Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pada masa sekarang ini telah banyak kasus-kasus pencemaran yang terjadi
di berbagai daerah. Baik pencemaran air, tanah, maupun udara. Kurangnya
kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kelestarian lingkungan sangat
mempengaruhi maraknya kasus-kasus pencemaran lingkungan. Sebagai contoh,
penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanaman dapat menyebabkan
ketidaksuburan tanah. Namun banyak petani-petani yang belum sadar akan hal
tersebut.
Pada dasarnya, tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kebutuhan makhluk hidup. Hampir semua kebutuhan makhluk hidup tidak
lepas akan keberadaan dan fungsi tanah. Sebagian besar sumber makanan
manusia bergantung pada tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
untuk menjaga kelestarian tanah demi keberlangsungan hidup kita. Akan tetapi,
pencemaran tanah yang marak adalah akibat dari tangan manusia itu sendiri.
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh limbah domestik, industri, dan
pertanian. Banyaknya pabrik yang didirikan ternyata tidak hanya menyebabkan
terganggunya polusi udara dan pencemaran air, melainkan tanah juga ikut
tercemar.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya
menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan
air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah
berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi(landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan
lubang-lubang besar di permukaan bumi.
B Rumusan Masalah
1 Apa itu tanah?
2 Apa urgensi tanah bagi kehidupan?
Pencemaran Tanah
1

3
4

Apa itu pencemaran tanah?


Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi pencemaran tanah?

C Tujuan
1 Menjelaskan pengertian tanah
2 Menjelaskan urgensi tanah bagi kehidupan
3 Menjelaskan pengertian pencemaran tanah
4 Menjelaskan cara menanggulangi pencemaran tanah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanah
1.
Pengertian tanah
Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2002
Pencemaran Tanah
2

tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa,


dinyatakan bahwa tanah adalah salah satu kompenen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang
terdiri atas bahan mineral
dan bahan organik serta
mempunyai
kimia,

sifat

fisik,

biologi,

dan

mempunyai

kemampuan

menunjang

kehidupan

manusia

dan

makhluk

hidup lainnya.1

http://scienceandfunmh.blogspot.co.id/2013_11_01_archive.html

Tanah tersusun atas kompenen padat, cair ,dan gas. Sifat adsortif dari
humus dan mineral dari tanah menyebabkan tanah memiliki daya sangga.
Komponen polutan (baik organic maupun anorganik) yang masuk dalam
tanah akan direspons oleh tanah melalui mekanisme adsorpsi dan
desorpsi.2
Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari
rembesan penumpukan sampah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan
sumber-sumber lainnya.3
2. Pemanfaatan tanah
Tanah berperan penting bagi berbagai aktivitas kehidupan di muka
bumi. Tanah dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berikut ini beberapa pemanfaatan tanah oleh manusia

1 Arif Zulkifli. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. (Jakarta: Salemba Teknika, 2014),


hlm 71-72.
2 Ibid, hlm 72
3 Rukaesih Achmad. Kimia Lingkungan. (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm 134.

Pencemaran Tanah
3

a. Pemanfaatan tanah secara langsung, contoh pemanfaatan tanah secara


langsung adalah digunakan untuk pembuatan batu bata, genteng,
campuran pembuatan semen, media tanaman tumbuh
b. Pemanfaatan tanah secara tidak langsung, contoh pemanfaatan tanah
secara tidak langsung adalah (1) mengolah tanah untuk ditanami
berbagai jenis tanaman, (2) untuk pondasi bangunan, (3) untuk dibuat
jalan sebagai prasarana transportasi, (4) sanitasi dan menanggulangi
pencemaran lingkungan, (5) jamban keluarga atau umum yang
menggunakan sumur resapan/septic tank, dan (6) menyaring cairan
yang meresap, menjadikannya jernih dan bersih, serta bebas dari
bahan-bahan tersuspensi sebelum masuk ke air bumi atau air sungai. 4
B. Pencemaran tanah
1. Pengertian pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan saat bahan kimia buatan
manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
bisa terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia pada pabrik
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida dan pupuk kimia; masuknya
air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan subpermukaan; kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari
tempat pembuangan sampah; serta limbah pabrik yang langsung dibuang
ke tanah tanpa diolah dulu sesuai dengan ketentuan yang ada.
Pencemaran tanah menurut Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun
2000 disebutkan bahwa kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan
tanah. Pencemaran tanah adalah adanya bahan-bahan sintetik yang tidak
dapat dihancurkan oleh mikroorganisme atau keadaan saat bahan kimia
buatan manusia masuk dan merusak lingkungan tanah alami.5
Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal dibawah ini.
Pertama

ialah

pencemaran

secara

langsung.

Misalnya

karena

menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau


4 Arif, op.cit., hlm. 72-73.
5 Ibid hlm 71-72

Pencemaran Tanah
4

insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti


plastik. Pencemaran juga dapat melalui air. Air yang mengandung bahan
pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga
mengganggu jasad yang hidup didalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran dapat juga melalui udara. Udara yan tercemar akan
menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini. Akibatnya
tanah akan tercemar juga.6
Beberapa bahan pencemar senyawa organik terlihat pada humus pada
waktu terjadi proses peembentukan humus dalam tanah. Bahan-bahan ini
menetap dalam humus sehingga menyebabkan terjadi pencemaran pada
humus yang terbentuk. Pengikatan terjadi terhadap senyawa-senyawa yang
mempunyai kemiripan struktur dengan humus, seperti senyawa fenol dan
anilin.7
2. Kriteria tanah8
a. Kriteria Kriteria fisik
Kriteria fisik meliputi pengukuran tentang warna, bau, suhu, dan
radioaktivitas.
b. Kriteria kimia
Kriteria kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO 2, pH,
keasaman, kadar logam, dan logam berat. Berikut disajikan contoh
pengukuran PH air yang terkandung dalam tanah, kadar CO 2, dan
oksigen terlarut
1) Pengukuran PH air dalam tanah
Air dalam tanah kondisi alami yang belum tercemar memiliki
rentang PH 6,5 8,5. Oleh karena pencemaran, PH air dalam tanah
dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Zat-zat
organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur
6A. Tresna Satrawijaya. Pencemaran Lingkungan. (Jakarta: Rineka Cipta,
2000) hlm 67.

7 Rukaesih Achmad. Kimia Lingkungan. (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm 134.


8 Arif Zulkifli. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. (Jakarta: Salemba Teknika, 2014),
hlm 73-74.

Pencemaran Tanah
5

menyebabkan kondisi air tanah menjadi alkali (basa). Jadi, perubahan


PH air tersebut bergantung pada macam bahan pencemarnya.
Perubahan nilai PH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai
PH yang rendah (sangat asam), atau tinggi (sangat basa) tidak cocok
untuk kehidupan kebanyakan organisme. Keasaman dikatakan naik 10
kali apabila ada perubahan satu unit skala PH misalnya PH dari 8 ke 7
atau dari 4 ke 3. Begitupun sebaliknya, keasaman turun 10 kali apabila
ada perubahan satu unit skala PH misalnya PH dari 7 ke 8 atau dari 4
ke 3. Keasaman air dapat diukur dengan sederhana yaitu dengan
mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat perubahan
warnanya.
Pengukuran kadar CO2
2)
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam tanah,. Sesuai dengan
penjelasan sebelumnya, bahan pencemar tanah juga terkandung dari
udara. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, PH, dan
banyaknya organisme yang hidup di dalam tanah. Semakin banyak
organisme di dalam tanah, maka semakin tinggi kadar karbon dioksida
terlarut. Kadar gas CO2 dapat diukur dengan cara titrimetri
3) Pengukuran kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut dalam tanah yang alami berkisar 5-7 ppm
(part per million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1
liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar
oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal, yakni sebagai berikut.
a) Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik
b) Proses reduksi oleh zat- zat yang dihasilkan bakteri anaerob
c) Proses pernapasan organisme
Pencemaran tanah dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut.
Semakin tercemar, maka kadar oksigen terlarut semakin mengecil.
Kadar oksigen yang kecil akan mengancam kehidupan organisme
yang hidup di dalam tanah. Untuk dapat mengukur kadar oksigen
terlarut, dilakukan dengan metode Winkler. Parameter kimia yang
dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia. Contohnya adalah pengukuran BOD dan COD.
Pencemaran Tanah
6

c. Kriteria Biologi
Di tanah terdapat hewan- hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
yang sensitif dan ada pula yang memiliki daya tahan tinggi terhadap
kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang sensitif akan mati karena
pencemaran dan organisme yang memiliki daya tahan tubuh tinggi
akan

tetap

hidup.

Planaria

merupakan

hewan

yang

sensitif

pencemaran. Tanah yang mengandung Planaria menunjukan tanah


tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex
(cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan
berkembang biak di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun
spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing
tersebut dapat dijadikan indikator adanya pencemaran zat organik.
Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai
indikator biologis.
Indikator biologis lebih efektif daripada indikator kimia, misalnya
pabrik yang membuang limbahnya ke sungai dan mengenai tanah
dapat mengatur pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh
pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik
tersebut dapat menunjukkan tidak adanya pencemaran. Namun tidak
demikian dengan makhluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam
tanah.
3. Tingkat pencemaran tanah9
a. Pencemaran ringan
Pencemaran ringan yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
gangguan pada ekosistem lain. Contohnya, tanah yang tidak dapat lagi
ditumbuhi tumbuhan tertentu. Biasanya diatas tanah banyak terdapat
sampah-sampah anorganik yang tidak dapat terurai oleh tanah dengan
sempurna, sehingga menyebabkan sebagian tanaman lain tidak dapat
hidup karena kesulian mendapatkan makanan di dalam tanah
b. Pencemaran kronis

9 Ibid hlm 75

Pencemaran Tanah
7

Pencemaran kronis yaitu pencemaran yang mengakibatkan


penyakit kronis. Biasanya tanah ini tercemar oleh limbah pabrik yang
dapat mengakibatkan penyakit
c. Pencemaran akut
Pencemaran akut yaitu pencemaran yang mengakibatkan tanah
tidak dapat lagi dimanfaatkan seperti semula. Biasanya tanah ini terlalu
banyak menggunakan pestisida atau pupuk yang mengandung bahan
kimia dan tidak mematuhi aturan atau tanah bekas lahan tambang.
Ciri-ciri tanah ini biasanya tanahnya kering dan tandus.10
4. Penyebab pencemaran tanah








Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan". (Albaqarah :11)










Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Albaqarah:12)11
a. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
pusat perdagangan, pasar, tempat usaha hotel, organisasi misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta, tempat wisata, serta lainnya
1) Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak
dapat

diuraikan

oleh

mikroorganisme

(non-biodegradable),

misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol


plastik air mineral, bungkus makanan, dan sebagainya
10 Ibid, hlm. 76
11 http://alquranalhadi.com/kajian/tema/2369/larangan-untukmelakukan-kerusakan-di-bumi

Pencemaran Tanah
8

2) Limbah cair berupa detergen, oli, cat, tinja yang jika meresap ke
dalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat
membunuh mikroorganisme didalam tanah
b. Limbah industri
Limbah industri dapat berasal dari pabrik pengolahan bahan
mentah menjadi bahan baku dan pabrik pengolahan bahan baku
menjadi bahan jadi, pembangkit listrik, tambang, eksplorasi minyak
dan gas, serta lainnya
1) Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Misalnya, sisa pengolahan pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging, dan lainlain.
2) Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya, sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam
dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen,
dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam
c. Limbah pertanian
Limbah

pertanian

berupa

sisa-sisa

pupk

sintetik

untuk

menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea. Pestisida


pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.12
5. Jenis polutan pencemar tanah
Berbagai unsur dapat menyebabkan pencemaran tanah, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan yang mati
b. Senyawa organik dan

senyawa

anorganik

yang

tidak

dapat

dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,


keramik, kaleng-kaleng, PVC, dan bekas bahan bangunan akan
menyebabkan tanah menjadi kurang subur
12 Arif, op.cit., hlm. 76.

Pencemaran Tanah
9

c. Pencemar udara berupa gas yang

larut dalam air hujan seperti oksida

nitrogen (NO dan NO2), oksigen belerang (SO2 dan SO3), dan oksida
karbon (CO dan CO2) menghasilkan hujan asam yang akan
menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/tanaman
d. Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah
industri seperti Hg, Zn, Pb, dan Cd dapat mencemari tanah
e. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom, atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif
Diantara berbagai unsur tersebut logam berat menyebabkan
kerusakan paling parah bagi tanah. Logam berat adalah komponen
alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian berlebih akibat bahaya
yang mungkin ditimbulkan. Logam berat berbahaya apabila diserap oleh
tanaman, hewan, atau manusia dalam jumlah besar. Namun, beberapa
logam berat merupakan unsur esensial bagi tanaman atau hewan
(Nugroho,2001)13
6. Dampak pencemaran tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran atau kerusakan
tanah, diantaranya sebagai berikut:
a. Dampak pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah pada kesehatan bergantung pada jenis
komponen polutan, bagaimana jalur masuk ke dalam tubuh dan sejauh
mana tingkat kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai
manac pestisida, dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya khususnya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi
b. Dampak pada ekosistem
Pencemaran tanah memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang ekstrem dapat timbul dari adanya
bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme
dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya dapat memusnahkan beberapa
13 Ibid., hlm. 76-77

Pencemaran Tanah
10

spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang
besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman
dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.14
7. Pencegahan dan penanggulangan dampak pencemaran tanah
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan

terhadap

terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai


dengan jenis bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah
pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat
dilakukan sebagai berikut
a. Pencegahan
1) Membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat perlu diedukasi
2) Mengolah sampah organik menjadi kompos
3) Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak
4) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan
proses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, logam dan
sebagainya
5) Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme
6) Mengolah dan memurnikan limbah industri sebelum dibuang ke
sungai atau tempat pembuangan
b. Penanggulangan
1) Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar
2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencermaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur,bakteri).15
14 Ibid hlm. 84-85
15 Ibid, hlm. 87-89

Pencemaran Tanah
11

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2002 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa, dijelaskan bahwa
tanah adalah salah satu kompenen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi
yang terdiri atas bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik,
kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia,
karena manusia memanfaatkan tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Misalnya, penggunaan tanah sebagai lahan pertanian, sarana transportasi,
pondasi bangunan, bahkan sumber air pun berasal dari tanah.
Akan tetapi, pada saat ini manfaat tanah sudah sangat berkurang.
Pasalnya,

pencemaran

tanah

sudah

banyak

terjadi.

Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 disebutkan bahwa


kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan
tanah. Tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi atau
dicegah. Begitupun dengan masalah pencemaran tanah. Ada
beberapa

cara

mencegah

pencemaran

tanah,

seperti

membuang sampah pada tempatnya, mengolah sampah

Pencemaran Tanah
12

organik menjadi kompos atau makanan ternak, mendaur


ulang sampah serta mengolah dan memurnikan limbah.
Adapun cara menanggulanginya adalah dengan melakukan
remediasi dan bioremediasi.
B. Saran
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna seyogyanya memiliki
keprihatinan terhadap kerusakan alam, salah satunya adalah tanah. Alangkah
lebih baiknya jika masalah yang ada saat ini bersama-sama kita cegah demi
kelangsungan hidup anak cucu kita di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
I, Ed. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Sastrawijaya, A.Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan.. Jakarta: Salemba Teknika
http://alquranalhadi.com/kajian/tema/2369/larangan-untuk-melakukan-kerusakandi-bumi. Diakses pada Rabu 21 september 2016 pukul 14.45 WIB

Limbah Minyak PT.Gold Water Cemari


Lingkungan
Pencemaran Tanah
13

Written By Posmetro Prabu on 29 Mar 2013 | 03.17

OGAN ILIR, PP - Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan


beracun (B3) dari kegiatan penambangan minyak bumi yang terjadi di
Indonesia memerlukan perhatian yang lebih serius. Kasus pencemaran
seperti yang terjadi di Tarakan (Kalimantan Timur), Riau, Sorong (Papua),
Indramayu serta terakhir kasus pencemaran di Bojonegoro (Jawa Timur)
seharusnya menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan
minyak

akan

pentingnya

pengelolaan

pencemaran

minyak

di

Pencemaran Tanah
14

Indonesia.Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan


juga aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan minyak antara lain :
Distribusi/pengangkutan minyak bumi dengan menggunakan moda
transportasi air, transportasi darat, marine terminal/pelabuhan khusus
minyak bumi, perpipaan dan eksplorasi dan eksploitasi migas lepas pantai
(floating production storage offloading, floading storage offloading)
(Pertamina, 2005). Setiap tahun kebutuhan minyak bumi terus mengalami
peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat
kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi
pencemaran oleh minyak bumi juga meningkat.
Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas
dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi
dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka
pencemaran lingkungan oleh minyak yaitu kualitas lingkungan tersebut
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau
tidak

dapat

berfungsi

sesuai

dengan peruntukannya.
Seperti

tampak

pada

gambar

dibawah ini, tumpahan minyak


akibat kebocoran pipa di kawasan
sumur bor Tanjung Miring Timur
Kabupaten Ogan Ilir yang dikelola
oleh

Perusahaan

Rekanan

Pertamina Yakni PT.Gold Water


masih dipandang sebelah mata oleh management perusahaan. Meski
sudah tergolong pencemaran lingkungan, namun pihak perusahaan masih
separuh hati memperbaiki kerusakan pipa yang mengakibatkan tanah
terkontaminasi minyak dan merusak lingkungan serta menurunkan
estetika.

Pencemaran Tanah
15

Kebocoran pipa tersebut berada sekitar 1 km sebelum Stasiun Pengumpul


(SP) I desa Tangai Ogan Ilir. Tumpahan minyak mengalir ke saluran air
tepi jalan yang bermuara langsung ke danau kecil dekat pipa bocor
tersebut. Menurut informasi yang diperoleh Posmetro Prabu dari warga
sekitar mengungkapkan bahwa kebocoran pipa sudah seminggu lalu
terjadi sebelum berita ini diturunkan. Warga juga bingung kepada siapa
harus mengadu karena akses informasi sangat sulit dijangkau. Mereka
hanya bisa berharap kepada pihak perusahaan yang hampir setiap jam
melintasi pipa bocor tersebut untuk melakukan perbaikan. Namun sudah
seminggu lebih kebocoran pipa masih belum dilakukan perbaikan, ujar
warga.
Padahal jika dicermati mendalam, pencemaran lingkungan oleh minyak
telah menimbulkan masalah yang sangat serius. Penelitian di Jerman
menunjukkan bahwa 0,5 0,75 ton minyak hilang untuk setiap 1000 ton
minyak yang dihasilkan. Kehilangan tersebut terjadi selama proses
produksi dan pengilangan sebesar 0,1 ton, selama pengangkutan sebanyak
0,1 ton dan kehilangan terbesar 0,4 ton terjadi selama penyimpanan.
Kehilangan minyak ini menyebabkan terjadi pencemaran di lingkungan
sekitarnya.
Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan
serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi
limbah minyak dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun 2003. Oleh karena itu
PT.Gold Water

diharapkan

secepat

mungkin

dapat

memperbaiki

kerusakan pipa yang bocor untuk menghindari hal-hal yang dapat


merugikan warga sekitar dan Indonesia pada umumnya. (PP/RED)
Sumber:http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-goldwater-cemari.html.

Solusi :

Pencemaran Tanah
16

Apabila terjadi pencemaran tanah oleh tumpahan minyak/oli yang


mengandung senyawa
menjadi

masalah

hidrokarbon

terhadap

sebagai

bahan pencemar maka akan

kesuburan tanah tersebut.

Oleh karena

itu,

diperlukan suatu teknik untuk memulihkan tanah yang tercemar tersebut.


Pencemaran tanah yang disebabkan oleh tumpahan minyak mentah
(crude oil) atau hidrokarbon merupakan masalah utama di seluruh dunia. Di
Asia, penurunan produktivitas lahan karena polusi tanah, air dan udara
merupakan masalah utama dalam

meningkatkan

produktivitas

pertanian,

terutama untuk menjamin keamanan pangan. Indonesia, sebagai salah satu


negara rawan bencana dan pengguna minyak mentah (hidrokarbon), perlu untuk
menemukan cara-cara dan metode yang tepat untuk menangani tanah yang
terkontaminasi, terutama polusi yang disebabkan oleh hidrokarbon. Oleh
karena itu untuk mengembalikan kualitas lahan perlu dilakukan suatu usaha
perbaikan.
Salah satu usaha untuk memulihkan lahan atau tanah yang tercemar dapat
diupayakan melalui bioremediasi dan pemupukan. Bioremediasi adalah suatu
teknik

rehabilitasi

lahan

dengan

menggunakan

mikroorganisme

untuk

mendegradasi bahan atau zat-zat pencemar pada lahan, misalnya pada kasus
pencemaran tanah akibat limbah minyak ini.
Bioremediasi

merupakan

pemanfaatan

mikroorganisme

untuk

mengurangi polutan di lingkungan atau dapat dikatakan bioremediasi adalah


proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi meminimalisasi kontaminan, yaitu mengubah
senyawa kimia berbahaya menjadi kurang berbahaya seperti karbondioksida atau
beberapa gas lain, senyawa organik, air dan materi yang dibutuhkan oleh mikroba
pendegradasi. Bioremediasi dilakukan melalui dua metode yaitu biostimulasi dan
bioaugmentasi. Biostimulasi adalah proses yang dilakukan melalui penambahan
zat gizi tertentu yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menstimulasi kondisi
lingkungan sedemikian rupa agar mikroorganisme tumbuh an beraktivitas lebih
baik, di mana pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli lingkungan tersebut
dirangsang dengan cara menambahkan nutrien dan/atau mengubah habitat.

Pencemaran Tanah
17

Bioaugmentasi yaitu penambahan atau introduksi satu jenis atau lebih


mikroorganisme baik yang alami maupun yang sudah mengalami perbaikan sifat,
di mana mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi
mikroba yang telah ada.
Enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan
beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa
yang disebut biotransformasi. Jenis mikroba rekombinan yang diciptakan
dilaboratorium

dapat

lebih

efisien

dalam

mengurangi

polutan.

Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan


adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi.salah satu bakteri
pemakan minyak bumi adalah Pseudomonas fluorescens. Bakteri ini merupakan
bakteri hidrokarbonoklastik

yang

mampu

mendegradasi

berbagai

jenis

hidrokarbon, karena memiliki kemampuan dalam memproduksi biosurfaktan


yang berkaitan dengan keberadaan enzim regulatori. Degradasi hidrokarbon
dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain temperatur, kadar
air, bahan organik tanah dan biota tanah serta pasokan hara (pemupukan).
Jadi,

pengelolaan

limbah

minyak

secara

alami

dengan

cara

mengembangbiakan mikroba jenis tertentu dapat meningkatkan biodegradasi


minyak.

Mikroba

jenis

tertentu

tersebut

membutuhkan

karbon

untuk

melangsungkan hidupnya. Sumber karbon yang di butuhkan didapat dari


hidrokarbon itu sendiri. Mikroba menghasilkan biosurfactant yang digunakan
untuk mengatasi berbagai pencemaran lingkungan yang disebabkan karena
pencemaran hidrokarbon. Biosurfactant inilah yang dipakai untuk biodegradasi
minyak.

Pencemaran Tanah
18

Anda mungkin juga menyukai