Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN INVERTER SATU PHASE UNTUK


PERBAIKAN KUALITAS TEGANGAN LISTRIK PADA RUMAH
TANGGA PEDESAAN DENGAN METODE PEMBANGKITAN
PULSA PWM

diajukan oleh
TURAHYO
14/370746/PTK/9680

KONSENTRASI : SISTEM TENAGA LISTRIK


PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DESEMBER 2014

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian dengan


judul

PENGEMBANGAN INVERTER SATU PHASE UNTUK


PERBAIKAN KUALITAS TEGANGAN LISTRIK PADA RUMAH
TANGGA PEDESAAN DENGAN METODE PEMBANGKITAN
PULSA PWM
yang diajukan oleh
TURAHYO
14/370746/PTK/09680

Konsentrasi
Sistem Tenaga Listrik
adalah tema yang berasal dari saya sendiri
Dosen pembimbing yang diusulkan:
1. Dr.Eng. Fransisco Danang Wijaya, S.T, M.T
2. Eka Firmansyah, ST. M.Eng. Ph.D
Yogyakarta, Desember 2014
Yang menyatakan,

TURAHYO
1.

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Gangguan kualitas tegangan yang berupa voltage sag dan voltage swell

merupakan gangguan yang diaggap sebagai permasalahan serius pada peralatan listrik
2

yang peka terhadap perubahan tegangan. Menurunnya tegangan pasokan listrik secara
singkat karena bertambahnya beban adalah merupakan gangguaan voltage sag,
sedangkan bertambahnya tegangan pasokan secara singkat yang dihasilkan dari
perubahan penurunan beban secara mendadak disebut sebagai gangguan voltage
swell [1]. Pada konsumen perumahaan khususnya di perumahan pedesaan yang
berada jauh dari pembangkit listrik, pada ujung saluran distribusi mengalami
penurunan tegangan yang cukup besar sehingga tegangan yang diterima oleh
konsumen dibawah tegangan yang ditetapkan [2] . Penurunan tegangan tersebut
mengakibatkan peralatan listrik seperti : televise, lampu penerangan, mesin cuci dan
komputer pribadi mengalami kerusakan [3]. selain itu dengan menurunnya tegangan
listrik ke perumahan pedesaaan mengakibatkan menurunnya faktor daya listrik [4] .
Perkembangan piranti semikonduktor yang semakin pesat memungkinkan
pengendalian dan pengaturan tegangan menjadi semakin mudah. Inverter merupakan
suatu peralatan yang dapat mengkonversi daya, daya yang dikonversikannya berasal
dari bentuk DC ke bentuk AC , bentuk besaran yang dikonversi dapat berupa sumber
tegangan dan sumber arus , Inverter mempunyai kemampuan dalam mengontrol
besaran arus, tegangan, dan frekuensi [6].
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah
yang menjadi inti dari penelitian ini, yaitu:
a) Bagaimana menstabilkan tegangan input listrik diperumahan pedesaan yang
sering mengalami kenaikan dan penurunan menggunakan inverter satu phase.
b) Bagaimana mengkondisikan inverter satu phase agar dapat diadaptasikan pada
peralatan listrik rumah tangga.
1.3. Keaslian Penelitian
Penelitian yang telah terpublikasi dalam jurnal dan artikel dalam upaya
memperbaiki effek yang ditimbulkan dari voltage sag dan voltage swell telah
dilakukan oleh beberapa peneliti.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menstabilkan tegangan dengan


penggunaan daya reaktif yang di maksimalkan seminimal mungkin keberadaannya
untuk peningkatan penghematan energi listrik, disamping itu juga dilakukan
penambahan kapasitor secara pararel pada tegangan masukan ke beban [7].
Penggunakan kompensator daya reaktif berupa Power Faktor Regulator (PFR)
memiliki kelebihan memecahkan masalah performa steady-state dan mengontrol
masalah transien tegangan , namun demikian kompensator daya reaktif memiliki
kelemahan berupa arus inrush yang sangat besar yakni mencapai 5 sampai 7 kali arus
nominal [9]. Dalam hal ini Power Faktor Regulator (PFR) digunakan untuk mengatur
penggunaan kapasitor secara otomatis sesuai dengan nilai kapasitor yang diinginkan.
Kompensator daya reaktif tersebut dapat dibentuk dengan menempatkan kapasitorkapasitor yang dirangkai secara seri maupun paparel [8].
Untuk menghasilkan tegangan yang stabil dapat juga dilakukan dengan
mengunakan Automatic Voltage Regulator (AVR) yaitu dengan menambahkan
variable transformer yang pengaturan tegangannya menggunakan motor dc yang di
kopel dengan as variable transformer tersebut, dimana putaran motor dc dikendalikan
oleh mikrokontroller [8] dan [10].
Penelitian untuk menghasilkan tegangan yang stabil juga dilakukan dalam bentuk
simulasi. Simulasi menggunakan program komputer untuk

kendali daya aktif

inverter satu fase yang terintegrasi dengan grid mampu memberikan daya reaktif ke
grid sehingga tegangan pada grid menjadi stabil [15].
Begitu juga penelitian tentang perbaikan kualitas tegangan dengan membangun
simulasi menggunakan inverter sebagai pengatur daya aktif dan daya reaktif ke grid
yang mengalir dari baterai melalui inverter tiga fase mampu mensuply daya aktif dan
daya reaktif ke grid [16].
Untuk memberikan solusi terkait permasalahan diatas, peneliti mencoba untuk
membangun inverter satu phase dengan metode pembangkitan pulsa PWM sebagai peralatan
yang memperbaiki kualitas tegangan. Tegangan ac yang keluar dari meter listrik PLN
digunakan sebagai tegangan input inverter . Di dalam inverter , tegangan di proses agar stabil
sesuai dengan tegangan nominal yang diperlukan. Sedangkan tegangan output inverter yang
tegangannya sudah stabil digunakan sebagai sumber tegangan listrik pada rumah tangga.
4

1.4. Batasan Masalah


Agar tetap fokus pada pemecahan masalah yang sedang dikaji, maka penelitian yang
dilakukan memiliki batasan masalah sebagai berikut:
a) Metode pembangkitan pulsa yang digunakan pada inverter satu phase adalah
dengan metode Lebar Pulsa Termodulasi (Pulsa Width Modulation-PWM).
b) Implementasi yang dilakukan adalah dengan membuat inverter satu phase
dengan tegangan output 220 Vrms dengan daya keluaran 900 Va.
c) Implementasi sistem hanya dilakukan pada listrik rumah tangga khususnya di
rumah tangga pedesaan.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian pembuatan inverter satu fase ini antara
lain:
a) Menstabilkan tegangan yang masuk ke perumahan pedesaan sehingga
peralatan listrik pada perumahan pedesaan dapat bekerja secara normal.
b) Menghindarkan kerusakan peralatan listrik rumah tangga yang diakibatkan
menurunnya tegangan listrik dari PLN.
c) Membangun metode untuk mengadaptasikan inverter satu phase pada listrik
di perumahan.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian dibidang konversi energi listrik ini maka diharapkan :
a) Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan tentang
cara memperbaiki kualitas tegangan

listrik

khususnya di perumahan

pedesaan dengan menggunakan inverter satu phase.


b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian
selanjutnya.
2. Pustaka
Dalam bagian ini memuat penelitian sistem perbaikan kualitas tegangan yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dan teori tentang topologi inverter yang
meliputi : Single Phase Half Bridge Inverter, Single Phase Full Bridge Inverter, dan
Pulse Width Modulation (PWM) Inverter.
2.1. Sistem Perbaikan Kualitas Tegangan
5

Dalam upaya mengoptimalkan daya listrik yang tersedia beberapa penelitian


sudah dilakukan dalam bidang konversi energi listrik. Upaya yang dilakukan untuk
menstabilkan tegangan salah satunya dengan penggunaan daya reaktif di
maksimalkan seminimal mungkin keberadaannya untuk peningkatan penghematan
energi listrik disamping itu juga dilakukan penambahan kapasitor secara pararel pada
tegangan masukan ke beban sehingga faktor daya menjadi meningkat. Faktor daya
yang mendekati cos (phi) = 1 akan didapatkan pemakaian daya yang maksimum
sehingga tegangan listrik mengalami kenaikan seiring dengan faktor daya yang
meningkat [7].
Untuk menghasilkan tegangan yang stabil dapat juga dilakukan dengan
mengunakan Automatic Voltage Regulator (AVR) yaitu dengan menambahkan
variable transformer yang pengaturan tegangannya menggunakan motor dc yang di
kopel dengan as variable transformer tersebut, dimana putaran motor dc dikendalikan
oleh mikrokontroller [8] dan [10].
Perbaikan kualitas tegangan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR)
memiliki kelebihan dapat mengkompensasi penurunan dan kenaikan tegangan secara
cepat agar kembali pada tegangan nominal, akan tetapi Automatic Voltage Regulator
(AVR) memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengkompensasi gangguan
penurunan dan kenaikan tegangan apabila nilai penurunan dan kenaikan tegangan
semakin besar [10]. Perbaikan kualitas tegangan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan kompensasi tegangan seri dengan ac chopper atau yang biasa disebut
sebagai dynamic voltage restore (DVR) [20], [21] dan [22].
Konsep pengembangan sistem dalam regulasi tegangan, dapat dilakukan dengan
mengembangkan pengendalian daya reaktif menggunakan pensaklaran otomatis.
Power Faktor Regulator (PFR) digunakan untuk mengatur penggunaan kapasitor
secara otomatis sesuai dengan nilai kapasitor yang diinginkan. Kompensator daya
reaktif tersebut dapat dirangkai dengan menempatkan kapasitor-kapasitor yang
dirangkai secara seri maupun secara paparel [8]. Dengan menggunakan kombinasi
rangkaian seri dan pararel pada kapasitor dapat diperoleh nilai power faktor yang
maksimal.
6

Penggunaan kompensator daya reaktif yang berupa Power Faktor Regulator


(PFR) memiliki kelebihan memecahkan masalah performa steady-state dan
mengontrol masalah transien tegangan, namun demikian kompensator daya reaktif
memiliki kelemahan berupa arus inrush yang sangat besar yakni mencapai 5 sampai 7
kali arus nominal . Dengan arus yang sedemikian besar dapat merusakkan kapasitor
kompensator daya reaktif itu sendiri [9].
Penelitian untuk menghasilkan tegangan yang stabil juga dilakukan dalam bentuk
simulasi secara software. Simulasi menggunakan program komputer untuk kendali
daya aktif inverter satu fase yang terintegrasi dengan grid mampu memberikan daya
reaktif ke grid sehingga tegangan pada grid menjadi stabil [15].
Begitu juga penelitian tentang perbaikan kualitas tegangan dengan membangun
simulasi menggunakan inverter sebagai pengatur daya aktif dan daya reaktif ke grid
yang mengalir dari baterai melalui inverter tiga fase mampu mensuply daya aktif dan
daya reaktif ke grid [16].
2.2. Topologi Inverter
Inverter merupakan suatu peralatan yang dapat mengkonversi daya , daya yang
dikonversikannya berasal dari bentuk DC ke bentuk AC , bentuk besaran yang
dikonversi dapat berupa

sumber tegangan dan sumber arus . Pengelompokkan

inverter menjadi tiga kelompok utama [11], tiga kelompok utama tersebut, yaitu:
a. Inverter Tegangan Berubah (Variable Voltage Inverter-VVI)
b. Inverter Sumber Arus (Current Source Inverter-CSI)
c. Inverter Lebar Pulsa Termodulasi (Pulse Width Modulation- PWM)
Faktor daya pada Inverter Tegangan Berubah (VariableVoltage Inverter-VVI), dan
Inverter sumber arus (Current Source Inverter-CSI), menurun mengikuti kecepatan,
sedangkan pada inverter Lebar Pulsa Termodulasi (Pulsa Width Modulation-PWM)
mempunyai faktor daya mendekati satu pada seluruh tingkat kecepatan. Metode
pengendalian yang paling efisien untuk mengatur tegangan keluaran inverter adalah
dengan melakukan pengaturan menggunakan Lebar Pulsa Termodulasi (Pulse Width
Modulation-

PWM).

Dengan

menggunakan

metode

pembangkitan

pulsa
7

menggunakan Lebar Pulsa Termodulasi (Pulse Width Modulation- PWM)


mempunyai kelebihan berupa distorsi harmonik lebih rendah dibandingkan dengan
jenis-jenis metode pembangkitan pulsa inventer yang lain. Proses pembangkitan pulsa
pada inverter menjadi salah satu faktor penentu unjuk kerja sistem secara keseluruhan
[14].
2.2.1. Single Phase Half Bridge Inverter:
Terdiri dari dua buah semikonduktor sebagai saklar yaitu TI dan T2. Saklar ini
dapat berupa transistor BJT, thyristor, dan IGBT . D1 dan D2 disebut sebagai Dioda
freewheelling yang berfungsi untuk menghilangkan muatan reaktif pada saat
pensaklaran berlangsung.

Gambar 1.5 : Single Phase Half Bridge Inverter.


Tabel 1.0 : Kondisi switching Half Bridge.

2.2.2. Single Phase Full Bridge Inverter:


Dalam Full Bridge Inverter terdapat 4 buah semikonduktor yang digunakan
sebagai saklar. Dari 4 buah semikonduktor tersebut di kelompokan menjadi dua
pasang semikonduktor sebagai saklar yang mempunyai karakteristik yang sama.
Dioada yang difungsikan sebagai dioda freewheelling berjumlah 4 buah berbeda
dengan Half Bridge Inverter yang hanya berjumlah 2 buah saja.

Gambar 1.6 : Single Phase Full Bridge Inverter.

Tabel 1.1 : Kondisi switching Full Bridge.

2.2.3. Pulse Width Modulation (PWM) Inverter:


Pulse Width Modulation (PWM) ini merupakan teknik yang digunakan untuk
menghasilkan tegangan output dengan mengatur durasi waktu on dan off pensaklaran
[11]. Ada beberapa teknik dasar Pulse Width Modulation (PWM) yaitu :
A. Single Pulse Width Modulation
B. Multiple Pulse Width Modulation
C. Sinusoidal Pulse Width Modulation
2.2.3.1. Single Pulse Width Modulation

10

Dalam modulasi ini hanya dihasilkan satu buah pulsa setiap setengah siklus.
Output akan berubah seiring dengan perubahan variasi lebar pulsa modulasi. Sinyal
output dari pengontrol sinyal dihasilkan dari perbandingan pulsa kotak dengan pulsa
referensi yang berbentuk pulsa gigigergaji (segitiga).

Gambar 1.7: Single Pulse Width Modulation.

Tegangan outputnya dapat dirumuskan :

11

Dimana

Vr = tegangan sinyal referensi.


Vc = tegangan sinyal pembawa.

2.2.3.2. Multi Pulse Width Modulation


Dalam Multi Pulse Width Modulation ini jumlah pulsa output dengan jumlah
pulsa lebar modulasi adalah sama. Sinyal output dari pengontrol sinyal dihasilkan
dari perbandingan pulsa kotak dengan pulsa referensi yang berbentuk pulsa
gigigergaji (segitiga).
Tegangan outputnya dapat dirumuskan :

12

Gambar 1.8: Multi Pulse Width Modulation.


2.2.3.3. Sinusiodal Pulse Width Modulation
Dalam teknik modulasi ini membandingkan gelombang referensi sinusoida
dengan gelombang pembawa yang bebentuk pulsa segitiga.
Tegangan outputnya dapat dirumuskan :

13

Gambar 1.9: Sinusoidal Pulse Width Modulation.


Seiring dengan kemajuan teknologi, inverter berteknologi RB-IGBT (Reverse
Blocking Insulation Gate Bipolar Transistor) digunakan untuk menghasilkan tegangan
yang berbentuk gelombang sinusoida yang mempunyai noise yang sangat rendah
[13].
Secara umum rangkaian inverter biasanya digunakan dalam aplikasi pengendalian
kecepatan motor AC, variable-frequency drives, UPS/catu-daya AC, pemanas
induksi/microvawe, Static VAR Generator, FACTS (Flexible AC Transmission
System), trasnmisi daya HVDC, ataupun digunakan sebagai rangkaian rectifierinverter.
3. Metode Penelitian
Dalam proses penyelesaian riset ini terdapat beberapa metode penelitian yang
digunakan yaitu:
a) Studi literature
14

Mengumpulkan informasi dari berbagai literature meliputi jurnal, paper, dan


buku-buku yang berhubungan dengan inverter satu phase yang digunakan
untuk mendukung riset yang dilakukan mulai dari perancangan hingga
implementasi system.
b) Analisa dan perancangan sistem inverter
Melakukan analisa terhadap sistem yang akan dibangun sebelum melakukan
perancangan sistem sehingga dapat dibangun sistem inverter satu phase yang
menggunakan metode pembangkitan pulsa Lebar Pulsa Termodulasi (Pulse
Width Modulation- PWM).
Metode perancangan dilakukan dengan cara membuat rancangan inverter satu
phase yang dapat diaplikasikan pada peralatan rumah tangga.
c) Implementasi dan pengujian hasil
Metode implementasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Implementasikan dilakukan melalui pembuatan inverter satu phase
dengan tegangan output 220 Vrms dengan daya keluaran 900 Va.
2. Melakukan testing terhadap sistem yang telah selesai dibuat.
3. Melakukan evaluasi dari hasil implementasi inverter satu phase
dengan metode pembangkitan pulsa PWM.
4. Jadwal Penelitian
Rencana penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan dengan tabel waktu sebagai
berikut:

NO

KEGIATAN

BULAN 1
I

Studi literatur

Pengumpulan Data

Analisis system

Perancangan Metode

Implementasi Sistem

Analisa Hasil

II

III

IV

BULAN II
I

II

III

BULAN III
IV

II

III

IV

BULAN IV
I

II

III

IV

15

BULAN V
I

II

III

IV

B
I

5.

Laporan

Daftar Pustaka

[1]

H. Liu and J. Wang, Analysis and control of a single phase AC chopper in


series connection with an auto-transformer, presented at the ICAC 12 Proceedings of the 18th International Conference on Automation and
Computing: Integration of Design and Engineering, 2012, pp. 4954.

[2]

Mahfudz Shidiq, Penurunan Jatuh Tegangan Dan Rugi Daya Pada Sistem
Tenaga Listrik Mikrohidro, J. EECCIS, vol. 4 no.1, Jun. 2010.

[3]

S. Hardi and I. Daut, Sensitivity of low voltage consumer equipment to


voltage sags, presented at the PEOCO 2010 - 4th International Power
Engineering and Optimization Conference, Program and Abstracts, 2010, pp.
396401.

[4]

A. Natalinus, Pengaruh perubahan tegangan sumber terhadap karakteristik


faktordaya pada lampu hemat energi, Jurnal. Tek. Elektro, vol. 2, no. 1, Jan.
2013.

[5]

I. Nengah. S and I Wayan Rinas, Analisa penanggulangan thd dengan filter


pasif pada sistem kelistrikan di RSUP Sanglah, Tek. Elektro, vol. 8 no.2, Jul.
2009.

[6]

Rashid M.H, Power electronics circuits, devices, and applications, second


Edition. London, Prentice-Hall International, Inc, 1993.

[7]

Rinaldo J. S and Eddy Warman, Studi kualitas listrik dan perbaikan faktor
daya pada beban listrik rumah tangga menggunakan kapasitor, SINGUDA
ENSIKOM, vol. 3 no. 2, Agustus 2013, pp. 6469.

[8]

Ahmad Syacan and Abdul Nasir, Perbaikan faktor daya pada saluran rumah
2200 va dilengkapi dengan display dan penstabil tegangan, Tek. Elektro Ind.
PENS-IT , Surabaya.

[9]

A. S. Indhana Sudiharto, Rancang bangun alat untuk perbaikan faktor daya


pada beban dinamis 1 fase dan monitoring daya dengan LCD grafik., Tek.
Elektro Ind. PENS-IT, Surabaya.

16

[10] Galih Wicaksono Triyogi, Automatic Voltage Regulator (AVR) berbasis


kompensasi tegangan seri dengan ac chopper, Jurnal Tek POMITS, vol. 1, no.
1, 2013.
[11] Majhi bijoprakash, Analysis of single -phase spwm inverter, Departement
Electr. Enginering Natl. Inst. Technol, May 2014.
[12] Yadi Yunus, Rancang bangun alat pengatur kecepatan motor induksi dengan
cara mengatur frekuensi, Seminar Nasional. IV SDM Teknologi Nuklir,
Yogyakarta, 2008.
[13] Y. Mei and L. Huang, Improved switching function modulation strategy for
three-phase to single-phase matrix converter, presented at the 2009 IEEE 6th
International Power Electronics and Motion Control Conference, IPEMC 09,
2009, pp. 17341737.
[14] Tole Sutikno, The two-phase sinusoidal pwm signal generator using FPGA,
Program Studi Teknik. Elektro Program Pasca Sarjana. UGM.
[15] Danang FW and Firmansyah Eka, Sistem kendali daya aktif untuk inverter
satu fase yang terintegrasi dengan jaringan distribusi 220 Vrms JTETI UGM,
2012.
[16] Hilman Zarory, Kendali penyimpan energi listrik untuk aplikasi mikrogrid,
JNTETI UGM, 2014.
[17] M. P. Kazmierkowski and L. Malesani, Current control techniques for threephase voltage-source pwm converters: A survey, IEEE Trans. Ind. Electron.,
vol. 45, no. 5, pp. 691703, 1998.
[18] Markus Hermwille, Calculating driver output performance of IGBTs. Germany:
Semikron International.
[19] Vishay, IGBT/MOSFET Gate Drive Optocoupler.
[20] M.Sharanya and B.Basavaraja, An Overview of Dynamic Voltage Restorer for
Voltage, Int. J. Eng. Adv. Technol. IJEAT, vol. 2, no. Issue-2, Dec. 2012.
[21] P. Rajakumar, R. Saravanakumar, and R. Thirumalaivasan, Power quality
enhancement using photovoltaic based dynamic voltage restorer, presented at
the 2014 International Conference on Advances in Electrical Engineering,
ICAEE 2014, 2014.
[22] Mayank Paliwal and Rohit Chandra Verma, Voltage Sag Compensation Using
Dynamic Voltage Restorer, Adv. Electron. Electr. Eng., vol. 4, no 6, pp. pp.
645654., 2014.
17

[23] F. J. Daz, F. J. Azcondo, F. Ortiz, A. Ortiz, M. Maana, and C. Renedo,


Effects of voltage sags on different types of ballasts for 150-W HPS lamps,
presented at the 2007 9th International Conference on Electrical Power Quality
and Utilisation, EPQU, 2007.
[24] M. Ojaghi, J. Faiz, H. Shahrouzi, and S. Alimohammadi, Induction motors
performance study under various voltage sags using simulation, presented at
the 2011 International Conference on Electrical Machines and Systems, ICEMS
2011, 2011.

18

Anda mungkin juga menyukai