Anda di halaman 1dari 17

KIMIA FARMASI

OBAT OBAT KARDIOVASKULER

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Eprilita Runiati
( PO.71.39.0.14.007 )
Hikma Utary
( PO.71.39.0.14.012 )
Nina Karlina dwi Putri
( PO.71.39.0.14.021 )
Rani Nareza Ulfa
( PO.71.39.0.14.027 )
Yolanda Septi Ade Pratiwi ( PO.71.39.0.14.038 )
Kelas :
Reguler IIA
Dosen Pembimbing :
Drs. Subiyandono, Apt, MM.

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
OBAT-OBAT KARDIOVASKULER

A. Pengertian Kardiovaskuler

Obat Sistem kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang


mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh
darah ) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah
merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan
makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung
sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur
darah ke jaringan. Pembuluh darah dipengaruhi sistem saraf otonom melalui
saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan
mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler.
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.
Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam
hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen
darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini
berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis
dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari
jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan
hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan
metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume
cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa
ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicen t( kelalaian). Oleh
karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler
yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi
dalam tubuh dalam proses kehidupan.

Obat kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan


jantung dan pembuluh darah. Obat kardiovaskuler dibedakan menjadi beberapa
bagian, diantaranya ;

B.

1.

Obat Gagal Jantung

2.

Obat Antiaritmia

3.

Obat Antihipertensi

4.

Obat Lipidemia

5.

Obat Antiangina

Obat Obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskuler.

1. Obat Gagal Jantung


Gagal jantung dalah ketidak mampuan jantung dalam memompa darah
dengan kecepatan yang cukup untuk memnuhi kebutuhan metabolik
jaringan atau organ. Pada gagal jantung terdapat tiga poin yang menjadi
sasaran pengobatan yaitu :
a) Peningkatan kontraksi sel otot jantung.
b) Penurunan beban kerja jantung
c) Pengaturan kelebihan cairan di dalam plasma.
Obat yang digunakan untuk meningkatkan kontraktilitas jantung yaitu
menggunakan glikosida jantung dan dobutamin (simpatominetika). Pada
kondisi gagal ginjal kronik, dobutamin lebih direkomendasikan namun
keterbatasan cara pemberiannya yaitu diberikan secara intravena.
Pada gagal jantung, kontraksi jantung yang lemah merangsang sistem saraf
simpatik termasuk persyarafan pada organ ginjal sehingga merangsang
pelepasan renin, dan pada pembuluh darah sehingga merangsang
vasokontriksi. Aktivasi sistem reni

- angiotensin mengakibatkan

vasokontriks maupun pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Dalam hal


ini, semua jenis obat diuresis bisa digunakan terutama furosemid, thiazid
ataupun spironolakton.
Kenaikan tekanan darah pada kondisi gagal jantug mengakibatkan
kenaikan beban kerja jantung. Dalam kaitannya hal tersebut, sistem renin

angiotensin mengambil peran penting. Oleh karena itu, ACE inhibitor


(kaptopril) atau

antagonis

reseptor angiotensin

(losartan) sering

digunakanuntuk tujuan itu. Contoh obat lainnya adalah golongan nitrat


(isosobid dinitrat, nitroprusida), yang merupakan obat vasodilator.
Nitroprusida dapat menurunkan baik beban awal (prelond) maupun beban
akhir (afterload) tanpa mempengaruhi kontraktilitas jantung.
Macam macam obat yang digunakan :
Digitalis
Tanaman obat mengandung glukosida.
Biripidin
Dierikan oral atau pariental, meningkatkan miokardium tanpa menghambat
Na+, K+ ATP atau mengaktifkan adrenoseptor.
2. Obat Anti Aritmia
Aritmia merupakan gangguan ritme normal jantung karena terjadi
malfungsi sistem konduktivitas elektrik. Malfungsi dapat menyebabkan
perubahan pada frekuensi denyut jantung, ritme, pengaturan dan tempat asal
impuls, atau konduksi elektrik pada otot jantung. Dalam keadaan normal
ritme jantung diatur dan dipengaruhi oleh faktor intriktik, faktor ekstristik
jantung.
Pada dasarnya gangguan ritme jantung dapat terjadi karena gangguan
pembentukan impuls, gangguan konduksi impuls atau kombinasi kedua
gangguan tersebut. Kadang-kadang nodus SA, impuls terbentuk terlalu
cepat , terlalu lambat atau tidak teratur sehingga terjadi kelainan seperti
takikardia sinus, bradikardia sinus, aritmia sinus, dan henti sinus, yang dapat
mengakibatkan henti jantung. Klasifikasi obat antiaritmia dibagi menjadi 4 (
empat ) kelas, yaitu :
1) Kelas 1, obat yang bekerja menghambat kanal ion natrium yang
tergantung voltase, misalnya prokainamid, lidokain, dan flekainid.
2) Kelas 2, obat golongan -blocker, misalnya propanolol.
3) Kelas 3, obat penghambat kanal ion kalium, misalnya bretilium,
amiodaron.
4) Kelas 4, obat penghambat kanal ion klorida, misalnya verapamil.
Obat yang sering digunakan :

Kuinidin (Gol. IA)

Di berikan secara oral, dengan tujuan untuk menekan kecepatan pacu


jantung serta menekan konduksi dan ekstabilitas terutama pada jaringan
yang mengalami depolarisasi. Kuinidin bersifat penghambat adrenoseptor
alfa yang dapat menyebabkan atau meningkatkan reflek nodus sinoatrial.
Pada pemberian intravena akan lebih menonjol efeknya.
Prokainamid (Gol. IA)
Efek fisiologik prokainamid sama seperti kuinidin. Bersifat penghambat
ganglion. Dengan konsentrasi teurapeutik, diberikan secara intravena dan
intramoscular serta 75% adsorbsi pada pemberian oral.

Lidokain (Gol. IB)

Lidokain adalah obat aritmia yang lazim dipakai dengan pemberian secara
intravena. Insiden toksisitasnya rendah dan mempunyai efektifitas tinggi
pada aritmia dengan infark otot jantung akut.
Fenitoin (Gol. IB)
Sebagai obat barisan kedua karena efktifitasnya terbatas.
3. Obat Antihipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas

140/90mmHg (WHO).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik
> 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes)

Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi


absolut untuk hipertensi (Davey)

Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan


tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol
anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme
normal regulasi TD.
Tekanan darah yang tinggi bisa di turunkan melalui penurunan curah
jantung atau resistensi perifer. Penurunan curah jantung di pengaruhi oleh :
1. Penurunan frekuensi denyut jantung
2. Penurunan kontraktilitas jantung
3. Penurunan retensi air dan natrium

Sedangkan

resistensi

perifer

diturunkan

dengan

menghambat

vasodilatasi. Berdasarkan hal tersebut, obat hipertensi diklasifikasi


menjadi 5 ( lima ) yaitu :
1. Obat yang mempengaruhi resistensi perifer, meliputi :
-blocker,
Calcium antagonist,
Golongan nitrat,
2. Obat diuresis ( penurunan volume darah ), meliputi :
Thiazid,
Furosemid,
Diuresis hemat kalium,
3. Obat yang mempengaruhi sistem renin-angiotenin, meliputi :
ACE inhibitors,
Antagonist reseptor angiotensin II,
4. Oabt yang mempengaruhi curah jantung, meliputi :
Non-selective Blockers,
Selective Blockers,
5. Obat bereaksi pada pusat ( central blockers ), meliputi :
Klonidin
Metildopa
guanabenz
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya
1.Hipertensi Esensial/ Primer
Usia, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%.
2. Hipertensi Sekunder
Kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit adrenal. Sekitar 10%.
Pengobatan Farmakologis
1.

Diuretik
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah
jantung dan menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan

2.

air.
Antagonis Reseptor- Beta
Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan

3.

denyut dan curah jantung.


Antagonis Reseptor-Alfa
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal
berespon terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.

4.

Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup dan resistensi

5.

perifer.
ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara
langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II
diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan
pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume plasma dan
curah jantung menurun.
Klasifikasi OAH (obat anti hipertensi) didasarkan pada tempat

regulasi utama atau titik tangkap kerjanya


1. DIURETIK
1. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix,
salurix, uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen
tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek
ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh
diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila
diberikan bersamaan.
Dosis :
Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 6 mg/kgBB/hr
2. HCT (Hydrochlorothiaside)

Sediaan obat : Tablet

Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium

sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer


menurun.

Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.


Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.

Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,


cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.

Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,


hipertensi pada kehamilan.

Dosis : Dewasa 25 50 mg/hr


Anak 0,5 1,0 mg/kgBB/12 24 jam
2. HCT (Hydrochlorothiaside)

Sediaan obat : Tablet

Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium


sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer

menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam

jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,

cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.

Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,


hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 50 mg/hr
Anak 0,5 1,0 mg/kgBB/12 24 jam

2. ANTAGONIS RESEPTOR BETA


1. Asebutol (Beta bloker)

Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.


Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan

aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,


kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.

Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes


mellitus, bradikardia, depresi.

Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk,

lesu

Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi

bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam


urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA
meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium

Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).


2. Atenolol (Beta bloker)

Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin,

internolol.

Sediaan obat : Tablet

Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi


perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin
akibat aktivasi adrenoseptor di ginjal.

Indikasi : hipertensi ringan sedang, aritmia

Kontraindikasi : gangguan konduksi AV,

gagal

jantung

tersembunyi, bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.

Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan
tidur, kulit kemerahan, impotensi.

Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan


bersama insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam
urat. Iskemia perifer berat bila diberi bersama alkaloid ergot.

Dosis : 2 x 40 80 mg/hr
3. Metoprolol (Beta bloker)

Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti

vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan


sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.

Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.


Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.

Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat


perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan

tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan


dapat masuk ke ASI.

Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris

Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III,


syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi

Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi


buruk, diare

Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya

Dosis : 50 100 mg/kg


4. Propranolol (Beta bloker)

Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan

curah jantung, menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus


simpatetik di pusat vasomotor otak.

Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.


Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan obat
obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.

Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat


perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta dan
dapat masuk ke ASI.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren,


stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma

Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia


dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati hati
pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan
menyusui.

Efek

samping

: bradikardia,

insomnia,

mual,

muntah,

bronkospasme, agranulositosis, depresi.

Interaksi obat : hati hati bila diberikan bersama dengan reserpine


karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena
menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat
terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin, fenobarbital,

rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan


metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.

Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.


3.

ANTAGONIS RESEPTOR ALFA

Klonidin (alfa antagonis)

Nama paten : Catapres, dixarit


Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di

SSP.

Indikasi : hipertensi, migren

Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.

Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.

Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan,


antipsikotik, alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.

Dosis : 150 300 mg/hr.


4. ANTAGONIS KALSIUM
1. Diltiazem (kalsium antagonis)

Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.


Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja

kalsium melalui slow cannel calcium.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler


perifer.

Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.

Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan


saluran cerna.

Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama


beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan
bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.

Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan


2. Nifedipin (antagonis kalsium)

Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat,


Nifecard, Vasdalat.

Sediaan obat : Tablet, kaplet

Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer,

menurunkan spasme arteri coroner.

Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner,


gagal jantung refrakter.

Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil


dan menyusui.

Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.

Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan


hipotensi berat atau eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam
darah.

Meningkatkan

waktu

protombin

bila

diberikan

bersama

antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya dalam plasma.

Dosis : 3 x 10 mg/hr
3. Verapamil (Antagonis kalsium)

Nama paten : Isoptil

Sediaan obat : Tablet, injeksi

Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot


jantung dan vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri
coroner, dan menurunkan resistensi perifer sehingga menurunkan
penggunaan oksigen.

Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.

Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik,


fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III, hipersensivitas.

Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema,


lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.

Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan


efek negative pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung.
Meningkatkan kadar digoksin dalam darah. Pemberian bersama
antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan
kadar

karbamazepin,

litium,

siklosporin.

Rifampin

menurunkan

efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi bersama


flekaind dan penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama
kuinidin. Fenobarbital nemingkatkan kebersihan obat ini.

Dosis : 3 x 80 mg/hr
5. ACE INHIBITOR (penghambat enzim konversi angiotensin)
1. Kaptopril

Nama paten : Capoten

Sediaan obat : Tablet


Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin

sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya


pelepasan renin dan aldosterone.

Indikasi : hipertensi, gagal jantung.

Kontraindikasi : hipersensivitas, hati hati pada penderita dengan


riwayat angioedema dan wanita menyusui.

Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi,


dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.

Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama


diuretika. Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti
nitrogliserin atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya
menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.

Dosis : 2 3 x 25 mg/hr.
6. VASODILATOR
1. Hidralazin

Nama paten : Aproseline


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga

resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.

Indikasi : hipertensi, gagal jantung.

Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.

Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,


muka merah, kulit kemerahan.

Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama


diazodsid.

Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 3 dosis.


4. Obat Hiper Lipidemia
Lipid termasuk kolesterol dan trigliserid, mengalami transport dalam
plasma, membentuk komplek dengan protein sebagai lipoprotein.
Berdasarkan kandungan protein dan lipid, lipoprotein dibagi menjadi
empat jenis yaitu kilomikron, low- dan very low- density lipid ( LDL dan
VLDL ), semuanya termasuk kolesterol jahat, dan high density lipid ( HDL
) termasuk kolesterol baik.
Kilomikron berperan dalam transport kolesterol dan trigliserida dari
saluran pencernaan menuju ke jaringan, kandungan trigliserida dipecah

oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas, yang kemudian diambil
oleh jaringan tersebut. Sisa kilomikron di ambil ke hati, kolesterolnya
disimpan untuk diubah menjadi asam empedu, atau dilepas kembali dalam
bentuk VLDL.
Asam empedu disimpan dalam kandung empedu, di lepaskan ke
duodenum untuk membantu pencernaan lemak di ileum. VLDL berperan
dalam transport kolesterol dan trigliserida menuju kejaringan, sebagian
besar trigliserida dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan
masuk ke jaringan.
LDL terbantuk mengandung komponen kolestrol jumlah besar, diambil
oleh jaringan atau hati dengan proses endositosis melalui reseptor LDL
spesifik. Kolesterol diambil oleh HDL untuk ditransport kolesterol dalam
jaringan, dan diubah menjadi LDL atau VLDL.
Kenaikan kadar LDR meningkatkan resiko penyakit jantung iskemia.
Penyakit tersebut disebabkan karena terjadi plak intima pembuluh darah
yang menebal, yang dinamakan ateroma. Pembuluh darah tersebut bisa
pecah dan terjadi trombosis sehingga menyebabkan infark miokardial.
Proses penebalan pada dinding pembuluh darah, akibat terjadi ateroma
yang mengandung lipid, termasuk kolesterol dan trigliserida dinamakan
atherosklerosis. Manifestasi dari atherosklerosis adalah penyakit jantung
koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Obat penurun lipid ditujukan untuk menurunkan kadar kolesterol-LDL
plasma. Obat penurun lipid dibagi menjadi empat yaitu :
1. HMG-Co A reductase inhibitors.
Obat ini merupakan obat lini pertama untuk pasien dengan
hiperkolesterolemia. Obat ini beraksi menghambat enzim HMG-CoA
reductase, enzim yang mengkatalisis perubahan HMG-CoA menjadi
asam mevalonat, tahap penentu dalam sisntesis kolesterol. Obat ini
mengurangi kadar kolesterol intraseluler, sehingga menyebabkan
sel/jaringan

mengambil

esktraseluler.

Obat

ini

menghasilkan

penurunan kadar kolesterol dan LDL plasma, dan menaikan HDL


plasma. Contoh obatnya : lovastatin, simvastatin, pravastatin,
atorvastatin, cerivastatin.
2. Resin pengikat asam empedu.

Obat ini merupakan resin penukaran anion yang mengikat muatan


negatif asam empedu dalam usus halus, untuk mencegah reabsorpsi
asam empedu (sirkulasi enterohepatik). Resin ini tidak mengalami
absorpsi dan metabolisme. Kompensasi tubuh terhadap penurunan
asam empedu adalah perubahan kolesterol menjadi asam empedu
dalam hati, sehingga menurunkan kadar kolesterol, selanjutnya
menurunkan kadar LDL dalam plasma. Contoh obat adalah
kolestiramin dan kolestipol. Efek samping penggunaan resin ini
adalah bisa mempengaruhi absorpsi obat lain dan vitamin larut lemak.
3. Golongan fibrat.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase. Hal
ini menyebabkan peningkatan hidrolisis trigliserida dalam kilomikron
dan VLDL, membebaskan asam lemak bebas untuk disimpan dalam
jaringan atau untuk proses metabolisme dalam otot striata. Disamping
itu, obat ini juga menurunkan LDL dan menaikan HDL. Contoh obat :
klofibrat, fenofibrat, gemibrozil, siprofibrat, bezafibrat.
4. Nicotinic acid.
Asam nikotinat merupakan vitamin, dapat menurunkan kadar lipid.
Obat ini bekerja menghambat sintesis trigliserida hepatik dan proses
sekresi VLDL dari hati.
5. Obat Antiangina
Sebagian besar pasien angina pektoris diobati dengan beta-bloker atau
antagonis kalsium. Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat,
masih berperan penting untuk tindakan prefilaksis sebelum kerja fisik dan
untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
a. Golongan nitrat
Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh
vena, tanpa bergantung pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi
vena menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi
beban hulu jantung. Selain itu, senyawa nitrat juga merupakan
vasodilator koroner yang poten
Gliseril trinitrat, kodenya 7-240
Isosorbid dinitrat, kodenya 7-242
Isosorbid mononitrat, kodenya 7-242
Pentaeritritol tetranitrat, kodenya 7-241
b. Golongan antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion


kalsium transmembran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium
melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel ototpolo, otot jantung dan
saraf. Berkurangnya kadar kalsium bebas didalam sel-sel tersebut
menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos

pembuluh darah

(vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik

negatif), serta

pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan

c.

dromotropik negatif).
Amplidipin besilat
Diltiazem hidroklorida
Nikardipin hidroklorida
Nifedipin
Nimodipin
Golongan beta-bloker
Obat-obat penghambat

adrenoseptor

beta

(beta-bloker)

menghambat adrenoseptor-beta di jantung, pembuluh darah perifer,


bronkus, pankreas, dan hati. Saat ini banyak tersediabeta-bloker yang
pada umumnya menunjukkan efektifitas yang sama. Namun, terdapat
perbedaan perbedaan diantara berbagai beta-bloker, yang akan
mempengaruhi pilihan dalam mengobati penyakit atau pasien tertentu.
Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena
itu, harus dihindarkan pada pasien dengan riwayat asma atau penyakit
paru obstruktif menahun.
1. Propranolol hidroklorida, kodenya 7-138
2. Asebutolol, kodenya 7-138
3. Atenolol
4. Betaksolol
5. Bisoprolol fumarat
6. Karvedilol
7. Labetalol hidrklorida, kodenya 7-268
8. Metoprolol tartrat, kodenya 7-208
9. Nadolol

DAFTAR PUSTAKA

http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/04/obat-kardiovaskuler.html

http://rifkihidayat08.blogspot.co.id/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-nonex.html
http://catatankuliahmi.blogspot.co.id/2013/04/obat-sistem-kardiovaskuler.html

Anda mungkin juga menyukai