Anda di halaman 1dari 5

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1

Hasil
Biomassa yang digunakan pada percobaan fraksionasi biomassa adalah

amapas tebu. Menurut teori, selulosa pada ampas tebu adalah 32-44% berat dan
lignin sebesar 19-24% berat. Kadar air ampas tebu yang pada percobaan ini adalah
16%. Pada percobaan ini variabel yang dilihat pengaruhnya adalah lama waktu
pemasakan terhadap proses fraksionasi biomassa yaitu 60 dan 75 menit dimana
variabel tetapnya adalah volume air, pelarut asam formiat, dan katalis HCl yang
digunakan sama. Pada percobaan pertama, 40 gr ampas tebu dimasak dengan 190
ml asam formia dan air sebanyak 21,6 ml lalu di panaskan. Setelah refluks
pertama ditambahkan 6,86 ml katalis berupa HCl. Proses pemasakan dilakukan
selama 60 menit. Tujuan pemasakan dengan asam formiat adalah untuk
mendegradasi lignin pada rumput gajah sehingga dihasilkan selulosa atau pulp.
Untuk percobaan kedua dilakukan hal yang sama tetapi waktu pemasakan yang
digunakan adalah selama 75 menit.
Tabel 3.1 Perbandingan Perolehan Selulosa Terhadap Waktu Pemasakan

Waktu Pemasakan
60 menit

Berat Pulp Kering (gram)

75 menit

30,73 gram

25,69 gram

Setelah waktu pemasakan selesai, proses pemasakan dihentikan. Padatan


yang diperoleh dipisahkan dari cairannya (black liquor) dengan pemerasan
menggunakan kain. Padatan yang diperoleh dicuci dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa larutan pemasak atau sisa-sisa asam dari padatan. Setelah
dicuci bersih, padatan dihaluskan dengan menggunakan blender dengan
menambahkan air secukupnya. Setelah padatan halus, padatan disaring dan
diperas kembali untuk memisahkan air dari padatan yang diperoleh. Padatan
dikeringkan selama 24 jam di udara terbuka. Padatan yang kering tersebut
ditimbang sebagai berat selulosa. Berat pulp yang diperoleh adalah 25,69 gr untuk

waktu pemasakan selama 60 menit dan 30,73 gr untuk waktu pemasakan selama
75 menit.
Black liquor yang dihasilkan digunakan untuk recovery lignin. Black liquor
dimasukkan ke dalam kuvet sentrifugal dan ditambahkan air dengan perbandingan
1:8 dan 1:16. Campuran cairan dikocok secara manual selama 15 menit. Cairan
dikocok secara manual untuk memisahkan lignin dengan cara mengendapkannya.
Kemudian lignin dipisahkan dari cairan dengan kertas saring. Lignin yang
diperoleh dioven sampai beratnya konstan. Untuk black liquor yang dihasilkan
pada pemasakan selama 60 menit, dengan perbandingan 1:8 berat lignin yang
diperoleh adalah 3,74 gr dan dengan perbandingan 1:16 diperoleh berat lignin
7,48 gr .Untuk black liquor yang dihasilkan pada pemasakan selama 75 menit,
dengan perbandingan 1:8 berat lignin yang diperoleh adalah 3,16 gr dan dengan
perbandingan 1:16 diperoleh berat lignin 12,64 gr.
Tabel 3.2 Perbandingan Perolehan Lignin dengan Variasi Konsentrasi Black Liquor

Black Liquor

Berat Lignin (gr)

60 menit
1:8

3,74

60 menit
1:16

7,48

75 menit
1:8

3,16

75
menit 1:16

12,64

Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2, pulp dan lignin yang diperoleh dengan waktu
pemasakan selama 75 menit lebih besar dibandingkan dengan waktu pemasakan
selama 60 menit.

3.2. Pembahasan

3.2.1 Pemrosesan bahan baku


Komponen yang dipisahkan pada fraksionasi ampas tebu adalah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Dari kedua percobaan yang dilakukan, variabel yang
dibedakan pada prosesnya adalah lama waktu pemasakan (waktu fraksionasi).
Setelah refluks pertama, larutan pemasak ditambah dengan katalis HCl. Larutan
pemasak berubah warna menjadi hitam kecokelatan setelah ditambahkan larutan
HCl. Perubahan warna pelarut ini berasal dari lignin yang keluar dari ampas tebu
yang bereaksi dengan HCl sehingga berubah warna menjadi hitam kecokelatan.

Perbandingan kadar pulp


32
31
30
29
28
Massa pulp (gr) 27
26
25
24
23

Kadar Pulp

60 menit

75 menit

Waktu (menit)

Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Massa Pulp (gr) Terhadap Waktu Pemasakan
Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai persentase perolehan pulp yang
didapatkan pada ampas tebu dengan waktu pemasakan 70 menit lebih besar dari
nilai persentase ampas tebu dengan waktu 60 menit. Hal ini menunjukkan bahwa
lama waktu pemasakan berpengaruh dalam proses fraksionasi. Namun waktu
reaksi yang lama dapat menghambat reaksi delignifikasi. Waktu pemasakan yang
lebih lama akan menyebabkan terjadinya kembali proses polimerisasi lignin
[Zulfansyah,.et al 2011].
3.2.2 Recovery Lignin

Black liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan


ditambahkan air dengan perbandingan black liquor dan aquadest 1:8 dan 1:16.
Campuran cairan yang dikocok dengan secara manual selama 15 menit. Cairan
yang

dikocok

secara

manual

untuk

memisahkan

lignin

dengan

cara

mengendapkannya berdasarkan gaya gravitasi. Kemudian lignin dipisahkan dari


cairan dengan kertas saring. Lignin yang diperoleh dioven sampai beratnya
konstan.
14
12
10
8
Perolehan Lignin (%)

15 menit (1:8)
15 menit (1:16)

4
2
0

60

75

Waktu Pemasakan (menit)

Gambar 3.2 Grafik Perolehan Lignin dengan Perbandingan Waktu Pemasakan


Dari grafik diatas terlihat bahwa perolehan lignin pada sampel dengan
waktu pemasakan 60 menit lebih kecil dari sampel dengan waktu pemasakan 75
menit karena semakin lama waktu pemasakan semakin optimum pemisahan lignin
dari biomassa. Dari hasil kocokkan secara manual pada waktu pemasakan sampel
60 menit dengan perbandingan 1:8, berat lignin yang diperoleh adalah 3,74 gr
berat lignin bahan baku dan pada perbandingan 1:16 berat lignin adalah 7,48 gr
berat lignin bahan baku. Sedangkan untuk sampel dengan waktu pemasakan
selama 75 menit diperoleh berat lignin sebesar 3,16 gr pada perbandingan 1:8 dan
12,64 gr pada perbandingan 1:16.
Hal ini disebabkan semakin lama waktu pemasakan maka semakin lama
waktu kontak antara pelarut dengan biomassa sehingga lignin yang terpisah dari

biomassa semakin banyak. Perbandingan black liquor dengan aquadest juga


mempengaruhi hasil lignin yang didapat. Black liquor mengandung hemiselulosa
dan lignin sehingga penambahan aquadest pada black liquor akan melarutkan
hemiselulosa sehingga kadar lignin yang didapat akan semakin optimum. Kadar
lignin yang diperoleh dari kedua waktu pemasakan dan perbandingan nisbah
aquadest dengan black liquor lebih besar dari kadar lignin referensi dimana nilai
referensi kadar lignin ampas tebu sekitar 19-24%. Hal ini dikarenakan masih ada
air dan hemiselulosa yang terkandung dalam sampel yang belum teruapkan dan
terpisahkan pada saat proses penggocokkan secara manual, sehingga nilai yang
diperoleh berbeda dengan nilai lignin referensi.

Anda mungkin juga menyukai