Anda di halaman 1dari 4

Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju dari

penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak saling
campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase yang lain adalah pelarut
organik. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air,
sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut
organik. Analit yang terekstraksi ke dalam pelarut organik akan mudah diperoleh
kembali dengan cara penguapan pelarut, sementara analit yang masuk ke dalam fase
air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam kolom.
Disamping itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada
dalam sampel dengan jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan
untuk deteksi atau kuantifikasinya.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu alikuot larutan air digojog dengan pelarut
organik yang tidak campur dengan air. Kebanyakan prosedur ekstraksi cair-cair
melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke dalam pelarut organik yang bersifat non
polar atau agak polar seperti heksana, metilbenzen atau diklorometan. Meskipun
demikian proses sebaliknya (ekstraksi analit dari pelarut organik non polar ke dalam
air) juga mungkin terjadi. Dengan kata lain, dalam ekstraksi cair-cair ini tidaklah
mungkin untuk mencapai 100% analit terekstraksi pada salah satu fase/pelarut.
Karena ekstraksi merupakan proses kesetimbangan dengan efisiensi terbatas, maka
sejumlah tertentu analit akan tertahan di kedua fase. Kesetimbangan kimia yang
melibatkan perubahan pH, kompleksasi, pasangan ion, dan sebagainya dapat
digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali analit dan/atau menghilangkan
pengganggu.

Teori Ekstraksi Cair-cair


Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum partisi yang
menyatakan bahwa pada konsentrasi dan tekanan yang konstan, analit akan
terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak
campur. Perbandingan konsentrasi pada keadaan setimbang di dalam 2 fase disebut
dengan koefisien distribusi atau koefisien partisi (KD) dan diekspresikan dengan:
[S]org
KD = -------------
[S]aq
[S]org dan [S]aq masing-masing merupakan konsentrasi analit dalam fase organik dan
dalam fase air; KD merupakan koefisien partisi.

Dalam prakteknya, analit seringkali berada dalam bentuk kimia yang berbeda karena
adanya disosiasi (ionisasi), protonasi, dan juga kompleksasi atau polimerisasi
karenanya ekspresi yang lebih berguna adalah rasio distribusi atau rasio partisi (D)
yang diekspresikan dengan:
(Cs)org
D = -------------
(Cs)aq
(Cs)org dan (Cs)aq masing-masing merupakan konsentrasi total analit (dalam segala
bentuk) dalam fase organik dan dalam fase air; D merupakan rasio partisi.
Jika tidak ada interaksi antar analit yang terjadi dalam kedua fase maka nilai KD dan
D adalah identik.
Analit yang mempunyai rasio distrbusi besar (10 4 atau lebih) akan mudah terekstraksi
ke dalam pelarut organik meskipun proses kesetimbangan (yang berari 100% solut
terekstraksi atau tertahan) tidak pernah terjadi.
Kebanyakan ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dalam waktu
beberapa menit. Akan tetapi untuk efektifitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi
yang kecil (< 1) hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada larutan
sampel secara terus-menerus. Hal ini dapat dilakuan dengan refluks menggunakan alat
yang didisain secara khusus yaitu suatu alat ekstraktor secara terus-menerus.
Alat ekstraksi secara terus-menerus :

pelarut pengekstraksi kurang rapat dibanding dengan larutan yang mengandung


solut yang akan diekstraksi.
pelarut pengekstraksi lebih rapat dibanding dengan larutan yang mengandung
solut yang akan diekstraksi.

Pelarut organik yang dipilih untuk ekstraksi pelarut adalah: mempunyai kelarutan
yang rendah dalam air (<10%), dapat menguap sehingga memudahkan menghilangkan
pelarut organik setelah dilakukan ekstraksi, dan mempunyai kemurnian yang tinggi
untuk meminimalkan adanya kontaminasi sampel.

Efisiensi ekstraksi dan selektifitas


Efesiensi proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya (D-nya) dan juga
tergantung pada volume relatif kedua fase. Dengan menggunakan ekstraksi,
banyaknya analit yang terekstraksi dapat dihitung dengan rumus berikut:
Vorg dan Vaq masing-masing merupakan banyaknya volume fase organik dan fase air
yang digunakan; D merupakan rasio distribusi.

Analit dengan nilai D yang kecil maka ekstraksi berulang akan meningkatkan efisiensi
ekstraksi. Rumus yang digunakan untuk ektraksi bertingkat adalah :

Caq : banyaknya analit dalam fase air mula-mula


(Caq)n : banyaknya analit dalam fase air setelah n kali ekstraksi
Vorg : banyaknya volume fase organik
Vaq : banyaknya volume fase air
N : banyaknya (frekuensi) ekstraksi

Dari persamaan di atas nampak jelas bahwa efisiensi ekstraksi meningkat jika (i)
digunakan jumlah larutan pengekstraksi yang lebih besar, atau (ii) dengan melakukan
beberapa kali ekstraksi dengan volume yang sama.

Masalah-masalah dalam ekstraksi pelarut


Beberapa masalah sering dijumpai ketika melakukan ekstraksi pelarut yaitu:
terbentuknya emulsi; analit terikat kuat pada partikulat; analit terserap oleh
partikulat yang mungkin ada; analit terikat pada senyawa yang mempunyai berat
molekul tinggi; dan adanya kelarutan analit secara bersama-sama dalam kedua fase.

Terjadinya emulsi merupakan hal yang paling sering dijumpai. Oleh karena itu jika
emulsi antara kedua fase ini tidak dirusak maka recovery yang diperoleh kurang
bagus. Emulsi dapat dipecah dengan beberapa cara :

1. Penambahan garam ke dalam fase air


2. Pemanasan atau pendinginan corong pisah yang digunakan
3. Penyaringan melalui glass-wool
4. Penyaringan dengan menggunakan kertas saring
5. Penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda
6. Sentrifugasi.

Jika senyawa-senyawa yang akan dilakukan ekstraksi pelarut berasal dari plasma maka
kemungkinan senyawa tersebut terikat pada protein, sehingga recovery yang
dihasilkan rendah. Teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang
terikat pada protein meliputi :

Penambahan detergen;
Penambahan pelarut organik yang lain;
Penambahan asam kuat;
Pengenceran dengan air;
Penggantian dengan senyawa yang mampu mengikat lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai