Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang
Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas di bandingkan dengan

agama-agama yang datang sebelumnya. Di era globalisasi ini, banyak masyarakat


dan khususnya bagi para pelajar yang acuh tak acuh dengan sejarah Negara,
apalagi sejarah paradaban islam. Dewasa ini mereka hanya memandang sejarah
sebagai dongeng yang membosankan untuk di dengar. Padahal, sejarah, apalagi
sejarah peradaban islam sangat penting bagi kita semua.
Islam memiliki banyak peninggalan dan kebudayaan yang masih ada
hingga saat ini. Kebudayaan dan peninggalan yang tersebar di berbagai belahan
dunia. Tapi sekarang ini kebudayaan tersebut perlahan-lahan memudar dan hilang
nilainya di makan zaman. Generasi yang harusnya melestarikan kebudayaan
islam, sekarang malah sebaliknya. Hal tersebut terjadi dikarenakan perkembangan
peradaban yang semakin maju yang menelusup moral generasi muda hingga nilainilai moral semakin menipis.
Keadaan seperti ini diperparah dengan adanya budaya asing terutama
budaya barat yang terus menerus tanpa henti masuk menelusup kedalam jiwa
remaja islam. Budaya tersebut dengan mudahnya masuk tanpa sepengetahuan dan
lama-lama menjadi sebuah hal yang lumrah dan kebiasaan di kalangan remaja.
Mereka yang kurang pengetahuan tentang agama ikut andil dalam merayakan
kebudayaan yang sangat bertentangan dengan islam tersebut.

1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan Islam ?
2. Bagaimana kebudayaan islam masa kini dan pengaruh globalisasi terhadap
kebudayaan islam ?
3. Bagaimana konsep kebudayaan islam terhadap budaya barat saat ini
seperti perayaan valentine ?
4. Bagaimana hukum merayakan valentine menurut islam ?

1.3.

Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan Islam
2. Untuk mengetahui bagaimana kebudayaan islam masa kini dan pengaruh
globalisasi terhadap kebudayaan islam
3. Untuk mengetahui bagaimana posisi kebudayaan islam terhadap budaya
barat saat ini seperti perayaan valentine
4. Untuk mengetahui bagaimana hukum merayakan valentine menurut islam

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kebudayaan Islam


Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: budaya adalah
pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat
istiadat . Untuk memudahkan pembahasan, Ernest Cassirer membaginya menjadi
lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan Kesustraan 3. Kesenian 4.
Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan.Hubungan Islam dan Budaya Sebagian ahli
kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan
dinamik

ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang

berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses
realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker,
dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak

ada

hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama


merupakan keyakinan hidup rohani pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan
ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan,
sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa
ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah
satu unsur kebudayaan.
Kebudayaan dalam Islam sendiri didefinisikan sebagai pola tingkah laku
manusia yang bersumber dari firman-firman Allah dam dilakukan guna mendapat
ridha Allah. Kebudayaan Islam tidak boleh bertentangan dengan firman Allah
pada Al-Quran serta sunnah Rasulullah. Kebudayaan dalam Islam adalah iman
(kebudayaan adalah cara pandang menurut Al-Quran dan sunnah Rasulullah
SAW). Sayangnya umat muslim dewasa ini telah dihinggapi paham sekularisme
yaitu, paham yang menganggap bahwa urusan manusia di dunia diatur oleh
kebudayaan sedangkan agama hanya mengatur urusan akhirat saja. Paham
sekularisme

inilah

yang

menyebabkan

timbulnya

budaya-budaya

yang

bertentangan dengan Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.


3

Untuk

melihat

manusia

dan

kebudayaannya,

Islam

tidaklah

memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai
dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam
tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 :
( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk
selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian,
Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam
satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini,
mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.

2. Globalisasi Dan Budaya Islam Masa Kini


Di zaman era globalisasi ini pertukaran budaya, seni dan kemajuan ilmu
pengetahuan semakin di galakkan. Sudah tentu hal tersebut ada yang membawa
dampak positif dan ada pula yang membawa dampak negatif terhadap masyarakat
suatu bangsa. Melalui siaran televisi, internet, gaya hidup suatu bangsa diberi
kebebasan

untuk

mempengaruhi

bangsa-bangsa

lain.

Oleh sebab itu bangsa yang dipengaruhi itu dituntut untuk melakukan
filter terhadap pengaruh-pengaruh yang datang melalui media tersebut.
Globalisasi merupakan konsekuensi dari adanya kemudahan tekhnologis
informasi dan komunikasi masa yang dampaknya meluas pada bidang ekonomi,
politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu kehadirannya tidak dapat dihindari dari
dalam kehidupan ini. Namun sebaliknya, kehadirannya membutuhkan kecerdasan
dan kerja keras, bukan dengan sikap pasrah, malas dan tidak kreatif. Memasuki
era globalisasi dengan segala implikasinya tentu saja membutuhkan kesiapan dan
keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa yang tidak

memiliki kesiapan dan keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain


akan mengalami ketertinggalan.
Di era zaman serba modern ini, dunia Barat dipandang sebagai kiblat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaannya juga dipandang lebih
relevan dan pantas untuk diterapkan suatu bangsa. Sementara itu Islam yang
diturunkan dari belahan Timur dipandang sudah ketinggalan zaman dan tidak
relevan lagi. Pemikiran seperti ini adalah keliru, pada dasarnya Islam telah
memberikan kontribusi yang amat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sedang kita rasakan sekarang. Dan Islam juga telah
memberikan kontribusi bagi kemajuan Barat, yakni mereka mempelajari karya
yang dihasilkan oleh ilmuan-ilmuan Islam seperti; Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ibnu
Sina, dan banyak lagi yang lainnya.
Kebudayaan Islam masa kini semakin memudar dikalangan remaja dan
generasi penerus bangsa di karenakan oleh arus globalisasi dan kebudayaan barat
yang terus masuk tanpa henti kedalam jiwa-jiwa muda remaja Islam. Seaharusnya
remaja lebih pintar dan berpengetahuan tentang apa saja budaya yang sesuai dan
bertentangan dengan agama bukan malah sebaliknya. Jika tidak kuat mengikuti
arus globalisasi, maka bersiaplah dengan ketertinggalan. Remaja hanya takut akan
ketertinggalan tanpa memikirkan dampak dan kesalahan untuk mengkuti budaya
barat.
3. Valentine Day dalam Kebudayaan Islam
Setiap tanggal 14 Februari ada hiruk-pikuk remaja dunia. Mereka punya
hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine's Day
(hari Valentine). Hiruk-pikuk itu kini membudaya. Tak peduli itu di kalangan
Kristen Barat, Hindu India, ataupun Muslim Indonesia.
Valentine merupakan budaya barat yang masuk ke Indonesia dan sangat
bertentangan dengan budaya Islam. Kisah cinta Valentine merupakan kisah cinta
milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan
peradaban dengan Islam. Namun, mengapa remaja-remaja Muslim ikut larut dan
merayakannya? Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan
tersebut. Pertama, kalangan remaja Muslim tidak tahu latar belakang sejarah
5

Valentine's Day, sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan
kata lain, remaja Muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah.
Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine's Day sama sekali tidak memiliki
muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus
diserap oleh siapa saja. Ketiga, keroposnya benteng pertahanan religius remaja
Muslim sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang
seharusnya mereka "lawan" dengan keras. Keempat, adanya perasaan loss of
identity kalangan remaja Muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai
pemuas keinginan mendapat identitas global. Kelima, hanya mengikuti tren yang
sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman. Keenam, adanya
pergaulan bebas yang kian tak terbendung.
4. Hukum Merayakan Hari Valentine
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal
tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan
kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara
akidah, ibadah, syiar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam
telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: Barang siapa
meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut. (HR. At-Tirmidzi).
Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka
tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud
demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, "Memberi selamat atas acara
ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan
tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka,
dengan mengucapkan, Selamat hari raya! dan sejenisnya. Bagi yang
mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu
merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan
mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar
dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas
6

perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti
agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan
tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan
maksiat, bidah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk
mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.
Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik
orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka
menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat
Rasulullah berkata, Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath,
sebagaimana

mereka

mempunyai

Dzaatu

Anwaath.

Maka

Rasulullah

Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, Maha Suci Allah, ini seperti yang
diucapkan kaum Nabi Musa, Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka
mempunyai tuhan-tuhan. Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian
akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian. (HR. AtTirmidzi, ia berkata, hasan shahih).
Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya
bidah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syariat Islam. Kedua: ia dapat
menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat
bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita). Maka tidak halal
melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum,
berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya.
Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang
yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum
muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi
dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.
Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat
untuk melaksanakan wala dan bara (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri
dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf
7

shalih. Yaitu mencintai orang-orang mumin dan membenci dan menyelisihi


(membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritualritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya,
bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka,
mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap
rakaat shalatnya membaca,
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan
orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang
sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan
sukarela. kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka
senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhannahu
wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim. (Al-Maidah:51)
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya. (Al-Mujadilah: 22)

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih
mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan
normatif dalam pergaulan.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Islam memiliki banyak peninggalan dan kebudayaan yang masih ada
hingga saat ini. Kebudayaan dan peninggalan yang tersebar di berbagai belahan
dunia. Tapi sekarang ini kebudayaan tersebut perlahan-lahan memudar dan hilang
nilainya di makan zaman. Generasi yang harusnya melestarikan kebudayaan
islam, sekarang malah sebaliknya. Hal tersebut terjadi dikarenakan perkembangan
peradaban yang semakin maju yang menelusup moral generasi muda hingga nilainilai moral semakin menipis. Kebiasaan untuk meniru budaya barat menjadi
sebuah budaya baru khususnya bagi para remaja. Salah satu contoh budaya barat
yang bertentangan dengan kebudayaan islam adalah perayaan hari valentine. Yang
tidak seharusnya ditiru oleh remaja Islam. Remaja harus berpengetahuan dan lebih
cerdas dalam memilah budaya asing yang masuk tentang mana yang sesuai dan
bertolak belakang dengan kebudayaan islam.

DAFTAR PUSTAKA
Hasjmy.1993. Sejarah Kebudayan Islam di Indonesia.Jakarta: Bulan Bintang

Mbah duan.2012.Makalah Kebudayaan Islam.(online)


http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-kebudayaan-islam.html diakses
pada tanggal 15 febuari 2015
Sulfiyani.2011. Makalah Valientine Day.(online)
http://sulfiyani.blogspot.com/2011/07/makalah-valentine-day.html diakses
pada tanggal 15 febuari 2015
Wuang, pay.2012.Makalah Perkembangan Sosial Budaya. (online) http://paywuang.blogspot.com/2012/02/makalah-perkembangan-sosial-budaya.html diakses
pada tanggal 15 febuari 2015

10

Anda mungkin juga menyukai