Anda di halaman 1dari 11

PSDA

SISTEM AIR BERSIH

KELOMPOK III :
1. ALFIAN M. HAMZAH
2. ASIS MAN
3. CAHYA P. ADI
4. IRADATH K.P. BALQIS
5. RIYAN SUBANDI
6. MIRNA M. SAID

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup
lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk
konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau
dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya
ters edia di alam sehingga diperlukan upaya perbaik an, baik itu secara sederhana maupun modern.
Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan menimbulkan
masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.

Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih.
Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab susahnya mendapat air
bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah
pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan
penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan
lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang
langka".

Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan aplikasi Teknologi
yang tepat guna dimana yang dapat menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan
mudah digunakan

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja karateristik air bersih?
2. Dari mana saja sumber air bersih?
3. Bagaimana pengolahan air bersih?

C. TUJUAN
1. Agar masahiswa mengetahui tentang bagaimana karateristik air bersih

2. Agar mahasiswa mengetahui dari mana saja sumber air bersih


3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pengolahan air bersih

BAB II
PEMBAHASAN

A. KARATERISTIK AIR BERSIH

Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah bener-benar sehat
dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai
Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dapat diminum apabila dimasak.
Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk
digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan
untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa
persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga
mikrobiologi.
A. Syarat fisik ,antara lain:

Air harus bersih dan tidak keruh

Tidak berwarna apapun

Tidak berasa apapun

Tidak berbau apaun

Suhu antara 10-25 C (sejuk)

Tidak meninggalkan endapan

B. Syarat kimiawi, antara lain:

Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

Cukup yodium

pH air antara 6,5 9,2

C. Syarat mikrobiologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen
penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar
tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air
bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan
air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya.
Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai
berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika


-

Kekeruhan

Warna

Rasa & bau

EndapanTemperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia


-

Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein,


deterjen, dll.

Anorganik,

antara

lain:

kesadahan,

klorida,

logam

berat,

nitrogen,

pH,

fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.

Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

Parameter Air Bersih secara Biologi


-

Bakteri

Binatang

Tumbuh-tumbuhan

Protista Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi


-

Konduktivitas atau daya hantar

Pesistivitas

PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita,
karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga
bermanfaat.

B. SUMBER AIR BERSIH


Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal Pedoman
Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu
diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.

2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat
dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan
sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam jumlah
tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat
diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam.
Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah
tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada
sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang
jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka
air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang
bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih
murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah
apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat
sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

1. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya
dapat dibedakan atas:
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment).

C. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR


Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan menyebabkan
semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air
bersih antara lain adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk
2. Jenis kegiatan
3. Standar konsumsi air untuk individu
4. Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan nasional.
Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang ada di lapangan serta
kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:
1. Cakupan pelayanan
2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
3. Jenis sambungan
4. Tingkat kebutuhan konsumsi air
5. Perbandingan SR/HU
6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
7. Angka kebocoran
8. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan memperhitungkan


jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan. Proyeksi kebutuhan air dihitung
dengan menggunakan data proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan
pelayanan, koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan
hitungan perencanaan.

D. PENGOLAHAN AIR BERSIH

PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum), BUMN yang berkaitan dengan usaha menyediakan
air bersih bagi masyarakat, biasanya melakukan pengolahan air bersih secara fisika dan kimia.
Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air.
Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring

kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya
sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang
menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk
pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke
bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.
3. WTP (Water Treatment Plant)

Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian,
yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi
partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid
dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah
untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti
memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat)
agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat
bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan)
atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).

Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya
tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk.
Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu
mengikat flok-flok tersebut

Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah

didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat
jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air.
Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung
yang disebut unit aselator.

Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media
butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan
berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.

Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup,
sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yakni reservoir.

4. Reservoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum


didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia
menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau
gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, unit intake, WTP dan reservoir dapat dibangun dalam satu
kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station
dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada
akhirnya, dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai
ukuran ke tiap daerah distribusi.
Sekarang ini, perkembangan metode pengolahan air bersih telah banyak berkembang,
diantaranya adalah sistem saringan pasir lambat. Perbedaan utama pada sistem ini dengan
sistem konvensional adalah arah aliran airnya dari bawah ke atas (up flow), tidak menggunakan
bahan kimia dan biaya operasinya yang lebih murah. Pada akhir tahun lalu pun, Pusat

Penelitian Fisika LIPI telah berhasil menciptakan alat untuk mengolah air kotor menjadi air
bersih yang layak diminum, sistem ini dirancang agar mudah dibawa dan dapat dioperasikan
tanpa memerlukan sumber listrik.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per
empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari
4-5 hari tanpa minum air. Makhluk hidup membutuhkan air untuk dapat melanjutkan
kelangsungan hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Sumber air bisa didapatkan dari
sungai,waduk ataupun sumber air lainnya Dalam kehidupan manusia, diperlukan air bersih.
Pengolahan air bersih sendiri terdiri dari beberapa thap seperti, bangunan intake (bangunan
pengumpul air), bak prasedimentasi (optional), WTP (Water Treatment Plant) dan reservoir.

Anda mungkin juga menyukai