Anda di halaman 1dari 67

STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH

TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) HIBRIDA


DI PT BISI INTERNATIONAL .TBK KAB. KEDIRI

MAGANG KERJA

Oleh :
PUPUT KURNIAWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2015

ii

STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) HIBRIDA
DI PT BISI INTERNATIONAL .TBK KAB. KEDIRI

MAGANG KERJA

Oleh:
PUPUT KURNIAWAN
125040200111067

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2015

iii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG

STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) HIBRIDA
DI PT BISI INTERNATIONAL .TBK KAB. KEDIRI

Disetujui oleh :

Pembimbing Lapang

Pembimbing Magang

Yusron Naviudin, SP
Manager F1 Hortikultura

Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP. M. Si


NIP. 195610101984031004

Mengetahui:
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,

Dr. Ir. Nurul Aini, MS.


NIP. 19601012 198601 2001

iv

RINGKASAN
PUPUT KURNIAWAN. 125040200111067. Teknik Produksi Benih
Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Hibrida Di PT BISI International .Tbk
Kab. Kediri, di bawah bimbingan Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP. M. Si
sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Yusron Naviudin, SP. Sebagai
Pembimbing Lapang.
Melon (Cucumis melo. L) ialah salah satu komoditas hortikultura yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat dan juga merupakan salah satu dari buahbuahan yang memiliki keunggulan komparatif, yaitu berumur pendek. Melon
merupakan tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai rasa manis, tekstur
daging buah yang renyah, warna daging buah yang bervariasi dan mempunyai
aroma yang khas. Buah melon mempunyai kandungan gizi yang tinggi
diantaranya adalah vitamin dan mineral yang diperlukan manusia. Selain
mempunyai kandungan gizi, buah ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
. Tanaman melon tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/th, suhu
berkisar antara 30-35C, intensitas cahaya matahari tinggi, dan kelembaban udara
70-80 % atau minimal 60 %. Tanaman melon tumbuh baik pada daerah dengan
ketinggian 300 1000 m dpl. Tanaman melon membutuhkan tanah yang subur,
berdrainase baik, dan terbebas dari nematoda atau penyakit soilborne yang lain.
Media tanam yang baik untuk tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang
banyak mengandung bahan organik Dengan menggunakan tanah jenis liat berpasir
akan memberikan hasil positif pada produksi tanaman melon.
PT. BISI International. Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang produksi dan pengembangan benih hibrida. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 1983 dengan nama BISI (Bright Indonesia Seed Industry), yang pada
awalnya masih merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing dari Thailand
yang berpusat di Jalan Raya Pare Wates, Desa Sumberagung, Kecamatan
Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Namun pada tahun 1994, perusahaan
yang memproduksi benih jenis hibrida seperti jagung, padi, hingga benih sayuran
dan tanaman hortikultura, sekaligus salah satu penghasil utama pestisida di
Indonesia dan distributor berbagai jenis pupuk ini berganti menjadi Perusahaan
Penanaman Modal Dalam Negeri dengan nama PT. Benih Inti Subur Intani.
Kemudian pada tahun 2006, nama perusahaan ini kembali berubah menjadi PT.
BISI International, Tbk yang saat ini kantor pusat perusahaan ini berada di Jl.
Raya Surabaya Mojokerto KM 19, Desa Bringinbendo, Kecamatan Taman,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sedangkan kegiatan pengembangan dan
produksi benih tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.
Magang kerja ialah kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa yang dilakukan
secara langsung di lapangan untuk menerapkan secara langsung pengetahuan yang
diperoleh selama perkuliahan, menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi
mahasiswa dalam bidang pertanian sehingga dapat membandingkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan yang diperoleh di


lapangan. Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai
dengan bulan Oktober 2015 di PT Bisi International, Tbk, Desa Sumberagung,
Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan
magang kerja dilakukan dengan observasi lapang, ikut serta secara langsung
dalam praktek kerja lapang, diskusi dan wawancara dengan petani serta
melakukan pengumpulan data.
Kegiatan magang kerja teknik produksi benih melon di awali dengan
persemaian, persiapan lahan, pemupukan penanaman, dan perawatanmeliputi
pengairan, pemupukan lanjutan, pewiwilan, pemasangan lanjaran, pengendalian
OPT, polinasi, seleksi buah, dan pemanenan. Dalam pelaksanaan produksi benih
melon, tingkat keberhasilan dari kegiatan ini adalah pada saat polinasi. Karena
kegiatan polinasi ini di lakukan dengan bantuan manusia. Pada saat sebelum
pemasaran, kegiatan yang harus dilakukan dalam produksi benih adalah uji
laboratorium meliputi uji kadar air, uji kemurnian, dan uji daya tumbuh. Pada saat
uji laboratorium benih dinyatakan lulus, maka benih di berikan sertifikat,
kemudian
siap
untuk
proses
pengepakan
dan
di
pasarkan.

vi

SUMMARY
PUPUT KURNIAWAN. 125040200111067. Study Plant Seed Production
Techniques Of Melon (Cucumis melo L.) Hybrids In PT BISI International
.Tbk Kediri Regency, under the guidance of Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP.
M. Si as Main Supervisor and Yusron Naviudin, SP. as Field Supervisor
Melon (Cucumis melo, L) is one of horticultural commodities are often
consumed by people and also is one of the fruits that have a comparative
advantage. Melon is a annual fruit plant that have a sweet taste, crunchy flesh
texture, varies flesh color and has a distinctive aroma. Melon has a high nutrient
content of vitamins and minerals which are necessary for human. Besides having
nutritional value, this fruit has a high economic value.
Melon plant grow well in rainfall 2000-3000 mm / yr, the temperature
ranges between 30-35C, high intensity sunlight and humidity is 70-80% or at
least 60%. Melon plant grow well in areas with altitude of 300 - 1000 m above sea
level. Melon plant need fertile soil, well drained and free of nematodes or other
soilborne diseases. Good growth media for melon crop is sandy clay soil that
contains a lot of organic material by using sandy clay soil types will give positive
results in the production of melon plant.
PT. BISI International. Tbk is a company engaged in the production and
development of hybrid seeds. The company was established in 1983 under the
name BISI (Indonesia Bright Seed Industry), which initially is still a Foreign
Investment Company of Thailand, based in highway Pare Wates, Sumberagung
Village, District Plosoklaten, Kediri regency, East Java. But in 1994, the company
that produces hybrid seed types such as corn, rice, until the vegetable seeds and
horticultural crops, as well as one of the major producer of pesticides in Indonesia
and distributor of various types of fertilizer is changed into a Domestic Investment
Company under the name Benih Inti Subur Intani. Then in 2006, the name of the
company was changed again to PT. BISI International Tbk, which is currently
corporate headquarters located in Jl. Raya Surabaya Mojokerto KM 19 Village
Bringinbendo, Taman District, Sidoarjo Regency, East Java. While the
development and production of seeds scattered several provinces in Indonesia.
Internship is a learning activity for the students who performed directly in
the field to directly apply the knowledge acquired during the course, add insight
and new knowledge for the students in agriculture so as to compare the knowledge
gained during the lectures with those obtained in the field. Internship activities
carried out in July 2015 to October 2015 in PT Bisi International Tbk,
Sumberagung Village, District Plosoklaten, Kediri regency, East Java Province.
Implementation of the Internship is done by field observation, direct participaty in
field practice, discussions and interviews with farmers and collecting data.

vii

Internship activity of melon seed production technique begins with


nurseries, land preparation, planting fertilizing and maintenance includes
watering, fertilizing, pruning, installation of trellis, pest control, pollination, fruit
selection, and harvesting. In the implementation of a melon seed production, the
success rate of this activity is during pollination. Because pollination activity is
done with help of humans. At the time before marketing, the activities to be done
in seed production is a laboratory test includes testing the water content, purity
test, and test the ability to grow. By the time the seed laboratory test passed, then
the seeds given a certificate, and then ready for packing and marketing.

viii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang kerja yang berjudul STUDI TEKNIK
PRODUKSI BENIH TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) HIBRIDA DI PT
BISI INTERNATIONAL .TBK KAB. KEDIRI. Terselesaikannya laporan ini
tidak terlepas dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih yang tulus kepada :
1. Kedua Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa
yang tulus tak henti hentinya sehingga terselesaikannya laporan magang
kerja ini.
2. Ibu Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP. M. Si selaku Dosen Pembimbing yang
membantu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan
laporan magang kerja ini.
3. Ibu Dr. Ir. Nurul Aini, MS selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian yang
telah

membantu

memberikan

pengarahan

dan

bimbingan

dalam

penyusunan laporan dan memberikan izin untuk melaksanakan magang


kerja.
4. Pembimbing Lapang di PT. Bisi International, Tbk yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan selama pelaksanaan magang kerja.
5. Teman teman Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
6. Dan pihak lain yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa laporan magang kerja ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga laporan magang kerja ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
dan teman teman mahasiswa pada umumnya, dan juga dapat bermanfat untuk
penulis khusunya
Malang, Oktober 2015

Penulis

ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN. iii
KATA PENGANTAR.... vii
DAFTAR ISI.. viii
DAFTAR GAMBAR...... x
DAFTAR TABEL.. xi
DAFTAR LAMPIRAN.. xii
1. PENDAHULUAN.... 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Magang Kerja. 1
1.2.1

Tujuan Umum. 1

1.2.2

Tujuan Khusus 2

1.3 Sasaran Kompetensi... 2


2. TINJAUAN PUSTAKA... 3
2.1 Tanaman Melon (Cucumis melo L.)........ 3
2.1.1

Klasifikasi Tanaman Melon... 3

2.1.2

Morfologi Tanaman Melon.... 5

2.1.3

Syarat Tumbuh Tanaman Melon....... 7

2.2 Teknik Budidaya Melon (Cucumis melo L.).. 8


2.2 Proses Pasca Panen.... 11
2.3 Tahapan Pasca Panen. 12
3. METODE DAN PELAKSANAAN. 14
3.1 Waktu dan Tempat. 14
3.2 Metode Pelaksanaan... 14
3.3 Rencana Kegiatan.. 15
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1 Hasil 17
4.1.1

Profil dan Gambaran Umum PT. BISI International. Tbk. 17

4.1.2

Struktur Organisasi PT. BISI International, Tbk 23

4.2 Pembahasan 23

4.2.1

Teknik Budidaya.... 24

4.2.2

Uji Quality and Control. 34

5. KESIMPULAN DAN SARAN 39


5.1 Kesimpulan. 39
5.2 Saran... 39
DAFTAR PUSTAKA... 40

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Akar Melon....... 3
Gambar 2 Batang Melon..... 4
Gambar 3 Daun Melon.... 4
Gambar 4 Bunga Melon.. 5
Gambar 5. Buah Melon... 5
Gambar 6. Media Persemaian Benih Melon..... 24
Gambar 7. Proses Penyusunan Media Persemaian Benih. 24
Gambar 8. Germinator Untuk Proses Perkecambahan Benih... 25
Gambar 9. Benih Yang Sedang di Semai..... 25
Gambar 10. Proses Pembajakan Lahan Green House.. 25
Gambar 11. Lanjaran / Ajir untuk Menopang Tanaman....... 27
Gambar 12. Ukuran Bendengan.... 27
Gambar 13. Benih Setelah Pindah Tanam dari Persemaian.. 27
Gambar 14. Green House yang Telah di Tanami Benih....... 27
Gambar 15. Pemupukan Lanjutan............ 29
Gambar 16. Tanaman yang Terserang Layu Fusarium. 30
Gambar 17. Pengikatan Tanaman Agar Tanaman Tegak ke Atas dan Mudah untuk
Perawatannya... 31
Gambar 18. Proses Kastraksi Bunga Betina..... 32
Gambar 19. Perbedaan Bunga Jantan dan Betina. 32
Gambar 20. Buah Yang Di Seleksi. Setiap Tanaman Hanya Ada 2 Buah yang di
Rawat Hingga Panen.. 33
Gambar 21. Melon yang Telah di Panen... 33
Gambar 22. Melon yang Telah di Ambil Benihnya. 34
Gambar 23. Proses Pengambilan Benih Melon. 34
Gambar 24. Benih Yang Sedang di Cuci......... 34
Gambar 25. Alur Proses di Laboratorium Quality and Control 38

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Per 100 Gram Melon. 4
Tabel 2. Tahapan Penanganan Pasca Panen.. 12
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 16

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Diri Mahasiswa Magang Kerja.... 41
Lampiran 2. Riwayat Pendidikan.. 43
Lampiran 3. Peta Lokasi PT Bisi International, Tbk ... 44
Lampiran 4. Presensi Magang Kerja.. 45

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melon (Cucumis melo. L) ialah salah satu komoditas hortikultura yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat dan juga merupakan salah satu dari buahbuahan yang memiliki keunggulan komparatif, yaitu berumur pendek. Melon
merupakan tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai rasa manis, tekstur
daging buah yang renyah, warna daging buah yang bervariasi dan mempunyai
aroma yang khas.
Buah melon mempunyai kandungan gizi yang tinggi diantaranya adalah
vitamin dan mineral yang diperlukan manusia. Selain mempunyai kandungan gizi,
buah ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Berdasarkan data Direktorat
Budidaya dan Pascapanen Buah (2011), konsumsi buah melon di Indonesia saat
ini baru mencapai 34.06 kg/kapita/tahun, sedangkan tingkat konsumsi perkapita
yang direkomendasikan FAO adalah sebesar 65 kg buah/kapita/tahun. Menurut
Badan Pusat Statistik (2011) produksi melon nasional tahun 2010 adalah 85 161
ton. Produksi tahun 2009 sebesar 85 860 ton, sehingga angka produksi pada tahun
2009 mengalami penurunan pada tahun 2010. (Novita dan Faiza C. Suwarno,
2014).
Guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang direkomendasikan
oleh FAO, banyak para pemulia mulai mengembangkan tanaman melon, mulai
dari pembentukan varietas unggul yang memiliki produksi tinggi, hingga tahan
terhadap serangan penyakit. Selain itu dalam pembenihan juga diharapkan benih
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan bentuk yang seragam.
1.2 Tujuan Magang Kerja
1.2.1 Tujuan Umum
a. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam dunia
kerja secara nyata, yaitu berupa keterampilan yang belum diperoleh di
bangku perkuliahan.
b. Membandingkan ilmu di perkuliahan dengan ilmu terapan di lapang.
c. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di kondisi lapang.

d. Mahasiswa belajar mengintegrasikan diri dan diharapkan mampu bekerja


sama dalam tim, dengan cara mempelajari situasi dunia kerja dan
mampu berkomunikasi dengan baik antar staf dan pekerja lingkungan
instansi yang sangat berguna bagi mahasiswa dimasa depan.
e. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang program S1 Minat
Budidaya Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Universitas
Brawijaya, Malang
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mempelajari secara khusus mengenai budidaya tanaman melon dari awal
penanaman hingga proses pengemasan benih (Cucumis melo L.)
b. Dapat mengetahui seluruh kegiatan pertanian yang ada di PT. Bisi
International. Tbk, Kec. Pare, Kab. Kediri, Jawa Timur
c. Mahasiswa dapat mengetahui strategi peningkatan kinerja dalam dunia
kerja dengan baik.
1.3 Sasaran Kompetensi
Sasaran kompetensi dari pelaksanaan magang di PT. Bisi International.
Tbk adalah :
1. Mahasiswa mampu memiliki suatu etos kerja yang baik ketika bekerja
pada suatu perusahaan.
2. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami kondisi realita di dunia
kerja yang merupakan keberlanjutan setelah menyelesaikan studi S1
3. Mampu mengetahui cara-cara budidaya tanaman serta manajemen
lapang yang ada di suatu perusahaan.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Melon (Cucumis melo L)
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Melon (Cucumis melo L.)
Melon merupakan salah satu jenis buah-buahan yang amat potensial
untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam penyediaan bahan makanan
bergizi. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk
familia Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari
Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan
antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar
luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke
Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California,
dan Texas. Akhirnya melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di
daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Buah melon mulai di
budidayakan di Indonesia pada tahun 1970. Daerah yang pertama
membudidayakan melon adalah Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor).
Kemudian daerah Ngawi dan Madiun (Jawa Timur), serta Boyolali dan
Klaten (Jawa Tengah) menjadi sentra penghasil melon yang cukup dominan
(Setiadi, 1998).
Di Indonesia, benih melon yang digunakan berasal dari daerah
Taiwan. Hal ini berhubungan dengan sejarah awal pengembangan budidaya
melon di Indonesia. Pada awalnya pembudidayaan melon di Indonesia
masih menemui kendala dalam teknik budidayanya. Untuk mengatasi
masalah ini, Indonesia mendatangkan tenaga ahli dari Taiwan. Sehingga
benih melon dari Taiwan mulai mendominasi sentra budidaya melon di
Indonesia.
Melon merupakan salah satu jenis buah yang mudah dijumpai di
berbagai tempat penjualan buah seperti di pasar tradisional, pasar modern,
hingga kios. Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan,
sebagian besar menyukai buah ini. Hal ini disebabkan karena rasa buahnya
yang manis dan mengandung air, dan juga buah ini selalu tersedia
sepanjang tahun karena tanaman ini mampu berbuah setiap waktu tanpa
mengenal musim, dan harga buahnya cukup terjangkau oleh masyarakat

untuk saat ini. Melon mempunyai kandungan gizi yang baik untuk tubuh
manusia, Kandungan gizi melon dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Kandungan zat gizi per 100 gram melon
No

Zat Gizi

Jumlah Nutrisi per 100 g

Energi

34 kkal

Karbohidrat

8,6 g

Protein

0,84 g

Total Fat

0,19 g

Vitamin A

3382 IU

Vitamin K

2,5 mcg

Vitamin E

0,05 mcg

Vitamin C

36,7 mg

Tembaga

41 mcg

10

Kalsium (Ca)

9 mg

11

Folat

21 mcg

12

Zat Besi

0,21 mcg

Sumber : Sobir dan Firmansyah (2010)


Tanaman melon termasuk dalam kelas tanaman biji berkeping dua.
Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berkut :
Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Superdivisio

: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta / Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Magnoliopsida / Dicotyledoneae

Subkelas

: Dilleniidae

Ordo

: Violales

Familia

: Cucurbitaceae

Genus

: Cucumis

Spesies

: Cucumis melo L.
(Soedarya, 2010).

2.1.2 Morfologi Tanaman Melon (Cucumis melo L.)


Menurut Soedarya (2010), morfologi tanaman melon sebagai berikut :
a. Akar
Tanaman

melon

termasuk

tanaman

semusim

yang

tumbuhmerambat, tanaman melon mempunyai akar tunggang yang


dipenuhiakar-akar serabut pada ujungnya. Akar tanaman melon
menyebar, tetapidangkal. Akar-akar cabang dan rambut-rambut akar
banyak terdapat di permukaan tanah, semakin ke dalam akar-akar
tersebut semakin berkurang. Tanaman melon membentuk ujung akar
yang menembus kedalam tanah sedalam 45-90 cm. Akar horizontal
cepat berkembang didalam tanah, menyebar dengan kedalaman 20-30
cm.

Gambar 1. Akar Melon

b. Batang
Menurut

Soedarya

(2010), tanaman melon yang


tumbuh

liar biasanya

memiliki percabangan yang


sangat

banyak.

Batang

tanaman berwarna hijau muda,


berbentuk segi lima, berbulu,
Gambar 2. Batang Melon

dan

memiliki

ruas-ruas

sebagai tempat munculnya tunas dan daun. Namun, untuk tanaman

yang dibudidayakan, jumlah batangnya dibatasi. Jumlah batang


yangterlalu banyak akan mengurangi kuantitas buah yang dihasilkan.
Batangmelon mempunyai alat pemegang (pilin) untuk memanjat
(Isnaini, 2007).
c. Daun
Daun melon menjari dengan lima sudut, warnanya hijau,
dan permukaannya berbulu. Tangkai daun panjang dengan ukuran
besar,hampir seukuran batang tanaman. Daun ini tersusun berselangselingmenempel di ruas-ruas batang, di setiap ketiak daun akan
tumbuh sulur-sulur yang akan membantu tanaman untuk merambat.

Gambar 3. Daun Melon

d. Bunga
Bunga melon berbentuk seperti lonceng dan berwarna kuning.
Bunga

ini

muncul

di

setiap

ketiak

daun.

Umumnya,

melon berkelamin

bunga
tunggal,

kelamin jantan dan betina


tidak dalam satu bunga.Bunga
betina biasanya terletak di
ketiak
kedua

daun

pertama

dalamsetiap

dan
ruas

percabangan. Sementara itu,


Gambar 4. Bunga Melon

bunga

jantan

terbentuk

secara berkelompok dan terdapat di setiap ketiak daun. Menurut Sobir dan
Firmansyah (2010), bunga jantan muncul berkelompok pada ketiak daun,

sedangkan bunga betina muncul pada ruas pertama dari setiap cabang
lateral. Lebah madu dan serangga berperan dalam penyerbukan bunga
karena serbuk sari yang dihasilkan bunga melon terlalu berat
untuk diterbangkan oleh angin.
e. Buah
Buah melon berbentuk bulat sampai lonjong, warna daging buah
melon

bermacam-macam,

mulai

hijau

kekuningan,

kuning

agak

putih,hingga jingga. Bagian tengah buah terdapat massa berlendir


yangdipenuhi biji-biji kecil yang jumlahnya banyak. Berat buah melon
masak 0,5-2,5 kg sedangkan melon hibrida beratnya mencapai 4 kg.

Gambar 5. Buah Melon

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Melon (Cucumis Melo L.)


Tanaman melon membutuhkan syarat-syarat khusus untuk dapat
tumbuh dengan baik dan relatif lebih sulit dibudidayakan dibandingkan
tanaman dari famili Cucurbitaceae lainnya. Tanaman ini tidak menyukai
tanah yang terlalu basah. Tanaman ini lebih peka terhadap pemberian air
tanah yang tergenang. Tanaman melon tumbuh baik pada curah hujan 20003000 mm/th, suhu berkisar antara 30-35C, intensitas cahaya matahari
tinggi, dan kelembaban udara 70-80 % atau minimal 60 % (Setiadi dan
Parimin, 2002). Menurut Sobir dan Endang (2009) Tanaman ini lebih cepat
tumbuh di daerah terbuka tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, yaitu
cukup dengan penyinaran 70%. Tanaman melon tumbuh baik saat masa
pertumbuahn pada suhu diatas 30C dan terbebas dari embun yang

membeku. Produksi melon membutuhkan kelembaban yang tinggi,


walaupun saat pematangan buah tanah harus relatif agak kering.
Tanaman melon membutuhkan tanah yang subur, berdrainase baik,
dan terbebas dari nematoda atau penyakit soilborne yang lain. Media tanam
yang baik untuk tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak
mengandung bahan organik Dengan menggunakan tanah jenis liat berpasir
akan memberikan hasil positif pada produksi tanaman melon (Harjadi,
1989). Ashari (1995) menambahkan tanaman melon tumbuh baik pada
daerah dengan ketinggian 300 1000 m dpl, jenis tanah berlempung.
Kemasaman tanah menjadi faktor penting dalam budidaya melon karena
melon peka terhadap kemasaman tanah. Melon tumbuh baik pada pH netral,
dan masih dapat beradaptasi pada tanah dengan pH 6.0. Pada kondisi tanah
masam, melon akan mengalami gejala acid yellowing yang gejalanya
tanaman menjadi kerdil, pertumbuahn tanaman terhambat, dan daun menjadi
kuning.
Selain itu kemasaman, melon juga peka terhadap kadar salinitas
tinggi (Harjadi, 1989). George (1999) menegaskan semua tipe melon
membutuhkan tanah dengan pH antara 6.0 6.8. Daerah beriklim kering
tidak disenangi oleh tanaman melon. Akar tanaman melon hanya mampu
menjangkau kedalaman 15-20 cm dan menyebar dalam radius 30-40 cm.
Jika lahan kering atau kedalaman air diatas 50 cm, maka lahan dapat diairi
(Setiadi, 2002). Melon membutuhkan air yang cukup tinggi saat fase
pertumbuahn hingga pembesaran buah, namun setelah memasuki fase
pematangan buah, melon harus sedikit mendapat air. Oleh karena itu melon
cocok ditanam di akhir musim hujan. (Wibowo, T. D. 2008)
2.2 Teknik Budidaya Melon
Melon merupakan tanaman budidaya yang diperbanyak melalui biji atau
benih, untuk satu hektar lahan diperlukan sekitar 1600 - 2000 pohon atau 500-700
gram benih. Sebelum penyemaian, benih harus direndam antara 6-8 jam.
Kemudian ditiriskan dan diangin-anginkan diatas kain atau koran basah selama 12 hari sampai berkecambah. Agar pertumbuhan kecambah optimal, kelembaban
ruangan di sekitar perkecambahan melon agar diperhatikan. Setelah berkecambah,

benih dipindahkan ke polybag dengan media tanam di dalamnya berupa cocopeat


dan pupuk dengan komposisi 2:1. Tujuan media tanam di polybag menggunakan
cocopeat adalah agar benih mudah untuk tumbuh dan berkembang. Kemudian
tanam biji melon yang sudah berkecambah sedalam 1 atau 2 cm. Hindarkan
persemaian dari terik matahari dan hujan. Pengontrolan persemaian melon agar
terus dilakukan dan disiram secara berkala. Setelah 10 -14 hari maka bibit akan
tumbuh 2-3 helai daun, yang artinya bibit siap di tanam di lahan yang lebih luas.
Lahan untuk menanam tanaman melon menggunakan Screen House atau
Rumah Kaca. Tujuannya adalah agar mengurangi adanya penyakit yang
menyerang tanaman melon. Lahan sebaiknya di bajak atau dicangkul agar tanah
menjadi gembur dan rata. Kemudian buat bedengan dengan lebar 60 - 70 cm,
panjang 700 800 cm, dan tinggi 20 - 30 cm, sementara jarak antar bedengan
adalah 50-60 cm. Agar tanah memiliki nutrisi saat tanaman mulai berkembang,
maka beri pupuk dasar atau pemupukan dari kompos/pupuk kandang sebanyak
15-20 ton/hektar dan ZA, KCl, juga SP-36 dengan komposisi 375 kg, 375 kg, dan
250 kg/hektar. Ratakan dan campur dengan tanah bedengan, diamkan selama 2-4
hari sebelum ditanami. Bila pH tanah < 5, tambahkan dolomit/kapur sebanyak 2
ton/hektardan diamkan 2-3 hari sebelum diberikan pupuk diatas tadi. Tutup
bedengan dengan plastik mulsa hitam perak dengan warna perak dibagian atas lalu
buat lubang tanam di atasnya. Jarak antar baris 60 cm dan jarak lubang/ baris
sekitar 50-60 cm. Peletakan plastik mulsa Minimal 2 hari sebelum tanam.
Kemudian bila persiapan sudah selesai maka tanam bibit, satu bibit untuk satu
lubang tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari karena panas
terik dapat menyebabkan tanaman cepat layu dan mati.
Setelah bibit tanaman melon dipindahkan di lahan yang lebih luas, maka
sebaiknya dilakukan perawatan tanaman meliputi :
a. Pemasangan ajir
Agar buah yang dihasilkan bagus, ajir atau tongkat dari bilah
bambu sepanjang 1,5 meter sangat diperlukan untuk menahan
tumbuhnya tanaman melon agar buah yang dihasilkan tidak menyentuh
ke tanah. Ajir dipasang ketika usia tanam sudah 3 hari. Ajir dipasang

10

membentuk huruf X, kemudian letakkan sebatang kayu secara


horisontal diatas persilangan ajir dan ikat dengan tali agar tidak lepas.
b. Penyiraman
Penyiraman yang teratur menjadi kunci dari budidaya melon.
Kegiatan rutin itu dilakukan setiap sore hingga usia tanaman 1 minggu,
selanjutnya bisa dilakukan tiap 2 hari sekali. Drainase yang baik akan
mendukung tercapainya hasil panen yang baik, jangan sampai lahan
tergenang air, jika lahan terlalu lembab akan membuat tumbuhan mati.
c. Pemupukan susulan
Setelah pemupukan dasar maka selanjutnya tanaman diberi
pemupukan susulan. Pemupukan diberikan setelah melon berusia 1
minggu. Sangat disarankan untuk menggunakan pupuk cair, bisa
organik maupun kimia. Pemupukan diberikan sebanyak 6 kali dengan
cara dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melon,
dosisnya 200-250 ml/tanaman.
d. Penyerbukan buatan
Walaupun tanaman ini menghasilkan bunga sempurna dengan
putik dan benang sari, penyerbukan sendiri (self pollination) tidak
dapat terjadi. Penyerbukan harus melalui penyerbukan silang antara
bunga jantan dengan bunga sempurna dari tanaman yang sama atau
antar tanaman. Penyerbukan biasanya dilakukan ketika tanaman melon
berumur 21 hari setelah tanam. Keberhasilan penyerbukan dapat
terlihat 2-3 hari setelah penyerbukan yang ditandai dengan
terbentuknya bakal buah yang mulai menggembung dan bunga yang
sudah mulai layu. Tujuan Persilangan ini adalah untuk menghasilkan
varietas baru yang lebih unggul. Selain itu untuk menghasilkan buah
yang lebih berkualitas yang dapat meningkatkan nilai jual dan
meningkatkan variabilitas genetik tanaman.
Proses Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada pukul 09.00 10.00. Untuk proses penyerbukan, semua lampu di ruang persilangan
dinyalakan

sejak

pagi

agar

suhu

ruangan

meningkat

untuk

11

mempercepat

pemasakan

tepung

sari.

Penyerbukan

dilakukan

tergantung pada serbuk sari matang dan kepala putik reseptif.


e. Hama dan penyakit
Dalam budidaya melon hama yang biasa menyerang antara lain
kutu daun, lalat buah, ulat daun, thrips, tungau. Sedangkan
penyakitnya antara lain antraknosa, busuk buah, busuk batang, dan
mosaik. Cara mencegah serangan hama dan penyakit bisa dengan
rotasi tanaman, pemupukan berimbang, dan menjaga sanitasi lahan
tanam. Bila sudah terlanjur diserang hama dan penyakit , semprot
dengan pestisida yang cocok dan sesuaikan dosisnya.
2.3 Proses Pasca Panen
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua tahapan,
yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pasca
panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
panen sampai komoditas dapat dikonsumsi segar atau untuk persiapan
pengolahan berikutnya (Winarno, 2001). Umumnya perlakuan tersebut tidak
mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai
aspek dari pemasaran dan distribusi.
Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah
hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih
lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk
penggunaan lain, tahapan ini termasuk pengolahan pangan dan pengolahan
industri.

Gambaran

umum

karakteristik

komoditas

hortikultura

bersifat

volumunios (membutuhkan tempat yang besar) dan perishable (mudah rusak)


sehingga dibutuhkan penanganan pasca panen yang cepat dan tepat. Hal utama
yang timbul akibat penanganan yang kurang tepat dan cepat tersebut adalah
tingginya kehilangan atau kerusakan hasil (Dhalimi,1990). Berbagai ragam proses
selanjutnya diberikan seperti pendinginan sebelum didistribusikan. Teknik

12

pascapanen khusus terkadang digunakan tergantung pada bagaimana produk


tersebut dipersiapkan untuk pasar.
Faktor yang sebenarnya sangat penting berpengaruh terhadap mutu
keseluruhan produk hortikultura adalah waktu. Karena mutu produk adalah
puncaknya pada saat panen, semakin lama periode antara panen dan konsumsi,
maka semakin besar susut mutunya. Dengan demikian dalam pendistribusiannya
harus dilakukan dengan baik karena kerusakan mutu berlangsung cepat.
2.4 Tahapan Pasca Panen
Penanganan pasca panen hortikultura secara umum bertujuan untuk
memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang
dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. Oleh karena
itu, untuk mengurangi dampak teknologis, ekologis dan ekonomis diperlukan road
map (peta perjalanan) penanganan pasca panen hortikultura sebagai landasan
dalam

penyusunan

program

kegiatan,

rencana

aksi

serta

kebijakan

(Dhalimi,1990).
Tabel 2. Tahapan penanganan pasca panen
1

Pemanenan

: Pemungutan hasil pertanian yang telah


cukup umur

Pengumpulan

: Mengumpulkan

hasil

panen

untuk

mempermudah penyortiran.
3

Sortasi

: Pemisahan hasil panen yang baik dan jelek.

Pencucian

: Mencuci Produk hasil sortasi dari kotoran

Grading

: Untuk mendapatan sayuran yang baik dan


seragan dalam suatu kelas yang

sama

sesuai

telah

dengan

standard

yang

ditetapkan atau sesuai dengan permintaan


konsumen.

Pengemasan

: Untuk mengurangi terjadinya kerusakan


karena benturan sesama produk selama
penyimpanan

Penyimpanan

dan : Menekan enzim respirasi agar aktivitasnya

13

pendinginan

serendah

mungkin

sehingga

laju

respirasinya kecil dan produk terjaga


kesegaranya
8

Transportasi

: Mendistribusikan hasil pertanian yang telah


melewati tahap-tahap pascapanen.

14

3. METODE DAN PELAKSANAAN


3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan magang akan dilaksanakan pada bulan tanggal 6 Juli 2015
hingga 6 Oktober 2015 di PT Bisi International, Tbk, Desa Sumberagung,
Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur
3.2 Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PT Bisi
International, Tbk selama 14 Minggu adalah sebagai berikut :
a. Observasi atau survey lapang
Observasi

secara

langsung

dilakukan

dengan

melakukan

pengamatan langsung terhadap instansi mitra sebelum kegiatan magang


dilakukan. Survey dilakukan untuk mengetahui kondisi dilapang dan jenis
kegiatan yang akan dilakukan disana.
b. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap
harinya, yaitu mengikuti seluruh kegiatan yang ada di PT Bisi
International, Tbk. Selain itu juga melakukan praktik yang berkaitan
dengan topik magang kerja.
c. Diskusi dan Wawancara
Dilakukan dengan cara kegiatan wawancara dan diskusi dengan
pembimbing lapang, karyawan dan para pekerja lapang serta diskusi
dengan pihak-pihak di PT Bisi International, Tbk mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan rencana kegiatan magang, teknik budidaya, proses
penanganan setelah pasca panen, dan kendala kendala yang terjadi pada
saat di lokasi magang.
d. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan ikut serta
dalam praktik kerja langsung sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di PT
Bisi International, Tbk, yaitu merupakan data yang digunakan untuk
mendukung pengerjaan laporan akhir magang. Selain itu, pengumpulan
data juga merupakan data yang digunakan untuk mendukung pengerjaan

15

laporan akhir magang. Data dapat diperoleh dari kegiatan yang telah
dilakukan selama magang kerja berlangsung. Data ini meliputi catatan atau
dokumentasi perusahaan berupa laporan-laporan, pustaka maupun literatur
yang memuat tentang kegiatan budidaya tanaman melon hingga
pemrosesan pasca panen tanaman melon di PT Bisi International, Tbk.
e. Dokumentasi
Dokumentasi

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

untuk

menunjang data kelengkapan. Kegiatan dokumentasi ini berupa foto-foto


hasil kegiatan yang telah dilakukan selama magang kerja berlangsung.
Dokumentasi sangat penting sekali sebagai informasi yang telah
didapatkan di lapangan.
f. Pembuatan Laporan
Penyusunan laporan magang diperoleh dari semua kegiatan yang
sudah dilakukan selama magang kerja dan disusun sesuai format yang
telah ditentukan.
3.3 Rencana Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari
tahapan proses penanganan pasca panen PT Bisi International, Tbk. Rencana
kegiatan ini dibuat agar mempermudah dalam proses pelaksanaan magang kerja.
Rencana kegiatan yang tersusun secara terstruktur dan terjadwal akan membantu
untuk mengetahui kapan dan apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di
PT Bisi International, Tbk
Kegiatan yang dilaksanakan sekurang kurangnya dalam waktu 3 bulan,
dengan ketentuan 6 hari aktif kerja per minggu, dan 8 jam aktif kerja per hari.
Pelaksanakan magang kerja di PT Bisi International, Tbk ialah pengenalan tempat
magang, pendalaman materi, praktek dilapang meliputi persiapan lahan,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengamatan lapang, pengambilan sampel,
tabulasi data, diskusi dengan pembimbing lapang dan penyusunan laporan
magang.

16

Tabel 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan


No

Kegiatan

Minggu ke
1

Pengenalan

lokasi

magang

Materi lapang

Praktek

dilapang

meliputi :
-

Persiapan
media tanam

Persemaian

Penanaman

Perawatan
Tanaman

Pemanenan

Pengumpulan
data

Praktek

pemrosesan

tanaman hortikultura
meliputi :
-

Penerimaan
panen

Lab.

Quality

and Control
-

Penanganan
procesing

Packaging

Penyusunan laporan
Presentasi

10

11

12

17

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1

Profil dan Gambaran Umum PT. BISI International. Tbk

A. Sejarah PT. BISI International, Tbk


PT. BISI International. Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang produksi dan pengembangan benih hibrida. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 1983 dengan nama BISI (Bright Indonesia Seed
Industry), yang pada awalnya masih merupakan Perusahaan Penanaman
Modal Asing dari Thailand yang berpusat di Jalan Raya Pare Wates, Desa
Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Namun pada tahun 1994, perusahaan yang memproduksi benih jenis
hibrida seperti jagung, padi, hingga benih sayuran dan tanaman
hortikultura, sekaligus salah satu penghasil utama pestisida di Indonesia
dan distributor berbagai jenis pupuk ini berganti menjadi Perusahaan
Penanaman Modal Dalam Negeri dengan nama PT. Benih Inti Subur
Intani. Kemudian pada tahun 2006, nama perusahaan ini kembali berubah
menjadi PT. BISI International, Tbk yang saat ini kantor pusat perusahaan
ini berada di Jl. Raya Surabaya Mojokerto KM 19, Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sedangkan kegiatan
pengembangan dan produksi benih tersebar di beberapa provinsi di
Indonesia.
B. Visi dan Misi
Visi dari PT BISI Internasional Tbk adalah menyediakan pangan
bagi dunia yang berkembang dengan misi meningkatnya permintaan dunia
akan pangan, pakan, bahan bakar dan serat, kami memberikan produk,
teknologi dan dukungan yang inovatif untuk membantu petani
meningkatkan produktivitas.
C. Kegiatan Usaha
Perusahaan ini memiliki 3 anak perusahaan yang mendukung
dalam kegiatan agribisnisnya, yaitu PT. Multi Sarana Indotani (MSI) yang
bergerak dalam memproduksi pestisida, PT Tanindo Subur Prima (TSP)

18

yang bergerak dalam pendistribusian dan pemasaran benih hortikultura


import, dan PT Tanindo Intertraco (Tinco) yang bergerak dalam
pendistribusian dan pemasaran produk dari PT. MSI dan PT. BISI
International, Tbk. BISI beserta anak perusahaannya memusatkan kegiatan
operasionalnya pada usaha-usaha berikut :
-

Produksi benih hibrida untuk tanaman pangan, termasuk benih


jagung hibrida dan benih padi hibrida yang mampu memberikan
hasil panen jauh lebih tinggi kepada petani.

Produksi berbagai benih hibrida untuk hortikultura, termasuk benih


sayuran dan buah, seperti cabai, mentimun, terong, tomat, labu,
kol, kol Cina (bok choy), kacang panjang, bayam, melon,
semangka dan lainnya.

Produksi pestisida dan juga penjualan pupuk.


PT. BISI International. Tbk telah di berikan kepercayaan dari

pemerintah sebagai Instansi karantina tumbuhan yang memiliki wewenang


untuk mengevaluasi kesehatan benih karena telah memiliki sertifikat
karantina mandiri yang di terbitkan melalui SK Menteri tahun 2006. Selain
itu, Perusahaan ini juga telah mendapatkan Akreditasi Sistem Mutu dari
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikulutra LSSM BTPH pada tahun 2000, dan juga telah mendapatkan
sertifikat untuk Sertifikasi Sistem Managemen Mutu sesuai standar SNI
pada tahun 2005. PT. BISI International, Tbk mulai mengembangkan
eksport di pasar Asia, antara lain China, Filipina, Jepang, Vietnam,
Malaysia, dan India. Hal ini menunjukkan bahwa perbenihan Indonesia
telah diakui kualitasnya oleh Negara lain.
D. Penelitian dan Pengembangan
Sejak dulu kepemimpinan BISI di pasar benih dalam kegiatan
penelitian dan pengembangannya, perusahaan ini menerapkan teknologi
pemuliaan tanaman, yaitu dengan menggabungkan penelitian di lapangan
dan laboratorium, sehingga mampu menghasilkan produk benih yang
berkualitas, berproduksi tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Kegiatan penelitian dan pengembangan benih di lakukan di beberapa lahan

19

penelitian dengan lokasi yang strategis, serta mempertimbangkan


pemilihan

wilayah

fasilitas

penelitian

dan

pengembangan

untuk

mempelajari ketahanan tanaman terhadap bebrabagai macam suhu,


toleransi terhadap serangan hama dan penyakit, curah hujan dan tingkat
ketinggian. Total luas lahan 231 hektar yang tersebar di beberapa
Kabupaten dan Provinsi yaitu, antara lain :
1. Farm RD Sumberagung, terletak di desa Sumberagung, kecamatan
Plosoklaten, Kabupaten Kediri, dengan total luas 6 hektar. Farm
ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan benih karena
dilengkapi dengan Laboratorium Bioteknologi, Laboratorium
Quality and Control, Gudang Penyimpanan, dan Gedung Proses
benih, dan Gedung Pusat Managemen.
2. Farm RD Kencong, memiliki luas lahan 10 hektar yang terletak di
desa Kencong, kecamatan Kepung, kabupaten Kediri. Farm ini di
fungsikan sebagai lahan pengembangan dan penelitian untuk
menemukan varietas baru yang beradaptasi di dataran rendah
hingga menengah, dan juga sebagai tempat produksi varietas
hibrida F1.
3. Farm RD Kambingan terletak di desa Kambingan, kecamatan
Pagu, kabupaten Kediri, dengan total luas lahan 10 hektar. Farm ini
dijadikan sebagai pusat pengembangan varietas unggul tanaman
pangan, seperti jagung dan padi.
4. Farm RD Pujon terletak di kecamatan Pujon, Kabupaten Malang,
dengan luas lahan 3.4 hektar dengan ketinggian 1000mdpl. Farm
ini di fungsikan sebagai tempat pengembangan dan penelitian
varietas unggul tanaman sayuran hortikultura yang dapat
beradaptasi di dataran tinggi.
5. Farm RD Karang Ploso terletak di desa Ngijo, kecamatan Karang
Ploso, kabupaten Malang dengan ketinggian 550 meter dari
permukaan air laut dengan luas lahan 15 hektar. Farm ini
difungsikan sebagai lokasi pengembangan varietas introduksi

20

sayuran, jagung, padi, varietas bersari bebas dan hibrida yang


beradaptasi di dataran menengah
6. Farm RD Lembang dengan luas lahan 16.4 hektar dan berada pada
ketinggian 1000mdpl. Farm ini di fungsikan sebagai tempat
penelitian dan pengembangan varietas unggul sayuran hortikultura
yang mampu beradaptasi di dataran tinggi
7. Farm RD Citapen merupakan lahan BISI yang terletak di desa
Citapen, kecamatan Ciawi kabupaten Bogor dengan total luas 5
hektar dengan ketinggian 600mdpl. Farm ini difungsikan sebagai
lokasi pengujian varietas introduksi maupun varietas hasil dari
penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura maupun
tanaman pangan untuk pengujian adaptasi tanaman pada dataran
menengah.
8. Farm RD Mataram, merupakan lahan penelitian yang terletak di
desa Bagik Polak, kecamatan Labuapi, kabupaten Lombok Barat
dengan luas lahan 60 hektar dan ketinggian 20mdpl. Farm ini
difungsikan sebagai lahan percontohan dan pengujian varietas
introduksi serta varietas hasil penelitian BISI untuk adaptasi pada
dataran rendah.
9. Farm RD Brastagi memiliki luas lahan 6 hektar dengan ketinggian
1000mdpl, yang difungsikan sebagai lokasi pengujian dan
penelitian untuk menemukan varietas unggul baru tanaman sayur
hortikultura dataran tinggi.
10. Farm RD Lampung merupakan lahan BISI dengan total luas 20
hektar dengan ketinggian 50mdpl yang difungsikan sebagai lokasi
pengujian varietas introduksi serta varietas hasil penelitian BISI
untuk adaptasi tanaman pada dataran rendah.
11. Farm RD Subang terletak pada ketinggian 10mdpl. Farm Subang
memiliki total lahan seluas 60 hektar yang difungsikan sebagai
lahan percontohan dan pengujian varietas introduksi serta varietas
hasil penelitian BISI untuk adaptasi tanaman pada dataran rendah.

21

Perusahaan ini juga tmemiliki Laboratorium Penelitian dan


Biotechnology yang di lengkapi dengan berbagai macam fasilitas teknologi
penelitian dan pengembangan benih tanam, antara lain :
-

Laboratorium Plant Protection


Untuk menyeleksi ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit
serta memeriksa kesehatan benih.

Laboratorium Molecular Breeding


Untuk pemetaan gen tanaman sehingga mempercepat proses pemuliaan
tanaman dan pemeriksaan kemurnian benih.

Laboratorium Tissue-Culture
Untuk membiakkan tanaman melalui kultur embrio atau anther
sehingga mempercepat proses pemuliaan tanaman.

Laboratorium Plant Physiology


Untuk menyeleksi adaptasi tanaman terhadap kekurangan air, unsur hara,
kemasaman tanah, salinitas tanah.

E. Proses Produksi Benih Terpadu


BISI mengoperasikan suatu proses produksi terpadu secara vertikal
dari pembenihan hingga mengkomersialkannya. Hal ini untuk memperoleh
kualitas terbaik di setiap tahap produksi. Selain itu, perusahaan ini juga
memasok pestisida dan pupuk untuk operasional internal terpadu dan
untuk pasokan petani tanaman pangan komersial.
a. Benih Hibrida
Benih hibrida dihasilkan dari pembuahan silang secara alamiah,
yang kemudian dikembangbiakkan lebih lanjut dengan proses
pembuahan satu tanaman yang berulang selama lebih dari tujuh
generasi. Benih hasil pembuahan sendiri ini kemudian disilangkan
dalam program pembiakan selektif guna menghasilkan benih hibrida
generasi pertama (F1). Benih hibrida ini dapat menghasilkan tanaman
seragam yang diuntungkan oleh efek heterosis dan vigor hibrida.
Heterosis memberikan daya hasil yang lebih besar kepada keturunann
yang dihasilkan dari pembuahan satu tanaman dan keturunan setara
yang merupakan hasil persilangan.

22

Selain mampu meningkatkan hasil panen, pemanfaatan benih


hibrida juga memberikan berbagai keuntungan lainnya. Tanaman
hibrida tidak membutuhkan banyak pupuk serta menunjukkan daya
tahan yang jauh lebih baik terhadap hama dan penyakit. Hasilnya ialah
hasil panen dalam besaran yang stabil dengan kualitas yang lebih
tinggi. Hasil dari benih hibrida tidak dapat dikembangbiakkan ulang
karena benih dari generasi tanaman hibrida pertama tidak mampu
menghasilkan tanaman serupa, karenanya petani harus menggunakan
benih baru untuk tiap musim tanam.
Dalam memproduksi hibrida unggul dengan skala besar
memerlukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keahlian operasional di
setiap tingkat operasional terpadu. Proses tersebut memberikan benih
berkualitas tinggi. Khusus untuk benih jagung hibrida, benih induk
tersebut dihasilkan oleh Perseroan atas kerjasama dengan Monsanto
Company, suatu perusahaan global pembenihan terkemuka, sedangkan
untuk benih induk tanaman yang lain seperti padi hibrida dan
hortikultur lainnya merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Perseroan sendiri. Benih induk diproduksi dari tanaman pembiakan
alami, dimana garis pembiakan dihasilkan oleh selfing berulang selama
tujuh generasi. Setelah semua pembiakan selesai, hasil-hasil benih
dilakukan perkawinan silang dan diuji coba untuk mendapat potensi
unggul. Varietas benih yang berhasil di pasar dipilih sebagai benih
pembiakan. Sedangkan kuantitas benih-benih tersebut sangat terbatas,
dan dinamakan sebagai benih induk (Foundation Seed). Pembiakan
yang dipilih, benih induk, disilang melalui program pembiakan untuk
memproduksi generasi pertama benih hibrida (F1). Untuk berhasil
dalam persilangan benih induk untuk menghasilkan benih komersial,
BISI menggunakan program petani kontrak. BISI memberikan benih
induk kepada petani kontrak tersebut dan memberikan pelatihan,
dukungan dan monitoring. Para petani memiliki kewajiban kontrak
untuk menjual kembali hasil panen mereka kepada BISI. Hasil panen
tersebut dibawa ke fasilitas pemrosesan dimana benih-benih tersebut

23

dipisahkan dari jonggol, kemudian melalui dua tahap proses


pengeringan, diberi pestisida, dan kemudian dibungkus serta
didistribusikan kepada para konsumen.
b. Teknik Hibridisasi
Produksi benih hibrida memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Varietas hibrida memiliki potensi tertentu dalam hal hasil dan
karakteristik lain yang tidak mungkin dicapai oleh galur murni
atau varietas varietas bersari bebas.
2. Produksi benih hibrida mencakup pemeliharaan dan kombinasi
spesifik galur galur tetua.
3. Produksi benih hibrida memerlukan praktek produksi benih yang
baik seperti yang telah dikemukakan terdahulu dan teknik teknik
yang sangat spesifik lainnya.
4.1.2

Struktur Organisasi PT. BISI International, Tbk


Dalam menjalankan kegiatannya, PT. BSI International, Tbk memiliki tim

manajemen pusat sebagai berikut :


1. Presiden Direktur

: Jemmy Eka Putra

2. Direktur

: Sunardi

3. Direktur

: Setiadi Setiokusumo

4. Direktur

: Putu Darsana

5. Direktur

: Joseph Suprijanto

6. Presiden Komisioner

: Jialipto Jiaravanon

7. Komisioner

: Thomas Effendy

8. Komisioner Independent

: Burhan Hidayat

Namun karena perusahaan ini memiliki berbagai cabang perusahaan yang


tersebar, maka setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing masing.
4.2

Pembahasan

Dari hasil kegiatan praktek di lapang yang telah dilakukan selama magang
kerja di PT. BISI International, Tbk di Kabupaten Kediri, khususnya tentang
teknik produksi melon hibrida F1 sesuai dengan Standard Operating Procedure
mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan dapat dijelaskan sebagai berikut :

24

4.2.1 Teknik Budidaya


1. Persiapan Media Semai
Persemaian

adalah

kegiatan

yang

dilakukan

untuk

mempersiapkan bibit sebelum dipindahkan ke lahan yang lebih luas,


dengan tujuan agar tanaman tumbuh seragam dan sehat. Media yang
digunakan untuk persemaian berisi campuran cocopeat dan pupuk
kandang yang diayak sampai halus lalu dicampur menjadi satu. Cara
pembuatan media semai yaitu :
-

Mempersiapkan cocopeat dan pupuk kandang dengan perbandingan


2:1, umumnya 10 sak cocopeat dan 5 sak pupuk kandang yang telah
diayak halus.

Ditambahkan pupuk NPK 16-16-16 5 kg yang telah dilarutkan dalam


air sebanyak 10 liter.

Ditambahkan fungisida Victory 75 gram yang telah dilarutkan dalam


tong berisi 70 liter air.

Dicampur secara merata.

Setelah bahan tercampur menjadi satu dan menjadi lembab,


masukkan media ke dalam kantong plastik semai kemudian ditata
dalam tray hingga penuh dan siap diantar ke lokasi persemaian
Dalam satu kali resep media semai bisa dihasilkan 10.000-15.000
media.

Gambar 6. Media persemaian


benih melon

Gambar 7. Proses penyusunan


media persemaian benih

25

2. Persemaian
Benih melon di rendam dan di peram menggunakan kertas
peram, dan di letakkan pada germinator dengan suhu 37o 50o C selama
2 3 hari. Tujuan dari pemeraman ialah untuk merangsang
perkecambahan pada benih. Setelah muncul radikula (calon akar), benih
di semai pada plastik yang telah di isi oleh campuran cocopeat dan
pupuk.

Media

persemaian

menggunakan

cocopeat

memiliki

keunggulan, yaitu memiliki beban yang ringan dan tidak mudah runtuh
pada saat akan pindah tanam. Selain itu media semai ini memiliki
tekstur remah dan tidak terlalu kering sehingga akan mempermudah
penyerapan air dan pertumbuhan akar tanaman. Bibit yang telah
berumur 7 hari, siap untuk di pindah tanam ke lahan yang lebih luas.

Gambar 8. Germinator untuk


proses perkecambahan benih
Gambar 9. Benih yang
sedang di semai

3. Persiapan lahan
Pada saat persiapan lahan,
lahan yang akan digunakan untuk
penanaman

tanaman

melon

di

lakukan pengolahan terlebih dahulu


dengan menggunakan bajak / garu,
tujuannya agar tanah dapat gembur
Gambar 10. Proses Pembajakan kembali setelah penggunaan lahan
lahan Green House
sebelumnya. Setelah dilakukan

26

pembajakan, mulai pembuatan bedengan dengan ukuran, P = 1200 cm,


L = 100 cm, T = 30 cm, dengan jarak antar bedeng sebesar 50cm.
Setelah pembuatan bedengan, dilakukan pemasangan mulsa. Mulsa
ialah bahan organik dan anorganik yang di hamparkan pada permukaan
tanah guna menutup tanah. Bahan yang digunakan sebagai mulsa
berupa : serbuk gergaji, jerami, daun daunan, plastik, dan sebagainya
(Sudaryono, 2005). Pemasangan mulsa sendiri memiliki manfaat bagi
tanaman, antara lain :
1. Dapat menjaga kelembapan tanah. Dengan kelembapan yang
cukup, penyerapan oleh akar tanaman menjadi lebih efektif.
2. Mengurangi evaporasi atau penguapan air dari dalam tanah,
terutama pada musim kemarau
3. Menekan pertumbuhan gulma
4. Mencegah penyinaran matahari langsung, pantulan cahaya
matahari dari mulsa akan mendorong proses fotosintesis berjalan
sempurna.
5. Menjaga suhu tanah
6. Mengurangi resiko terjangkitnya penyakit busuk buah pada
tanaman.
Menurut

Dewi,

dkk

(2014)

penggunaan

mulsa

dapat

menurunkan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman melon


dan berpotensi terhadap produksi tanaman melon pada bobot buah.
Setelah pemasangan mulsa, dilakukan pemasangan lanjaran / ajir.
Tujuan dari pemasangan lanjaran itu sendiri ialah agar tanaman tidak
menjalar ke permukaan tanah. Selain itu fungsi lanjaran ialah agar
mampu menopang tanaman melon agar tidak roboh, sekaligus sebagai
tempat mengikatkan buah melon agar tidak merusak tangkai buah
tempat buah melon berkembang. Setelah pemasangan ajir / lanjaran,
dilakukan pembuatan lubang tanam pada masing masing bedengan
dengan ukuran P = 50 cm dan L = 60cm.

27

Gambar 11. Lanjaran / ajir untuk


menopang tanaman

Gambar 12. Ukuran bendengan

4. Penanaman
Setelah benih mulai tumbuh daun dan akar, kegiatan selanjutnya
adalah kegiatan pindah tanam ke lahan yang telah di persiapkan
sebelumnya. Untuk melon jantan pindah tanam di lakukan setelah benih
berumur 5 7 hari setelah persemaian, sedangkan untuk melon betina
di tanam 3 hari setelah melon jantan. Satu lubang tanam di isi oleh satu
tanaman melon.

Gambar 13. Benih setelah pindah


tanam dari persemaian

Gambar 14. Green House yang telah


di tanamai benih

f. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan setelah melon berumur 7
hari setelah pindah tanam. Hal ini di sebabkan karena apabila
penyulaman dilakukan setelah 7 HST, maka pertumbuhan tanaman
melon menjadi tidak seragam. Jika terdapat melon yang mati atau
layu, maka segera untuk diganti dengan bibit yang di siapkan
sebagai penyulaman, dan juga disesuaikan jenis melonnya.
Penyulaman tanaman melon baik dilaksanakan pada pagi ataupun

28

sore hari dengan tujuan untuk menghindari stress pada tanaman


melon. (Kristianingsih, I, D. 2010)
b. Pengairan
Melon merupakan tanaman yang tidak terlalu banyak
membutuhkan air, karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar
tanaman. Lahan biasanya di genangi jika lahan mulai terlihat kering.
Waktu penyiraman melon juga dapat di sesuaikan dengan kondisi
cuaca dan fase pertumbuhan tanaman, juga kondisi lingkungan.
Dalam kegiatan kali ini, lahan melon berada di dalam Green House
sehingga untuk pengairannya hanya di genangi di sela sela
bedengan. Pada awal penanaman sampai terbentuk ruas daun 12
15 ruas, tanaman membutuhkan air yang cukup sehingga dilakukan
penyiraman setiap hari. Pada fase berbunga, penyiraman dapat
dilakukan setiap hari sampai memasuki fase penyerbukan bunga dan
pembentukan buah. Pada saat buah mulai besar sampai panen
dilakukan pengurangan penyiraman menjadi dua hari sekali agar
mendapatkan buah yang berkualitas (Samadi, 2010)
c. Pemupukan Lanjutan
Pada saat melon berumur 21 HST, tanaman di berikan pupuk
lanjutan pupuk untuk pertumbuhannya agar mampu berproduksi
optimum. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang tidak tersedia oleh tanah
pada lokasi penanaman. Dosis pupuk tergantung pada tingkat
kesuburan tanah. Pupuk utama yang harus disediakan adalah pupuk
Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) (Isnaini, 2007).
Pemberian pupuk susulan pada tanaman melon ini diberikan dengan
cara dilarutkan dalam air dan disiramkan disekitar tanaman. Pada
bedengan melon yang di tutupi dengan mulsa plastik hitam perak, di
buatkan lubang untuk pemupukan dengan diameter sekitar 5 cm.

29

Gambar 15. Pemupukan


Lanjutan

d. Pengendalian OPT
Pengendalian hama dan penyakit ialah serangkaian kegiatan
atau tindakan untuk mengontrol dan mengendalikan populasi hama
dan penyakit agar benih tanaman melon agar dapat tumbuh dengan
optimal dan lulus sertifikasi. Penyakit merupakan salah satu
penyebab kegagalan panen dalam budidaya melon. Penyakit pada
melon dapat menyerang sejak masih menjadi benih, pada saat
pembibitan, penanaman, pemanenan hingga pada saat penyimpanan.
Budidaya tanaman melon harus di lakukan pemantauan setiap hari
agar mencegah tersebarnya penyakit ke tanaman lain. Pengendalian
yang dilakukan di PT. BISI International, Tbk ialah dengan
menggunakan cara mekanis atau manual, yaitu dengan cara
mencabut tanaman yang terserang penyakit. Untuk cara kimia
biasanya dilakukan penyemprotan untuk mencegah serangan
penyakit.
Untuk budidaya melon di PT. BISI International, Tbk ini
tidak terdapat adanya serangan hama. Hal ini di sebabkan karena
lahan yang di gunakan untuk budidaya melon produksi berada di
dalam Green House. Sedangkan penyakit yang sering menyerang
tanaman melon di PT. BISI International, Tbk ini ialah layu

30

fusarium yang di sebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum dan


penyakit embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidium sp.
atau Erysiphe cichoracearum.

Gambar
16.
Tanaman
terserang layu fusarium

yang

e. Pewiwilan dan Pengikatan


Pewiwilan atau pemangkasan sulur, tunas, atau cabang yang
merugikan tumbuh pada ketiak daun. Pewiwilan bertujuan agar
pertumbuhan vegetatif maksimal sehingga mampu menghasilkan
volume buah yang optimal. Menurut Tim Mekarsari (2012),
pemangkasan sulur dan cabang dilakukan mulai ruas daun pertama
sampai ruas daun ke 9 dan diatas ruas daun ke 15.
Pemangkasan juga dilakukan pada pucuk utama tanaman,
manfaat pemangkasan tersebut antara lain akan mengurangi
persaingan hasil fotosintesis di antara daun dengan buah, dan
mengurangi

terjangkitnya

penyakit.

Dengan

melakukan

pemangkasan pucuk dapat meningkatkan bobot buah dan lebih


bernas bijinya, serta di harapkan akan menghasilkan benih yang
banyak dan bermutu serta berhasil baik terhadap kuantitas maupun
kualitas hasil benih selanjutnya (Sutrapdja, H. 2008).
Setelah melakukan kegiatan pewiwilan, dilakukan kegiatan
pengikatan batang tanaman. Tujuan dari kegiatan ini ialah agar
pertumbuhan tanaman dapat merambat tegak ke atas dan
mendapatkan sinar matahari di seluruh bagian tanaman. Menurut
Tim Mekarsari (2012), pengikatan bertujuan untuk mengefektifkan
lahan, lebih mudah melakukan perawatan dan seleksi buah, tanaman

31

tidak mudah roboh, serta pertumbuhan tanaman lebih teratur karena


jarak tanaman menjadi lebar dan mendapatkan sinar matahari yang
cukup.

Gambar 17. Pengikatan tanaman agar


tanaman tegak ke atas dan mudah
untuk perawatannya

f. Polinasi
Tanaman melon mulai berbunga setelah umur 28 hari setelah
tanam. Melon memiliki 2 jenis bunga, yaitu bunga jantan dan bunga
betina. Ciri ciri bunga jantan pada tanaman melon ialah bunga
berbentuk seperti terompet, memiliki benang sari dan tanpa bakal
buah. Jika tidak terjadi pembuahan, bunga jantan akan rontok dalam
1 2 hari setelah mekar. Pada bunga betina mempunyai ciri ciri
putik dan bakal buah berbentuk bulat sampai lonjong di bawah
mahkotanya. Kika tidak terjadi penyerbukan, bunga betina akan
rontok dalam waktu 2 3 hari. (Samadi. 2010)
Penyerbukan di lakukan dengan bantuan oleh manusia, atau
dengan menggunakan teknik mascopol system. Teknik ini dilakukan
secara massal terhadap setiap bunga betina dari banyak pohon di
dalam kebun yang terisolir (Mugnisjah, W, Q dan Setiawa, A.
1990), dengan kata lain tanaman berada di dalam Green House.
Pemilihan jenis bunga melon agar didapatkan hasil melon F1 ialah
melon betina memiliki keunggulan produksi yang tinggi dan tahan
layu. Sedangkan untuk melon jantan memiliki keunggulan rasa yang
manis.

32

Sebelum dilakukan penyerbukan, dilakukan proses kastraksi,


kastraksi ialah kegiatan menghilangkan benang sari pada bunga
betina. Setelah bunga betina dilakukan kastraksi, bunga betina
ditutup dengan menggunakan sedotan, hal ini di lakukan agar tidak
terjadi proses selfing. Proses polinasi dilakukan pada saat pagi hari,
yaitu pada pukul 7 sampai dengan pukul 10. Hal tersebut
disebabkan karena jika dilakukan polinasi pada pukul 10 lebih,
bunga betina yang telah ditandai tersebut menjadi layu dan tidak
akan maksimal jika dilakukan polinasi (Kristianingsih, I, D. 2010).
Setelah dilakukan polinasi, bunga betina di tutup dan di beri tanda
menggunakan kertas berwarna merah dan tali berwarna merah di
cabang batang. Keberhasilan penyerbukan dapat terlihat 1 2 hari
setelah penyerbukan, yang ditandai dengan terbentuknya bakal buah
yang

mulai

mengembung

dan

bunga

betina

mulai

layu.

(Kristianingsih, I, D. 2010)

Gambar
18.
Proses
kastraksi bunga betina

Gambar 19. Perbedaan


bunga jantan dan betina

g. Seleksi Buah
Menurut Astuti (2007), pada umur 15 hari setelah
penyerbukan (43 HST) biasanya akan tampak calon buah. Calon
buah harus diseleksi lagi untuk mendapatkan buah yang berkualitas.
Jumlah buah yang di pelihara hingga panen adalah 2 buah, dan
calon buah yang tidak dikehendaki dalam 1 tanaman di buang. Hal
ini di lakukan supaya nutrisi yang ada pada tanaman terfokus pada

33

buah yang di pelihara hingga panen. Buah yang di pilih ialah buah
yang memiliki bentuk bulat sempurna, tidak cacat dan memiliki
tampilan yang bagus.

Gambar 20. Buah yang di seleksi.


Setiap tanaman hanya ada 2 buah
yang di rawat hingga panen.
Sumber : Dokumentasi Pabrik

h. Panen dan Pascapanen


a. Panen
Melon siap untuk di panen pada saat berumur 60 HST. Ciri
ciri yang tampak adalah pada
kulit melon terbentuk net
(jaring
sempurna

jaring)
dan

yang

menonjol.

Selain itu warna kulit buah


berwarna
Gambar 21. Melon yang telah di
panen

kuning,

dan

terdapat aroma khas buah


melon.

Pemanenan

di

lakukan pada pagi hari antara pukul 08.00 11.00 WIB. Pemanan
dilakukan pada buah yang siap dan masuk dalam kriteria panen,
sehingga dalam satu hamparan lahan dapat dilakukan pemanenan
secara bertahap. (Kristianingsih, I, D. 2010). Cara pemanenan
melon ialah dengan memotong tangkai buah melon dengan
menggunakan pisau atau gunting. Buah yang telah di panen di
kumpulkan di Green House petani untuk di lakukan proses

34

pengambilan benih melon dan juga agar tidak terkena sinar


matahari langsung.
b. Pascapanen
Pada saat pascapanen dilakukan proses pengambilan benih
melon dari buah dengan menggunakan sendok. Melon di ambil
benihnya perlahan lahan agar tidak merusak daging buahnya.
Melon yang telah di ambil benihnya kemudian di jual kepada
pembeli dengan harga Rp. 10.000,- per 5 buah melon. Setelah di
ambil benihnya, benih melon di cuci agar terpisah dari lendir dan
kotoran yang menempel pada benih. Proses pencucian di lakukan
sampai benih benar benar bersih. Setelah itu benih di rendam
menggunakan bayclin selama 5 menit. Hal ini dilakukan supaya
benih tidak terkontaminasi oleh jamur. Setelah itu benih di jemur
selama 1 hari penuh untuk persiapan proses lebih lanjut di pabrik.

Gambar 22. Melon yang telah di


ambil benihnya

Gambar 23.
benih melon

Gambar 24. Benih yang sedang di cuci

Proses

pengambilan

35

4.2.2 Uji Quality and Control


Setelah dilakukannya panen dan pascapanen pada buah melon dan
telah di ambil benihnya, tahap selanjutnya ialah pengujian laboratorium
Quality and Control sebelum akan di komersilkan. Uji yang dilakukan di
Laboratorium QC meliputi uji kadar air, uji kemurnian, uji daya tumbuh, uji
purity dan sertifikasi benih. Tujuan dari analisis benih ini ialah untuk
mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, morfologis / fisik dan
fisiologis benih. Analisis benih dilaksanakan dalam rangka pemberian
sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan, agar petani pengguna benih
memperoleh benih yang baik dan benar (Kuswanto, H. 1997). Dalam
kegiatan yang dilakukan di Lab QC ini berdasakan acuan dari aturan ISTA
(International Seed Treatment Assosiation) dan BPSB (Badan Pengawas
Sertifikasi Benih). ISTA merupakan lembaga sertifikasi swasta yang berhak
menerbitkan sertifikat benih yang dihasilkan oleh negara negara
anggotanya. Sedangkan BPSP merupakan lembaga pemerintah Indonesia
yang dibentuk berdasarkan SK. Mentan 460/ KPTS / ORG / I /1971, pasal 9,
ayat 1, yaitu lembaga satu satunya yang berwenang menerbitkan sertifikat
bagi benih yang akan diperdagangkan di Indonesia.
a. Uji Kadar Air
Tujuan dari pengujian kadar air benih ialah untuk
mengetahui berapa besar kandungan air yang terdapat dalam benih
dan apakah kadar air benih telah memenuhi peraturan yang berlaku
sesuai dengan kelas benih yang diproduksi. Kadar air benih sangat
penting karena berkaitan dengan kualitas benih, semakin rendah
kadar air benih, maka kualitas benih semakin baik. Selain itu kadar
air benih juga berpengaruh terhadap daya simpan benih. Semakin
rendah kadar air benih, maka semakin panjang umur benih.
Dalam pengujian kadar air di PT. BISI International Tbk ini
menggunakan metode oven (Oven method). Metode ini merupakan
metode standar yang di anjurkan oleh ISTA.
Langkah langkah pelaksanaan pengujian kadar air benih
ialah, benih yang masuk di catat terlebih dahulu, kemudian di ambil

36

sampel kerja sebesar 5 gram untuk 2 ulangan kadar air. Benih di


haluskan terlebih dahulu dengan alat grinder (jika ukuran benih
besar). Setelah di haluskan langkah selanjutnya ialah :
1. Hitung berat cawan (M1)
2. Hitung berat cawan dan benih (M2)
3. Oven selama 1 jam dengan suhu 132o C
4. Setelah itu benih di desikator untuk menurunkan suhu
selama 30 menit
5. Hitung berat cawan dan benih yang telah di oven (M3)
6. Hitung dengan menggunakan rumus kadar air

b. Uji Kemurnian Benih


Tujuan dari uji kemurnian benih ini ialah untuk melindungi
konsumen pada saat akan menggunakan benih, agar benih benar
benar sesuai dengan sertifikatnya. Selain itu juga untuk mengetahui
komposisi benih. Uji kemurnian benih ini dilakukan dengan cara
memisahkan benih dari kotoran, benih yang rusak, benih tanaman
lain, benih busuk (dead seed). Setelah dikelompokkan maka
selanjutnya hitung total benih yang rusak. Aturan dari ISTA, total
benih yang lulus uji rafraksi adalah tidak lebih dari 4% atau
kemurnian benih tidak kurang dari 96%. Setelah dihitung
kemurnian benih nya, sampel di ambil untuk menghitung berat 1000
butir benih. Setelah dihitung berat 1000 butir, benih di nyatakan
lulus dan dilanjutkan ke uji selanjutnya.
c. Uji Daya Tumbuh
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
tumbuh benih yaitu kemampuan tumbuh normal benih untuk
berkecambah pada lingkungan yang telah disediakan. Pengujian
daya tumbuh ini dilakukan dengan 3 cara : Uji di dalam kertas di
gulung, Uji di atas kertas, dan uji media pasir. Kertas yang di
gunakan menggunakan plano yang telah dibasahi air kemudian di
lapisi sebanyak 2 lapisan (untuk benih kecil) dan 4 lapisan (untuk

37

benih besar). Setelah kertas di basahi kemudian benih di letakkan


pada kertas sebanyak 50 benih dan 8 kali ulangan. Setelah itu kertas
di gulung dan di simpan di ruang germinator dan di simpan selama
3 hari. Setelah 3 hari hitung bening yang berkecambah sempurna.
Apabila benih tersebut berkecambah lebih dari 85% maka benih
tersebut baik dan layak digunakan / dipasarkan.
d. Uji Purity
Uji purity ialah uji kemurnian benih yang di lakukan di
lahan. Benih di tanam dalam 1 bedengan sebanyak minimal 120
sampel. Benih yang di ambil sampelnya minimal 100 benih.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati keseragaman tumbuhnya.
Keseragaman tersebut dapat meliputi bentuk buah dan keadaan
tanaman. Apabila keseragaman tersebut sudah terpenuhi (85%)
maka benih yang dihasilkan dari tanaman tesebut dapat diproduksi
untuk kemudian dipasarkan.
e. Sertifikasi benih lapang
Sertifikasi

benih

lapang ialah kegiatan pengawasan,

pengendalian, pengontrolan kegiatan di lapang. Kegiatan sertifikasi


benih ini adalah kerjasama antara bagian Produksi dengan Bagian
Lab Quality and Control untuk mengawasi jalannya proses produksi
dan sesuai dengan standard dari SOP pabrik yang berdasarkan pada
BPSB (Badan Pengawasan Sertifikasi Benih). Kegiatan yang
dilakukan

dalam

sertifikasi

lapang

adalah

cek

polinasi,

menghilangkan pengganggu (Off type) dan kebenaran bunga jantan


dan betina pada saat akan dilakukan polinasi.
Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan data tanam pada fase
vegetatif (Umur tanaman 15 HST) dan pada fase generatif
berlangsung sebanyak 3x pemeriksaan, yaitu pada saat umur
tanaman 30 HST, 45 HST, dan 55-65 HST. Pada saat pemeriksaan
keberadaan off type hanya 1% untuk toleransi. Jika lebih dari 1%,
maka tindakan yang di lakukan adalah melakukan roguing
(pencabutan off type) Jika pada saat sertifikasi lapang dinyatakan

38

tidak lulus, maka proses di ulang dan di lakukan perbaikan.


Perbaikan berupa penanaman ulang tanaman.
Jika dalam proses Quality and Control dinyatakan lulus mulai dari
pengujian kadar air, hingga serifikasi benih, maka benih siap untuk
dilakukan proses packing dan selanjutnya dipasarkan.

Petani

Benih masuk ke Pabrik

Benih masuk ke Laboratorium


Quality and Control

Uji Kadar Air

Uji Kemurnian
Benih

Uji Daya Tumbuh

Sertifikasi Lapang

Lulus

Tidak Lulus

Procesing

Pemasaran
Gambar 25. Alur Proses di
Laboratorium Quality and Control

39

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan magang yang telah di lakukan di PT. BISI
International, Tbk Kabupaten Kediri yang telah di laksanakan selama 3 bulan,
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat keberhasilan dalam memproduksi melon hibrida ialah pada
saat dilakukan polinasi.
2. Mendapatkan pengalaman dalam dunia kerja, serta paham dalam
proses produksi benih melon hibrida mulai dari penanaman, panen, uji
laboratorium, hingga pemasaran.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penanaman produksi melon hibrida di luar Green House
agar dapat dilihat perbedaan antara penanaman di dalam Green House dan di luar
Green House.

40

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama SosialEkonomi Indonesia. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. 182 hal.
Dewi, N, M. 2014. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak dan Trichoderma sp.
Untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Melon. Skripsi
Dhalimi, A. 1990., Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayuran Segar.
Makalah Pelatihan Kerja sama FAO - Dep. Perdagangan di Jakarta 12 - 14
Pebruari 1990, p. 17 - 37.
Isnaini. 2007. Evaluasi Karakteristik Hortikultura Hibrida Melon (Cucumis melo
L). Introduksi dan Hasil Rakitan Pusat Kajian Buah Buahan Tropika
(PKBT). IPB. Bogor.
Kristianingsih, I, D. 2010. Produksi benih melon (cucumis melo l) unggul di Multi
Global Agrindo (mga), Karangpandan, Karanganyar. Tugas Akhir
Kurniawan, J. 2014. Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Tanaman
Hortikultura.http://cataatanhidupku.blogspot.com/2014/12/makalah-pascapanen-tanaman.html. Diakses 21 Juni 2015
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta
Mugnisjah, W, Q dan Setawan, A. 1990. Pengantar Produksi Benih. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Novita, dan Faiza C. Suwarno. 2014 Viabilitas Benih Melon (Cucumis Melo L.)
pada Kondisi Optimum dan Sub-Optimum Setelah Diberi Perlakuan
Invigorasi. Bul. Agrohorti 2 (1) : 59 65 (2014) Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Samadi, B. 2010. Melon Usahatani dan Pengembangan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta
Setiadi. 1998. Bertanam Melon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung. Sutopo, Lita.
1998. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sobir, dan Firmansyah, D, Siregar. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sutapradja, H. 2008. Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas
Benih Lima Kultivar Mentimun. J. Hort. 18(1):16-20, 2008
Tim Mekarsari. 2012. Bertanam Melon Eksklusif Dalam Pot. Penebar
Swadaya.Jakarta.
Wibowo, T, D. 2008. Uji Adaptasi Melon (Cucumis Melo L.) Hibrida di Dua
Lingkungan. Skripsi .

41

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Diri Mahasiswa Magang Kerja

1. Nama Lengkap

Puput Kurniawan

2. Tempat / Tanggal Lahir

Lampung Tengah, 28 April 1994

3. Status Pendidikan

Mahasiswa

4. NIM

125040200111067

5. Fakultas / Program Studi

Pertanian / Agroekoteknologi

6. Minat

Pemuliaan Tanaman

7. Perguruan Tinggi

Universitas Brawijaya

8. Alamat Perguruan Tinggi

Jalan Veteran No 1, Malang, 65145

Telepon : 0341-553623; Fax: 0341564333

9. Alamat di Malang

Jalan. Mayjen D.I Panjaitan No 185,


Kelurahan Penanggungan, Kecamatan
Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa
Timur

Alamat Asal

Dusun 6, RT/RW 006/006 No. 22


Desa Gunung Agung, Kecamatan
Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung
Tengah, Provinsi Lampung

Telepon

E-mail

puputkurniawan11@gmail.com

Telepon Seluler / HP

08563544564 / 081333105158

42

Tempat Magang Kerja

PT. BISI International, Tbk


Sumberagung

Alamat Tempat Magang

Jalan

Raya

Sumberagung,

Pare

Wates,

Desa

Kecamatan

Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa


Timur

43

Lampiran 2. Riwayat Pendidikan


No.

Tingkat

1.

Sekolah Dasar

2.

3.

Nama & Tempat


SD Negeri 1
Gunung Madu

Sekolah Menengah

SMP Satya Dharma Sudjana

Pertama

Gunung Madu

Sekolah Menengah Atas

SMA Negeri 1Terusan Nunyai

Tahun Lulus

2006

2009

2012

Fakultas Pertanian,
4.

Perguruan Tinggi

Universitas Brawijaya, Malang

44

Lampiran 3. Peta Lokasi PT Bisi International, Tbk


U

Kota Pare / Arah Ke Surabaya


B

T
S

Arah Malang

Lokasi
Magang
Kerja

Lokasi : PT. BISI International, Tbk


Alamat : Desa.Sumberagung, Kecamatan
Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

45

Lampiran 4. Presensi Magang Kerja


PRESENSI MAGANG KERJA

Nama

: Puput Kurniawan

NIM

: 125040200111067

Tanggal Magang

: 6 Juli 2015 6 Oktober 2015

Lokasi Magang

: PT.

BISI

International,

Sumberagung

Tbk

Kecamatan

Desa

Plosoklaten

Kabupaten Kediri, Jawa Timur


Pembimbing Utama

: Dr. Noer Rahmi Ardiarini, SP. M.Si

Pembimbing Lapang

: Yusron Naviudin, SP.

No.

Hari/tanggal

1.

Senin, 6 Juli 07.30


2015

Waktu

Kegiatan

15.30

1. Briefing pertama magang kerja dengan


pembimbing lapang
2. Pengenalan department yang ada di PT. Bisi
International. Tbk
3. Perkenalan

dengan

koordinator

lapang

departemen produksi dan lokasi persemaian


untuk kegiatan 1 minggu
2.

Selasa, 7 Juli 07.30


2015

15.30

1. Pembuatan

media

semai

benih

buah

semangka, melon, dan mentimun


2. Pemindahan bibit semangka (Jantan dan
betina) secara terpisah ke kardus sesuai
dengan jumlah pesanan petani

3.

Rabu, 8 Juli 07.30


2015

15.30

1. Pembuatan

media

semai

benih

buah

semangka, melon, dan mentimun


2. Pemindahan bibit semangka (Jantan dan
betina) secara terpisah ke kardus sesuai
dengan jumlah pesanan petani

46

3. Pemindahan bibit mentimun dan melon


4.

1. Pembuatan

Kamis, 9 Juli 07.00


2015

15.30

media

semai

benih

buah

semangka, melon, dan mentimun


2. Pemindahan bibit semangka (Jantan dan
betina) secara terpisah ke kardus sesuai
dengan jumlah pesanan petani
3. Pemindahan bibit mentimun dan melon

5.

Jumat,

10 07.30

Juli 2015

1. Pembuatan

15.30

media

semai

benih

buah

semangka, melon, dan mentimun


2. Pemindahan bibit semangka (Jantan dan
betina) secara terpisah ke kardus sesuai
dengan jumlah pesanan petani
3. Pemindahan bibit mentimun dan melon

Sabtu, 11 Juli
2015

07.30
11.00

1. Briefing dengan pembimbing lapang


2. Mereview kegiatan yang telah di lakukan
selama 1 minggu
3. Merencanakan

kegiatan

untuk

minggu

depan
7.

Minggu,

12

Libur

Juli 2015
8.

Senin, 13 Juli 07.30


2015

9.

10.

11.

Pindah tanam bibit mentimun dan semangka

15.30

Selasa, 14 Juli 07.30

Pemindahan bibit semangka dan mentimun ke

2015

kotak sebelum dikirim ke konsumen.

15.30

Rabu, 15 Juli 07.30

Pemindahan bibit semangka dan mentimun ke

2015

kotak sebelum dikirim ke konsumen.

15.30

Kamis, 16 Juli 07.00


2015

15.30

Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri

47

12.

Jumat,

17 07.30

Juli 2015
13

15.30

Sabtu, 18 Juli 07.30


2015

14.

Minggu,

Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri

Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri

11.00
19

Libur

Juli 2015
15

Senin, 20 Juli 07.30


2015

16

15.30

Selasa, 21 Juli 07.30


2015

17

18

19

Rabu, 22 Juli 07.30

Pemindahan bibit semangka dan mentimun ke

2015

kotak sebelum dikirim ke konsumen.

15.30

Kamis, 23 Juli 07.00

Pemindahan bibit semangka dan mentimun ke

2015

kotak sebelum dikirim ke konsumen

Jumat,

15.30
24 07.30
15.30

Sabtu, 25 Juli 07.30


2015

21

Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri

15.30

Juli 2015
20

Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri

Minggu,

Pemindahan bibit semangka dan mentimun ke


kotak sebelum dikirim ke konsumen
Briefing dengan pembimbing lapang

11.00
26

Libur

Juli 2015
22

Senin, 27 Juli 07.30


2015

15.30

1. Proses pemisahan benih melon dari daging


buah
2. Pencucian melon agar bersih dari lender
yang menempel di sekitar kulit benih
3. Perendaman benih menggunakan bayclin
4. Penjemuran benih

48

23

Selasa, 28 Juli 07.30


2015

1. Proses pemisahan benih melon dari daging

15.30

buah
3. Pencucian melon agar bersih dari lender
yang menempel di sekitar kulit benih
4. Perendaman benih menggunakan bayclin
5. Penjemuran benih

24

Rabu, 29 Juli 07.30


2015

1. Proses pemisahan benih melon dari daging

15.30

buah
2. Observasi

lahan

budidaya

melon

di

Tegalsari
3. Pewiwilan tanaman timun
25

Kamis, 30 Juli 07.00


2015

26

Jumat,

15.30
31 07.30

Juli 2015
27

Sabtu,

1. Pewiwilan tanaman timun


2. Pemasangan tali pada tanaman

Izin Magang

15.30
1

Agustus 2015

07.30
11.00

1. Briefing dengan pembimbing lapang


2. Mereview kegiatan yang telah di lakukan
selama 1 minggu
3. Konsultasi laporan besar magang
4. Melihat ke bagian prosesing benih

28

Minggu

Libur

Agustus 2015
29

Senin,

3 07.30

Agustus 2015

15.30

1. Proses pemisahan benih melon dari daging


buah
2. Pencucian melon agar bersih dari lender
yang menempel di sekitar kulit benih
3. Perendaman benih menggunakan bayclin
4. Penjemuran benih

30

Selasa,

4 07.30

1. Grafting tanaman terong

49

Agustus 2015

15.30

2. Kastraksi bunga betina melon


3. Mengumpulkan bunga jantan dari tanaman
melon

Rabu,

5 07.30

Agustus 2015

1. Polinasi melon

15.30

2. Procesing benih melon


3. Pemisahan benih melon dari daging buah
4. Kastraksi bunga jantan

31

Kamis,

6 07.00

Agustus 2015

1. Procesing benih

15.30

2. Pencucian benih
3. Kastraksi bunga jantan

32

Jumat,

7 07.30

Agustus 2015

1. Pemupukan

15.30

2. Pemasangan tali pada tanaman


3. Kastraksi bunga jantan

33

Sabtu,

Agustus 2015

07.30
11.00

1. Briefing dengan pembimbing lapang


2. Mereview kegiatan yang telah di lakukan
selama 1 minggu
3. Konsultasi laporan besar magang

34

Minggu

Libur

Agustus 2015
35

Senin,

10 07.30

Agustus 2015
36

Selasa,

Rabu,

15.30

11 07.30 Survey petani melon dan semangka di sekitar

Agustus 2015
37

Pewiwilan tanaman timun

15.30

12 07.30

Agustus 2015

15.30

PT. Bisi
1. Survey petani melon di sekitar PT. Bisi
2. Diskusi tentang penyakit yang menyerang
melon di lahan petani
3. Pemanenan

semangka

dan

prosesing

(Pengambilan benih semangka)


38

Kamis,

13 07.00

1. Survey ke petani semangka di Kabupaten

50

Agustus 2015

15.30

Jombang
2. Survey ke petani melon di Kecamatan Pare

39

Jumat,

14 07.30

Agustus 2015

15.30

1. Pewiwilan tanaman timun


2. Polinasi tanaman timun
3. Pemanenan tanaman timun

40

Sabtu,

15

Agustus 2015

07.30
11.00

1. Briefing dengan pembimbing lapang


2. Mereview kegiatan yang telah di lakukan
selama 1 minggu
3. Konsultasi laporan besar magang

41

Minggu,

16

Libur

Agustus 2015
42

Senin,

17 07.30

Agustus 2015
43

Selasa,

15.30

18 07.30

Agustus 2015

Hari Kemerdekaan RI Ke 70

15.30

1. Uji Kadar Air


2. Uji Rafraksi
3. Uji Daya Tumbuh

44

Rabu,

19 07.30

Agustus 2015
45

Kamis,

15.30

(uji kemurnian genetik)

20 07.00

Materi ruang mengenai uji purity

Agustus 2015
46

Jumat,

Sabtu,

15.30

21 07.30

Agustus 2015
47

Uji Purity di lahan percobaan

22

Agustus 2015

Materi ruang tentang sertifikasi lapang

15.30
07.30
11.00

1. Evaluasi kegiatan di Departemen Quality


and Control Bisi Sumberagung
2. Diskusi dengan pembimbing lapang

48

Minggu,

23

Agustus 2015

Libur

51

49

Senin,

24 07.30 1. Persiapan lahan melon untuk penanaman

Agustus 2015

15.30

period eke dua


2. Pewiwilan mentimun

50

Selasa,

25 07.30 Partisipasi

Agustus 2015

15.30

Mahasiswa

Magang

dalam

memperingati HUT RI ke 70 di Kecamatan Pare


sebagai perwakilan PT. Bisi Intenational. Tbk
Cabang Kediri

51

Rabu,

26 07.30

Agustus 2015

15.30

1. Penalian tanaman Mentimun dilakukan agar


tanaman mentimun tumbuh tegak keatas.
2. Supervisi magang oleh panitia magang
kerja FP UB.

52

Kamis,

27 07.00

Agustus 2015

15.30

1. Membuat lubang tanam dan pemberian


pupuk kompos pada lubang tanam melon.
2. Pengisian media dalam polybag
menggunakan chocochip karena digunakan
sebagai media tanam budidaya secara
vertigasi

53

Jumat,

28 07.30

Agustus 2015
54

Sabtu,

15.30

29 07.30

Agustus 2015

11.00

1. Polinasi tanaman pare pare


2. Pemanenan pare pare
1. Evaluasi kegiatan selama 1 minggu bersama
pembimbing magang
2. Diskusi

rencana

kegiatan

di

minggu

selanjutnya
55

Minggu,

30

Libur

Agustus 2015
56

Senin,
September

7 07.30
15.30

2015
57

Selasa,

1. Membuat lubang pemupukan di bedengan


tanaman melon
2. Screening GH

8 07.30

1. Screening GH

52

September

15.30

2015
58

Rabu,

2. Pengirigasian
3. Pengolahan tanah

9 07.30

September

15.30

1. Pengolahan tanah
2. Pemasangan selambu di GH

2015
59

Kamis,

10 07.00

September

15.30

1. Pengolahan lahan
2. Pemasangan selambu di GH

2015
60

Jumat,

11 07.30

September

Pengolahan lahan

15.30

2015
61

Sabtu,

12 07.30

September

11.00

2015

1. Evaluasi kegiatan selama 1 minggu bersama


pembimbing magang
2. Diskusi

rencana

kegiatan

di

minggu

selanjutnya
62

Minggu,

13

Libur

September
2015
63

Senin,
September

14 07.30
15.30

2015
64

Selasa,
September

1. Pemanenan buncis
2. Persiapan daya tumbuh buncis
3. Pengamatan daun

15 07.30 Pengamatan processing benih dari petani ke


15.30

pabrik

2015
65

Rabu,
September
2015

16 07.30
15.30

1. Pemanenan buncis
2. Pengamatan polong muda
3. Pengamatan benih

53

66

Kamis,

17 07.00

September

15.30

2015
67

Jumat,

18 07.30
15.30

2015
Sabtu,

2. Pemanenan cabai untuk produksi F1 di


Farm Kencong

September

68

1. Pengamatan buncis

1. Pemanenan buncis dan pengamatan polong


muda
2. Pengemasan benih semangka F1

19 07.30

September

11.00

2015

1. Evaluasi kegiatan selama 1 minggu bersama


pembimbing magang
2. Diskusi

rencana

kegiatan

di

minggu

selanjutnya
69

Minggu,

20

Libur

September
2015
70

Senin,
September

21 07.30
15.30

2015
Selasa,
September

1. Pengamatan benih buncis yang di semai


2. Pengamatan buncis yang di peram dan
pengamatan benih

22 07.30
15.30

1. Menempel label kemasan cabai F1


2. Pengamatan tanaman mentimun

2015
Rabu,
September

23 07.30
15.30

2015
Kamis,
September

1. Panen dan pengamatan buncis


2. Pengemasan 500 benih mentimun dan
sortasi

24 07.30

Libur Hari Raya Idul Adha 1436 H

15.30

2015
Jumat,
September
2015

25 07.30
15.30

1. Panen buncis dan pengamatan polong muda


2. Pengemasan Benih

54

Sabtu,

26 07.30

September

11.00

2015

1. Evaluasi kegiatan selama 1 minggu bersama


pembimbing magang
2. Diskusi

rencana

kegiatan

di

minggu

selanjutnya
Minggu,

27

Libur

September
2015
Senin,

28 07.30

September

Penyusunan laporan

15.30

2015
Selasa,

29 07.30

September

Penyusunan laporan

15.30

2015
Rabu,

30 07.30

September

Penyusunan laporan

15.30

2015
Kamis,

1 07.30

Oktober 2015
Jumat,

Sabtu,

15.30

2 07.30

Oktober 2015

Penyusunan laporan

15.30

3 07.30

Oktober 2015

Penyusunan laporan

11.00

1. Evaluasi kegiatan selama magang kerja di


PT. BISI International, Tbk
2. Perpisahan dengan pembimbing magang

Anda mungkin juga menyukai