Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Sistem Otot Hewan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Anatomi Dan Fisiologi Ternak..
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalamdalamnya pihak yang membantu.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Palu,

Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..

KATA PENGANTAR...

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah .
1.3. Tujuan Penulisan .

1
1
2

BAB 2 SISTEM OTOT HEWAN


2.1. Pengertian Otot ..

2.2. Jenis-jenis Otot ..

2.2.1. Otot Polos.

2.2.2. Otot Lurik

2.2.3. Otot Jantung

10

2.3. Kontraksi dan Relaksasi Otot .

11

2.3.1. Kontraksi Otot Polos ..

12

2.3.2. Kontraksi Otot Jantung ..

12

2.3.3. Kontraksi Otot Lurik .

12

2.3.4. Otot Halus .

14

2.3.5. Perubahan-perubahan selama kontraksi otot

16

2.4. Sumber Energi untuk Gerak Otot .

17

2.5. Efetor Motorik

17

BAB 3 PENUTUP
3.1. Simpulan .
DAFTAR PUSTAKA ..

18
19

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita bergerak pake apa? pake otot dong, jantung kita berdenyut dengan
apa? dengan otot juga, lah kalau saluran pencernaan kita ? juga ada ototnya kan?
iyup.Makalah ini akan membahas tentang jaringan otot, so baca ampe abis ya.
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh
badan secara keseluruhan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun
oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat
berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu berkembang dalam hal
konduktivitas. Kekhususan ini meliputi pemanjangan sel-selnya sesuai sumbu
kontraksi.
Pada jaringan otot, sel-sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam
berkas-berkas, sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat-serat otot saja.
Karena harus melakukan kerja mekanis, serat-serat otot memerlukan banyak
kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar
produk sisa toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat
fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan
sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara
efektif.
Komponen-komponen sel-sel otot seperti hal-hal yang lain, tetapi
memiliki istilah khusus, membran sel disebut sarkolema, sitoplasma disebut
sarkoplasma, retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma, dan
mitokondria disebut sarkosoma.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Otot?
2. Apakah Jenis-jenis Otot ?
3.
Bagaimanakah Kontraksi Otot?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Ingin mengetahui pengertian otot
2.
Ingin mengetahui jenis-jenis otot

3.

Ingin mengetahui bagaimanakah kontraksi otot

BAB 2
SISTEM OTOT HEWAN

2.1. Pengertian Otot


Otot merupakan suatu organ /alat yang dapat bergerak ini adalah suatu
penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk (lihat
pergerakan amuba). Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan beneng-benang halus
yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan ransangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tetentu(berkontraksi).
Jaringan Otot dilengkapi oleh jaringan ikat. Pembuluh darah dan urat
syaraf. Berarti sebagai alat otot juga mengandung keempat macam jaringan. Otot
sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang berfungsi untuk pergerakan suatu
alat atau bagian tubuh. Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan
gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan gerakan, baik oleh badan secara
keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain.
Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu
berkembang dalam hal konduktivitas. Kekhususan ini meliputi pemanjangan selselnya sesuai sumbu kontroksi.
Pada jaringan otot, sel-sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam
berkas-berkas, sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat-serat otot saja.
Karena harus melakukan kerja mekanis, serat-serat otot memerlukan banyak
kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar
produk sisa toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat
fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan
sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara
efektif.
Komponen-komponen sel-sel otot seperti hal-hal yang lain, tetapi
memiliki istilah khusus, membran sel disebut sarkolema, sitoplasma disebut
sarkoplasma, retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma, dan
mitokondria disebut sarkosoma. Ada tiga macam otot digolongkan berdasarkan
struktur dan fungsi, yaitu otot rangka/ lurik, otot jantung, dan otot polos.
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi

otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi
jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a.

Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek

dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b.

Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang

dari ukuran semula.


c.

Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Morfologi Otot
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan
filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot
menyusun satu otot.
Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang
menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot
jantung. Fungsi sistem otot pada hewan vertebrata juga serupa seperti halnya pada
manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Penamaan pada otot
rangka, misalnya pada katak pun hampir serupa dengan pada manusia
Pada invertebrata sistem otot tidak serupa dengan hewan-hewan
vertebrata, pada hewan-hewan rendah seperti pada protozoa, porifera, dan
coelenterata tidak memiliki sistem tersebut. Pada Platyhelminthes terdapat sistem
otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak aktif terutama berfungsi dalam
mengatur gerakan tubuhnya. Pada Nemathelminthes kita mengenal adanya otototot longitudinal yang mengontrol

gerakan tubuh membengkok ke arah

dorsoventral. Sementara pada Annelida kita bisa menemukan adanya otot

longitudinal dan otot melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaanya.
Otot-otot inilah yang berperan dalam mengatur gerakan pada cacing tanah,
misalnya ketika memendek, memanjang dan merayap bekerja sama dengan setae.
Otot rangka Arthropoda hampir identik dengan otot rangka vertebrata. Akan
tetapi, otot terbang pada seranggga mampu melakukan kontraksi independen dan
ritmik (berirama), sehingga sayap beberapa serangga sesungguhnya dapat
mengibas lebih cepat dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat. Mollusca,
pada kelompok hewan ini sudah memiliki jenis otot bergaris melintang. Yang
menarik pada sistem otot pada kijing atau remis, kemampuan otot yang menahan
cangkangnya agar tetap dalam keadaan menutup. Filamen tebal pada pada serabut
otot ini mengandung suatu protein unik yang disebut paramiosin, yang
memungkinkan otot tetap berada dalam kondisi kontraksi dengan laju konsumsi
energi yang rendah selama sekitar satu bulan.
2.2. Jenis-jenis Otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan
yaitu:
2.2.1.Otot Polos.

Gambar Otot Polos


Otot polos terdiri dari sel-sel oto polos.sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, di bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos
memiliki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut mofibril. Serat

miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin
dan miosin.Otot polos bergerak secara teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun
tidur otot masih mampu bekerja.oto polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh
dalam , misalnya pada diding usus, dinding pembuluh darah , pembuluh limfe,
dinding saluran pencernaan, takea , cabang tenggorok , pada muskulus siliaris
mata, otot polos dalam kulit , saluran kelamin dan saluran ekskreasi.
Sel otot polos berbentuk gelendong mempunyai diameter 2-5 micron dan
panjangnya 60-200 micron.
Ada d 2 tipe otot polos :
1.

Multi unit smooth muscle

2.

Visceral smooth muscle

1. MULTI UNIT SMOOTH MUSCLE


Masing-masing serat berdiri sendiri, diinversi oleh single nerve ending
seperti pada otot skelet (skeletal muscle fiber). Pada permukaan luar dari tiap serat
otot ditutup oleh lapisan yang disebut basement membrane like substance, yang
merupakan glukoprotein.
Sifat otot ini yang paling penting ialah bahwa kontraksi mereka hampir
seluruhnya karena rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh factor stimulasi dari
local tissue. Pada otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan.
Contoh:

Otot ciliary dari mata.

Iris dari mata.

Nictating membrane yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat rendah.

Pilo erector muscle:menyebabkan berdirinya rambut.

Otot-otot polos dari pembuluh-pembuluh darah besar.


2. VISCERAL SMOOTH MUSCLE
Sel-sel otot ini terletak berhimpitan satu sama lain, dimana membrane antara
sel-sel berdekatan saling berlekatan seluruhnya atau sebagian, oleh karenanya tipe
ini disebut unitary smooth muscle.

Contoh:

Dinding alat pencernaan makanan.

Saluran empedu.

Ureter.

Uterus.
Membran potensial otot polos besarnya bervariasi, berkisar antara 55 sampai

69 milivolt. Potensial aksi dari visceral smooth muscle ada 2 macam yaitu:

Spike potential.

Action potential dengan plateau.


Potensi aksi pada visceral smooth muscle aksi dapat terjadi akibat pengaruh :

hormon, neurotransmitter dan spontan.


Ritme gelombang lambat ( slow wave rhytm ) sering mengawali terjadinya
potensial aksi pada otot polos ini.Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial
aksi. Apabila slow wave ini mampu mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt),
maka timbulah potensial aksi yang selanjutnya akan menyebar ke seluruh visceral
smooth muscle yang akhirnya akan disusul kemudian terjadi kontraksi. Mengingat
karakter slow wave seperti itu, slow waves sering disebut pula sebagai gelombang
pace maker.
Cara kerja otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot
menjadi pendek . kerutan itu terjadi lambat . bila otot itu mendpat suatu ransang,
maka reaksi tehadap berasal dari susunan sara tak sadar(otot involunter), oleh
karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi, bekerja di luar
kesadaran kita.
2.2.2. Otot Lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti
banyak . letaknya di pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel

otot lurik ujung sel nya tidak menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak
homogen , akibatnya tampak serat-serat lintang.

Gambar Otot Lurik


Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot kulit
dan otot lingkar.otot otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan
berfungsi menggerakkan tulang . otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka
tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel,
dan tanpak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot
lurik ,berada di bawah kehendak kita .perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi
ada juga yang terdapat dalam kulit seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran
di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.

Cara kerja otot lurik

Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut
dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh
rangsang saraf sadar(otot volunter).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena
itu di sebut otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut
otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja
otot lurik terhadap perangsang cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
2.2.3.Otot Jantung

Gambar Otot Jantung


Otot jantung merupakan otot istimewa.otot ini bentuknya seperti otot
lurik perbedaannya ialah bahwa serabut nya bercabang dan bersambung satu sama
lain, berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan, kontraksi tidak di
pengaruhi saraf , fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontarksi,
karena itu di sebut otot tak sadar
Otot jantung di temukan hanya pada jantung (kor),mempunyai
kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerkan tanpa
tergantung pada ada tidak nya ransangan saraf.cara kerja otot jantung ini disebut
miogenik,yang membedakan nya dengan neurogonik.

PERBEDAAN

OTOT LURIK

OTOT POLOS

OTOT
JANTUNG

Bentuk

Panjang, silindris

Jumlah
inti sel

Banyak, di tepi sel

Kerja

Dipengaruhi
kesadaran

Gerak dan
Ketahanan

Cepat, tidak
teratur, & cepat
lelah
Pada tubuh dan
anggota gerak

Letak

Gelendong dengan
ke2 ujung
meruncing
Satu di tengah

Panjang, silindris
bercabangcabang
Banyak, di
tengah serabut

Tidak
dipengaruhi oleh
kesadaran
Lambat, teratur &
tidak cepat lelah

Tidak
dipengaruhi oleh
kesadaran
Teratur & tidak
cepat lelah

Saluran
pencernaan, dan
alat-alat ekskresi

Pada dinding
jantung & vena
Carva

Tabel Perbedaan Otot Lurik,Otot Polos dan Otot Jantung


2.3. Kontraksi dan Relaksasi Otot
Periode Kontraksi ,Periode ini terdiri dari, yaitu; 1) periode laten (PL)
merupakan periode pemberian rangsangan sampai terjadi respons, 2) periode
kontrkasi (PK), periode pemendekan otot atau kontraksi dan ke- 3) periode
relaksasi yaitu periode kembalinya otot pada posisi semula setelah mengalami
kontraksi.
Secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai respons
terhadap adanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai jaringan
yang mempunyai iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya stimuli listrik,
mekanis, kimiawi, dan mungkin panas yang langsung. Pemendekan yang bisa
dilihat pada wakltu kontraksi otot meliputi hanya perubahan mekanis sebagi
akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang tidak bisa diketahui. Dalam hal
ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal, elektris, dan mekanis.
2.3.1. Kontraksi Otot Polos
Dapat dikatakan satuan kontraktil otot polos adalah sel dan bukan
sarkomer (yang tidak ada) rupanya attachment plaque. Pada sarkolema dan
mpadat sel (dense bodies) dalam sarkoplasma dihubungkan oleh berkas-berkas
filamen menengah dengan garis tengah 10 nm, membentuk suatu rangka atau
kerangka dalam sev. Badan padat mengandung alfa aktinin, suatu protein yang

dapat pada garis-garis yang menjadi tempat perlekatan miofilamen tipis. Kekuatan
kontraksi dihasilkan oleh mekanisme filamen yang bergeser antara miofilamen
tebal dan tipis dan diteruskan oleh badan padan padat kerangka bsev yang terdiri
dari filamen-filamen 10 nm, untuk memendekkkan panjang sel.
2.3.2.Kontraksi Otot Jantung
Sejak permulaan kehidupan embrional, terjadi kontraksi miogenik spontan
pada sel-sel otot jantung. Di beberapa bagian jantung dewasa, sel-sel otot jantung
mengalami modifikasi dan membentuk sistem hantar rangsang yangmengandung
denyut jantung. Rambatan rangsang terjadi dari sel otot jantung ke sel lain melalui
nucleus. Sel-sel miokard atrium berbeda dari sel miokard ventrikel. Sel atrium
lebih kecil dengan sistem T yang kurang berkembang.
2.3.3.Kontraksi Otot Lurik
Otot

Lurik

atau

Otot rangka adalah

masa

otot

yang

bertaut

pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka
dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada
katak.

Otot

gastroknemus katak

banyak

digunakan

dalam

percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta
disisipi olehtendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan
kaki.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam
keadaan yang relatif dari filament - filamen aktin dan myosin. Selama
kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak
ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan
pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu
penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya
menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer
menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada
interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1.

Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi

berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling
beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam
serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2.

Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi

dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan
(summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3.

Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.

4.

Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak

ada peningkatan tegangan kontraksi.


5.

Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan,

sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme


pemompaan.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi
pencampuran

aktin

dan

miosin

membentuk

kompleks akto-miosin yang

dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai
ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis
membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin.
Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi
secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan
terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
2.3.4. Otot Halus
Makhluk hidup vertebrata memiliki dua jenis otot selain otot lurik yaitu
otot cardiac (=kardiak; berhubungan dengan jantung) dan otot halus.
Otot cardiac ternyata juga berlurik-lurik sehingga mengindikasikan suatu
persamaan antara otot cardiac dan otot lurik. Walaupun begitu, otot skeletal (lurik)
dan otot cardiac masih memiliki perbedaan antar sesamanya terutama pada
metabolismenya. Otot cardiac harus beroperasi secara kontinu sepanjang usia
hidup dan lebih banyak tergantung pada metabolisme secara aerobik. Otot cardiac
juga secara spontan dirangsang oleh otot jantung itu sendiri dibanding oleh

rangsangan saraf eksternal (=rangsangan volunter). Di samping itu, otot halus


berperan dalam kontraksi yang lambat, tahan lama, dan tanpa melalui rangsang
eksternal seperti pada dinding usus, uterus, pembuluh darah besar. Otot halus
disini memiliki sifat yang sedikit berbeda dibanding otot lurik. Otot halus atau
sering dikatakan otot polos ini berbentuk seperti spindel, tersusun oleh sel sel
berinti tunggal, dan tidak membentuk miofibril. Miosin dari otot halus (protein
khusus secara genetik) berbeda secara fungsional daripada miosin otot lurik dalam
beberapa hal:

Aktivitas maksimum ATPase hanya sekitar 10% dari otot lurik


Berinteraksi dengan aktin hanya saat salah satu rantai ringannya

terfosforilasi

Membentuk filamen-filamen tebal dengan cross-bridges yang tak begitu

teratur serta tersebar di seluruh panjang filamen tebal


a. Kontraksi Otot Halus dipicu oleh Ca2+
Filamen-filamen tipis otot halus memang mengandung Aktin dan
Tropomiosin namun tak seberapa mengandung Troponin. Kontraksi otot halus
tetap dipicu oleh Ca2+ karena miosin rantai ringan kinase (myosin light chain
kinase / MLCK) secara enzimatik akan menjadi aktif hanya jika Ca2+-kalmodulin
hadir. MLCK merupakan sebuah enzim yang memfosforilasi rantai ringan miosin
sehingga menstimulasi terjadinya kontraksi otot halus. Proses kontraksi otot halus
secara kimiawi .
Konsentrasi intraselular [Ca2+] bergantung pada permeabilitas membran
plasma sel otot halus terhadap Ca2+. Permeabilitas otot halus tersebut dipengaruhi
oleh sistem saraf involunter atau autonomik.
Saat [Ca2+] meningkat, kontraksi otot halus dimulai. Saat [Ca 2+] menurun
akibat pengaruh Ca2+- ATPase dari membran plasma, MLCK kemudian
dideaktivasi. Lalu, rantai ringan terdefosforilasi oleh miosin rantai ringan
phosphatase dan otot halus kembali rileks.
b. Aktivitas Otot Halus termodulasi secara Hormonal
Otot halus juga memberi tanggapan pada hormon seperti epinefrin.
Pengaruh hormon tersebut. Tahap-tahap kontraksi yang terjadi pada otot halus

ternyata lebih lambat daripada tahap-tahap yang terjadi untuk otot lurik. Jadi,
struktur dan pengaturan kontrol otot halus tepat dengan fungsi yang diembannya
yaitu pengadaan suatu gaya tegang selama rentang waktu cukup lama namun
mengkonsumsi ATP dengan laju konsumsi rendah.
2.3.5. Perubahan-perubahan selama kontraksi otot
Perubahan-perubahan tersebut terbagi atas empat perubahan yaitu;
1. Perubahan Bentuk; merupakan terjadi pada saat kontraksi, dimana otot
menjadi pendek dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume,
kemudian perubahan ini terjadi perubahan bentuk dari protein. Menurut
Szent-Gyorgy ; perubahan ini karena adanya protein dalam otot akan
berubah menjadi aktomiosin kemudian akan terurai menjadi aktin &
miosin sehingga aktin mengalami torsi (perputaran)
2. Perubahan Kimia; pada saat kontraksi Fosfat dan Asam laktat meningkat
jumlahnya, sehingga fosfat atau glikogen menurun jumlahnya kemudian
oksigen banyak digunakan sehingga H2O dan CO2 banyak dihasilkan.
Maka pada proses perubahan kimia dikenal kontraksi dengan 4 macam
yaitu; 1). ATP=Adenotrifosfat diuraikan menjadi ADP=Adenodifosfat,
sehingga menghasilkan energi untuk kontraksi, 2). Fosfokreatin diuraikan
menjadi fosfat dan kreatin, energi yang dihasilkan untuk re-sintesis
fosfokreatin. 3). Glikogen diuraikan menjadi asam laktat, energi yang
dihasilkan juga untuk meresintesis fosfokreatin dan ke- 4). Seperlima
Asam laktat dan O2 diuraikan menjadi air dan karbondioksida, sehingga
energi yang dihasilkan untuk mengubah empat perlima asam laktat
menjadi glikogen.
3. Perubahan Panas/thermis; dari seluruh energi yang digunakan untuk
kontraksi hanya 20% dan selebihnya hilang dalam bentuk panas, panas
yang timbul dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, sehingga
pada suhu yang dingin bisa memproduksi panas melalui pergerakan otot.

4. Perubahan Listrik; bila otot berkontraksi terjadi perubahan listrik sehingga


timbul arus aksi yang mengalir dari daerah positif ke daerah negatif dan
daerah aktif relatif lebih negatif di bandingkan dengan daerah non aktif
(positif) kemudian mengalami istirahat maka tidak akan timbul arus aksi.
2.4. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk
kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot
merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat
dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung
sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada
ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP.
Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan
oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
2.5. Efektor Motorik
Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang
paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi
rangsang yang berupa gerakan tubuh, sedangkan hormon menaggapi rangsang
dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh tertentu. Misalnya :
mempercepat/memperlambat

denyut

jantung,

melebarkan/menyempitkan

pembuluh darah dan lain sebagainya.


Neuron motorik merupakan sel saraf yang berfungsi untuk membawa
impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor (otot atau
kelenjar dalam tubuh). Neuron ini disebut neuron penggerak karena neuron

motorik dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan aksonnya


berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja
mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot
memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
Ada 3 macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya:
1.

Otot polos

2.

Otot rangka

3.

Otot jantung
Kontraksi Otot, secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai

respons terhadap adanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai
jaringan yang mempunyai iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya
stimuli listrik, mekanis, kimiawi, dan mungkin panas yang langsung. Pemendekan
yang bisa dilihat pada wakltu kontraksi otot meliputi hanya perubahan mekanis
sebagi akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang tidak bisa diketahui.
Dalam hal ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal, elektris, dan
histologis

DAFTAR PUSTAKA
Brock, T. D, M. T. Madigan, 1997. Biology of Microorganisms. Sixth
Edition. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Hopson Janet L and Norman K. Wessells., 1990. Essentials of Biology.
San Francisco : Mcgraw-Hill Publishing Company.
Kimball John W, 1989. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
W.Nybakken., 1978. General Zoology. New Delhi : Tata
McGraw-Hill Publishing Company LTD.
Ganong, W.F. 1999. Fisiologi Kedokteran ed 17. EGC: Jakarta
Guyton, Arthur C. 1997 : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 9. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai