Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Sistem Otot Hewan
sebagai salah satu tugas mata kuliah Anatomi Dan Fisiologi Ternak..
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalamdalamnya pihak yang membantu.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Palu,
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..
KATA PENGANTAR...
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah .
1.3. Tujuan Penulisan .
1
1
2
10
11
12
12
12
14
16
17
17
BAB 3 PENUTUP
3.1. Simpulan .
DAFTAR PUSTAKA ..
18
19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita bergerak pake apa? pake otot dong, jantung kita berdenyut dengan
apa? dengan otot juga, lah kalau saluran pencernaan kita ? juga ada ototnya kan?
iyup.Makalah ini akan membahas tentang jaringan otot, so baca ampe abis ya.
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh
badan secara keseluruhan gerakan, baik oleh badan secara keseluruhan maupun
oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat
berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu berkembang dalam hal
konduktivitas. Kekhususan ini meliputi pemanjangan sel-selnya sesuai sumbu
kontraksi.
Pada jaringan otot, sel-sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam
berkas-berkas, sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat-serat otot saja.
Karena harus melakukan kerja mekanis, serat-serat otot memerlukan banyak
kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar
produk sisa toksik. Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat
fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan
sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung secara
efektif.
Komponen-komponen sel-sel otot seperti hal-hal yang lain, tetapi
memiliki istilah khusus, membran sel disebut sarkolema, sitoplasma disebut
sarkoplasma, retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma, dan
mitokondria disebut sarkosoma.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Otot?
2. Apakah Jenis-jenis Otot ?
3.
Bagaimanakah Kontraksi Otot?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Ingin mengetahui pengertian otot
2.
Ingin mengetahui jenis-jenis otot
3.
BAB 2
SISTEM OTOT HEWAN
otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi
jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a.
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b.
Morfologi Otot
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filamen aktin dan
filamen miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot
menyusun satu otot.
Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang
menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot
jantung. Fungsi sistem otot pada hewan vertebrata juga serupa seperti halnya pada
manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Penamaan pada otot
rangka, misalnya pada katak pun hampir serupa dengan pada manusia
Pada invertebrata sistem otot tidak serupa dengan hewan-hewan
vertebrata, pada hewan-hewan rendah seperti pada protozoa, porifera, dan
coelenterata tidak memiliki sistem tersebut. Pada Platyhelminthes terdapat sistem
otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak aktif terutama berfungsi dalam
mengatur gerakan tubuhnya. Pada Nemathelminthes kita mengenal adanya otototot longitudinal yang mengontrol
longitudinal dan otot melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaanya.
Otot-otot inilah yang berperan dalam mengatur gerakan pada cacing tanah,
misalnya ketika memendek, memanjang dan merayap bekerja sama dengan setae.
Otot rangka Arthropoda hampir identik dengan otot rangka vertebrata. Akan
tetapi, otot terbang pada seranggga mampu melakukan kontraksi independen dan
ritmik (berirama), sehingga sayap beberapa serangga sesungguhnya dapat
mengibas lebih cepat dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat. Mollusca,
pada kelompok hewan ini sudah memiliki jenis otot bergaris melintang. Yang
menarik pada sistem otot pada kijing atau remis, kemampuan otot yang menahan
cangkangnya agar tetap dalam keadaan menutup. Filamen tebal pada pada serabut
otot ini mengandung suatu protein unik yang disebut paramiosin, yang
memungkinkan otot tetap berada dalam kondisi kontraksi dengan laju konsumsi
energi yang rendah selama sekitar satu bulan.
2.2. Jenis-jenis Otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan
yaitu:
2.2.1.Otot Polos.
miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin
dan miosin.Otot polos bergerak secara teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun
tidur otot masih mampu bekerja.oto polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh
dalam , misalnya pada diding usus, dinding pembuluh darah , pembuluh limfe,
dinding saluran pencernaan, takea , cabang tenggorok , pada muskulus siliaris
mata, otot polos dalam kulit , saluran kelamin dan saluran ekskreasi.
Sel otot polos berbentuk gelendong mempunyai diameter 2-5 micron dan
panjangnya 60-200 micron.
Ada d 2 tipe otot polos :
1.
2.
Nictating membrane yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat rendah.
Contoh:
Saluran empedu.
Ureter.
Uterus.
Membran potensial otot polos besarnya bervariasi, berkisar antara 55 sampai
69 milivolt. Potensial aksi dari visceral smooth muscle ada 2 macam yaitu:
Spike potential.
otot lurik ujung sel nya tidak menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak
homogen , akibatnya tampak serat-serat lintang.
Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut
dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh
rangsang saraf sadar(otot volunter).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena
itu di sebut otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut
otot sadar,artinya bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja
otot lurik terhadap perangsang cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
2.2.3.Otot Jantung
PERBEDAAN
OTOT LURIK
OTOT POLOS
OTOT
JANTUNG
Bentuk
Panjang, silindris
Jumlah
inti sel
Kerja
Dipengaruhi
kesadaran
Gerak dan
Ketahanan
Cepat, tidak
teratur, & cepat
lelah
Pada tubuh dan
anggota gerak
Letak
Gelendong dengan
ke2 ujung
meruncing
Satu di tengah
Panjang, silindris
bercabangcabang
Banyak, di
tengah serabut
Tidak
dipengaruhi oleh
kesadaran
Lambat, teratur &
tidak cepat lelah
Tidak
dipengaruhi oleh
kesadaran
Teratur & tidak
cepat lelah
Saluran
pencernaan, dan
alat-alat ekskresi
Pada dinding
jantung & vena
Carva
dapat pada garis-garis yang menjadi tempat perlekatan miofilamen tipis. Kekuatan
kontraksi dihasilkan oleh mekanisme filamen yang bergeser antara miofilamen
tebal dan tipis dan diteruskan oleh badan padan padat kerangka bsev yang terdiri
dari filamen-filamen 10 nm, untuk memendekkkan panjang sel.
2.3.2.Kontraksi Otot Jantung
Sejak permulaan kehidupan embrional, terjadi kontraksi miogenik spontan
pada sel-sel otot jantung. Di beberapa bagian jantung dewasa, sel-sel otot jantung
mengalami modifikasi dan membentuk sistem hantar rangsang yangmengandung
denyut jantung. Rambatan rangsang terjadi dari sel otot jantung ke sel lain melalui
nucleus. Sel-sel miokard atrium berbeda dari sel miokard ventrikel. Sel atrium
lebih kecil dengan sistem T yang kurang berkembang.
2.3.3.Kontraksi Otot Lurik
Otot
Lurik
atau
masa
otot
yang
bertaut
pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. Otot rangka
dapat kita kaji lebih dalam misalnya dengan mempelajari otot gastroknemus pada
katak.
Otot
gastroknemus katak
banyak
digunakan
dalam
percobaan fisiologi hewan. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta
disisipi olehtendon tumit yang tampak jelas (tendon Achillus) pada permukaan
kaki.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam
keadaan yang relatif dari filament - filamen aktin dan myosin. Selama
kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak
ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan
pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu
penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya
menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer
menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada
interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1.
berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling
beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam
serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2.
dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan
(summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3.
4.
Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan,
aktin
dan
miosin
membentuk
dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai
ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis
membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin.
Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi
secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan
terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
2.3.4. Otot Halus
Makhluk hidup vertebrata memiliki dua jenis otot selain otot lurik yaitu
otot cardiac (=kardiak; berhubungan dengan jantung) dan otot halus.
Otot cardiac ternyata juga berlurik-lurik sehingga mengindikasikan suatu
persamaan antara otot cardiac dan otot lurik. Walaupun begitu, otot skeletal (lurik)
dan otot cardiac masih memiliki perbedaan antar sesamanya terutama pada
metabolismenya. Otot cardiac harus beroperasi secara kontinu sepanjang usia
hidup dan lebih banyak tergantung pada metabolisme secara aerobik. Otot cardiac
juga secara spontan dirangsang oleh otot jantung itu sendiri dibanding oleh
terfosforilasi
ternyata lebih lambat daripada tahap-tahap yang terjadi untuk otot lurik. Jadi,
struktur dan pengaturan kontrol otot halus tepat dengan fungsi yang diembannya
yaitu pengadaan suatu gaya tegang selama rentang waktu cukup lama namun
mengkonsumsi ATP dengan laju konsumsi rendah.
2.3.5. Perubahan-perubahan selama kontraksi otot
Perubahan-perubahan tersebut terbagi atas empat perubahan yaitu;
1. Perubahan Bentuk; merupakan terjadi pada saat kontraksi, dimana otot
menjadi pendek dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume,
kemudian perubahan ini terjadi perubahan bentuk dari protein. Menurut
Szent-Gyorgy ; perubahan ini karena adanya protein dalam otot akan
berubah menjadi aktomiosin kemudian akan terurai menjadi aktin &
miosin sehingga aktin mengalami torsi (perputaran)
2. Perubahan Kimia; pada saat kontraksi Fosfat dan Asam laktat meningkat
jumlahnya, sehingga fosfat atau glikogen menurun jumlahnya kemudian
oksigen banyak digunakan sehingga H2O dan CO2 banyak dihasilkan.
Maka pada proses perubahan kimia dikenal kontraksi dengan 4 macam
yaitu; 1). ATP=Adenotrifosfat diuraikan menjadi ADP=Adenodifosfat,
sehingga menghasilkan energi untuk kontraksi, 2). Fosfokreatin diuraikan
menjadi fosfat dan kreatin, energi yang dihasilkan untuk re-sintesis
fosfokreatin. 3). Glikogen diuraikan menjadi asam laktat, energi yang
dihasilkan juga untuk meresintesis fosfokreatin dan ke- 4). Seperlima
Asam laktat dan O2 diuraikan menjadi air dan karbondioksida, sehingga
energi yang dihasilkan untuk mengubah empat perlima asam laktat
menjadi glikogen.
3. Perubahan Panas/thermis; dari seluruh energi yang digunakan untuk
kontraksi hanya 20% dan selebihnya hilang dalam bentuk panas, panas
yang timbul dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, sehingga
pada suhu yang dingin bisa memproduksi panas melalui pergerakan otot.
denyut
jantung,
melebarkan/menyempitkan
Otot polos
2.
Otot rangka
3.
Otot jantung
Kontraksi Otot, secara normal otot distimulasi untuk berkontraksi sebagai
respons terhadap adanya impuls saraf. Bahkan otot dalam gabungannya sebagai
jaringan yang mempunyai iritabilitas juga akan berkontraksi dengan adanya
stimuli listrik, mekanis, kimiawi, dan mungkin panas yang langsung. Pemendekan
yang bisa dilihat pada wakltu kontraksi otot meliputi hanya perubahan mekanis
sebagi akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang tidak bisa diketahui.
Dalam hal ini meliputi berbagai perubahan: kimia, termal, elektris, dan
histologis
DAFTAR PUSTAKA
Brock, T. D, M. T. Madigan, 1997. Biology of Microorganisms. Sixth
Edition. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Hopson Janet L and Norman K. Wessells., 1990. Essentials of Biology.
San Francisco : Mcgraw-Hill Publishing Company.
Kimball John W, 1989. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
W.Nybakken., 1978. General Zoology. New Delhi : Tata
McGraw-Hill Publishing Company LTD.
Ganong, W.F. 1999. Fisiologi Kedokteran ed 17. EGC: Jakarta
Guyton, Arthur C. 1997 : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 9. EGC : Jakarta