Keterangan
o
1
2
3
4
5
6
I. Tujuan Praktikum
II. Tinjauan Pustaka
III. Flowchart
IV. Listing
V. Hasil
VI. Pembahasan
7
8
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Nilai
Praktikan
Bella Shabrina
26020213190084
26020214120020
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Metode Numerik
I. TUJUAN
1.1 Tujuan
1. Menerapkan dan membedakan metode pemecahan numerik eksplisit
untuk menyelesaikan persamaan adveksi 1 dimensi dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode Leap-Frog
b. Metode Upstream
c. Metode Crank-Nicolson
2. Memahami penerapan model dalam kaitannya dengan stabilitas
numerik.
ut n
Fm 1 Fmn1
2x
Pada dasarnya metode beda hingga ini tidak stabil secara numerik.
(Putri,T.L dan Ariadji,Z.A, 2009)
2.2. LEAPFROG (CTCS)
Persamaan beda hingga dengan metoda ini adalah pendekatan beda
pusat untuk turunan waktu dan beda pusat untuk turunan ruang (Central in
Time and Central in Space CTCS), persamaannya dapat dideskritisasi
menjadi :
ut n
Fm 1 Fmn1
x
Khusus pada awal langkah (t = 0) deskritisasi persamaan diatas
Fmn 1 Fmn 1
menggunakan beda maju untuk waktu dan beda pusat untuk ruang
(metode FTCS) maka pada t = t atau n =1 desritisasi yang digunakan
adalah :
ut 0
Fm1 Fm01
2x
Dimana F0 diambil dari nilai awal yang diberikan di semua ruang.
Kriteria stabilitas untuk menyelesaikan persamaan adveksi dengan
Fm1 Fm0
1.0
x
(Putri,T.L dan Ariadji,Z.A, 2009)
2.3. UPSTREAM
Fmn 1 Fmn
ut n
Fm 1 Fmn1
x
u u Fmn1 u u Fmn1
Fmn 1 Fmn 1 u
x
2
ut
1.0
x
III. FLOWCHART
3.1. FTCS
3.3. UPSTREAM
disp (f)
figure
plot(f(1,:),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(2,:),'color',[1 0 1]);
plot(f(3,:),'color',[0 1 1]);
plot(f(11,:),'color',[1 0 0]);
plot(f(21,:),'color',[0 1 0]);
plot(f(31,:),'color',[0.5 0 0.5]);
plot(f(51,:),'color',[0.5 0.5 1]);
plot(f(101,:),'color',[0 0 1]);
plot(f(201,:),'color',[1 0.4 0.6]);
plot(f(251,:),'color',[1 0.3 1]);
xlabel('Grid');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Leapfrog di Grid Tertentu Sepanjang
Waktu');
hold off
legend('Location','northeast','t=0','t=1','t=2','t=10',...
't=20','t=30','t=50','t=100','t=200','t=250');
figure
plot(f(:,10),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(:,15),'color',[1 0 1]);
plot(f(:,20),'color',[0 1 0]);
plot(f(:,25),'color',[1 0 0]);
plot(f(:,30),'color',[0 0 1]);
plot(f(:,35),'color',[0 1 1]);
plot(f(:,40),'color',[0.5 0 0.5]);
xlabel('Waktu');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Leapfrog Di Waktu Tertentu Sepanjang
Grid');
hold off
legend('Location','northwest','grid=10','grid=15','grid=20','grid=25',...
'grid=30','grid=35','grid=40');
4.1.2.
DISKONTINU
legend('Location','northeast','t=0','t=1','t=2','t=10',...
't=20','t=30','t=50','t=100','t=200','t=250');
figure
plot(f(:,10),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(:,15),'color',[1 0 1]);
plot(f(:,20),'color',[0 1 0]);
plot(f(:,25),'color',[1 0 0]);
plot(f(:,30),'color',[0 0 1]);
plot(f(:,35),'color',[0 1 1]);
plot(f(:,40),'color',[0.5 0 0.5]);
xlabel('Waktu');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Leapfrog di Waktu Tertentu Sepanjang
Grid');
hold off
legend('Location','northwest','grid=10','grid=15','grid=20','grid=25',...
'grid=30','grid=35','grid=40');
4.2. UPSTREAM
4.2.1. KONTINU
%Ahmad Nasirul Umam
%26020214120020
%OSeanografi A
%Upstream Kontinyu
clear all
clc
T=input('Masukkan nilai T= \n');
dt=input('Masukkan nilai dt= \n');
dx=input('Masukkan nilai dx= \n');
u=input('Masukkan nilai Kecepatan= \n');
L=input('Masukkan Panjang Kanal = \n');
Mmax=L/dx;
Nmax=T/dt;
for i=1:Mmax
F0(i)=0;
end
for j=2:Nmax
F0(11)=50;
for i=2:Mmax-1
F(i)=F0(i)*(1-(abs(u)*(dt/dx)))+(u*dt/(2*dx))*((u+abs(u))*F0(i-1)+(abs(u)-u)*F0(i+1));
end
F(1)=F(2);
F(Mmax)=F(Mmax-1);
F(11)=50;
f(j,:)=F;
for i=2:Mmax-1
F0(i)=F(i);
end
end
disp(f)
figure
plot(f(1,:),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(2,:),'color',[1 0 1]);
plot(f(3,:),'color',[0 1 1]);
plot(f(11,:),'color',[1 0 0]);
plot(f(21,:),'color',[0 1 0]);
plot(f(31,:),'color',[0.5 0 0.5]);
plot(f(51,:),'color',[0.5 0.5 1]);
plot(f(101,:),'color',[0 0 1]);
plot(f(201,:),'color',[1 0.4 0.6]);
plot(f(251,:),'color',[1 0.3 1]);
xlabel('Grid');
ylabel('Konsetrasi Pollutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Upstream di Grid Tertentu Sepanjang
Waktu');
hold off
legend('Location','northeast','t=0','t=1','t=2','t=10',...
't=20','t=30','t=50','t=100','t=200','t=250');
figure
plot(f(:,10),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(:,15),'color',[1 0 1]);
plot(f(:,20),'color',[0 1 0]);
plot(f(:,25),'color',[1 0 0]);
plot(f(:,30),'color',[0 0 1]);
plot(f(:,35),'color',[0 1 1]);
plot(f(:,40),'color',[0.5 0 0.5]);
xlabel('Waktu');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Upstream di Waktu Tertentu Sepanjang
Grid');
hold off
legend('Location','northwest','grid=10','grid=15','grid=20','grid=25',...
'grid=30','grid=35','grid=40');
4.2.2.
DISKONTINU
clear all;
clc
T=input('Masukkan nilai T= \n');
dt=input('Masukkan nilai dt= \n');
dx=input('Masukkan nilai dx= \n');
u=input('Masukkan nilai Kecepatan= \n');
L=input('Masukkan Panjang Kanal = \n');
Mmax=L/dx;
Nmax=T/dt;
for i=1:Mmax
F0(i)=0;
end
F0(11)=50;
for j=2:Nmax
for i=2:Mmax-1
F(i)=F0(i)*(1-(abs(u)*(dt/dx)))+(dt/dx)*((u+abs(u))...
*F0(i-1)+(abs(u)-u)*F0(i+1));
end
F(1)=F(2);
F(Mmax)=F(Mmax-1);
f(j,:)=F;
for i=2:Mmax-1
F0(i)=F(i);
end
end
disp(f)
f(1,11)=50;
figure
plot(f(1,:),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(2,:),'color',[1 0 1]);
plot(f(3,:),'color',[0 1 1]);
plot(f(11,:),'color',[1 0 0]);
plot(f(21,:),'color',[0 1 0]);
plot(f(31,:),'color',[0.5 0 0.5]);
plot(f(51,:),'color',[0.5 0.5 1]);
plot(f(101,:),'color',[0 0 1]);
plot(f(201,:),'color',[1 0.4 0.6]);
plot(f(251,:),'color',[1 0.3 1]);
xlabel('Grid');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Upstream di Grid Tertentu Sepanjang
Waktu');
hold off
legend('Location','northeast','t=0','t=1','t=2','t=10',...
't=20','t=30','t=50','t=100','t=200','t=250');
figure
plot(f(:,10),'color',[0 0 0]);
hold on
plot(f(:,15),'color',[1 0 1]);
plot(f(:,20),'color',[0 1 0]);
plot(f(:,25),'color',[1 0 0]);
plot(f(:,30),'color',[0 0 1]);
plot(f(:,35),'color',[0 1 1]);
plot(f(:,40),'color',[0.5 0 0.5]);
xlabel('Waktu');
ylabel('Konsetrasi Polutan');
title('Perubahan Konsentrasi Polutan Metode Upstream di Waktu Tertentu Sepanjang
Grid');
hold off
legend('Location','northwest','grid=10','grid=15','grid=20','grid=25',...
'grid=30','grid=35','grid=40');
V. HASIL
5.1 Grafik Konsentrasi vs Grid
5.1.1 Skenario 1
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.2 Skenario 2
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.3 Skenario 3
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.4 Skenario 4
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.5 Skenario 5
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.6 Skenario 6
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.1.7 Skenario 7
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.1 Skenario 1
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.2 Skenario 2
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.3 Skenario 3
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.4 Skenario 4
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.5 Skenario 5
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.6 Skenario 6
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
5.2.7 Skenario 7
Kasus A
Kasus B
Kasus C
Kasus D
VI. PEMBAHASAN
6.1 Grafik Konsentrasi vs Grid
6.1.1 Kasus A
Pada kasus A metode Leapfrog maupun Upstream terjadi
perubahan konsentrasi polutan terhadap ruang. Dimana setiap grid ruang
memiliki konsentrasi yang berbeda. Nilai polutan tersebar terjadi pada
saat polutan tersebut dibuang, yaitu pada grid 10. Kemudian polutan
tersebut menyebar karena adanya kecepatan arus yang
mempengaruhinya. Perubahan konsentrasi polutan dimana setiap grid
konsentrasi polutan akan berkurang seiring dengan berubahnya waktu.
Konsentrasi polutan akan menyebar ke arah kanan dan kiri pada grid awal
polutan tersebut dibuang. Nilai konsentrasi yang bernilai negatif
menunjukkan bahwa konsentrasi polutan juga menyebar ke arah kiri.
6.1.2 Kasus B
Metode Leapfrog maupun Upstream pada kasus B terjadi
perubahan konsentrasi polutan terhadap ruang. Kecepatan arus yang
mempengaruhi pada kasus B adalah bernilai negatif, dimana aliran arus
tersebut mengarah ke kiri. Nilai polutan tersebar terjadi pada saat polutan
tersebut dibuang, yaitu pada grid 10. Kemudian polutan tersebut
menyebar karena adanya kecepatan arus yang mempengaruhinya.
Konsentrasi polutan akan menyebar ke arah kanan dan kiri pada grid awal
polutan tersebut dibuang. Namun perubahan konsentrasi polutan tersebut
akan lebih cepat menyebar ke arah kiri. Nilai konsentrasi yang bernilai
negatif menunjukkan bahwa konsentrasi polutan juga menyebar ke arah
kiri.
6.1.3 Kasus C
Pada kasus C metode Leapfrog maupun Upstream pemberian
polutan dilakukan secara diskontinyu karena polutan diberikan hanya
sekali dalam grid tertentu dan di saat waktu = 0. Polutan tersebut
menyebar sesuai dengan kecepatan aliran arus yang mempengaruhinya.
VII. KESIMPULAN
1. Pemecahan numerik eksplisit persamaan adveksi 1 dimensi dengan
menggunakan metode metode Leap-Frog merupakan menggunakan
pendekatan beda pusat untuk waktu dan beda pusat untuk ruang.
Metode Upstream menggunakan beda maju untuk turunan terhadap
waktu dan beda mundur untuk turunan terhadap ruang. Sedangkan
metode Crank-Nicolson merupakan metode implisit.
DAFTAR PUSTAKA
Putri,T.L dan Ariadji,Z.A.2009. Penyelesaian Numerik Metode Beda
Hingga Persamaan Adveksi 1 Dimensi. Bandung: ITB.