Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir dan Langkah-Langkah Penelitian


3.1.1
Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti yang terdapat
pada gambar diagram alir 3.1 dibawah ini :

Mulai

Merancang Sistem Pengukuran


Penentuan Komponen dan Spesifikasi Alat
Perancangan Alat dan Simulasi Menggunakan Software

Pengujian Alat

Tidak
Ya

Kalibrasi Prototipe

Tidak

Ya

Pengambilan Data Intensitas Cahaya


Penyusunan Laporan
Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Adapun penjelasan dari tahap penelitian yang ada pada gambar 3.1
diatas adalah sebagai berikut :

Merancang sistem pengukuran

19

Tahapan perancangan sistem pengukuran adalah tahapan perencanaan dari


alat ukur yang akan dijadikan prototipe alat ukur. Pada tahapan ini dirumuskan
sistem dan juga alat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari penelitian
seperti yang telah ada pada bab 1. Rancangan sistem pengukuran inilah yang
selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk prototipe alat ukur sebagai media
penelitian.

Penentuan komponen dan spesifikasi alat


Pada tahapan ini komponen dan spesifikasi alat ditentukan sesuai dengan

standar minimal dari pengukuran intensitas radiasi matahari yang ingin


dicapai. Data dan spesifikasi alat dari produsen yang ada menjadi acuan dalam
penentuan komponen dan spefikasi alat. Segala komponen dan alat yang
digunakan diusahakan yang memiliki tingkat kesalahan paling minim 10%.

Perancangan alat dan simulasi menggunakan software


Sebelum merakit alat ada baiknya jika alat tersebut sudah memiliki

simulasi tersendiri, pada tahap ini alat akan dirancang menggunakan software
Proteus 8.1 serta disesuaikan dengan spesifikasi alat yang telah disesuaikan
pada tahapan sebelumnya. Setelah perancangan simulasi alat selesai, maka
alat akan dirakit pada 1 papan PCB sehingga membentuk sebuah prototipe.
Arduino sendiri akan diprogram menggunakan Software Arduino 1.6.3.
Dalam tahap ini Arduino berfungsi sebagai board yang memiliki
mikrokontroller ATmega328p didalamnya. Keberadaan mikrokontroller itu
sendiri akan membantu penelitian untuk mendapatkan beberapa parameter
yang dibutuhkan dalam pengukuran intensitas radiasi matahari.

Pengujian kerja alat


Pengujian kerja alat pada tahap ini, dimaksudkan untuk mengetahui setiap

komponen yang telah dirakit pada papan PCB serta dipadukan dengan sistem
ukur lainnya untuk memastikan telah berfungsi semestinya.

20

Pengkalibrasian prototipe pengukur intensitas radiasi matahari


Pada tahap ini alat yang telah dirakit akan dikalibrasi melalui

pembandingan dengan alat pabrikan. Alat pabrikan yang akan digunakan pada
tahap ini berupa luxmeter dan solar cell. Kedua alat tersebut akan diuji secara
bersamaan dengan sensor pengukur intensitas cahaya yang dirakit sebelumnya
dan hasilnya akan dikalibrasikan pada tahap berikutnya.

Mengumpulkan data intensitas radiasi


Setelah melalui berbagai rangkaian pengujian, maka alat pengukur

intensitas radiasi matahari yang telah diuji akan digunakan untuk


mengumpulkan data intensitas radiasi matahari dalam jangka waktu selama
sebulan.
3.1.2

Gambaran Umum Prototipe Pengukur Potensi Intensitas

Radiasi Matahari menggunakan Sensor Cahaya Photodioda dan


Photoresistor berbasis Mikrokontroller ATmega328p
Salah satu hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah perbandingan
akurasi ukur antara sensor cahaya photodioda dan photoresistor terhadap
intensitas radiasi matahari. Apabila kepekaan dua sensor tersebut sudah
didapatkan perbandingan datanya maka diharapkan dapat menjadi alat yang
handal dalam melakukan pengukuran intensitas radiasi matahari.
Prototipe pengukur potensi intensitas radiasi matahari ini menggunakan
mikrokontroller Atmega328p ini yang berfungsi sebagai sebuah kanal yang
menerjemahkan pembacaan analog oleh sensor-sensor yang digunakan menjadi
angka-angka

digital

melalui

beberapa

perumusan.

Pembacaan

analog

diterjemahkan menjadi pembacaan digital dan ditampilkan dalam layar LCD 16x4
yang tersedia pada prototipe.
Tetapi dalam penggunaannya untuk mengukur intensitas radiasi matahari
secara berkala, akan membuat sulit pengguna jika setiap saat melakukan
pembacaan pada tampilan LCD. Karena itu untuk mempermudah pembacaan dan

21

juga pencatatan nilai-nilai intensitas radiasi matahari secara real time digunakan
komunikasi nirkabel melalui perantara zigbee. pengiriman data oleh alat ukur ini
akan disimpan dalam data logger, sehingga pengguna dapat mengakses dan
mengolah data dari alat ukur kapanpun yang diinginkan tanpa harus terus menerus
memantau kinerja alat. Data yang diukur oleh alat ini adalah pembacaan intensitas
radiasi matahari oleh photodioda dan photoresitor, suhu, dan daya keluaran yang
dihasilkan oleh Solar cell sebagai pembanding kinerja alat ukur.

3.1.3

Diagram Alir Prototipe Pengukur Potensi Intensitas Radiasi

Matahari menggunakan Sensor Cahaya Photodioda dan Photoresistor


berbasis Mikrokontroller ATmega328p
Adapun diagram alir untuk penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.2
dibawah ini :

Gambar 3.2 Diagram Kerja Alat Ukur Intensitas Radiasi Matahari

Adapun penjelasan atau keterangan dari diagram kerja alat ukur diatas
adalah sebagai berikut :
1. Photodioda, photoresistor, LM35 (sensor suhu), voltage dan current
sensor masing-masing bekerja membaca perubahan tahanan yang
terjadi akibat cahaya dan suhu. Sementara voltage dan current sensor

22

membaca output dari solar cell yang berfungsi sebagai pembanding


pengukuran.
2. Data analog yang terbaca oleh masing-masing sensor dikonversi oleh
mikrokontroller menjadi output digital sehingga mudah untuk
dipahami.
3. Data digital yang telah dikonversi oleh mikrokontroller kemudian
ditampilkan kedalam layar LCD atau dikirim melalui perantara zigbee
yang ada di prototipe (outdoor) ke zigbee yang ada didalam ruangan
yang digunakan user (indoor).
4. Data yang diterima oleh zigbee kemudian disimpan dalam data logger
untuk bisa segera diproses oleh user atau diproses dikemudian waktu.
5. Data yang diterima oleh user akan diproses dan dijadikan data
perbandingan antara dua sensor cahaya dan juga pembacaan
photovoltaic cell terhadap intensitas radiasi yang ada.
6. Proses akan terus berulang selama pengukuran berlangsung sehingga
pengukuran intensitas radiasi matahari bisa dilakukan secara real time.

3.1.4

Diagram Blok Sistem dan Fungsinya pada Prototipe

Pada sistem pengukuran potensi intensitas radiasi ini, terdapat tiga bagian
utama yang menjadi acuan sistem pengukuran yang dirancang. Pada bagian
pertama adalah bagian dimana keakuratan pembacaan sensor photodioda dan
photoresistor terhadap kepekaannya akan cahaya yang akan dibandingkan
menggunakan luxmeter ataupun solar meter. Pada bagian ini pula hasil
pembacaan dari photodioda dan photoresistor akan dibandingkan menggunakan
output daya keluaran dari solar cell dan pengaruh suhu terhadap daya yang diukur
oleh kedua sensor tersebut.
Pada bagian kedua adalah pengiriman data yang dilakukan oleh dua buah
zigbee yang masing-masing berfungsi sebagai transmitter dan emitter. Pengiriman
data ini juga sangat penting untuk dipastikan keakuratannya, karena bila data yang
dikirim tidak sesuai dengan hasil pembacaan dikarenakan gangguan sinyal, maka
akan merusak sajian data akhir intensitas radiasi matahari yang ada.

23

Pada bagian ketiga adalah pengumpulan data yang sudah terekam pada data
logger. Pada bagian ini seluruh data yang sudah terekam akan diambil rata-rata
sebagai acuan data akhir. Di harapkan setelah seluruh data sudah selesai untuk
diolah akan ada sajian data berupa angka dan juga grafik intensitas radiasi
matahari. Mengenai pengambilan data secara rata-rata akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
Adapun diagram blok sistem dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini
adalah seperti pada gambar 3.3 dibawah ini :

Gambar 3.3. Diagram Blok Sistem Alat Ukur Intensitas Radiasi Matahari

Adapun penjelasan dari alat-alat yang ada pada sistem tersebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Photoresistor
Perancangan yang dilakukan pada sensor photoresistor adalah menentukan
cara penggunaan photoresistor. Pada penelitian ini photoresistor dioperasikan

24

dalam mode reverse, dimana tegangan terlebih dahulu melalui photoresistor


sebelum tahanan yang diperuntukkan sebagai pembagi tegangan. Peletakan
photoresistor pada penelitian ini adalah seperti gambar 3.4 dibawah ini :

Gambar 3.4 hubungan photodioda terhadap sumber tegangan pada rangkaian pembagi
tegangan

Pada rangkaian pembagi tegangan diatas jumlah tegangan masuk akan


tergantung pada besarnya nilai tahanan yang dimiliki oleh photoresistor.
Sementara nilai tahanannya tergantung pada besar atau kecilnya pancaran
sinar yang diterima oleh sensor. Maka pada rangkaian diatas untuk mengukur
tegangan outputnya berlaku persamaan seperti berikut :
Rumus dasar dari pembagi tegangan adalah :
Vout =Vin x

R2
R 1+ R 2

(3.1)

Maka dari itu rumus tersebut dapat dikembangkan menjadi


LDR
10+ R

5xR
Vout = LDR
Atau pada kondisi tanpa beban

25

(3.2)

Vout=Analogreadingx 0.0048828125

(3.3)

Dimana setiap pembacaan nilai bit pada mikroprosesor diwakili oleh :


Vin=

5
=0.0048828125
1024

(3.4)

Dikarenakan unit yang akan diukur adalah yang nantinya akan dikonversi
menjadi intesitas radiasi matahari maka :
RLDR =

500
lux

(3.5)

500 10 x Vout
=
lux 5Vout

(3.6)

500(5Vout)
(10 x Vout)

(3.7)

(3.8)

lux=

2500
(
Vout500 )
lux=
10

Sehingga persamaan akhirnya adalah sebagai berikut :


2500
( AnalogRead x 0.0048828125 )500
lux=
10

(3.9)

Dikarenakan setiap nilai 1 lux adalah sama dengan 0.00352 (Whesby dan
Sheehy, 1983), maka setiap pembacaan nilai 1 lux oleh resistor akan dikalikan
dengan konstanta tersebut.
2. Photodioda
Persamaan yang digunakan pada photodioda juga sama dengan yang
digunakan pada photoresistor (persamaan 4.9) hanya saja, pada photodioda
peletakan kaki-kaki tidak dapat dilakukan terbalik antara katoda dan anoda,

26

karena jika diletakkan terbalik maka pembacaan akan mengalami kesalahan


juga.

Gambar 3.5 hubungan photoresistor terhadap sumber tegangan pada rangkaian pembagi
tegangan

3. Sensor Suhu (LM35)


Sensor LM35 merupakan sensor suhu yang sering digunakan untuk dapat
mengidentifikasi perubahan suhu, pada sensor ini persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut :

Suhu=

5.0 x AnalogRead ( Suhupin ) x 100


1024

(3.10)

LM35 beroperasi pada tegangan 0 V - 1 V, atau dengan kata lain bilangan


analog yang dapat dihasilkannya hanya 204,8. Dimana bila komponen
beroperasi dengan tegangan maksimum sampai dengan 5 V maka nilai bit
atau bilangan analog yang dihasilkan sampai dengan 1023. Dengan
menggunakan rumus diatas maka satuan suhu yang akan didapat adalah
derajat celcius. Adapun rangkaian atau hubungan LM35 adalah seperti gambar
berikut ini

27

Gambar 3.6 Gambar rangkaian sensor suhu LM35

4. Sensor Tegangan dan Sensor Arus (ACS712S)


Adanya sensor tegangan dan juga suhu pada sistem sebagai pembanding
intensitas radiasi matahari yang mampu diukur oleh dua sensor cahaya yang
digunakan dalam penelitian ini. Meskipun memiliki output dengan satuan
yang berbeda tapi memiliki kaitan yang erat, dimana intensitas radiasi
matahari akan berbanding lurus dengan keluaran daya yang dihasilkan oleh
solar cell.
Jenis sensor tegangan yang digunakan adalah sensor tegangan yang
mampu beroperasi pada range tegangan 0 25 VDC, sehingga pemprogaman
yang dilakukan pada sensor ini adalah sebagai berikut :
5. Atmega328p (Board Arduino Uno R3) dan LCD 16x4
Penggunaan

ATmega328p

pada

sistem

dikarenakan

kemudahan

pemprogaman yang dimiliki oleh prosesor ini yang bekerja diatas board
Arduino Uno R3. Selain itu prosesor ini talah dilengkapi dengan kemampuan
konversi nilai analog menjadi digital serta ketersediaan pin untuk komunikasi
antar perangkat (pin Rx dan Tx). Pada sistem prosesor berfungsi mengatur

28

pembacaan setiap sensor yang kemudian akan dikonversi menjadi nilai digital
yang akan ditampilkan oleh LCD atau dikirim melalui zigbee dan disimpan
dalam data logger.
6. Zigbee
Adanya perangkat zigbee pada sistem digunakan sebagai alat untuk
mengirim data secara nirkabel sehingga mempermudah pengukuran intensitas
radiasi matahari. Zigbee digunakan karena kepraktisan pengirimin data
melalui perangkat ini. Jangkauan pengiriman juga bisa lumayan jauh sekitar
100 m 1600 m. zigbee pada sistem ini dihubungkan ke board Arduino uno
R3, dengan menggunakan pin RX dan TX pada board tersebut guna mengirim
data ke perangkat pasangan yang berfungsi sebagai penerima data.
7. Data Logger
Data logger yang berfungsi sebagai perekam data. Dalam sistem data yang
dikirim oleh zigbee tidak langsung diteruskan ke user melainkan direkam oleh
data logger. Adanya alat ini membuat pengguna tidak harus selalu duduk
didepan personal computer (PC) maupun laptop untuk menyimpan data, tetapi
perekaman data bisa setiap saat berlangsung dan data dapat diolah kapanpun.
8. Personal Computer / Laptop
Keberadaan personal computer ataupun laptop dalam sistem sebagai
penghubung user terhadap sistem, dimana data yang telah direkam oleh data
logger akan dihimpun menjadi sebuah data yang utuh.
3.2 Kebutuhan Sistem/Peralatan Penelitian
Adapun peralatan dan segala komponen yang digunakan dalam tugas
akhir ini ditunjukkan pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian


Nama Barang

Spesifikasi

29

Jumla

Unit

Arduino Uno R3 + kabel USB


Current Sensor ACS712
Voltage Sensor Module
Kabel Jumper Male to Male
Kabel Jumper Male to Female
Sensor LDR
Sensor Photodioda
Sensor Suhu LM35
Potensiometer

5 VDC / 3.3 VDC


20 A
25 V
25 V / 1 A (15 cm)
25 V / 1 A (15 cm)
4 mm / 500
3 mm / 500 (lensa hitam)
3 mm / 100
10 K
16 Pin, White Character, blue

LCD 16x4
Resistor 5W1RJ
Resistor
Project Board
Kabel NYAF
Papan PCB
Xbee Pro
Xbee Shield
Antenna

Backlight
5W1RJ
10 K
2.5 A - 3 A
1 x 0.75 mm (10 A / 220 V)
25 cm x 8 cm
S2B / 295 mA
3.3 V
2,4 GHz

h
1
1
1
1
1
4
4
2
2

Set
Set
Set
Set
Set
Set
Buah
Buah
Buah

1
2
5
1
5
2
2
1
2

Unit
Buah
Buah
Unit
Meter
Papan
Unit
Unit
Unit

3.3 Skenario Penelitian/Prosedur Pengujian


Seperti yang terlihat pada gambar 3.1 diagram alir penelitian, terdapat 3
tahap pengujian sistem yang akan dilakukan pada penelitian ini setelah terlebih
dulu merancang sistem dan juga menentukan komponen alat ukur. Adapun
tahapan pengujian yang dimaksud adalah sebagai berikut :

3.3.1

Pengujian Perangkat Lunak (Software)


Pada tahapan perancangan perangkat lunak dilakukan secara dua

tahap,menggunakan proteus 8.1 sebagai program untuk simulasi dan juga Arduino
1.6.3 sebagai program pengendali dari kinerja alat secara keseluruhan.

30

Pada perancangan alat menggunakan proteus 8.1, sensor-sensor yang diuji


adalah LM35 (suhu), photodioda dan photoresistor, sementara untuk sensor
tegangan dan arus tidak bisa diuji pada program simulasi ini dikarenakan kedua
tool sensor tersebut tidak terdapat dalam library proteus. Perancangan
menggunakan Software proteus 8.1 dapat dilihat seperti pada gambar 3.5 dibawah
ini.

Gambar 3.7 Simulasi alat ukur pada software proteus 8.1


Pada perancangan alat diatas yang menggunakan Software proteus 8.1,
sensor suhu terhubung dengan pin analog A0 yang dimiliki oleh orduino sebagai
tanda jika pembacaan yang terjadi pada sensor suhu akan dibaca oleh pin analog
A0. Sementara pembacaan terhadap sensor photodioda dan photoresistor
dilakukan oleh pin analog A1 dan A2. Pada perancangan ini hasil pembacaan yang
dilakukan oleh pin analog akan dikonversi menjadi angka digital oleh
mikrokontroller setelah terlebih dahulu mikrokontroller di program menggunakan
Software Arduino 1.6.3. Sebagai tanda jika program berjalan dengan baik adalah
bertambahnya nilai intensitas cahaya saat resistansi pada ketiga sensor dikurang

31

dan begitu juga sebaliknya. Tampilan jika nilai intensitas dan suhu bertambah
dapat dilihat seperti pada gambar 3.5 dibawah ini.

Gambar 3.8 Tampilan LCD ketika program berjalan

Keterangan Tampilan LCD :


P1

= Pembacaan intensitas cahaya pada photoresistor (tahanan = 100 ohm)

P2

= Pembacaan intensitas cahaya pada photodioda (nilai tahanan = 10nA)

= Pembacaan suhu pada LM35 (nilai tahanan = 100ohm)

V & I = Pembacaan nilai tegangan dan arus dari solar cell.


Pada tampilan LCD diatas dapat dilihat jika nilai tahanan yang ada pada
setiap sensor mempengaruhi pembacaan digital. Sementara itu untuk pembacaan
analog seluruh sensor memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 0 1023 bit.
Pembacaan P1 ditujukan untuk photodioda, dimana spesifikasi photodioda yang
ada pada tool Software ini tidak bisa diubah dan hanya memiliki nilai tahanan
seperti yang tersebut diatas
Pada pembacaan P2 untuk photoresistor nilai tahanan dapat diubah-ubah,
dengan variasi maksimum adalah 500 dan minimum 1, dimana jika nilai tahanan
lebih atau kurang dari nilai minimum dan maksimum, maka pembacaan akan
mengalami error. Sementara pembacaan pada LM35 yang terdapat di simulasi
memiliki nilai tahanan maksimal sebesar 500 ohm, dan jika tahanan lebih dari
bilangan tersebut maka pembacaan akan mengalami error. Untuk pembacaan pada

32

V dan juga I tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya tool kedua sensor
tersebut pada library Arduino.
3.3.2

Pengujian Perangkat Keras (Hardware)


Pada pengujian perangkat keras dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembacaan

sensor dan pengiriman data menggunakan zigbee serta perekaman data oleh
logger.
1. Pengujian Pembacaan Sensor
Pada pengujian yang pertama ini, kepekaan sensor terhadap cahaya
menjadi perhatian utama dikarenakan hal inilah yang menjadi fokus utama
dari penelitian ini. Dimana pada pengujian ini diharapkan pembacaan oleh
sensor yang akan dibandingkan dengan pembacaan alat ukur keluaran
pabrikan tidak memiliki banyak perbedaan. Untuk melakukan pengujian
tersebut akan digunakan luxmeter dan solar meter, sementara untuk
tegangan dan arus yang keluar dari solar cell akan menggunakan volt dan
ampermeter sebagai tolak ukur. Begitu juga dengan sensor suhu, sebagai
pembanding akan digunakan thermometer.
2. Pengujian Pengiriman Data Oleh Zigbee
Tujuan utama dari pengujian ini adalah mengetahui range pasti dari
pengiriman data yang dapat dilakukan oleh zigbee menggunakan sistem
peer to peer. Pengujian yang akan dilakukan adalah mengubah-ubah range
penerimaan data terhadap letak zigbee di are gedung A fakultas teknik,
universitas syiah kuala.sehingga dengan dilakukannya pengujian ini dapat
diketahui efektifitas pengiriman data yang dapat dilakukan oleh zigbee
dalam area gedung sesuai dengan tempat penelitian.
3. Pengujian Perekaman Data oleh Data Logger
Pada tahap pengujian ini, hal yang akan diuji adalah kemampuan
kapasitas data logger untuk menerima banyaknya data yang akan diukur
selama kurang lebih 9 12 jam. Sehingga dari pengujian ini dapat

33

diketahui berapa kapasitas memori yang diperlukan guna pengukuran


selama selang waktu yang telah disebutkan diatas.

3.3.3

Pengujian Sistem Secara Menyeluruh


Setelah pengujian perangkat keras dan lunak selesai dilakukan dan kedua

pengujian perangkat itu dipastikan berfungsi maka pengujian selanjutnya adalah


menguji kedua perangkat tersebut dalam bentuk prototipe secara keseluruhan.
Untuk pengujian ini, dimulai dengan pengukuran intensitas radiasi matahari oleh
sensor yang menghasilkan angka analog, kemudian angka itu diterjemahkan
dalam bentuk digital dan ditampilkan kedalam layar LCD 16x4. Untuk
mempermudah pengukuran maka digunakan zigbee, sehingga data dalam bentuk
digital dikirim melalui zigbee dan direkam oleh data logger. Data yang direkam
oleh data logger kemudian diproses oleh user dan mengubah data tersebut dalam
bentuk tabel maupun grafik yang dapat dibaca maupun dipahami oleh khalayak
ramai.

3.4 Rencana Pengolahan Data/Analisis


Setelah seluruh tahap penelitian yang dimulai dari tahap perancangan alat
(hardware maupun software), kalibrasi, dan perbandingan dengan alat pabrikan
serta aplikasi langsung untuk pengukuran. Dari berbagai pengujian itu dapat
diketahui perbedaan antara dua sensor dan batas kepekaan masing-masing sensor
terhadap radiasi matahari. Dari pengujian itu pula dapat diketahui kehandalan,
tingkat ekonomis, kelemahan maupun kelebihan alat ukur serta sistem pengukuran
yang telah dirancang. Untuk mendapatkan data yang akurat makan akan dilakukan
analisis data dalam 4 tahap. Tahapan tersebut adalah, analisis perangkat lunak,
analisis perangkat keras, analisis keseluruhan sistem serta pengumpulan dan
perbandingan data ukur.
Pada analisis perangkat lunak, pengujian yang akan dilakukan untuk
mendapatkan hasil adalah mengubah-ubah nilai resistansi dari photodioda,
photoresistor dan LM35, yang dapat dimisalkan sebagai cahaya dan suhu yang
34

memang mempengaruhi ketiga sensor tersebut. Pada pengujian ini akan dapat
dikaetahui jika rancangan berupa simulasi dan juga program berjalan dengan baik.
Hal tersebut dapat menjadi sebuah analisa, dimana apabila nilai tahanan pada
ketiga sensor naik maka pembacaan terhadap suhu maupun radiasi matahari akan
turun begitu juga sebaliknya. Apabila sudah demikian maka simulasi dan juga
program berjalan sesuai dengan harapan. Dari pengujian ini jugadapat dianalisa
berapa lama respon mikrokontroller serta sensor untuk merespon perubahan nilai
tahanan pada masing-masing sensor.
Pada analisis perangkat keras, pengujian dilakukan terhadap ketepatan
pembacaan sensor Pada pengujian ketepatan baca sensor pembacaan sensor akan
diuji terlebih dahulu pada jam-jam tertentu, dan hasilnya akan dibandingkan
dengan pembacaan luxmeter, solar meter, multimeter, dan thermometer. Sehingga
dapat diketahui ketepatan alat ukur yang dirancang. Kemudian sebagai
pembahasan utama akan diuji kemampuan sensor photodioda dan photoresistor
dalam membaca intensitas radiasi.pengujian tersebut akan mengindikasikan
kelebihan, kelemahan dan batas ukur intensitas radiasi yang data diterima oleh
kedua sensor. Sehingga dapat dilakukan pemilihan terhadap sensor yang tepat
dalam pengukuran intensitas radiasi matahari.

35

Anda mungkin juga menyukai