Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO

Topik : Stroke Non Hemoragik


Tanggal (kasus) : 15 Desember 2015
Tanggal presentasi :
31 Desember 2015

Presenter : dr. Arif Yudho Prabowo


Pendamping :
dr. Imelda Meilina
dr. Khaeriyah
Tempat presentasi : Rumkit Tk. IV TNI AD Bandar Lampung
Obyektif presentasi :
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Keilmuan
Keterampilan
Diagnosti
Manajemen
Masalah
Istimewa

k
Neonat Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
us
Deskripsi :
Pasien laki-laki usia 46 tahun datang dengan keluhan alat gerak kiri lemah sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan ini disertai dengan bicara pelo. Penurunan kesadaran (-),
mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-). Pasien mengaku 1 minggu SMRS, alat gerak sebelah kiri
sering terasa kesemutan. Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat DM disangkal, riwayat
hiperkolesterol disangkal, riwayat merokok disangkal, riwayat asam urat disangkal. Pasien
mengaku memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum obat.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, E4V5M6, nadi
84 x/menit, teratur, isi cukup, respirasi 20 x/menit, suhu 36,7 C, tekanan darah 210/120 mmHg,
kekuatan otot 5/5/0/0. Pemeriksaan nervus cranialis: N. fasialis: Inspeksi wajah sewaktu: diam
asimetris, tertarik ke kanan, tertawa asimetris, meringis asimetris, bersiul asimetris,
mengerutkan dahi simetris, menutup mata kuat-kuat simetris, menggembungkan pipi asimetris.
N. hipoglosus: asimetris, deviasi miring ke kanan. Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb : 15,4
g/dl, LED : 15 mm/jam, leukosit : 12.500 /ul, hitung jenis : 0/1/0/63/31/5, trombosit :
319.000/ul, ht : 46%, SGOT : 38 U/L, SGPT : 41 U/L, ureum : 32 mg/dL, creatinin : 1,0 mg/dL,
asam urat : 6,5, GDS : 155 mg/dL, kolesterol : 212 mg/dL, HDL : 45 mg/dL, LDL : 135 mg/dL,
trigliserida : 159 mg/dL. Skor Siriraj (0), Algoritma Gajah Mada: penurunan kesadaran (-), nyeri
kepala (-), refleks babinski (tidak dilakukan), skor Djunaedi (10,5) Terapi yang diberikan :
oksigen, cairan, neuroprotektor, antihipertensi, antihistamin H-2, antikolesterolemia dan
roboransia.
Tujuan : Mendiagnosis dan menatalaksana stroke non hemoragik
Kasus
Tinjauan Riset
Bahan bahasan :
Audit
Pusaka

Cara membahas :
Diskusi
Presentasi
Email
Pos
dan diskusi
Data pasien :
Nama : Tn. Az
No. registrasi : 093496
Nama klinik : Telp : Terdaftar sejak : 15-12-2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Hemiplegi Sinistra + Parese N. VII Sinistra +
Disartria ec
Tersangka Stroke Non Hemoragik + Hipertensi Gd II
+ Dislipidemia

2. Riwayat Pengobatan : berobat ke dokter namun belum ada perbaikan


keluhan
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : memiliki riwayat hipertensi 5 tahun
4. Riwayat Keluarga/ Masyarakat : kakak pasien ada yang mengalami
stroke
5. Riwayat Pekerjaan : 6. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1. Depkes RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Edisi Revisi Tahun 2014. Jakarta. 2014. Hal. 301
2. Hacke W, Kaste M, Bogousslavsky J, Brainin M, Chamorro A, Lees K et al.. Ischemic
Stroke Prophylaxis and Treatment. European Stroke Initiative Recommendations 2003.
3. Bruno A, Kaelin DL, Yilmaz EY. The subacute stroke patient: hours 6 to 72 after stroke
onset. In Cohen SN. Management of Ischemic Stroke. McGraw-Hill. 2000. pp. 53-87.
4. Misbach J. Clinical pattern of hospitalized strokes in 28 hospitals in Indonesia. Med J
Indonesia 2000; 9: 29-34.
5. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2007.
6. Setyopranoto, Ismail. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni
2011.
7. PERDOSSI. Standar Pelayanan Medik. Stroke.
8. PERKI. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. 2015.
9. PERKI. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. 2015.
10. PERDOSSI. Guideline Stroke 2011.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Stroke
2. Patogenesis terjadinya Stroke
3. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan Stroke yang tepat

Subyektif
Pasien datang dengan keluhan alat gerak kiri lemah sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit
(SMRS). Keluhan ini disertai dengan bicara pelo. Penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah
(-), nyeri kepala (-). Pasien mengaku 1 minggu SMRS, alat gerak sebelah kiri sering terasa
kesemutan. Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat DM disangkal, riwayat hiperkolesterol
disangkal, riwayat merokok disangkal, riwayat asam urat disangkal. Pasien mengaku
memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum obat.
Obyektif
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis,
E4V5M6, nadi 84 x/menit, teratur, isi cukup, respirasi 20 x/menit, suhu 36,7 C, tekanan darah
210/120 mmHg, kekuatan otot 5/5/0/0. Pemeriksaan nervus cranialis: N. fasialis: Inspeksi
wajah sewaktu: diam asimetris, tertarik ke kanan, tertawa asimetris, meringis asimetris,
bersiul asimetris, mengerutkan dahi simetris, menutup mata kuat-kuat simetris,
menggembungkan pipi asimetris. N. hipoglosus: asimetris, deviasi miring ke kanan.
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb

: 15,4 g/dl, LED : 15 mm/jam, leukosit : 12.500 /ul,


hitung jenis : 0/1/0/63/31/5, trombosit : 319.000/ul, ht : 46%, SGOT : 38 U/L, SGPT : 41
U/L, ureum : 32 mg/dL, creatinin : 1,0 mg/dL, asam urat : 6,5, GDS : 155 mg/dl, kolesterol :
212 mg/dL, HDL : 45 mg/dL, LDL : 135 mg/dL, trigliserida : 159 mg/dL. Pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
sistem skoring.

Assessment (Penalaran Klinis)


Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal
dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi. Diagnosis stroke
dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan alat bantu
skoring.
Berdasarkan anamnesis, tanda dan gejala serangan stroke dapat berupa:
Hemidefisit motorik;
Hemidefisit sensorik;
Penurunan kesadaran;
Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang bersifat sentral;
Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa (afasia) dan gangguan intelektual
(demensia);
Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia);
Defisit batang otak.
Namun, untuk mempermudah, akhir-akhir ini terdapat singkatan untuk mempermudah klinisi
dalam mendiagnosis serangan stroke berupa FAST, yaitu:
Face
: wajah lumpuh sebelah
Arm
: anggota gerak tubuh lumpuh sebelah
Speech : berbicara pelo
Time
: terjadi secara mendadak (akut)
Berdasarkan anamnesis keluhan pasien didapatkan bahwa ia mengeluh alat gerak kiri lemah
sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan ini disertai dengan bicara pelo.
Penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-). Pasien mengaku 1 minggu
SMRS, alat gerak sebelah kiri sering terasa kesemutan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran
compos mentis, E4V5M6, nadi 84 x/menit, teratur, isi cukup, respirasi 20 x/menit, suhu 36,7
C, tekanan darah 210/120 mmHg, kekuatan otot 5/5/0/0. Pemeriksaan nervus cranialis: N.
fasialis: Inspeksi wajah sewaktu: diam asimetris, tertarik ke kanan, tertawa asimetris,
meringis asimetris, bersiul asimetris, mengerutkan dahi simetris, menutup mata kuat-kuat
simetris, menggembungkan pipi asimetris. N. hipoglosus: asimetris, deviasi miring ke kanan.
Berdasarkan alat bantu skor stroke didapatkan
Skor Siriraj
Hasil
: (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastol)
- (3 x ateroma) - 12
: (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 120) (3 x 0) 12
: (0) + (0) + (0) + (12) (0) 12
:0
Interpretasi skor Siriraj : butuh pemeriksaan penunjang

Algoritma Gajah Mada:


Gejala yang dinilai: Penurunan kesadaran, nyeri kepala, refleks babinski

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan penurunan kesadaran (-),


nyeri kepala (-), refleks babinski (tidak dilakukan).
Interpretasi Algoritma Gajah Mada: Stroke Non Hemoragik

Skor Djunaedi, maka hasilnya sebagai berikut:


1. TIA Sebelum Serangan (Tidak ada)
2. Permulaan Serangan (Pelan-pelan)
3. Waktu Serangan (Waktu bangun tidur)
4. Nyeri Kepala Waktu Serangan (Tidak ada)
5. Muntah (Tidak ada)
6. Kesadaran (Tidak ada gangguan)
7. TDS (> 200/110 mmHg)
8. Tanda Rangsang Meningen (Tidak didapatkan)
9. Pupil (Isokor)
10. Fundus Oculi (-)
11. Darah (Leukositosis 12.500/ul)
12. Febris (-)
JUMLAH

0
1
1
0
0
0
7,5
0
0
1
10,5

Interpretasi penilaian Skor Djunaedi : (<20) Stroke Non Hemoragik


Hampir semua konsensus/pedoman utama baik dari dalam walaupun luar negeri, menyatakan
bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan
darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis
hipertensi. Adapun pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang merupakan salah
satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi:
Klasifikasi
Tekanan Darah
Normal
Pre-hipertensi
Hipertensi Tingkat I
Hipertensi Tingkat II

Sistolik

Diastolik

<120
120-139
140-159
160

Dan <80
Atau 80-89
Atau 90-99
Atau 100

Berdasarkan anamnesis pasien didapatkan bahwa ia mengaku memiliki riwayat hipertensi


sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin minum obat. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa tekanan darah pasien 210/120 mmHg.
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam darah diatas nilai normalnya. Beberapa kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta
penurunan kolesterol HDL.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil kadar kolesterol pasien 212 mg/dL
dan kadar LDL 135 mg/dL.
Plan

Diagnosis :
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan alat bantu skoring
sudah dapat dipastikan bahwa pasien mengalami Hemiplegi Sinistra + Parese N.VII Sinistra
+ Disartria ec Tersangka Stroke Non Hemoragik + Hipertensi Grade II + Dislipidemia.
Pengobatan :
Beri O2 3-4 liter/menit
IVFD RL 10 tpm
Citicolin 2 x 1 ampul
Amlodipin 1 x 10 mg 1-0-0
Captopril 3 x 25 mg
Ranitidine 2 x 1 ampul
B kompleks 3 x 1 tab
Simvastatin 1 x 10 mg
Pendidikan : Edukasi dan memotivasi baik terhadap pasien maupun keluarga pasien
mengenai penyakit yang diderita, kedisiplinan terapi maupun fisioterapi yang diberikan
memperbaiki status medis pasien.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang tatalaksana yang diberikan
Rujukan : Kontrol : Kontrol ulang untuk pemeriksaan kembali apabila mengalami perburukan selama
di rumah atau keluhan timbul kembali.

Anda mungkin juga menyukai