Anda di halaman 1dari 40

Laporan teknik pengolahan

PEMBUATAN PUPUK MAJEMUK SKALA PILOT PLANT


DI CITATAH, BANDUNG
Oleh : Hadi Purnomo
Rezky Iriansyah
Eko Styatmoko
Sarjono
Dedy Rustandi
Yayan Hermana
PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
Bandung, 2009

Kata Pengantar
Tulisan ini merupakan laporan hasil kegiatan uji coba proses optimalisasi dari p
embuatan
pupuk majemuk, pada skala pilot dalam rangka mendapatkan kondisi proses dan kine
rja
peralatannya. Kegiatannya dilakukan di lokasi Sentra Percontohan Pengolahan Mine
ral,
Citatah Kabupaten Bandung Barat.
Optimalisasi proses pembuatan pupuk majemuk ini menggunakan bahan baku fosfat
dan dolomit alam dan menghasilkan produk pupuk majemuk dengan kapasitas 900
kg/hari dan berkadar 10 % P2O5 . Produk pupuk majemuk ini sudah memenuhi
persyaratan umum dari Departemen Pertanian dalam pemakaian pupuk untuk tanaman
Diharapkan tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengembangkan pemanfaatan mineral dalam negeri melalui hasil kajian optimalisasi
pembuatan pupuk yang telah dilakukan.
Bandung , Desemberr 2009
Koordinator Kelompok Litbang
Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral
Prof. Dr. Sitti Rochani,MSc
NIP.100002842.
ii

Sari
Salah satu kegiatan kelitbangan di pilot plant Citatah adalah pembuatan pupuk ma
jemuk
yang berbasis mineral, karena potensi mineral cukup banyak terdapat di Indonesia
.
Mineral yang dipakai sebagai bahan baku adalah fospat dan dolomit, dimana fospat
mengandung unsur hara P dan Ca sedang dolomit mengandung unsur hara Mg dan Ca
Pembuatan pupuk majemuk dengan skala pilot , memggunakan bahan baku fospat
dengan kadar P2O5 21- 24 %, dan dolomit dengan kadar MgO 19 % serta asam sulfat
teknis dengan kadar H2SO4 96 %.
Proses pembuatan pupuk majemuk dimulai dengan menggiling bartuan fospat dan
dolomit dengan jaw crusher menjadi ukuran 1 cm, kemudian dgerus dengan hammer mi
ll
dilanjutkan dengan pengayakan memakai vibrating screen. Produk lolos ayakan 80 m
esh
diangkut menuju alat pencampur(ribbon mixer dan paddle mixer),sedangkan produk y
ang
kasar dikembalikan lagi ke hammer mill untuk digerus lagi sampai mencapai lolos
ayakan
80 mesh.
Didalam alat pencampur bahan baku fosfat ditambah air kemudian ditambah asam
sulfat secara bertahap dan diaduk sambil ditambahkan unsur mikro,kemudian dinetr
alisir
dengan penambahan dolomit. Setelah homogen, campuran dikeluarkan dari mixer untu
k
dikeringkan dalam suhu ruangan.Setelah kering, campuran sudah menjadi
pupukmajemuk. Produk pupuk majemuk mempunyai kadar P2O5 9,85-9,40 %, CaO 17,917,
5 %, MgO 10,92 9,20 %, S tot 5,75- 6,75%, Na2O 0,15 0,39 %, K2O 1,41 1,09 %,
Fe2O3 1,31 1,93 %, Al2O3 9,45 5,76 %, Cu 30 25 ppm, Zn 103 68 ppm dan Mo
63ppm tt. Persyaratan umum dari Departemen Pertanian untuk pupuk adalah kadar
unsur hara mayor 10%.Produk Pupuk Majemuk 1 {PM 1)dengan komposisi campuran
fospat : dolomit : asam sulfat = 50 : 30 : 20 lebih cepat kering dari Pupuk Maje
muk 2(PM2)
dengan campuran fospat : dolomit : asam sulfat = 50 : 25 : 2), hal itu disebabka
n
kelebihan asam akan membuat pengeringan dalam ruangan menjadi lebih lama.
Kapasitas produksi optimal yang bisa dicapai dalam percobaan ini adalah 900 kg/h
ari
dengan 2 kali proses setiap hari dengan kandungan P2O5 sekitar 10% . Dan jumlah
pupuk
yang dihasilkan selama percobaan adalah 2 ton.
iii

DAFTAR ISI
Halaman
1.
PENDAHULUAN ....................................................................
..................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................
................................... 3
1.2. Ruang Lingkup .............................................................
.................................. 3
1.3. Maksud dan Tujuan .........................................................
............................... 3
1.4. Sasaran ...................................................................
....................................... 3
1.5. Lokasi kegiatan ...........................................................
................................... 3
2.
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
................................ 4
2.1. Umum ......................................................................
...................................... 4
2.2. Prinsip pembuatan pupuk majemuk............................................
.................. 4
3. METODOLOGI...................................................................
....................................9
4. PROGRAM KEGIATAN.............................................................
............................11
5
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
..........................12
5.1. Hasil .....................................................................
..........................................13
5.1.1.Komposisi campuran bahan baku ............................................
...........13
5.1.2. Analisa bahan baku ......................................................
......................13
5.1.3. Analisa produk ..........................................................
.........................14
5.2. Kegiatan di lapangan ......................................................
...............................14
5.3. Pembahasan ................................................................
..................................15
5.3.1 Bahan Baku ...............................................................
........................15
5.3.2. Produk ..................................................................
...............................17
6. KESIMPULAN dan SARAN ........................................................
.............................20
6.1. Kesimpulan ................................................................
....................................20
6.2. Saran .....................................................................
........................................20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................
.......................................21

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.-.- Gambar Gen Set dan Penampung Solar........................................
................23
2.-.- Hasil Analisis XRD fosfat...24
3.-.- Hasil Analisis XRD dolomit....... 26
iv

1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka ikut menunjang program pemerintah tentang ketahanan pangan, maka
Kelompok
Program
Teknologi
Pengolahan
Mineral,
tekMIRA,
berinisiatif
mengembangkan pupuk majemuk dengan bahan baku berbasis mineral yakni mineral
fosfat (sumber unsur P,Ca), mineral dolomit (sumber unsur Mg,Ca) dan mineral leu
sit
dan/atau felspar (sumber unsur K). Batuan fosfat
dan dolomit, keduanya dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk majemuk(
batuan
tersebut
apabila
di-treatment
dengan
asam
sulfat
6,12 )
(H2SO4)
Batuankemudian
ditambahkan unsur-unsur hara mikro dalam jumlah sangat kecil, maka akan
menghasilkan pupuk anorganik majemuk yang relatif mudah larut dalam tanah yang
mengandung unsur-unsur hara makro seperti P, Ca, Mg dan S serta unsur-unsur mikr
o
seperti B, Cu, Mn, Mo dan Zn yang diperlukan oleh tanaman.( 12 ).
Berkaitan dengan hal diatas Puslitbang tekMIRA telah/sedang membangun sentra pil
ot
plant pengolahan mineral dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai model
pengolahan mineral oleh industri/investor yang berminat. Salah satu kegiatan
pengembangan kelitbangan skala pilot yang sedang dilakukan adalah pembuatan pupu
k
majemuk anorganik yang berbasis mineral fosfat (sumber hara P) dan dolomit (sumb
er

hara Mg). Sedangkan felspar, leusit (sebagai sumber hara K) sedang dilakukan pad
a
skala laboratorium khususnya mengenai percobaan ekstraksi kalium sebagai bahan b
aku
pupuk kalium (KCl).
Di beberapa media massa sering memuat keluhan masyarakat tentang masalah pupuk,
bahwa memasuki musim tanam, petani diberitakan mengeluhkan kelangkaan pupuk
Pada kenyataannya berbagai jenis pupuk sudah beredar dipasaran. Selain pupuk tun
ggal
Urea, TSP, SP, KCl, ada pula pupuk majemuk ponska, pupuk fosfat alam, pupuk orga
nik
seperti kompos, pupuk kandang, pupuk kascing. Selain itu ada pula bahan pembenah
tanah berupa kapur pertanian (kaptan), Ada bahan galian nonlogam yang dari tamba
ng
langsung dijual berupa kapur fosfat, dolomit dan zeolit
(7)
. Ada pula pupuk mikroba
sebagai formulasi inokulum mikroba yang bisa meningkatkan unsur hara dalam tanah
1

antara lain mikroba penambat nitrogen dan mikroba pelepas fosfat. Juga ada pupuk
pelengkap cair seperti plant catalyst
Tanpa melihat kelangkaan pupuk ataupun pupuk melimpah, Puslitbang Teknologi
Mineral dan Batubara (tekMIRA) Bandung hanya melihat dari aspek belum optimalnya
perkembangan industri mineral nonlogam dan pengolahannya di Indonesia. Bagaimana
mengupayakan agar mineral-mineral yang ada bermanfaat untuk masyarakat. TekMIRA
mencoba memanfaatkan bahan galian fosfat dan dolomit yang jumlah cadangannya
relatif banyak, tetapi tersebar tidak merata dalam jumlah yang kecil-kecil untuk
diproses
menjadi pupuk majemuk berunsur hara lengkap dengan menggunakan teknologi tepat
guna, dan tentu saja harus ramah lingkungan. Pupuk ini sama sekali bukan untuk
menyaingi pupuk-pupuk yang ada, melainkan dimaksudkan hanya sebagai pupuk
alternatif atau mungkin dapat mengisi kekurangan pupuk yang bersifat regional sa
at
petani tidak mampu membeli pupuk yang cukup mahal (5).
Telah diketahui bahwa pupuk merupakan material yang mengandung unsur-unsur hara
yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi atau memenuhi
kebutuhan tanah akan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Hasil pertanian ak
an
(8)
. Unsur hara yang diserap oleh tanaman
dari dalam tanah ada sekitar 12 unsur hara
penting. Unsur ini sangat diperlukan
baik bila tanaman cukup mendapat zat hara
tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Umumnya unsur hara
dibagi menjadi unsur hara makro primer (N,P,K), unsur hara makro sekunder (Mg, C
a dan
S) dan unsur hara mikro (B, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Unsur hara makro adalah unsu
r hara
yang diperlukan dalam jumlah banyak sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara
yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Menurut sumber dari Departemenn Pertanian,
secara umum kandungan unsur hara makro(N,P,K) masing-masing dalam pupuk adalah
10%, sedang unsur hara mikro masing2 tidak boleh dari 100 ppm ( 2,,3 ).
2

1.2. Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan Pembuatan Pupuk Majemuk Skala Pilot meliputi opimasi pros
es
pembuatan pupuk majemuk dengan memanfaatkan variabel-variabel
komposisi
campuran semi kontinu.
1.3. Maksud dan tujuan
Maksud kegiatan ini adalah menerapkan teknologi proses pengolahan mineral untuk
pembuatan pupuk. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memberikan
percontohan pembuatan pupuk majemuk dengan bahan baku fosfat dan dolomit
dengan sistim semi kontinu.
1.4. Sasaran
Sasaran jangka pendek adalah terbangunnya pilot plant pembuatan pupuk majemuk
dengan kapasitas 1 ton/hari dengan kandungan P2O5 ,10%. Adapun sasaran jangka
panjang adalah terealisasinya kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk jasa
teknologi
1.5. Lokasi kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di didaerah Citatah ,kecamatan Cipatat ,Kab Bandung
3

Gambar 1.1. lokasi kegiatan


Gambar 1.1 : Peta lokasi kegiatan di Citatah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Pupuk merupakan material yang mengandung unsur-unsur hara yang ditambahkan ke
tanah dengan tujuan untuk melengkapi atau memenuhi kebutuhan tanah akan unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman
( 3,,4 )
. Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan
asal, fasa, cara penggunaan , reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang
dikandungnya( 3 ).
Berdasarkan asalnya dibedakan :
Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam
tanpa proses yang berarti .Misalnya : pupuk kompos , pupuk kandang , guano,
pupuk hijau dan pupuk batuan fosfat.

Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik, seperti : TSP, urea, rustika d
an
nitrophoska. Pupuk ini dibuat pabrik dengan mengubah sumber daya alam
melalui proses fisika dan/kimia..
Berdasarkan senyawanya dibedakan :
Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk
alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang ,kompos ,dan guano, Pupuk alam
yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat , umumnya berasal
dari batuan apatit(Ca3(PO4)2).

Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik.Hampir


semua pupuk tergolong pupuk anorganik.
Berdasarkan fasanya dibedakan :
Pupuk padat. Pupuk ini dalam bentuk padat dan umumnya mempunyai kelarutan
yang beragam mulai yang mudah l;arut sampai yang sukar larut.

Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan , cara penggunaannya dilarutkan dengan air.
Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara,
4

baik makro maupun mikro , harganya relatif mahal.Contohnya pupuk amoniak


cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%,
penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan)
Berdsarkan cara penggunaannya dibedakan:
Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan dalam air dan
disemprotkan pada permukaan daun.

Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah
disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan :
Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut
diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam(pH
menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan urea.

Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke
dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya : pupuk chili
salpeter, calnitro dan kalsium sianida.
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan :
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara tanaman
saja, misalnya urea yang hanya mengandung N, TSP hanya dipentingkan P
saja(sebetulnya juga mengandung Ca)

Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dari dua hara
tanaman.Contohnya :NPK, Amophoska, Nitrophoska dan Rustika.
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :
Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja , contohnya :
NPK. Nitrophoska dan Gandasil.

Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya :
mikrovet, mikroplek dan metalik
5

Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering
juga kedalam pupuk campuran makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur
tumbuh (hormon tumbuh)
Pupuk majemuk(compound fertilizer) mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro
maupun mikro). Banyak sekali pupuk majemuk yang beredar dimasyarakat baik untuk
pertanian ,perkebunan ,pertamanan, hidrofonik atau khusus untuk tanaman anggrek(
5,12 ).
Pupuk tersebut mempunyai nama dagang yang berbeda-beda tergantung pabrik
pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas bernilai ekonomi tinggi umumnya
mengandung banyak hara tanaman
terutama N,P,K. Untuk tanaman sayuran dan
hidrofonik banyak menggunakan hara N,P,K,Ca,Mg dan S(14). Sedangkan untuk tanama
n
hias dan anggrek disamping mengandung seluruh hara makro juga seluruh hara mikro
dengan grade fertilizer yang beraneka, bahkan ditambah lagi dengan zat pengatur
pertumbuhan tanaman(hormon).
Nitrogen umumnya berasal dari nitrat(NO3-), amonium (NH4- ), amida( - NH2 ) dan
protein, baik secara tunggal maupun gabungan. Umumnya pupuk ini larut dalam air
.Sumber P berupa monohidrofosfat( HPO4= )dan dihidrofosfat (H2PO4-), P ini tidak
sempurna larut dalam air, tetapi larut semuanya dalam asam sitrat. K berasal dar
i garam
nitrat,khlorida
atau
sulfat
kalium.
Pupuk majemuk
cair
bersifat
larut
dalam
air,penggunaanya disemprotkan pada organ tanaman(10 ).
Tersedianya beraneka pupuk majemuk akan memudahkan petani dalam menggunakan
pupuk tanpa harus membuat campuran sendiri. Pupuk majemuk dibuat disesuaikan
dengan jenis tanaman atau tujuan penggunaannya. Pupuk yang digunakan untuk kedel
ai
berbeda dengan untuk rumput2an atau padi.Demikian juga untuk tanaman kapas atau
tembakau. Untuk tanaman kopi yang belum menghasilkan digunakan pupuk yang
berbeda dengan tanaman kopi yang sudah produksi(11).
Untuk tanaman hias yang bernilai tinggi(misalnya anggrek )digunakan pupuk cair a
tau
pupuk padat slow release. Kandungan haranya lengkap berupa mineral yang air laru
t
dan juga sering senyawa organik protein dan hormon tumbuh serta unsur yang dapat
berperanan untuk mengintensifkan warna bunga (10)
6

2.2. Prinsip Pembuatan Pupuk Majemuk


Pupuk majemuk (PM) dibuat dari campuran fosfat dan dolomit alam, dengan cara
treatment yaitu menambahkan asam sulfat ke batuan fosfat kemudian dinetralkan
dengan dolomit, maka terbentuk pupuk majemuk yang mengandung unsur-unsur hara
yang larut dalam tanah secara bertahap dan juga dapat diserap secara bertahap ol
eh
tanaman (slow release)(12).
Untuk menjadi pupuk majemuk lengkap(PML) maka ditambahkan Urea dan KCl kedalam
pupuk mjemuk(PM). Unsur-unsur hara lengkap terdiri unsur hara makro (N,P,K,Mg,Ca
,S)
dan beberapa unsur hara mikro( B, Cu, Mn, Zn, Fe , Mo).
Batuan fosfat alam banyak mengandung unsur-unsur P dan Ca. Sedangkan batuan
dolomit alam dominan mengandung unsur-unsur Mg dan Ca. Jika kedua bahan galian
tersebut diolah yaitu fosfat ditambah pereaksi dan kemudian dinetralisir dengan
dolomit,
akan terbentuk pupuk majemuk dengan pH 6 -- 7, yang mengandung unsur-unsur hara
P, Ca, Mg, dan S serta ditambahkan unsur-unsur hara mikro B,Cu,Mn dan Zn yang mu
dah
larut dalam tanah. Sedangkan unsur mikro Fe dan Mo sudah ada di dalam batuannya.
(12 ).
Di Indonesia cadangan fosfat cukup besar tetapi fosfat dengan kadar P2O5 diatas
25 %
sudah langka, karena sudah diexploitasi dalam pembuatan TSP dan dipakai pada wak
tu
ada program transmigrasi ( 13 ).
Produk pupuk majemuk (PM) yang dihasilkan berbentuk bubuk
yang mengandung
senyawa-senyawa sebagai unsur hara yang terserap oleh tanaman sbb ( 5,12 ):

Ca3 (PO4)2 mengandung unsur-unsur hara Ca2+ dan HPO42-

CaSO4.xH2O mengandung unsur-unsur hara Ca2+ dan SO4-

Mg3(PO4)2 mengandung unsur-unsur hara Mg2+ dan HPO42-

MgSO4.xH2O mengandung unsur-unsur hara Mg2+ dan SO4Kemudian produk pupuk majemuk (PM) ditambahkan unsur-unsur hara N dan K sesuai
kebutuhan dari Urea dan KCl membentuk pupuk majemuk lengkap (PML) yang
mengandung senyawa-senyawa unsur hara yang terserap oleh tanaman adalah
7
(12 ,14)
.

Urea mengandung unsur-unsur hara NO3- dan NH4+

KCl mengandung unsur-unsur hara K+


Senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur-unsur hara tersebut diatas dihasilka
n
dari perlakuan kimiawi dari bahan asal. Kemungkinan reaksinya adalah sbb (12,,15
):
1). Reaksi antara Ca-fosfat dengan H2SO4 berlebih, pH=1
Ca5(PO4)3 (OH) + CaCO3 + 7H2SO4 + H2O
3CaHPO4 (l) + 3CaSO4.3H2O (s)
+ CO2 (g) + 4H2SO4 (l)
2). Reaksi netralisasi dengan dolomit, pH = 6 6,5
4CaHPO4 + 6H2SO4 + 4CaMg(CO3)2 Ca3(PO4)2 (s) + 5CaSO4.4H2O (s) +
Mg3(PO4)2 (s) + MgSO4.4H2O (s) + 8CO2 (g).
Hasil reaksi dalam bentuk kalsium sulfat, kalsium fosfat, magnesium fosfat dan
magnesium sulfat adalah unsur-unsur hara makro yang penting untuk tanaman.
Menurut referensi bahwa tanaman menyerap unsur-unsur hara berupa garam-garam
pupuk dalam jumlah yang terbatas.
(12)
Fungsi dari unsur-unsur hara dalam pupuk bisa
digambarkan dalam gambar.2.1 yang secara garis besarnya adalah (12):
Unsur hara makro primer N, berfungsi untuk memacu pertumbuhan daun dan
batang.

Unsur hara makro primer P, berfungsi untuk pembiakan generatif, atau secara umum
untuk pembentukan bunga dan buah.

Unsur hara makro primer K, berfungsi pada proses asimilasi, atau mempercepat
pembelahan-pembelahan sel sehingga tanaman menjadi kuat.

Unsur hara makro sekunder Ca, berfungsi untuk mengatur keasaman tanah dan
pertumbuhan ujung-ujung akar.

Unsur hara makro sekunder Mg, berfungsi pembentukan kloropil (hijau daun) dan
membantu menyebarkan ion-ion P keseluruh tubuh tanaman.

Unsur hara makro sekunder S, berfungsi untuk memproduksi energi dan


mempertinggi daya kerja unsur-unsur hara lainnya.
8

Unsur hara mikro Fe, berfungsi membantu mengoksidasi hidrat arang menjadi gas
asam arang dalam pernafasan tanaman.

Unsur hara mikro Mn, membantu tanaman menyerap N.

Unsur hara mikro B, memperlancar penyaluran makanan dari akar keseluruh tubuh
tanaman.

Unsur hara mikro Zn, berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh.

Unsur hara mikro Cu, berfungsi mencegah ujung-ujung daun muda menjadi layu.
Jumlah unsur-unsur hara tersebut diatas secara alamiah di dalam tanah sangat ter
batas.
Maka untuk pupuk buatan memerlukan unsur hara makro primer N,P,K masing-masing
berkadar sekitar 10%. Unsur hara makro sekunder Ca,Mg,S berkadar sekitar 5 --15%
.
Sebaliknya unsur hara mikro di dalam pupuk harus jumlahnya sangat kecil sekitar
50
250 ppm. Terlalu banyak unsur hara mikro menyebabkan tanaman keracunan
Pembentukan
daun dan
batang
N
P
Pembiakan generatif
(pembentukan
bunga/buah)
Proses asimilasi,
mempercepat
pembelahan sel
K
Mengatur kondisi
tanah, pertumbuhan
ujung-ujung akar
Ca
Mg
S
Pembentukan kloropil
(hijau daun), membantu
menyebarkan hara P
Memproduksi energi

untuk daya kerja


unsur-unsur hara.
Gambar .2.1: Fungsi dari unsur hara di tanaman
3. METODOLOGI
9

Batuan fosfat dan dolomit sebagai mineral utama dalam pembuatan pupuk majemuk
terlebih dahulu digerus dengan alat jaw crusher sampai menjadi ukuran butir 1 cm
, tetapi
jika batuan dalam keadaan relatif basah, maka perlu dikeringkan dulu dengan alat
rotary
dryer ,kemudian digiling dengan alat hammer mill yang dilanjutkan dengan pengaya
kan
pada ukuran 80 mesh dengan alat vibrating screen. Produk lolos ayakan
80 mesh
diangkut menuju alat pencampur (ribbon mixer atau paddle mixer), sedangkan produ
k
kasar dikembalikan secara kontinu oleh bucket elevator ke alat penggiling untuk
digiling
ulang agar mencapai 80 mesh. Di dalam alat pencampur bahan baku fosfat ditambah
air
kemudian ditambah asam sulfat secara bertahap dan diaduk,kemudian dinetralisir
dengan penambahan dolomit. Setelah ditambahkan unsur hara mikro, maka produk
campuran tersebut menjadi pupuk majemuk(12). Pupuk majemuk ini dikeringkan. Unsu
runsur hara yang terkandung dalam pupuk majemuk ini adalah P, Mg, Ca dan S. Baga
n
alir proses seperti pada Gambar 3.1. Bahan, peralatan dan fasilitas lain yang di
perlukan
pilot plant proses pemanfaatan dan pengolahan mineral adalah seperti yang terlih
at
pada Tabel 3.1.
dolomit
fosfat
Air
S
Hara
mikro
NH4
KCl
Produk
Air
Gambar 3.1 :Bagan alir proses pembuatan pupuk majemuk di pilot plant Citatah
10

Tabel .3.1.Daftar penggunaan bahan, peralatan dan fasilitas lainnya di pilot pla
nt Citatah.
Jenis Proses
Pembuatan
Pupuk Majemuk
Bahan-bahan
- Fosfat
- Dolomit
- Asam Sulfat
- Unsur mikro
Jenis Peralatan
-Belt Conveyor
-Bucket Elevator
-Ribbon Mixer
-Jaw Crusher
-Hammer Mill
-Rotary Dryer
-Vibrating Screen
Fasilitas
-Instalasi air dan
listrik,
-Penampung bahan
baku
-Penampung contoh
Produk
-Gudang bahan baku
Perlu
penambahan
alat
-Filter press/Extruder
-Aglomerator
4. PROGRAM KEGIATAN
Proses pembuatan pupuk majemuk ini sedang berlangsung saat ini dan bekerja sama
dengan PT. Pupuk Kujang[. PT. Pupuk Kujang mengusulkan agar produk pupuk majemuk
ini berbentuk tablet atau pellet atau prill, namun upaya ini belum bisa terlaksa
na karena
belum tersedianya alat peletizer/aglomerator
dan ada kendala sifat dari
higroskopis dan susah menyatu dalam pembuatan pelet.
Program kegiatan yang sudah dilakukan :
Analisa Bahan baku(fosfat dan dolomit)

Penentuan komposisi campuran bahan baku

Preparasi bahan baku

Optimalisasi kapasitas dan kualitas produksi


Prosedur uji coba pilot plant dimulai dengan :
11
urea yang

- Penentuan komposisi bahan baku antara fosfat, asam sulfat dan dolomit
- Preparasi bahan baku yakni fosfat dan dolomit dengan cara penggerusan
(selain itu pengeringan perlu dilakukan bila batuan dalam keadaan basah),
untuk mendapatkan ukuran sekitar 80 mesh.
- Masukkan fosfat sesuai komposisi ke dalam Ribbon Mixer secara manual
- Tambahkan air sebanyak 50% dari umpan
- Aduk pada putaran tertentu selama 15 menit, homogen
- Tambahkan asam sulfat juga secara kontinu untuk direaksikan dengan fosfat di
dalam alat Ribbon Mixer atau Paddle Mixer selama 1 jam, Jumlah asam sulfat
disesuaikan dengan variasi komposisi campuran
- Tambahkan dolomit untuk menetralisir asam selama 1 jam. (Penambahan asam
sulfat dan dolomit dilakukan secara kontinu yang membutuhkan waktu masingmasing
jam), sehingga total waktu pembuatan pupuk majemuk menjadi 3
jam.
- Produk pupuk majemuk begitu selesai reaksi mempunyai pH 3,5 4,5
- Selanjutnya selama waktu pengeringan (dalam suhu kamar), reaksi berjalan
terus, sehingga produk pupuk mempunyai pH 6,0
- Produk pupuk yang sudah kering, digerus dengan hammer , didapatkan pupuk
halus dengan ukuran 80 mesh.
- Kemas dalam karung plastik dengan berat 40 kg/karung.
Proses pembuatan pupuk majemuk terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
Bagian preparasi dilakukan secara kontinu

Bagian pelarutan secara batch

Bagian pengeringan dan pengemasan dilakukan secara batch


Secara umum proses pembuatan pupuk majemuk adalah semi kontinu.
5.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Komposisi campuran bahan baku
Kode
PM 1
Fosfat ( % )
50
Dolomit ( % )
30
H2SO4 ( % )
20
12
Air ( % )
25

PM 2
50
PM 3
50
Analisa bahan baku:
Analisa Kimia
Bahan CaO
P2 O 5
P1
21,07
24,40
P2
24,60
22,90
D1
31,40
0,045
D2
31,40
0,050
25
35
MgO
0,90
0,69
19,35
19,75
SiO2
16,10
15,78
0,10
0,34
25
15
K2O
0,82
1,59
0,080
0,033
25
30
Na2O
0,20
0,22
0,10
0,050
LOI
11,54
12,46
46,30
46,30

Analisa kimia H2SO4 (teknis ): 96 % H2SO4


Analisa XRD
Fosfat 1.
(deg)
Dolomit 1.
13

Analisa Produk
Produ
k
PM 1
P2O5
(%)
9,85
PM 2
9,40
PM 3
CaO
(%)
17,9
0
17,5
0
MgO
(%)
10,9
2
9,28
S tot
(%)
5,75
Na2O
(%)
0,15
K2 O
(%)
1,41
Cu
ppm
30
Zn
ppm
103
Mo
ppm
63
Fe2O3
(%)
1,31
Al2O3

(%)
9,45
6,75
0,39
1,09
25
68
tt
1,93
5,76
5.2 . Kegiatan di lapangan
Urutan kegiatan sesuai dengan nomer gambar dibawah ini
(1)Pengumpanan ke Jaw crusher
(2) Pengumpanan ke rotary drier
(3)Pengeringan di rotary drier
(4) Penyaringan di vibrating screen
14

5 ) Pengumpanan di mixer
( 6 ) Pelarutan dg H2SO4
(7)Penambahan dolomit
(8) Pengeringan dg suhu kamar
( 9 )Pupuk kering
( 10 ) Pupuk siap digiling
5.3. Pembahasan
15

5.3.1.Bahan baku :
Bahan baku fosfat seperti dalam gambar 5.3.1.1, secara analisa kimia mempunyai k
adar
P2O5 22,90 24,40 % dan dari hasil analisa xrd mineralnya terdiri dari hidroxylap
atite,
calcite dan quartz. Kadar P2O5 ini cukup bagus mengingat saat ini sudah sangat s
ulit
mendapatkan fosfat dengan kadar P2O5 diatas 20%. Komponen hidroxylapatite akan
mudah diekstrak dengan asam sulfat, sehingga mudah dalam pelarutannya.
Gambar 5.3.1.1 Bahan baku fosfat
Bahan baku dolomit seperti dalam gambar 5.3.1.2. secara analisa kimia mempunyai
kadar
MgO 19,35 19,75% dan kandungan mineralnya adalah dolomite dan calcite.Fungsi
dolomit ini adalah untuk penetralisir keasaman yang disebabkan karena ada kelebi
han
asam dalam reaksi antara asam sulfat dan fosfat.
Gambar 5.3.1.2 Bahan baku dolomit
16

Asam sulfat yang dipakai adalah asam sulfat teknis dengan konsentrasi 96% asam s
ulfat
dapat dilihat pada gambar 5.3.1.3. Dikemas dalam jerigen dengan berat 35 40
kg/jerigen sehingga mudah handlingnya dan tidak memerlukan tangki asam.
Gambar 5.3.1.3. Asam sulfat teknis
5.3.2. Produk
Proses pembuatan diawali dengan preparasi bahan baku,yaitu dolomit dan fospat
masing-masing diumpankan ke jaw crusher dengan belt conveyor kapasitas 75 kg/jam
(
kapasitas terpasang jaw crusher adalah 300 kg/jam),Dari jaw crusher produk diump
ankan
ke rotary drier dengan bucket elevator yang kapasitasnya 75 kg/jam(ini yang
menyebabkan kapasitas jaw crusher tidak maksimal). Dari rotary drier, material d
igerus
dengan hammer mill yang pengumpanannya masih manual(bucket elevator)belum ada).
Kemudian dilanjutkan penyaringan menggunakan vibrating screen 2 deck yang bisa
menghasilkan material halus sebanyak 50 kg/jam.Masing-masing material ditimbang
sesuai
dengan
komposisi
campuran
,
dilanjutkan
keproses
pelarutan
dan
pencampuran.Pada proses pelarutan dan pencampuran digunakan 3 mixer( 2 paddle da
n
1 ribbon), proses berlangsung selama hampir 3 jam dan dilakukan secara manual. H
asil
17

dari mixer kemudian dikeringkan dengan udara kamar( 2 hari) baru kemudian digili
ng
dengan hammer dan dikemas dalam karung ( 40 kg/karung ).
Kendala yang menyebabkan kapasitas tidak bisa optimal adalah kapasitas bucket ke
rotary yang masih rendah. Demikian juga kapasitas
vibrating yang belum optimal,
menyebabkan produk material halus rendah. Sedang pada pengeringan kamar adalah
terbatasnya ruang, apalagi kalau musim hujan, udara basah sehingga pengeringan
menjadi 3-4 hari, hal ini mengganggu proses pelarutan dan pencampuran.
Produk PM 1, dari hasil analisa,ternyata kadar P2O5 nya hampir memenuhi syarat s
alah
satu unsur hara yang ada dalam standar pupuk yang dipersyaratkan secara umum ole
h
Departemen Pertanian( 10 % P2O5, 10 % N dan 10 % K2O). Kandungan P2O5 bisa lebih
tinggi lagi bila kandungan P2O5 pada bahan asal juga lebih tinggi atau komposisi
campuran dirubah sehingga komposisi fosfat dominan, tetapi ini akan menambah
ongkos operasi. Sedang penambahan pupuk kalium(K2SO4 atau KCl ) dan Urea akan
meningkatkan kandungan K2O dan N
Dalam proses pembuatannya , pada waktu proses pelarutan dengan asam sulfat gas/u
ap
yang keluar tidak banyaksehingga tidak mengganggu tetapi pada waktu Penetralan
dengan dolomit pengadukan sangat susah karena terlalu kental sehingga harus diba
ntu
dengan manual. Demikian juga waktu mengeluarkan produk dari mixer sangat susah
karena kental sekali, sehingga harus dibantu dengan manual.
Dalam proses pengeringan diruangan, PM 1 jlebih mudah kering karena kandungan
airnya kecil.
Produk PM 2, dari hasil analisa nya juga hampir memenuhi standar Departemen
Pertanian. Hanya dibanding dengan PM 1, kadar MgO nya lebih kecil tetapi kadar S
nya
lebih tinggi.
Dalam proses pengerjaannya, gas/uap yang keluar lebih banyak sehingga mengganggu
lingkungan, tetapi pada waktu penetralan dengan dolomit pengadukannya lebih muda
h
sehingga lebih homogen hanya kondisa campuran tidak begitu kental sehingga
pengeluaran produk lebih gampang, hanya pada proses pengeringan diruangan agak
lama karena kandungan airnya banyak.
18

Kandungan CaO dari kedua produk lebih dari 17% , ini disebabkan karena bahan bak
u
fosfat dan dolomit juga mengandung CaO sehingga dalam campuran kadar CaO jadi
tinggi. Tetapi ini tidak menjadi masalah untuk dipakai pada tanah yang sifatnya
asam,
jadi bisa membantu dalam penetralan tanah.
Pengamatan selama proses, sering terjadi
kendala-kendala teknis terutama dalam
proses pelarutan denga asam sulfat dalam mixer. Terjadi kebocoran dari lubang
pengeluaran dan pengadukan macet hal ini mengakibatkan percobaan menjadi gagal
karena data yang didapat tidak valid. Telah dilakukan optimalisasi proses, dari
kapasitas
mixer mula2 100 kg campuran kering untuk tiap-tiap mixer dinaikkan secara bertah
ap
menjadi kapasitas 150 kg campuran kering . Jumlah mixer yang ada 3 buah untuk se
kali
proses.
Pada waktu kapasitas mixer 100kg campuran kering dan air 25 kg, kondisi pelaruta
n dan
pengadukan tidak banyak kendala, sehingga proses berjalan lancar. Kemudian kapas
itas
dinaikkan menjadi 125 kg campuran kering dengan jumlah air sama, proses mulai ad
a
kendala teknis, dimana pengadukan sering macet karena campuran mulai kental, tet
api
masih bisa dibantu dengan cara manual yaitu dibantu pengadukan dengan kayu
sehingga tidak sempat menggumpal
Pada kapasitas 150 kg tiap mixer dengan jumlah air 30 kg per mixer , kendala ter
jadi
pada waktu pelaruitan dan pada waktu pengadukan, dimana kon campuran sangat
kental sehingga pengaduk harus dibantu secara manual untuk menjaga supaya tidak
menggumpal di pinggir mixer. Dan timbul kendala pada waktu mengeluarkan produk
dari mixer karena sangakental ,harus dikorek dengan kayu. Selama percobaan juga
sering terjadi gangguan pada Gen Set karena daya nya seing turun, sehingga tidak
kuat
untuk melakukan proses pelarutan dan pengadukan, achirnya terjadi kerusakan yang
fatal dimana kipas dan lacker nya pecah,sehingga operasi terpaksa berhenti.
Jumlah produk PM 1 dan PM 2 yang dihasilkan kurang lebih 2 ton.Produk PM 3, suda
h
dilaksanakan tetapi hasil analisa produk belum dilakukan
19

Produk pupuk majemuk ini secara umum sudah memenuhi persyaratan pupuk menurut
Departemen Pertanian karena kandungan P2O5 sekitar 10% dan bisa digunakan untuk
tanaman sayuran.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Bahan baku fosfat dengan kadar P2O5 22 24 % bisa dipakai dalam percobaan
ini

Bahan baku dolomit dengan kadar MgO 19 % bisa digunakan dalam pembuatan
pupuk ini

Asam sulfat teknis dengan kadar 96 % juga bisa digunakan dalam percobaan ini.

Produk PM 1 meskipun pembuatannya agak sulit tetapi proses pengeringan


produk dalam ruangan lebih cepat

Meskipun belum optimum kapasitas produk bisa mencapai 900 kg/hari dengan
kandungan P2O5 nya sekitar10%

Produk PM 1 dan PM 2 , memenuhi syarat Departemen Pertanian dalam


penggunaan pupuk dengan kandungan P2O5 nya 10% (N + P + K = 30%)
6.2. Saran
Penggunaan fospat alam dengan kadar P2O5 apa adanya, kemudian dibuat
menjadi pupuk majemuk dengan memenuhi persyaratan (N+P +K = 30%). Kalau
ini dilakukan maka banyak fospat alam yang bisa digunakkan sehingga para
penambang fospat bergairah lagi untuk berusaha .

Perlu penggantian Gen Set dengan daya yang lebih besar supaya bisa
menunjanga jalannya percobaan

Perlu tersedianya dana yang kontinu, supaya percobaan bisa berjalan sesuai
target , tidak terlalu lama berhenti operasi karena sangat berpengaruh dengan
kondisi alat yang lama diam.
20

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonimous, Industrial Chemical Handbook, SBP boand of Consultants and
Engineer, Chemical Engineering series No. 73, Small Businees Publ., New Delhi,
India, 1980.
2. Anonimous,1999; Pedoman umum penerapan pupuk alternatif untuk subsektor
tanaman pangan dan hortikultura,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Holtikultura, Departemen Pertanian, Jakarta.
3. http :// niaga .pusri.co.id?muwit/jenis- ppk .htm @ nasih ac ugm.id:2006-09-1
8
4. Hardjowigeno, s., Ilmu Tanah, Akademia Presindo, Jakarta, 2003.
5. Hadi Purnomo. Ngurah Ardha, Pembuatan Pupuk Majemuk berbasis mineral di
Sentra Pengolahan Citatah, Pertemuan Ilmiah Balibang ESDM,Jakarta ,2009.
6. http ;// www.pupukalam.com.my/about us.htm
7. Harsodo A.R., Bahan Galian Industri :Dolomit, Direktorat Jendral Pertambangan
Umum, Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.
8. Hendry K, Pengelolaan Kesuburan Tanah, Bina Aksara, 1986
9. Hardjatmo, Bahan Galian Industri: Fosfat, Direktorat Jendral Pertambangan Umu
m,
Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1996
10. Lingga, pinus, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta, 1999.
11. Novizan, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agro Media Pustaka, Jakarta, 2002.
12. Ngurah Ardha dkk,2001: Pembuatan Pupuk Majemuk dari Fosfat dan Dolomit
Alam Skala Percontohan di Rembang, Jawa Tengah, Laporan Teknik Pengolahan
No. 199. PPPTMB, Bandung
21

13. Parmana, Darsa. dkk, Kajian Pospat Untuk Industri Pupuk Di Indonesia, Proyek
Pengembangan Pusat Industri Mineral ,Direktorat Jendral Pertambangan Umum,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, 1989.
14. Rini Rosliani, Nani Sumarni: Pengaruh Pemupukan dengan Pupuk Majemuk
Lengkap (Multihara) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran, Laporan
hasil percobaan Kerja sama Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan
P3TM,
2003, Bandung.
15. Sherve, Noris. R., Chemical Process Industries, 3th ed, McGraw-Hill, Kogakus
ha,
Tokyo, 1967.
22

Lampiran 1.
Gambar : Gen set 40 KVA
23

Gambar : Drum solar


Lampiran 2
24

25

Lampiran 3.
26

27

Anda mungkin juga menyukai