A.
Pengertian
1.
Ikterus Fisiologi.
Adalah Ikterius yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar piologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan
atau mempunyai potensi menjadi Kernikterus dan tidak menyebabkan suatu
morbiditas pada bayi.
2.
Ikterus Patologis.
Adalah Ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya
mencapai suatu nilai yang disebut hiperbillirubinemia.
B.
C.
Patofisiologi
1.
Metabolisme Billirubin.
a.
Produksi
Sebagian besar billiruin terbentuk sebagai akibat degradasi
hemoglobin pada system retikuloendotelial (RES). Tingkat penghancuran
hemoglobin ini pada neonates lebih tinggi dari pada bayi yang lebih tua. 1
Transportasi
Billirubin indirek kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkima hepar
mempunyai cara yang selektif dan efektif mengambil billirubin dari plasma.
Billirubin ditransfer melalui membrane sel kedalam hepatosit sedangkan
sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat terutama pada
ligandin (=protein Y, glutation S, transfer B) dan sebagian kecil pada
glutation s-transferase lain dan protein % (wolkoff dkk, 1978). Proses ini
merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas
albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar
billirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan di ekstesi kedalam
empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat billirubin
sedangkan albumin tidak (Listowsky dkk, 1978).
c.
Konjugasi
Dalam sel hepar billirubin kemudian dikonjugasi menjadi billirubin di
glukoronide walaupun ada sebagian kecil dalam bentuk monoglukoronide.
Glukoronil transferase merubah bentuk monoglukoronide menjadi
diglukoronide.
Ada 2 enzim yang terlibat dalam sintesis billirubin
diglukoronide, pertama ialah utidin difosfat glukoronide transferase (UDPB
:T) yang mengkatalisasi pembentukan billirubin monoglukoronide.
d.
Ekskresi
Sesudah konjugasi billirubin ini menjadi billirubin direk yang larut
dalam air dan di ekskresi dengan cepat ke system empedu kemudian ke
usus. Dalam usus billirubin direk ini tidak di absorpsi; sebagian kecil
billirubin direk di hidrolisis menjadi billirubin indirek dan di reabsorpsi.
2.
D.
Pemeriksaan Penunjang.
1.
Kadar billirubin serum berkala (direk, indirek dan total)
2.
Darah tepi lengkap
3.
Golongan darah ibu dan bayi
4.
Uji coombs
5.
Pemeriksaan penyaring defisiensi enzim B-6 PD, biakan darah atau
biopsy hepar bila perlu.
E.
Penatalaksanaan
1.
Foto therapy tunggal/ganda
2.
Transfusi tukar parsial sesuai indikasi
3.
Tes billirubin ulang sesuai indikasi dan 4 jam setelah foto therapy
dihentikan
4.
Monitor TTV.
ASUHAN KEPERAWATAN
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN/KRITERIA HASIL
Resiko tinggi injuri b.d Menunjukkan tak ada tandaretardasi mental kematian tanda hiperbillirubinemia.
berhubungan dgn pening Penyakit kuning
katan level billirubin.
Gelap, urine terkonsentrasi.
DO :
Lethargy (lemah)
Bill T >> 17 mg/dl
Tidak ada reflek moro
Suara tangis bernada
tinggi
Tremor,
Iritabilitas,
serangan tiba-tiba.
Kriteria hasil :
Menunnjukan serum billirubin dalam batas normal.
INTERVENSI
Identifikasi factor 2 resiko.
Memar
Sepsis
Berlebihan
Perkirakan
tanda-tanda
hiperbillirubinemia tiap 2 - 4 jam ;
laporkan.
Menunjukkan
penurunan
Rasional :
Tingginya
level
billirubin
dapat
menghilangkan baris darah otak dan
menyebabkan ketegangan otak dan
neurologic.
Resiko tinggi penurunan Kehilangan lebih dari 10% Pertahankan intake cairan.
volume cairan b.d foto
BB : mengambil sejumlah
Temperatur
tubuh
Atur Output.
Perkirakan Dehidrasi.
Monitor temperatur tubuh tiap 2
Tidak
menampakkan
tanda-tanda konjungtivitas.
DO :
Foto therapy sejak
Tanggal ?
Rasional :
Foto Therapy memiliki efek samping
yang umum seperti kulit kering, ruam,
iritas mata, BAB diare.
4
Billirubin,
Hb,
Ht Monitor level billirubin, Hb, Ht, dan
ditampilkan dalam gambar
tes lain post-transfusi.
darah dengan paparan
minimal terhadap cahaya
fluorescent.
Menunjukkan
level Monitor billirubin tiap 4 6 jam x 24
billirubin past transfuse
jam post-transfusi.
tidak lebih dari setengah
level pre-transfusi.
Mengalami
perawatan Tempatkan
alat-alat
resusitasi
tepat untuk kardiak arrest
disamping tempat tidur ; atur cairan
dan lain-lain.
parenteral per order.
Rasional :
Transfusi pertukaran dilakukan untuk
melindungi SSP pembersihan dan
pengenalan terhadap darah segar
membuat bayi beresiko masalah
kardiovaskular/atau intravascular.
5
Resiko
tinggi
kurang Orang tua memberi makan, Pertahankan kontak orang tua :
asuhan orang tua b.d
menggendong, menyentuh,
Sediakan
waktu
untuk
mendengarkan kekhawaritan orang
tua.
Rasional :
Orang tua rencana kelahiran untuk
mempertimbangkan
kebutuhan
tak
terduga.
6
Kurang pengetahuan b.d Ortu kondisi psikologis, Berikan informasi factual tentang
kondisi bayi, perawatan
tasioanl perawatan
psikologis penyakit
anak dirumah.
Jawab pertanyaan
Klarifikasi kesalahpahaman