A.
Belajar
2.
3.
Modifikasi
4.
Konstruktivis berpendapat bahwa tiap orang akan mampu belajar dengan
membangun apa yang di alami dan diketahui, sesuai dengan potensi dan kondisi
yang ada pada dirinya. Tiap orang akan membangun potensi dirinya dengan
mengolah, mencernakan dan memeberi makna atas rangsangan dan
pengalaman yang di perolehnya. Teori ini menekankan pada keragaman belajar
dan tujuannya adalah menguasai kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan.
2.
3.
Menerapkan pengetahuan
4.
Menyimpulkan makna
5.
6.
Seorang Belajar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Belajar madniri, terjadi bilamana pemalajar secara swakarsa
menginternalisasi pengetahan, sikap, dan keterampilan yang dtetapkan secara
normatif, tanpa tergantung bimbingan langsung dari pengajar.
3.
Belajar afektif, berlangsung bilamana pemelajar mengolah rangsangan
dengan mengungkap kembali pelajaran atau hal-hal yang telah dimiliki telebih
dahulu, termasuk pengalaman, sehingga menghasilkan sintesa baru.
4.
Belajar koorperatif, berlangsung bilamana beberapa pemelajar
bekerjasama melakukan kegiatan ke arah yang di sepakati bersama.
5.
Belajar Kolaboratif berlangsung bilamana beberapa pemelajar bekerjasama
dengan memberikan konstribusi sesuai dengan peran masing-masing untuk
tercapai tujuan.
Gaya belajar juga sangat mempengaruhi prestasi pelajar di
dalam/di luar kelas/sekolah. Ada 3 gaya belajar dan setiap orang pasti berbedabeda, jadi kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada pelajar.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah
kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis
gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses
informasi.
Gaya Belajar :
1.
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar
mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat
dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.
2.
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran
untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini
benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu
.
3.
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya.
Sebelumnya para ahli atau tokoh banyak berpendapat mengenai
belajar, seperti :
1.
Silberman berpendapat :
- belajar lebih merupakan usaha meniadakan strategi yang salah, dari pada
memperkuat respons
- awal belajar berlangsung lambat, makin lama makin cepat
5.
DePorter (1992) berpendapat bahwa kurikulum yang harmonis disusun
berdasarkan falsafah, bahwa :
- belajar harus berlangsung dalam lignkungan yang menyenangkan
- seluruh aspek kepribadian dikembangkan melalui berbagai pendekatan yang
menantang
-kehormatan diri merupakan hal penting dalam membentuk pribadi yang sehat
dan bahagia.
6.
Harris (1967) berpendapat bahwa perubahan perilaku yang efektif
berlangsung dalam suasana saling peduli (asertif) : Im OK Youre OK
Belajar dangkal hanya untuk mengingat/menghafal
fakta/indformasi, dan belajar mendalam bersifat permanen dan siap
diaplikasikan ke dalam hidup.
Belajar akan di perkuat apabila si pelajar di tugaskan untuk :
Melihat hubungan antara sesuatu itu dengan fakta atau informasi lain
Memperkirakan konsekuensinya
Kebahasaan (lingustik)
2.
Matematika/logika
3.
Visual/spasial
4.
Musikal
5.
Kinestetikal
6.
Interpersonal
7.
Intrapersonal
8.
Naturalis
9.
Spiritual
10. Eksistential
Sementara itu, Roger Sperry tahun 1964 (Dryden & Vos, 1999)
menemukan bahwa ke dua belahan otak besar mempunyai fungsi yang berbeda,
yaitu:
Belahan Kiri
C. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang
berbeda.
Dalam konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik
dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan ( aspek kognitif ), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
( aspek afektif ), serta keterampilan ( aspek psikomotor ) seseorang peserta
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya
interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mengajar berasal
dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui ( diturut ) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi
pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. ( KBBI )Istilah pembelajaran
sama dengan instruction atau pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara
mengajar atau mengajarkan. ( Purwadinata, 1967, hal 22 ). Dengan demikian
pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan Mengajar
( oleh guru ).
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua
kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan
mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan
secara optimal.
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha
sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama
dan karena adanya usaha.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
1.
Siswa, Seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan
isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2.
Guru, Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran
lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang
efektif.
3.
Tujuan, Pernyataan tentang perubahan perilaku ( kognitif, psikomotorik,
afektif ) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4.
Materi Pelajaran, Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.
Metode, Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
6.
Media, Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa.
7.
Evaluasi, Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.
Ciri - ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & amp, Kauchak ( 1998 ) Menjelaskan bahwa ada beberapa ciri
pembelajaran yang efektif, yaitu:
Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi
namun banyak ahli yang berpendapat bahwa ranah psikomotor ini lebih
diutamakan kemampuan fisik.
Proses kognitif disusun dalam enam jenjang meliputi :
1.
Mengingat
2.
Mengerti
3.
Memakai
4.
Menganalisis
5.
Menilai
6.
Mencipta
Pengetahuan faktual
2.
Pengetahuan konseptual
3.
Pengetahuan Prosedural
4.
Pengetahuan Metakognitif
Peniruan
2.
Penggunaan
3.
Ketepatan
4.
Perangkaian
5.
Naturalisasi
Gerak Refleks
2.
Gerak dasar
3.
Kemampuan perseptif
4.
Kemampuan fisik
5.
Gerak terampil
6.
Gerak komunikatif
Dimensi Pengetahuan
1.
Pengetahuan Fakta
Terminologi
2.
Pengetahuan Konseptual
3.
Pengetahuan Prosedural
4.
Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan startegik
Pengetahuan diri
KESIMPULAN
1.
Belajar adalah proses kompleks dan terjadi pada semua orang,
berlangsung kapan saja, dimana saja, dari siapa/apa saja dan berlangsung
seumur hidup. Sedangan pembelajaran adalah proses adanya interaksi antara
pendidik dan pelajar dengan sumber belajar (media) untuk membantu proses
belajar dan dapat berlangsung sepanjang hayat.
2.
Teori belajar ada 4; Behavior (Prilaku), Kognitif (Gestalt), Humanistik dan
Konstruktivis yang mempunyai tujuan dan anggapan berbeda.
3.
Dari banyaknya pendapat para ahli dan tokoh dapat ditarik kesimpulan
bahwa seseorang akan lebih banyak belajar dari pengalaman, apa yang dilihat,
di rasa dan di dengar secara bersamaan.
4.
Tujuan Belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai
oleh siswa.
5.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuaqn pembelajaran
adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan
kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan
dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk
kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri
adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan
memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
6. Peran Teknologi Pendidikan dalam belajar dan pembelajaran
seperti memudahkan proses
belajar, membantu pendidik dengan media-media dan
memfasilitasi proses belajar sehingga
menjadi mudah dan menyenangkan.