Laporan Pengelolaan Sumber Daya Alam 2
Laporan Pengelolaan Sumber Daya Alam 2
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-lain
merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia.
Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak
sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Pengelolaan
sumber daya yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk
bagi umat manusia.
Sumber daya alam dan lingkungan tidak pernah lepas dari kepentingan seperti
kepentingan negara, pemilik modal, rakyat maupun kepentingan lingkungan itu
sendiri. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah hutan. Hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan berdasarkan fungsinya menurut dibagi menjadi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Hutan
konservasi terdiri atas Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan Taman Buru (TB). KSA
terdiri atas Cagar Alam (CA) dan Suaka Margatsatwa (SM). KPA terdiri atas Taman Nasional (TN), Taman Hutan
Raya (Tahura) dan Taman Wisata Alam (TWA).
Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.Tumbuhan, hewan, manusia,
dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya
merupakan sumber daya alam nonhayati.Pemanfaatan sumber daya alam harus
diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat
terbatas.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik
untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat
berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai
dengan tindakan perlindungan.
Persoalan mendasar sehubungan pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana
mengelola sumber daya alam tersebut agar menghasilkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber daya alam
itu sendiri. Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun
serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus
terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu.
Oleh karena itu, dilaksanakannya kuliah lapangan ini dengan melakukan kegiatan
inventarisasi untuk mengetahui dan menghitung berapa potensi kubikasi kayu yang
ada pada salah satu area di Hutan Lindung Sungai Wain.
1.2
1.2.1 Tujuan
Kuliah lapangan kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung mata kuliah
Pengelolaan Sumber Daya Alam Program Studi Teknik Lingkungan.
1.2.2 Manfaat
a. Mengetahui cara inventarisasi pohon.
b. Mengetahui berbagai macam keanekaragaman hayati yang ada di Hutan
Lindung Sungai Wain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) merupakan salah satu obyek wisata alam di
Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. HLSW adalah perpaduan
obyek wisata hutan dan sungai. Luas keseluruhan kawasan HLSW adalah 10.025
hektar dan dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang
jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan , kepiting dan orang hutan.
Gambar 2.1
Peta
Lokasi Hutan
Lindung
Hutan Lindung
Sungai
Wain secara
Administratif
Pemerintahan terletak di Kelurahan Karang Joang Kecamatan Balikpapan Utara dan
Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan, Propinsi
Kalimantan Timur. Secara geografis terletak antara 11647 11655 Bujur Timur
dan 0102 0110 Lintang Selatan, dengan batas-batas antara lain:
1. Sebelah Utara: berbatasan dengan HPHTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar.
2. Sebelah Barat: 1 hingga 2 km. dari Teluk Balikpapan dibatasi oleh hutan
mangrove dan hutan sekunder dataran rendah.
3. Sebelah Selatan dan Timur: dibatasi oleh lahan pertanian berskala kecil.
4. Sebelah Timur Laut: dibatasi oleh jalan raya Balikpapan Samarinda (antara km
20 hingga km 24) dengan jarak lebih kurang 4 km.
2.2
2.2.1 Hidrologis
penyangga
untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi dan sedimentasi serta
memelihara kesuburan tanah.
Dengan luas sebesar 9.782 ha dan terdapatnya dua Daerah Aliran Sungai (DAS) di
HLSW, menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk di kelola sebagai daerah
tangkapan air bagi Kota Balikpapan. Sejarah pemanfaatan dan pengelolaan air dari
HLSW ini dimulai dengan dengan dibangunnya waduk pada tahun 1947 oleh
perusahaan minyak BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) dengan luas 0,7 ha.
Kemudian pada tahun 1969 pengelolaan waduk dilakukan oleh SHELL dan sejak
tahun 1972 hingga saat ini di kelola oleh PERTAMINA dengan luas waduk 3,1 ha.
Selain waduk, di areal tersebut terdapat instalasi rumah pompa air baku, dimana air
yang ditampung di dalam waduk untuk selanjutnya dialirkan melalui pipa-pipa
menuju kota Balikpapan tempat kilang minyak berada.
b. Fauna
Gambar 2.4 Lutung
Merah (Presbytis
rubicunda), satwa langka
yang masih dapat
dijumpai di HLSW
Pada
umumnya
sebagian
besar
hampir
hewan
di
Kalimantan
masih dapat dijumpai HLSW. Fauna-fauna yang ada tersebut sebagian besar
termasuk jenis yang langka dan terancam punah seperti Macan Dahan (Neofelis
nebulosa),
Berung
Madu
(Helarctos
malayanus),
Lutung
Merah
(Presbytis
rubicunda), Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata), Tarsius (Tarsius bancanus) serta
Kukang (Nycticebus coucang). Uwa-uwa (Hylobates muelleri), Kera Ekor Panjang
(Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestrina) serta satwa endemik Kalimantan
Bekantan (Nasalis larvatus).
HLSW juga digunakan oleh beberapa jenis burung langka pada rute perpindahan
mereka, atau sebagai batu loncatan untuk jenis nomadik (berpindah-pindah) seperti
Enggang Raja (Rhinoplax vigil). Sedangkan untuk keragaman jenis reptil dan
amphibi belum diteliti, tetapi Penyu tanah dan Penyu air tawar (Trionyx sp.) sering
tampak. Binatang reptil lainnya adalah jenis ular seperti Phyton reticulans,
Gonyosoma oxycephala, Dendrelaphis formosus, Macropisthodon rhodomelelas,
Ophiopphagus hannah serta jenis berbagai jenis Katak (Rana spp.).
2.3 Inventarisasi Hutan
Kegiatan pengelolaan dan pengusahaan hutan harus berdasarkan pada prinsip
kelestarian hutan (Sustainable Forest Management). Prinsip kelestarian hutan
yang dimaksud adalah kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologis, dan fungsi
sosial. Hal ini berarti bahwa pengelolaan hutan tersebut harus menjamin
keberlanjutan
penyangga
pemanfaatan
kehidupan
hasil
berbagai
hutan,
spesies
fungsi
asli
hutan
beserta
sebagai
sistem
ekosistemnya
dan
maupun
tidak
langsung,
Untuk
itu
kegiatan
inventarisasi
hutan
hutan,
tempat
baik
keadaan
tumbuh.
pohon-pohon
Informasi
tersebut
maupun
berbagai
digunakan
untuk
karakteristik
menyusun
pengelolaan
sumberdaya
tersebut
bagi
kesejahteraan
masyarakat
secara
hutan
merupakan
suatu
teknik
mengumpulkan,
mengevaluasi,
dan menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena
secara
umum
hutan
merupakan
areal
yang
luas,
maka
data
biasanya
kualitas
arael
dan
tempat
kuantitas
hutan
adalah
pohon-pohon
tumbuhnya.
Suatu
suatu
hutan
usaha
serta
inventarisasi
untuk
berbagai
hutan
lengkap
dipandang dari segi penaksiran kayu harus berisi deskripsi areal berhutan
serta pemilikannya, penaksiran pohon-pohon yang masih berdiri, penaksiran
tempat tumbuh dan pengeluaran hasil.
Inventarisasi hutan dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data dan
informasi
tentang
sumberdaya
hutan,
potensi
kekayaan
hutan
serta
status
dan
keadaan
fisik
hutan,
flora
dan
fauna,
sumberdaya
manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Hasil
dari inventarisasi hutan antara lain dipergunakan sebagai dasar pengukuhan
kawasan hutan, penyusunan neraca sumberdaya hutan, penyusunan rencana
kehutanan
dan
sisitem
informasi
kehutanan.
Oleh
karena
itu,
data
hasil
memperhatikan
efisiensi
dalam
pengambilan
data
baik
dari
segi
inventarisasi
hutan
terdiri dari data luas dan letak, topografi, bentang alam spesifik, geologi dan
tanah,
iklim,
fungsi
hutan,
pengusahaan
hutan
serta
tipe
hutan,
penduduk,
flora
dan
fauna
kelembagaan
dan
yang
dilindungi,
sarana-prasarana.
dan dominasi,
perhitungan
masa
tegakan,
perhitungan
luas
bidang
metode
maupun
baik
teknik
pengelolaan
pengambilan
datanya.
data,
penggunaan
Metode-metode
bentuk
tersebut
unit
digunakan
untuk menduga potensi tegakan yang ada, karena tidak mungkin dilakukan
sensus terhadap tegakan hutan yang sangat luas. Demikian perlu adanya
perbaikan-perbaikan dan penemuan metode baru yang tepat bagi kegiatan
inventarisasi hutan untuk pendugaan potensi tegakan agar lebih praktis dan
juga mempunyai ketelitian yang tinggi.
2.3.1 Plotting
Menetapkan titik awal dengan tanda yang tidak mudah hilang : sebuah patok atau
pohon atau tiang yang ditandai dengan nomor klaster plot dan azimuth serta jarak
kesudut barat daya. Dilanjutkan dengan membuat rintisan dengan membabat dan
menandai / mengecat setiap jarak tertentu sehingga dapat ditemukan / diikuti
dengan mudah walaupun sudah beberapa bulan.
Membuat rintisan menuju pusat klaster, dengan menandai setiap 50 meter dan
mencatat kondisi vegetasi dan kondisi lapangan sepanjang rintisan.
Ada beberapa bentuk Plot yaitu ;
a.
Plot (petak ukur) : Plot lingkaran (circular plot), plot empat persegi panjang
(rectangular plot), bujur sangkar (square plot).
b.
Jalur(line/strip)
dalam
pengumpulan
data
potensi
hutan
untuk
keperluan
di
atas
permukaan
permukaan
tanah
adalah
tanah. Diameter
dasar
dari
pohon
yang
pengukuran
dekat
pohon.
dengan
Diameter
Tinggi
pohon
merupakan
variabel
yang
dapat
diukur
di
lapangan
Bersama
diameter,
tinggi
pohon
diperlukan
untuk
menaksir
yaitu
tinggi
pohon
dari
pangkal
batang
di
pangkal
pohon
yang
ditinggalkan
pada
waktu penebangan.
2.
dengan
cara
memasukan
batang pohon
ke
dalam bak
air dan
11
Dalam
penyusunan
tabel
kubikasi
tersebut
perhitungan
kubikasi
pohon
sebenarnya
dengan
dimensi
pohon
lainnya,
antara
lain
diameter dan tinggi pohon. Perhitungan kubikasi pohon yang masih berdiri
ini, dapat dilakukan dengan berbagai cara membagi batang pohon ke
dalam
bagian-bagian
yang
sama
atau
tidak
sama
panjang,
kemudian
BAB III
METODE PRAKTEK LAPANGAN
kuliah
lapangan
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan
Survey
awal
untuk
menentukan
lokasi
pengamatan
Sabtu (17 Mei 2014)
: Pembersihan Lahan
kuliah
lapangan
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan
Klinometer
Kompas
Meteran
GPS
Handphone
Kamera
Patok
Parang
3.2.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alat Tulis
Tali Rafia 100 meter sebanyak 4
Tali Rafia 5 meter sebanyak 2
Tali Rafia 2 meter sebanyak 2
Kertas label
Paku picik
13
4.
5.
6.
7.
8.
bawahnya
9. Dicatat hasil pengukuran
14
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
1
No.
Nama
Keliling
Jarak
Diameter
Tinggi
Volume
Label
Pohon
Pohon
Helling Atas
Helling Bawah
Pohon (m)
Pohon
Pohon
(m)
(m)
(%)
(%)
(keliling x )
(m)
(m3)
P 01
2.8
254
25.5
0.891719745
4.57
2.852611465
P 02
0.84
405.1
5.4
0.267515924
11.991
0.673634522
P 03
0.671
2.3
303.5
12.6
0.213694268
7.3807
0.264577528
P 04
0.855
1.4
501.7
56.3
0.272292994
6.2356
0.362928303
P 05
0.746
4.7
471.5
21.3
0.237579618
21.159
0.93752564
P 06
0.64
2.4
364.7
18.2
0.203821656
8.316
0.271196943
P 07
0.751
2.4
585.5
14.7
0.239171975
13.69
0.614743128
P 08
0.8
2.2
309.9
108.2
0.25477707
4.44
0.226242038
P 09
0.704
2.9
467.6
22.9
0.224203822
12.89
0.508637758
10
P 10
0.68
2.5
666.3
-39.3
0.21656051
15.68
0.577263694
11
P 11
0.885
2.5
109.3
93.4
0.281847134
0.3925
0.024475781
Helling
15
12
P 12
0.91
2.5
366
112.3
0.289808917
6.3425
0.418170721
13
P 13
0.825
3.8
190.3
56.4
0.262738854
5.0882
0.275728991
3.1
794.4
43.7
0.207006369
23.2717
0.782825896
14
P 14
0.65
15
P 15
0.945
2.9
402
28.2
0.300955414
10.8402
0.770745988
16
P 16
1.2
166.8
34.7
0.382165605
5.284
0.605808917
17
P 17
0.85
3.8
170.8
54.6
0.270700637
4.4156
0.254002468
18
P 18
1.9
184.8
31
0.605095541
6.152
1.768210191
19
P 19
0.84
4.25
231.9
58
0.267515924
7.39
0.415157962
20
P 20
0.915
3.2
283.1
34.5
0.291401274
7.955
0.530264719
21
P 21
0.674
3.6
422
-28
0.214649682
14.184
0.513013597
22
P 22
1.045
4.5
206.4
-19.3
0.332802548
10.156
0.883010024
23
P 23
0.725
3.2
279.2
11.3
0.23089172
8.5728
0.358764172
24
P 24
0.833
6.1
160.6
21.2
0.265286624
8.5034
0.469778322
25
P 25
1.08
2.9
367
46.2
0.343949045
9.3032
0.863953223
26
P 26
0.833
2.9
220.5
27.9
0.265286624
5.5854
0.30857067
27
P 27
0.65
3.9
210.4
17.2
0.207006369
7.5348
0.253459634
28
P 28
0.985
5.5
284.7
34.8
0.313694268
13.7445
1.061724324
29
P 29
2.05
543.4
49.3
0.652866242
19.764
6.612914809
30
P 30
1.09
6.6
148.3
32.5
0.347133758
7.6428
0.722962634
16
31
P 31
0.765
6.2
201.6
9.3
0.243630573
11.9226
0.555525763
32
P 32
0.742
143.5
8.2
0.236305732
9.471
0.41515857
33
P 33
0.7
5.7
187.1
41.4
0.222929936
8.3049
0.323996895
34
P 34
0.665
5.75
215.4
36.2
0.211783439
10.304
0.362793503
35
P 35
0.98
4.6
915.7
8.2
0.312101911
41. 745
3.189
36
P 36
1.6
2.5
993.3
36.5
0.50955414
23.92
4.875414013
37
P 37
1.65
4.9
905.2
36.8
0.525477707
27.851
6.036970342
38
P 38
1.55
2.85
706.8
51.2
0.493630573
18.68
3.573144904
39
P 39
1.095
3.4
598.6
21.8
0.348726115
19.61
1.872044606
40
P 40
1.15
3.5
679.7
0.366242038
23.54
2.478634554
41
P 41
1.25
9.8
304.4
9.1
0.398089172
20.91
2.601263933
42
P 42
0.79
6.09
224.2
-10
0.251592357
13.045
0.648199403
43
P 43
0.635
217.1
-12.6
0.202229299
10.22
0.328101871
44
P 44
1.075
6.5
341
0.342356688
21.97
2.021423666
45
P 45
0.734
3.2
839
-15.2
0.233757962
26.37
1.131130232
46
P 46
1.321
3.6
437.5
-8.8
0.420700637
15.44
2.14517779
47
P 47
0.765
4.4
360
0.243630573
15.44
0.71941672
48
P 48
0.705
4.55
188.8
-10.8
0.224522293
8.09
0.320137918
49
P 49
0.759
3.85
383.3
-24.2
0.241719745
13.82
0.633872565
17
50
P 50
0.65
2.6
767.7
3.4
0.207006369
19.07
0.641486863
51
P 51
0.67
874
60.1
0.213375796
24.41
0.872424283
52
P 52
0.98
2.3
890
15.4
0.312101911
20.11
1.53771051
53
P 53
0.937
2.2
460.4
25
0.298407643
9.57
0.668962049
54
P 54
0.794
1.8
778.2
10.1
0.252866242
13.82
0.693680376
55
P 55
1.19
3.2
264.2
-11
0.378980892
8.8
0.992171975
56
P 56
1.293
3.8
593.7
-8.6
0.411783439
22.74
3.026898588
57
P 57
0.685
2.1
257.3
4.9
0.218152866
5.3
0.198000995
58
P 58
1.7
22.4
-7.6
0.541401274
1.8
0.414171975
59
P 59
1.125
2.3
670.9
4.8
0.358280255
15.32
1.543740048
60
P 60
0.829
5.6
367.7
0.264012739
20.14
1.101993132
61
P 61
0.816
6.8
102.9
11.5
0.259872611
6.21
0.329217019
62
P 62
1.47
6.5
136.3
16
0.468152866
7.81
1.343680653
63
P 63
1.6
5.2
342.2
36.8
0.50955414
15.88
3.236687898
64
P 64
0.748
5.6
372.5
12.6
0.238216561
25.75
1.147072293
65
P 65
0.795
268.8
9.7
0.253184713
7.92
0.398538057
66
P 66
0.785
3.9
264
10.4
0.25
9.89
0.485228125
67
P 67
1.412
4.8
233.5
20.9
0.449681529
10.2
1.619123312
68
P 68
0.63
377.8
27
0.200636943
17.54
0.554269586
18
69
P 69
1.194
4.05
640.2
5.5
0.380254777
25.7
2.91710551
70
P 70
0.98
3.8
538.1
4.1
0.312101911
20.29
1.551474204
71
P 71
0.729
4.6
209.2
-8.1
0.232165605
9.99
0.422698693
72
P 72
1.65
4.3
944.9
25.2
0.525477707
34.2
7.413176752
73
P 73
0.849
348.3
22.4
0.270382166
9.77
0.560686765
74
P 74
1.44
4.5
903.2
-15.4
0.458598726
41.33
6.823398726
75
P 75
1.405
4.9
207.2
26.1
0.447452229
10.045
1.578748497
76
P 76
0.676
2.9
397.4
5.4
0.215286624
11.356
0.413170339
77
P 77
1.03
3.9
660.5
18.7
0.328025478
25.0302
2.114214903
78
P 78
1.25
3.2
390.4
3.9
0.398089172
12.38
1.540107484
79
P 79
1.008
2.9
355.8
24.1
0.321019108
9.619
0.778146466
80
P 80
0.867
3.6
386.6
28.5
0.27611465
12.892
0.771558486
81
P 81
0.637
3.65
329.4
13.3
0.202866242
11.537
0.372719503
82
P 82
0.662
3.1
627.5
12.3
0.210828025
19.071
0.665426061
83
P 83
0.733
3.2
79.7
7.3
0.23343949
2.317
0.099116132
84
P 84
0.837
3.9
489.6
9.4
0.26656051
18.728
1.044606388
85
P 85
0.7
3.5
883.3
24.2
0.222929936
30.058
1.172644904
86
P 86
0.919
3.4
591.6
15.6
0.292675159
19.584
1.316869636
87
P 87
0.705
3.9
507.4
8.9
0.224522293
19.442
0.769359877
19
88
P 88
0.806
4.4
261
-3.4
0.256687898
11.499
0.594758309
89
P 89
0.821
3.1
485.5
-11.6
0.261464968
15.41
0.826988201
90
P 90
0.65
3.6
225
20.8
0.207006369
7.351
0.247276871
91
P 91
0.66
4.4
538.6
6.7
0.210191083
23.403
0.811651815
92
P 92
0.853
3.2
700
7.8
0.271656051
22.15
1.283163961
93
P 93
0.68
3.1
378.9
10.3
0.21656051
11.426
0.420651465
94
P 94
0.635
3.6
822.2
12.4
0.202229299
29.153
0.935925034
95
P 95
1.77
4.2
771.1
11.8
0.563694268
31.89
7.95447301
96
P 96
0.794
4.6
600.6
8.4
0.252866242
27.241
1.367333366
97
P 97
0.642
3.9
955.6
0.204458599
37.112
1.217852736
98
P 98
0.81
3.2
725.1
4.6
0.257961783
23.056
1.204382293
99
P 99
0.692
2.2
289.2
4.5
0.220382166
6.263
0.238783856
100
P 100
0.981
602.4
4.1
0.312420382
11.966
0.916848067
101
P 101
0.66
3.2
470.6
4.2
0.210191083
14.905
0.516928185
NILAI TERKECIL
0.202
2.317
NILAI TERBESAR
0.89
41.745
RATA-RATA
0.30629059
7
14.65827
6
1.297837778
TOTAL
30.9353503
1465.827
131.0816155
20
21
4.2 Pembahasan
Lokasi kami merupakan daerah yang memiliki beberapa anak sungai. Sungaisungai yang kami lewati ini memiliki lebar dan kedalaman antara 1- 1,5 meter,
dan juga diumbuhi tanaman menyerupai daun pandan tetapi memiliki duri-duri
kecil yang sanagat tajam. Di lokasi kami, terdapat banyak keanekaragaman
hayati yang terdiri dari pohon-pohon dengan ukuran beragam mulai dari semai,
pancang, dan pohon. Terdapat pula area rotan dan bambu di lokasi
pacet,
22
m. Kemudian tinggi pohon yang paling besar adalah 41,745 n dan yang paling
pendek yaitu 2,317 meter. Pada lokasi pengatamatan kami cukup sulit untuk
menentukan pohon karena hutan yang sebagian sudah terbuka dan tanamannya
yang relatif muda. Karena waktu yang tidak tercukupi sehingga terdapat
beberapa areal yang belum diamati.
Keanekaragaman hayati yang ditemui di Hutan Lindung Sungai Wain :
A. Hewan
1.
Laba-laba Merah
2.
termasuk
ke
dalam
Familia
23
Ulat Bulu
3.
Pacet
4.
24
Kupu-kupu
hinggap dengan menegakkan sayapnya,
ngengat hinggap dengan membentangkan
sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki
warna yang indah cemerlang, ngengat
cenderung gelap, kusam atau kelabu.
Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini
selalu ada perkecualiannya, sehingga
secara ilmiah tidak dapat dijadikan
pegangan yang pasti.
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak
jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja
tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu.
Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah
dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi
diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk.,
1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu
dari sedikit jenis serangga yang tidak
berbahaya bagi manusia.
5.
Kadal
25
Lebah
B. Tumbuhan
1.
26
Rotan
2.
pemanjatan,
karena
rotan
tidak
dilengkapi dengan sulur. Suatu batang
rotan dapat mencapai panjang ratusan
meter. Batang rotan mengeluarkan air
jika ditebas dan dapat digunakan
sebagai cara bertahan hidup di alam
bebas
Lumut
dalam
bahasa
sehari-hari
(kolokial) merujuk pada sekelompok
vegetasi kecil yang tumbuh pada
tempat lembap atau perairan dan
biasanya tumbuh meluas menutupi
permukaan. Di perairan lumut dapat
menutupi dasar atau dinding sungai
atau danau
Lumut
3.
Sirih
merupakan
tanaman
asli
Indonesia yang tumbuh merambat atau
bersandar pada batang pohon lain.
Sebagai budaya daun dan buahnya
biasa
dimakan
dengan
cara
mengunyah bersama gambir, pinang
dan kapur. Namun mengunyah sirih
telah dikaitkan dengan penyakit kanker
mulut dan pembentukan squamous cell
carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih
4.
Jamur Hitam
27
5.
Jamur
putih
(Tremella
fuciformis)
adalah salah satu spesies dari kelas
Heterobasidiomycetes
(jelly
fungi)
dengan tubuh buah seperti berbentuk
rumbai-rumbai
tidak
beraturan,
berwarna putih dan sangat bening
seperti agar-agar.
Jamur Putih
6.
Ulin
28
7.
Gaharu
adalah
kayu
berwarna
kehitaman dan mengandung resin khas
yang dihasilkan oleh sejumlah spesies
pohon dari marga Aquilaria, terutama
A. malaccensis. Resin ini digunakan
dalam industri wangi-wangian (parfum
dan setanggi) karena berbau harum.
Gaharu sejak awal era modern (2000
tahun yang lalu) telah menjadi komoditi
perdagangan dari Kepulauan Nusantara
ke India, Persia, Jazirah Arab, serta
Afrika Timur
Gaharu
8.
29
5. Ketika akan melakukan plotting, terjadi beberapa kesalahan seperti tali rafia
yang tiak sesuai dengan ukuran, dan tali rafia yang kusut.
6. Kurangnya alat klinometer dan GPS sehingga.
7. Waktu yang ada terlalu sedikit.
8. Jauhnya jarak antara lokasi survey dan tempat peristirahatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Pengukuran ini menggunakan metode sistematik pada sampling jalurnya,
karena semua pohon yang diamati berada dalam wadah petak ukur
pengamatan. Hal ini merupakan parameter pohon yang berperan penting
dalam pengumpulan data potensi hutan untuk keperluan pengelolaan hutan
seperti misalnya perhitungan jumlah oksigen yang dihasilkan dalam 1 Ha
(Hectare are) hutan karena memiliki korelasi yang kuat dengan volume
pohon dalam 1 Ha.
b. Berdasarkan pengamatan di lokasi inventarisasi Hutan Lindung Sungai Wain
di Kebun Raya Balikpapan dilakukan pengukuran area seluas 100 m 2
berbentuk segiempat atau 1 Ha. Untuk pohon, 5 m 5 m untuk pancang dan
2 m 2 m untuk semai, maka diperoleh tegakan secara keseluruhan
sebanyak 101 pohon dengan kubikasi m3/Ha.
c. Berdasarkan pengamatan di lokasi inventarisasi di Hutan Lindung Sungai
Wain Kebun Raya Balikpapan dilakukan pengukuran area seluas 100 m 2
atau 1 Ha berbentuk segiempat dan area 5 m 5 m dan area 2 m 2 m.
Beberapa jenis pohon yang diperoleh berdasarkan kategori diameter > 5 cm
(semai) sebanyak 1 pohon, diameter 10 cm (pancang) sebanyak 1 pohon,
dan pohon dengan diameter >20 cm sebanyak 101 pohon.
30
5.2 Saran
Sebaiknya untuk kuliah lapangan selanjutnya lebih mempertimbangkan jarak
lokasi dari base camp agar waktu yang tersedia lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Davis, L.S. & K.N. Johnson. 1987. Forest Management. Third Edition, McGraw-Hill Book
Company. New York.
2. Hairiah, K. & Rahayu, S. 2007. Pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan
lahan. World Agroforestry Centre. ICRAF, SEA Regional Office, University of Brawijaya,
Indonesia.
3. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
31
LAMPIRAN
Ploting area
32
Keanekaragaman
Hewani pada Lokasi
33