Anda di halaman 1dari 24

Universitas Andalas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aliran fluida didalam talang mengalami tahanan gesek yang berasal dari
gesekan antar fluida dan dinding talang. Hal ini menyebabkan kecepatan
kecepatan fluida berkurang. Pada orifis terjadi juga gesekan antara fluida dan
orifis. Hal ini terlihat dari kecepatan dan semburan keluar dari orifis. Pada orifis
juga terjadi fenomena seperti vena kontrakta dan kavistasi. Untuk itulah perlu
dilakukan praktikum orifis untuk mengamati fenomena tersebut.
1.2 Tujuan praktikum
Praktikum 1

Mampu menentukan harga Cv dari sebuah orifis


Mampu menemukan pengaruh diameter orifis terhadap nilai Cv

Praktikum 2

Penentuan koefisien buang (Cd) pada sebuah orifis


Mengetahui pengaruh head dan diameter orifis terhadap Cd
Memahami dan menyimpulkan hubungan Cv dengan Re

1.3 Manfaat
Dengan praktikum ini diharapkan praktikan dapat memahami
karakteristik aliran fluida dalam orifis dan juga mengetahuihubungan antara data
teoritis dengan data hasil percobaan

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

17

Universitas Andalas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Objek
Fluida adalah suatu zat yang kemampuannya menahan gaya geser sangat
kecil sekali sehingga membuat bentuknya berubah secara kontinu. Fluida yang
jenisnya sangat beraneka raganm itu memiliki karakteristik masing-masing. Yang
disebut dengan sifat fluida. Karakteristik atau sifat-sifat fluida tersebut berbeda
satu sama lain, tergantung jenis fluidanya. Bahkan pada fluida yang sama apabila
terjadi kondisi kerja yang berbeda antara yang satu dengan yang lain diantara
fluida tersebut maka antar fluida tersebut memiliki sifat yang berbeda.
Bilangan Reynolds ( Re )
Bilangan Reynolds adalah suatu bilangan yang tak berdimensi yang
menunjukkan rezim suatu aliran.
Re

V .d
v

Dimana ; V = kecepatan aliran, m/s


D = diameter pipa, m
= kekentalam kinematik, m2/s
Dalam aliran suatu talang, Bilangan Reynolds yang terjadi adalah :
0 < Re < 2300

: aliran laminer

2300 < Re < 4000

: aliran transisi

Re > 4000

: aliran turbulen

Pola-Pola Aliran
Ada empat tipe dasar pola garis yang dipakai untuk menggambarkan
aliran, yaitu :
1. Garis-Alir ialah garis yang dimana-mana menyinggung vektor kecepatan
pada suatu saat tertentu.

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

18

Universitas Andalas
2. Garis-Lintas ialah lintasan yang sesungguhnya yang ditempuh partikel
fluida tertentu.

3. Garis-Alur ialah lokus atau tempat kedudukan partikel-partikel yang


sebelumnya telah melalui suatu titik yang ditetapkan.

4. Garis-Waktu ialah himpunan partikel fluida yang pada suatu saat tertentu
membentuk garis.

Konsep Aliran dalam Talang


Aliran dalam talang disebut fully developed flow jika profil aliran sama
disemua penampang atau kecepatan aliran hanya fungsi jarak dari dinding
saluran.
Fluida dialirkan masuk kedalam pipa dari sebuah reservoir, kecepatan
fluida pada dinding pipa adalah nol karena gesekan dinding pipa, sehingga
disekitar dinding pipa terbentuk daerah yang bergerak lambat, daerah ini
disebut boundary layer. Boundary layer akan melebar selama fluida mengalir.
Pada gambar terdapat titik dimana lapisan batas mengumpul, maksudnya
adalah pada saat fluida memasuki talang, terjadi gesekan antara fluida dengan
dinding pipa yang dipengaruhi oleh kekasaran pipa sehingga alirannya
menjadi turbulen. Sudut regangan geser akan terbentuk dan akan terus

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

19

Universitas Andalas
membesar selama tegangan bekerja, sehingga permukaan dibagian atas
bergerak dengan kepesatan bagian bawah dan mengumpul dibagian tengah.
Daerah ditengah pipa bergerak lebih cepat disebut core flow. Boundary
layer tidak tumbuh bebas sepanjang aliran, lapisan batas ini akan meluas
selama profil berkembang karena dipengaruhi oleh celah viskos. Pertumbuhan
akan berhenti sampai boundary layer mengisi seluruh pipa. Panjang daerah
mulai tempat boundary layer tumbuh sampai mengisi penuh seluruh saluran
disebut panjang masukan (Le).
Sedangkan aliran teras encer merupakan aliran fluida saat memasuki pipa
yang terdapat dalam lapisan batas. Aliran ini akan hilang saat profil telah
berkembang penuh dan aliran akan menjadi kental.
Lapisan
Batas
Yang
meluas

Aliran
Teras
encer

Lapisan
Batas
Mengumpul

Profil
Kecepatan
Yang telah
Berekembang u(r)

u(r,x)
Panjang Masuk Le
(daerah Profil yang sedang
berkembang

Daerah aliran
Berkembang penuh

Gambar : Perkembangan profil kecepatan suatu aliran talang


Dari gambar terlihat suatu aliran dalam terkendala oleh dinding yang
membatasinya dan efek kekentalan akan meluas keseluruh aliran itu. Terdapat
daerah masuk dimana aliran hulu yang hampir encer mengumpul dan
memasuki pipa. Lapisan batas yang kental meluas ke hilir, menahan aliran
aksial u(r,x) pada dinding dan dengan demikian mempercepat aliran di bagian
tengah untuk tetap memenuhi syarat kontinuitas tak termampatkan.
Q

u d A tetap

Pada jarak tertentu dari lubang masuk, lapisan batas ini mengumpul dan
teras yang encer itu hilang. Aliran pipa itu lalu menjadi kental seluruhnya dan
kecepatan aksialnya sedikit menyesuaikan nilainya sampai pada x = Le yang
tidak berubah lagi dan disebut telah berkembang penuh, artinya u u r

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

20

Universitas Andalas
saja. Dibagian hilir dari x = Le profil kecepatan tetap, geseran dindingnya
tetap dan tekanannya menurun secara linier dengan x, baik untuk aliran
berlapis maupun untuk aliran bergolak.
Dapat ditunjukkan dengan analisis dimensi bahwa bilangan Reynolds
adalah satu-satunya parameter yang menentukan panjang masuk.
Jika Le f d ,V , ,

Q
,
A

Q = debit aliran (m3/s)


A = luas penampang (m2)

Maka

Le
Vd
g Re
g
d

2.2 Teori Alat Ukur


Dalam orifis tedapat penghalang aliran fluida dengan cara pengecilan
penampang secara tiba-tiba untuk meningkkatkan kecapatan. Orifis dibuat dengan
dalam selang 0,2 0,8 tetapi garis tengah lubangnya tidak boleh lebih dari 12,5
m. Untuk mengukur P1 dan P2 tinggi yang lazim digunakan :
1. Keran menyudut antara pertemuan antara pelat dan pipa.
2. Keran D = 0,5 d disadap pada dinding pada jarak D kehulu dan jarak 0,5 d
ke hilir.
3. Keran 1 inci kehulu dan 1 inci kehilir tidak tergantung pada garis tengah
D. koefisien dari lobang D = 0,5D dengan type kerang bilangan reynold
selang Red 104 107 penggunaan normal.
Fenomena pada orifis :
1. Fenomena kontrakta adalah pengecilan penampang pada orifis meter.
2. Kavitasi adalah perubahan tekanan yag terjadi melalui orifis menjadi
tekanan uap yang menghasilkan gelembung berisi gas dimana saat
menentuh dinding pipa gelembung tersebut pecah.

A
Q Cd . Ao 1 2

A1

0.5

2( p1 p 2 )

0.5

BAB III
Orifis dan Jet Apparatus
Kelompok A

21

Universitas Andalas

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan

3.2 Alat Ukur


1. Mistar
2. Jarum penunjuk
3. Orifis meter

3.3 Asumsi-asumsi
1. Tinggi air di dalam tangki atas divariasikan yaitu pada h = 400 mm, 380
mm, 360 mm, 340 mm, dan 320 mm.
2. Diameter orifis yaitu 3 mm dan 6 mm.

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

22

Universitas Andalas
3.4 Prosedur Percobaan
Praktikum 1
Pasang Apparatus (peralatan) diatas Hidroulic Bench, pastikan saluran pipa
1.
2.

pelimpah masuk ke tangki pengumpul.


Atur kedataran apparatus melalui pengatur kaki, pastikan berada sejajar

6.

dengan jarum pengukur.


Letakkan kertas millimeter pada Backboard.
Isikan air pada tangki (Head Tank) hingga mencapi ketinggian tertentu.
Catat ketinggian head pada skala.
Atur kedudukan jarum untuk menentukan lintasan dari pancaran air pada

7.

mulut orifis.
Ukur jarak antar vertical dan horizontal untuk setiap jarum pada kertas

3.
4.
5.

millimeter.
Isi data kedalam table.
8.
Ulangi percobaan 1 s/d 8 untuk berbagai variasi h.
9.
10. Hitung Cv.
11. Ulangi dengan plat orifis yang lain (mulut/lubang orifis).
Praktikum 2
A. Head Tetap
1. Ukur diameter orifis. Gunakan lubang plat orifis sesuai dengan
keperluan.
2. Ukur diameter dalam dari Headtank.
3. Lakukan Prosedur 1 s/d 5 pada praktikum 1.
4. Catat ketinggian head ( h ) pada skala tangki, dan ukur laju aliran Q
dengan menggunakan tangki volumetric.
5. Buat grafik Q Vs

, dan tentukan Cd dari gradien/kemiringan

grafik.
B. Head Berubah
1. Alirkan air sampai ketinggian maksimum (h1) pada Headtank
kemudian tutup inlet pada hydraulic bench.
2. Atur debit aliran.
3. Start stopwatch ketika mencapai skala pertama sebagai h.
4. Setiap selang waktu 20 detik, catat ketinggian air sebagai h2.

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

23

Universitas Andalas

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Tabel data Orifis dan Jet Apparatus
Praktikum 1
Diameter
(mm)
3

X (mm)
50
100
150
200

h = 400
mm
163
158
150
140

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

h = 380
mm
163
158
149
137

Y (mm)
h = 360
mm
163
158
148
136

h = 340
mm
163
157
148
134

h = 320
mm
163
157
147
133

24

Universitas Andalas
250
300
350
50
100
150
200
250
300
350

124
105
83
165
160
154
145
128
110
88

122
103
80
165
158
150
140
126
106
85

119
100
75
165
155
149
138
122
102
80

117
98
71
164
150
150
136
119
100
75

115
90
63
164
158
150
136
115
95
70

4.1.2 Praktikum 2
a. Head Tetap
Diameter (mm)

Volume (liter)

H (mm)
400
380
360
340
400
380
360
340

Waktu (detik)
74
75
76
77
17
17.81
18.5
19.45

b. Head Berubah
Diameter (mm)

Volume (liter)

H (mm)

340
390
355
400
370
360
350
330

400 - 380
380 - 360
360 - 340
340 - 320
400 - 380
380 - 360
360 - 340
340 - 320

Waktu
(detik)
20
23
24
25
6
6.7
6.4
6.68

4.2 Contoh Perhitungan


Praktikum 1
Jumlah (n) = 7
D tank = 150 mm

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

25

Universitas Andalas
a. Orifis dengan d = 3 mm
h

= 400 mm

y = 923 mm
y 2 = 126,923 mm 2
2
x
h = 875 mm

x h . y
2

= 95,825 mm 2

x2

x2
. y
. y
h
h

2
n y 2 y

7 x 95,825 mm 2 875mm 923mm


7126,923mm 2 923mm

m 3.75

CV

3.75
= 0.968
2

Praktikum II
a. Head tetap
Orifis d = 3 mm

g = 9.81 m

Vol = 1 liter = 1x10-3 m3

h = 400 mm

s2
t = 74 s

3
Vol 1x10 3 m 3

1.351x10 5 m
s
t
74 s

d 2
Qi
2 gh
4
2
0.003m
Qi
2 x9.81 m 2 x0.4m
s
4
3
Qi 1.979 x10 5 m
s

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

26

Universitas Andalas

1.351x10 5 m

Cd =

Q
s 0.683

3
Qi 1.979 x10 5 m
s

b. Head Berubah
Orifis

d = 3 mm

Dtank = 150mm h = 0.4 0.38


g = 9.81 m

Vol = 1 liter = 1x10-3m3

t = 20

s2

s
D 2 0.15m 2

1.767 x10 2 m 2
4
4
2
2
d
0.003m
Aorifis

7.065 x10 6 m 2
4
4
3
3
Vol
0.34 m
Q

0.017 m
s
t
20 s
2. Atan k
Cd
h1 h2
Aorifis .t. 2 g
Atan k

Cd

2 x1.767 x10 2 m 2
7.065 x10 6 m 2 x 20 sx 2 x9.81 m

0.4m 0.38m

C d 0.904
Qi

3
Q
0.017

1.881x10 2 m
s
Cd
0.904

4.3 Tabel Hasil Perhitungan


Praktikum I
d = 3 mm
x

50
100
150
200
250
300
350

163
158
150
140
124
105
83

140

92

h = 400
Y
(x2/h)
26569
6.25
24964
25
22500
56.25
19600
100
15376
156.25
11025
225
6889
306.25
12692
875

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

(x2/h)y
1018.75
3950
8437.5
14000
19375
23625
25418.75
95825

27

Universitas Andalas
0
m
Cv

3
3.746030877
0.967733289

50

163

100
150
200
250
300
350

158
149
137
123
103
80

140
0
m
Cv

91
3

50

163

100
150
200
250
300
350

158
148
136
119
100
75

140
0
m
Cv

89
9

50
100

163
157

150

148

200
250
300
350

134
117
98
71

140
0
m

88
8

h = 380
Y
(x2/h)
2

26569 6.578947
24964 26.31579
22201 59.21053
18769 105.2632
15129 164.4737
10609 236.8421
6400
322.3684
12464 921.052
1
6
3.820955531
0.97736323
h = 360
Y
(x2/h)
26569 6.944444
24964 27.77778
21904
62.5
18496 111.1111
14161 173.6111
10000
250
5625
340.2778
12171 972.222
9
2
3.800654266
0.974763339
2

h = 340
Y
(x2/h)
26569 7.352941
24649 29.41176
21904 66.17647
17956 117.6471
13689 183.8235
9604
264.7059
5041
360.2941
11941 1029.41
2
2
3.871710281

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

(x2/h)y
1072.368
4157.895
8822.368
14421.05
20230.26
24394.74
25789.47
98888.1
6

(x2/h)y
1131.944
4388.889
9250
15111.11
20659.72
25000
25520.83
101062.
5

(x2/h)y
1198.529
4617.647
9794.118
15764.71
21507.35
25941.18
25580.88
104404.
4

28

Universitas Andalas
Cv

0.983833101

50
100
150

163
157
147

200
250
300
350

133
115
90
63

140
0
m
Cv

86
8

h = 320
Y
(x2/h)
26569
7.8125
24649
31.25
21609
70.3125
17689
125
13225 195.3125
8100
281.25
3969
382.8125
11581
1093.75
0
3.740981903
0.967080904
2

(x2/h)y
1273.438
4906.25
10335.94
16625
22460.94
25312.5
24117.19
105031.
3

d = 6 mm

50
100
150
200
250
300
350

165
160
154
145
128
110
88

140
0
m
Cv

95
0

50
100
150
200
250
300
350

165
158
140
140
126
106
85

140
0
m

92
0

h = 400
Y
(x2/h)
(x2/h)y
27225
6.25
1031.25
25600
25
4000
23716
56.25
8662.5
21025
100
14500
16384
156.25
20000
12100
225
24750
7744
306.25
26950
13379
99893.7
875
4
5
3.875557872
0.984321831
2

h = 380
Y
(x2/h)
27225 6.578947
24964 26.31579
19600 59.21053
19600 105.2632
15876 164.4737
11236 236.8421
7225
322.3684
12572 921.052
6
6
4.06354792

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

(x2/h)y
1085.526
4157.895
8289.474
14736.84
20723.68
25105.26
27401.32
101500

29

Universitas Andalas
Cv

1.007912189

50
100
150
200
250
300
350

165
155
149
138
122
102
80

140
0
m
Cv

91
1

50
100
150
200
250
300
350

165
150
150
136
119
100
75

140
0
m
Cv

89
5

50
100
150
200
250
300
350

165
158
150
136
115
95
70

140
0

88
9

h = 360
Y
(x2/h)
27225 6.944444
24025 27.77778
22201
62.5
19044 111.1111
14884 173.6111
10404
250
6400
340.2778
12418 972.222
3
2
4.006464544
1.000807742
2

h = 340
Y
(x2/h)
27225 7.352941
22500 29.41176
22500 66.17647
18496 117.6471
14161 183.8235
10000 264.7059
5625
360.2941
12050 1029.41
7
2
4.065697156
1.008178699
2

h = 320
Y
(x2/h)
27225
7.8125
24964
31.25
22500
70.3125
18496
125
13225 195.3125
9025
281.25
4900
382.8125
12033
1093.75
5

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

(x2/h)y
1145.833
4305.556
9312.5
15333.33
21180.56
25500
27222.22
104000

(x2/h)y
1213.235
4411.765
9926.471
16000
21875
26470.59
27022.06
106919.
1

(x2/h)y
1289.063
4937.5
10546.88
17000
22460.94
26718.75
26796.88
109750

30

Universitas Andalas
m
Cv

3.92306916
0.990336958

Praktikum 2
a. Head tetap
d = 3 mm
h
(mm)

t (s)

400

74

380

75

360

76

340

77

Qi

Cd

1.351E
-05
1.333E
-05
1.316E
-05
1.299E
-05

1.979E05
1.929E05
1.878E05
1.825E05

0.68277
34
0.69117
06
0.70076
68
0.71171
83

Qi

Cd

5.882E
-05
5.615E
-05
5.405E
-05
5.141E
-05

1.979E05
1.929E05
1.878E05
1.825E05

2.97207
26
2.91060
06
2.87882
56
2.81759
95

d = 6 mm
h
(mm)
400
380
360
340

t (s)
17
17.8
1
18.5
19.4
5

b. Head Berubah
d = 3 mm
h1
(m)

h2
(m)

t
(s)

Volu
me

0.4

0.38

20

0.34

0.38

0.36

23

0.39

0.36

0.34

24

0.355

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

A tank
0.0176
63
0.0176
63
0.0176
63

A
orifis
7.07E06
7.07E06
7.07E06

Q
0.017
0.0169
57
0.0147
92

Cd

Qi

0.9038
45
0.8069
22
0.7950
96

0.0188
09
0.0210
14
0.0186
04

31

Universitas Andalas
0.4

0.0176
63

t
(s)

Volu
me

A tank

0.38

0.37

0.38

0.36

6.7

0.36

0.36

0.34

6.4

0.35

0.34

0.32

6.6
8

0.33

0.34

0.32

h1
(m)

h2
(m)

0.4

25

7.07E06

0.016

0.7860
92

0.0203
54

Cd

Qi

0.0616
67
0.0537
31
0.0546
88
0.0494
01

3.0128
16
2.7700
3
2.9816
1
2.9419
61

0.0204
68
0.0193
97
0.0183
42
0.0167
92

d = 6 mm
0.0176
63
0.0176
63
0.0176
63
0.0176
63

A
orifis
7.07E06
7.07E06
7.07E06
7.07E06

4.4 Grafik Hasil Percobaan


Praktikum I
1. x2/h vs y

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

32

Universitas Andalas

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

33

Universitas Andalas

2. Cv vs h

Praktikum II
a. Head tetap
Cd Vs Q

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

34

Universitas Andalas

(m3/s)

(m3/s)

Cd Vs Qi

(m3/s)

(m3/s)

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

35

Universitas Andalas

b. Head Berubah
Cd vs Q

(m3/s)

(m3/s)

Cd Vs Qi

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

36

Universitas Andalas

(m3/s)

(m3/s)

4.5 Analisa dan Pembahasan


Percobaan yang telah dilakukan yaitu adalah orifis dan jet apparatus.
Diameter yang digunakan pada praktikum ini adalah 3 mm dan 6 mm. Pada
praktikum ini dibagi menjadi 2 praktikum. Praktikum pertama adalah
menentukan nilai Cv dari orifis serta pengaruh diameter terhadap nilai Cv.
Sedangkan pada praktikum kedua adalah menetukan nilai Cd dan pengaruh
nilai Cd terhadap orifis.

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

37

Universitas Andalas
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan sebanyak 5 kali berbeda
head dan 7 kali berbeda jarak (x). Pada orifis diameter 3 dan 6 menunjukkan
hasil yang sama, yaitu makin jauh jarak x, makin rendah pula nilai y. untuk
head yang berbeda juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu penurunan nilai
y. tapi pada jarak x 50 mm dan 100 mm, menunjukkan hasil yang hamper
sama walaupun headnya berbeda. Tapi pada diameter 6 menunjukkan hasil
yang berbeda. Untuk head 100 nilai y berubah-ubah. Datanya terlihat acak.
Menurut teori, makin kecil nilai head, makin kecil pula nilai y. hal ini
mungkin dikarenakan kesalahan praktikan dalam mencatat data atau
mengukur ketinggian y.
Sedangkan untuk praktikum kedua, dibagi menjadi 2, yaitu head tetap
dan head berubah. Untuk head tetap, dengan diameter yang berbeda didapat
waktu pengisian 1 liter air dimana makin kecil nilai head, makin banyak
waktu yang dibutuhkan. Hal ini terbukti dengan percobaan yang telah
dilakukan.
Untuk praktikum kedua dengan head berubah, dimana dihitung waktu
untuk mengisi air dalam volumetric dengan perubahan head didapat hasil
yang kurang baik pada diameter 3 mm. dimana volume yang didapat naik
turun untuk perubahan head. Sedngkan pada diameter 6 mm, volume yang
didapat semakin menurun seiring dengan perubahan head walaupun waktu
yang diperlukan juga naik turun. Menurut teori, semakin turun head, semakin
sedikit volume yang didapat dan semakin meningkat waktu yang diperlukan.
Dari kedua percobaan tersebut didapat hubungan antara Cv vs h, Cd vs
Q dan Cd Vs Qi. Cv merupakan koefisien kecepatan dan Cd merupakan
koefisien buang.
a. Grafik Cv vs h
Dari grafik Cv vs h terlihat untuk diameter 3 mm dan 6 mm
terjadi nilai Cv yang naik turun untuk nilai head yang bertambah.
Menurut teori, makin bertambah h, maka nilai Cv akan semakin
menurun. Tapi pada percobaan didapat hasil yang berbeda. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca
data.

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

38

Universitas Andalas
Pada grafik juga dapat dilihat perbandingan nilai Cv untuk
diameter 3 mm dan 6 mm pada head yang sama. Harga Cv untuk
diameter 6 mm lebih tinggi daripada harga Cv untuk diameter 3
mm.
b. Grafik Cd Vs Q
Menurut teori, semakin tinggi nilai Q, maka nilai Cd juga
akan semakin bertambah. Ini sesuai dengan rumus:
Cd = Q/Qi
Tapi pada grafik ada yang terlihat berbeda. Untuk head tetap,
dengan diameter yang berbeda didapat hasil yang berbeda. Untuk
diameter 3 mm menunjukkan hasil yang sama dengan teori, tapi
untuk diameter 6 mm sebaliknya.
Untuk head berubah, didapat juga hasil yang berbeda. Baik
untuk diameter 3 mm atau pun diameter 6 mm. di grafik terlihat
bahwa nilai yang didapat naik turun.
c. Grafik Cd Vs Qi
Menurut teori, nilai Cd dan Qi berbanding terbalik. Ini dapat
dilihat dari rumus
Cd = Q/Qi
Makin besar Cd, maka makin kecil Qi. Untuk head tetap, pada
grafik yang didapat terlihat untuk diameter 3 mm menunjukkan
hasil yang sama dengan teori. Tapi untuk diameter 6 mm terjadi hal
yang sebaliknya. Dan untuk head berubah menunjukkan hasil yang
juga cukup berbeda, dimana grafik yang didapat naik turun.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum orifis ini adalah :
1. Makin besar diameter orifis, maka makin besar harga Cv
2. Semakin tinggi head, maka harga Cd akan semakin rendah
Orifis dan Jet Apparatus
Kelompok A

39

Universitas Andalas
3. Semakin besar diameter orifis, maka harga Cd semakin rendah.
5.2 Saran
Agar mendapatkan hasil yang akurat dan sesuai dengan literature, maka
praktikan harus :
1. Serius dalam melakukan percobaan
2. Teliti dalam pengambilan dan pencatatan data serta pengolahan data
3. Bertanya pada asisten bila ada hal yang kurang dimengerti

Orifis dan Jet Apparatus


Kelompok A

40

Anda mungkin juga menyukai