketahui kalor pembentukan(Hf0) dari C2H6 (g), CO2(g), H2O(l) masing-masing adalah
85 , -394 , dan 286 . Tentukan Hc0 pembakaran C2H6(g).
Jawab :
Reaksi Pembakaran C2H6(g) :
C2H6(g) + O2(g) 2 CO2(g) + 3 H2O(l) Hr = ?
Hr = Hf0 hasil - Hf0 pereaksi
= ( 2 Hf0 CO2 + 3 Hf0 H2O ) - (Hf0 C2H6)
= (- 788) 858 + 85 = - 1561
Jadi, Hc0 C2H6(g) = - 1561

1. Berdasarkan Energi Ikatan


Suatu unsur atau senyawa terbentuk melalui ikatan antaratom penyusunnya.
Ikatan-ikatan antaratom ini memiliki harga energi ikatan tertentu.
Pada saat bereaksi, dianggap semua molekul pereaksi memutuskan ikatannya
sehingga menjadi atom-atom bebas. Proses pemutusan ikatan memerlukan
sejumlah energi, sehingga perubahan entalpinya bertanda positif. Selanjutnya,
atom-atom bebas (hasil penguraian pereaksi) ini membentukan zat-zat hasil reaksi

melalui pembentukan ikatan baru. Peristiwa pembentukan ikatan membebaskan


sejumlah energi, sehingga perubahan entalpi bertanda negatif.
p A + q B r C + s D Hr = .....?
Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)

Contoh :
Diketahui kalor pembakaran :
CS2(g) + 3 O2(g) CO2 (g) + 2 SO2(g) H = - 445 kJ
Energi Ikatan () :

O O = 495

S O = 323

C O = 799

Tentukan nilai energi ikatan C S !


Jawab :
S C S + 3 (O O) O C O + 2 (O S O) H = - 445 kJ
Hreaksi=(energi total pemutusan ikatan) - (energi total pembentukan ikatan)

445 = (2 ECS + 3 EOO) - (2 ECO + 4 ESO)

445 = (2 ECS + 3 495) - (2 799 + 4 323)

445 = 2 ECS + 1485 - 1598 - 1292

ECS =
Jadi, energi ikatan C s = 480
A. ENTALPI DAN PERUBAHAN ENTALPI
B. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Pada reaksi kimia, system dapat melepaskan atau menyerap kalor.


1. Reaksi Kimia dengan Sistem Melepaskan Kalor (Reaksi Eksoterm)
Reaksi : R -------> P + q (kalor)
Perubahan entalpi
Simbol

: H = HP HR = - q

: Sistem ----> q

Aliran kalor adalah dari system ke lingkungan


2. Reaksi Kimia dengan Sistem Menyerap Kalor (Reaksi Endoterm)
Reaksi: R + q (kalor) P, atau R P q (kalor)
Perubahan entalpi
Simbol

: H = HP HR = +q

: Sistem q

Aliran kalor adalah dari lingkungan ke system


a.
1.

Contoh Reaksi Eksoterm


Logam Natrium (Na) dimasukkan ke dalam Air
Reaksi : 2Na(s) + 2H2O(l) ---> 2NaOH(aq) + H2(g)
Reaksi tersebut berlangsung dengan cepat dan menimbulkan ledakan. Setelah reaksi berlangsung, suhu larutan
lebih tinggi dari suhu lingkungan sehingga otomatis kalor mengalir dari system (larutan) ke lingkungan.

2.

Pembuatan Etanol dari Hasil Fermentasi Glukosa


Reaksi : C6H12O6 (s)

enzim

2C2H5OH(l) + 2CO2 (g)

Reaksi tersebut berlangsung lambat dengan hasil sampingan berupa gas CO 2. Setelah reaksi berlangsung, suhu
system lebih tinggi dari suhu lingkungan sehingga kalor akan mengalir dari system ke lingkungan.
b.
1.

Contoh Reaksi Endoterm


Urea [ CO(NH2)2] dilarutkan ke dalam Air
Reaksi : CO(NH2)2

(s)

+ H2O(l) ------> CO(NH2)2 (aq) + H2O(l)

Merupakan reaksi pelarutan urea ke dalam air dan berlangsung dengan cepat. Setelah urea larut, suhu system
(larutan) lebih rendah dari suhu lingkungan sehingga kalor mengalir dari lingkungan ke system.
2. Reaksi antara Gas N2 dengan Gas O2
Reaksi : N2 (g) + O2 (g) ------> 2NO2 (g)
Reaksi ini berlangsung pada suhu tinggi. Setelah reaksi berlangsung suhu system mengalami penurunan. Kalor
mengalir dari lingkungan ke system.
c.

Diagram Tingkat Energi untuk Reaksi Eksoterm


Contoh reaksi eksoterm : A + B -----> C + D
H = Hprosuk - HReaktan < 0 atau H = H2 - H1 < 0

d.

Diagram Tingkat Energi Untuk Reaksi Endoterm


Contoh reaksi endoterm : P + Q R + S
H = Hprosuk - HReaktan > 0 atau H = H2 - H1 > 0

Contoh

Diketahui reaksi sebagai berikut : C(s) + O2 (g) ---> CO2 (g)H = -393,5 kJ
Gambarlah diagram tingkat energi untuk reaksi tersebut !
Jawab :
Reaksi : C(s) + O2 (g)

--->

CO2

H = -393,5 kJ

H reaksi ini bernilai negative, berarti reaksi ini adalah reaksi eksoterm.
Diagram tingkat energinya :

3. Perubahan Entalpi Standar (Ho) dan Persamaan Termokimia


1. Perubahan Entalpi Standar

Suatu reaksi kimia biasanya dilakukan pada keadaan standar, yaitu pada suhu reaksi 25 o C (298 K) dan tekanan 1
atm (25o C, 1 atm) atau (298 K, 1 atm). Perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia yang dilakukan pada kondisi
standar disebut perubahan entalpi standar disimbolkan dengan Ho, sedangkan perubahan entalpi dari suatu reaksi
kimia yang dilakukan bukan pada kondisi standar, melainkan pada kondisi sembarang disimbolkan dengan H.
Contoh reaksi kimia yang dilakukan pada keadaan standar.
Ho = -393,5 kJ

C(s) + O2 (g) ----> CO2 (g)

2. Persamaan Termokimia

Persamaan reaksi kimia yang menyertakan perubahan entalpi (H) disebut persamaan termokimia. Nilai H yang
tertera dalam persamaan termokimia, bergantung pada jumlah partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi, yang
dinyatakan

oleh koefisien

reaksinya,

dan

pada fase

zat-zat tersebut.

a. Penulisan koefisien reaksi


Penulisan koefisien reaksi dalam persamaan termokimia akan mempengaruhi H yang tertera.
Contoh: Reaksi gas N2 dan gas H2 yang membentuk gas NH3. H dari reaksi dapat dinyatakan dalam berbagai
nilai yang merupakan kelipatan dari nilai koefisien reaksinya.
N2(g) + 1H2 (g) -----> NH3 (g)
N2

(g)

H = -46,19 kJ
+

3H2

(g)

----->

NH3 (g)

-92,38

kJ

Penggunaan bilangan pecahan dalam koefisien reaksi terkait dengan penulisan


persamaan termokimia untuk H standar.
Ingat :

Jika reaksi dikali x, harga H harus dikali x.


Jika reaksi dibalik, tanda H harus dibalik.

b.Penulisan fase zat


Penulisan fase zat dalam persamaan termokimia akan mempengaruhi nilai H yang tertera. Contoh : Reaksi pembakaran
gas CH4. Reaksi ini dapat menghasilkan gas CO2 dan gas H2O atau gas CO2 dan H2O cair dengan nilai H yang
berbeda.
CH4 (g) + 2O2 (g) ---> CO2 (g) + 2H2O(l)

H = -890,5 kJ

Fase cair
CH4 (g) + 2O2 (g) ---> CO2 (g) + 2H2O(g)

H = -802,3 kJ

Fase

gas

Contoh persamaan termokimia :


Tulis persamaan termokimianya untuk reaksi pembentukan 1 mol H2O, jika diketahui :
H2 (g) + O2 (g) -----> 2H2O(g)

H = -518 kJ

Jawab

Oleh karena koefisien H2O pada reaksi di atas adalah 2, maka untuk pembentukan 1 mol H2O, semua koefisien
reaksi

dan

nilai H harus

H2 (g) + O2 (g) ---> 2H2O(g)

H = -259 kJ

dibagi

2.

Sehingga

diperoleh

Anda mungkin juga menyukai