LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 TEORI UMUM
Mesin sinkron adalah mesin listrik yang dapat digunakan
sebagai motor bila diberikan energi listrik dan dapat digunakan
sebagai generator bila diberikan energi mekanik.
Mesin sinkron berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanis atau mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik.
Dengan demikian mesin sinkron terbagi dua yaitu :
1. Motor Sinkron
2. Generator Sinkron atau Alternator
I.2 PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON
Rotor digerakkan oleh penggerak mula. Diberi arus DC
diluar melalui sikat dan slip ring untuk membangkitkan medan
magnet yang berputar pada rotor sehingga lintasan fluksinya
tampak berupa garis-garis putus. Kerapatan fluks terdistribusi
pada celah udara sebagai fungsi sudut ruang pada saat rotor
berputar, maka kekuatan fluks dari kumparan medan bergerak
melalui sisi kumparan. Setelah mengalami proses induksi
elektromagnet dan menimbulkan tegangan induksi pada
kumparan jangkar stator. Besarnya frekuensi sama dengan
frekuensi listriknya, dan inilah yang menjadi alasan mengapa
dikatakan generator serempak. Bila p unit kutub pada
generator tersebut dan diputar pada kecepatan n(rpm), maka
frekuensi tegangan yang dihasilkan adalah:
p.n
f=
(Hz)
120
Dimana :
f
= Frekuensi
p
= Jumlah Kutub

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

= Putaran (rpm)

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

GAMBAR 1.1 GENERATOR SINKRON

I.3 PRINSIP KERJA MOTOR SINKRON
Suatu sumber arus bolak balik 3 fasa dihubungkan dengan
kumparan jangkar pada stattor, menyebabkan timbulnya
medan putar magnet di stator. Kumparan rotor dihubungkan
dengan sumber arus searah yang menimbulkan medan magnet
yang tetap pada rotor. Kedua magnet tersebut berinteraksi
sehingga menyebabkan medan magnet rotor terkunci pada
medan putar rotor. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
keserempakan antara putaran rotor dengan medan putar
stator.

GAMBAR 1.2 MOTOR SINKRON

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

I.4 KONSTRUKSI MOTOR SINKRON

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

GAMBAR 1.3 KONSTRUKSI MOTOR SINKRON

Dilihat dari konstruksi motor sinkron, dapat dibagi atas dua
bagian utama yaitu :
Stator
: Bagian yang diam (kumparan/lilitan jangkar)
Rotor : Bagian yang bergerak (kumparan/lilitan medan)
I.5 APLIKASI MOTOR SINKRON
Aplikasi
motor
sinkron
adalah conveyor, pompa
sentrifugal, mesin penggiling padi dan mesin pemotong.

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

BAB II
PERCOBAAN GENERATOR PADA STATOR
HUBUNGAN BINTANG
II.1 PERCOBAAN BEBAN NOL
II.1.1 TUJUAN PERCOBAAN
Mengenal struktur umum dan cara kerja generator saat
beban nol serta mendapatkan karakteristik beban nol dari
percobaan.
II.1.2 TEORI SINGKAT
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir
pada stator, karena tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar.
Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan. Apabila arus medan
diubah harganya, maka akan diperoleh harga Eo sperti yang
terlihat di kurva pemagnetan yang merupakan garis lurus.

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

GAMBAR 2.1 (a) Kurva Pemagnetan (b) Rangkaian Ekuivalen

II.1.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GAMBAR 2.2 RANGKAIAN PERCOBAAN BEBAN NOL

II.1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya dari 0-2.5
(kenaikan 0.5)
4. Baca dan catat tegangan output
5. Dari data, gambarkan karakteristik beban nol
II.1.5 DATA PERCOBAAN
Fasa ke Netral

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

Naik
Turun
MESIN SINKRON
VAN(V VBN(V VCN(V
VAN(V VBN(V VCN(V
If(A)
If(A)
)
)
)
)
)
)
0
0
0
0
2.5
56
56
56
0.5
11
11
11
2
49
49
49
1
25
25
25
1.5
40
40
40
1.5
40
40
40
1
25
25
25
2
49
49
49
0.5
11
11
11
2.5
56
56
56
0
0
0
0
Tabel 2.1 Data Percobaan
Line to Line
Naik
Turun
If (A)
VAB (V)
If (A)
VAB (V)
0
0
2.5
111
0.5
25
2
99
1
55
1.5
80
1.5
80
1
55
2
99
0.5
25
2.5
111
0
0
Tabel 2.2 Data Percobaan
II.1.6 ANALISA DATA
a. Line ke Netral
Naik
1. If = 0 A ; VAN = VBN = VCN = 0 V
2. If = 0.5 A ; VAN = VBN = VCN = 11 V
3. If = 1 A ; VAN = VBN = VCN = 25 V
4. If = 1.5 A ; VAN = VBN = VCN = 40 V
5. If = 2 A ; VAN = VBN = VCN = 49 V
6. If = 2.5 A ; VAN = VBN = VCN = 56 V
Turun
1. If= 2.5 A ; VAN = VBN = VCN = 56 V
2. If = 2 A ; VAN = VBN = VCN = 49 V
3. If = 1.5 A ; VAN = VBN = VCN = 40 V
4. If = 1 A ; VAN = VBN = VCN = 25 V
5. If = 0.5 A ; VAN = VBN = VCN = 11 V
6. If = 0 A ; VAN = VBN = VCN = 0 V
b. Line to Line
Naik
1. If = 0 A ; VAB = 0 V
2. If = 0.5 A ; VAB = 25 V
3. If = 1 A ; VAB = 55 V
4. If = 1.5 A ; VAB = 80 V
5. If = 2 A ; VAB = 99 V
6. If = 2.5 A ; VAB = 111 V
Turun
1. If = 2.5 A ; VAB = 111 V

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

2. If = 2 A ; VAB = 99 V

LABORATORIUM
3. If =KONVERSI
1.5 A ; V ENERGI
= 80 V LISTRIK
AB

MESIN SINKRON

4. If = 1 A ; VAB = 55 V
5. If = 0.5 A ; VAB = 25 V
6. If = 0 A ; VAB = 0 V
II.1.7 GRAFIK
Terlampir
II.1.8 KESIMPULAN
1. Tidak ada arus yang mengalir
2. Didapatkan karakteristik beban nol

II.2 PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT

II.2.1 TUJUAN PERCOBAAN
Memperoleh cara kerja generator pada saaat hubung
singkat dan mendapatkan karakteristik hubung singkat dari
percobaan.
II.2.2 TEORI SINGKAT
Rangkaian ekuivalen generator sinkron dalam keadaan
hubung singkat dapat dilakukan seperti berikut :

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

MESIN SINKRON

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

GAMBAR 2.3 RANGKAIAN EKUIVALEN

II.2.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GAMBAR 2.4 RANGKAIAN PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT

II.2.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya dari 0-5
( kenaikan 1)
4. Catat arus hubung singkat pada setiap tahapan
5. Dari data, gambarkan karakteristik hubung singkat
II.2.5 DATA PERCOBAAN
If (A)
0

GRUP XVI

Isc (A)
0

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

1
1,2
2
0,36
3
0,38
4
0,75
5
0,91
Tabel 2.3 Data Percobaan Hubung Singkat
II.2.6 ANALISA DATA
1. If = 0 A, Isc = 0 A, Ea = 0 V;

0
Za= =
0

2. If = 1 A, Isc = 1,7 A, Ea = 74 V;

Za=

74
=43,52
1,7

3. If = 2 A, Isc = 0,36 A, Ea = 128,7 V;

Za=

128,7
=357,5
0,36

4. If = 3 A, Isc = 0,38 A, Ea = 159,5 V;

Za=

159,5
=419,23
0,38

5. If = 4 A, Isc = 0,75 A, Ea = 182,7 V;

Za=

1 8 2 ,7
=243,6
0,75

6. If = 5 A, Isc = 0,91 A, Ea = 198,2 V;

Za=

198,2
=217,8
0,91

II.2.7 GRAFIK
Terlampir
II.2.8 KESIMPULAN
1. Vt = 0, sehingga Ek = Ia.Za
2. Ia berbanding terbalik dengan Za
3. Didapatkan karakteristik hubung singkat

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

II.3 PERCOBAAN BERBEBAN

II.3.1 TUJUAM PERCOBAAN
Memperkenalkan cara kerja generator pada saat berbeban
dan mendapatkan karakteristik berbeban.
II.3.2 TEORI SINGKAT
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan
mengakibatkan rekasi jangkar. Reaksi jangkar bersifat reaktif
karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi
pemagnet, reaktansi pemagnet ini bersama sama dengan
reaktansi fluks bocor yang dikenal sebagai reaktansi sinkron.
II.3.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GAMBAR 2.5 RANGKAIAN PERCOBAAN BERBEBAN

II.3.4 RANGKAIAN PERCOBAAN
Karakteristik Luar
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya hingga 2 A
4. Hidupkan beban lampu pijar satu persatu. Catat V, I, dan
P
5. Dari data, gambarkan karakteristik luar
Karakteristik Pengaturan
1. Naikkan arus medan hingga 120 watt
2. Hidupkan beban lampu pijar satu persatu, catat arus
jangkar, arus medan, dan daya setiap tahap
3. Gambarkan karakterisitik pengaturan

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

II.3.5 DATA PERCOBAAN

Beban
V (Volt)
Ia (Ampere)
Pout(Watt)
0
150,2
0
0
2
119,1
0,19
23
4
108,3
0,36
39
6
93,9
0,5
47
8
81,2
0,62
50
Tabel 2.4 Data Percobaan Karakteristik Luar
Beban
V (Volt)
Ia (Ampere)
Pout(Watt)
0
1,49
0
0
2
1,96
0,8
22
4
2,32
0,38
46
6
2,69
0,58
70
8
3,27
0,77
92
Tabel 2.4 Data Percobaan Karakteristik Pengaturan
II.3.6 ANALISA DATA
Karakteristik Luar
1. Beban = 0, If = 2 A; V = 150.2 V, Ia=0 A
2. Beban = 2, If = 2 A; V = 119.1 V, Ia=0.19 A
3. Beban = 4, If = 2 A; V = 108.3 V, Ia=0.36 A
4. Beban = 6, If = 2 A; V = 93.9 V, Ia=0.5 A
5. Beban = 8, If = 2 A; V = 81.2 V, Ia=0.62 A
Karakteristik Pengaturan
1. Beban = 0, V = 220 V; If = 1.49 A, Ia=0 A
2. Beban = 2, V = 220 V; If = 1.89 A, Ia=0.18 A
3. Beban = 4, V = 220 V; If = 2.33 A, Ia=0.38 A
4. Beban = 6, V = 220 V; If = 2.69 A, Ia=0.58 A
5. Beban = 8, V = 220 V; If = 3.27 A, Ia=0.77 A
II.3.7 GRAFIK
Terlampir
II.3.8 KESIMPULAN
Didapatkan karakteristik luar dan karakteristik
pengaturan

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

BAB III
PERCOBAAN GENERATOR PADA STATOR
HUBUNGAN DELTA
III.1 PERCOBAAN BEBAN NOL
II.1.1 TUJUAN PERCOBAAN
Mengenal struktur umum dan cara kerja generator saat
beban nol serta mendapatkan karakteristik beban nol dari
percobaan.
III.1.2 TEORI SINGKAT
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir
pada stator, karena tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar.
Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan. Apabila arus medan
diubah harganya, maka akan diperoleh harga Eo sperti yang
terlihat di kurva pemagnetan yang merupakan garis lurus.

GAMBAR 3.1 (a) Kurva Pemagnetan (b) Rangkaian Ekuivalen

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

III.1.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GAMBAR 3.2 RANGKAIAN PERCOBAAN BEBAN NOL

III.1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya dari 0-5
4. Baca dan catat tegangan output
5. Dari data, gambarkan karakteristik beban nol
III.1.5 DATA PERCOBAAN
Naik
Turun
If (A)
VAB (V)
If (A)
VAB (V)
0
0,7
5
90,6
1
32
4
81,7
2
57,5
3
72,4
3
72,4
2
57,5
4
81,7
1
32
5
90,6
0
0,7
Tabel 3.1 Data Percobaan Beban Nol Line to Line
III.1.6 ANALISA DATA
Naik

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

1. If = 0 A ; VAB = 0,7 V

LABORATORIUM
2. If =KONVERSI
1 A ; V =ENERGI
32 V LISTRIK
AB

3. If =
4. If =
5. If =
6. If =
Turun
1. If =
2. If =
3. If =
4. If =
5. If =
6. If =

2
3
4
5

A
A
A
A

;
;
;
;

VAB
VAB
VAB
VAB

=
=
=
=

57,5
72,4
81,7
90,6

5
4
3
2
1
0

A
A
A
A
A
A

;
;
;
;
;
;

VAB
VAB
VAB
VAB
VAB
VAB

=
=
=
=
=
=

90,6 V
81,7 V
72,4 V
57,5 V
32 V
0,7 V

MESIN SINKRON

V
V
V
V

III.1.7 GRAFIK
Terlampir
III.1.8 KESIMPULAN
Didapatkan karakteristik beban nol

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

III.2 PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT

III.2.1 TUJUAN PERCOBAAN
Memperoleh cara kerja generator pada saaat hubung
singkat dan mendapatkan karakteristik hubung singkat dari
percobaan.
III.2.2 TEORI SINGKAT
Rangkaian ekuivalen generator sinkron dalam keadaan
hubung singkat dapat dilakukan seperti berikut :

GAMBAR 3.3 RANGKAIAN EKUIVALEN

III.2.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

MESIN SINKRON

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

GAMBAR 3.4 RANGKAIAN PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT

III.2.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya dari 0-5
( kenaikan 1)
4. Catat arus hubung singkat pada setiap tahapan
5. Dari data, gambarkan karakteristik hubung singkat
III.2.5 DATA PERCOBAAN
If (A)
Isc (A)
0
0
1
0,02
2
0,06
3
0,12
4
0,16
5
0,2
Tabel 2.3 Data Percobaan Hubung Singkat
III.2.6 ANALISA DATA
7. If = 0 A, Isc = 0 A, Ea = 0 V;

0
Za= =
0

8. If = 1 A, Isc = 0,02 A, Ea = 32 V;
9. If = 2 A, Isc = 0,06 A, Ea = 57,5 V;

GRUP XVI

Za=

32
=1600
0,02

Za=

57,5
=603,33
0,06

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

10.

If = 3 A, Isc = 0,12 A, Ea = 74,4 V;

LABORATORIUM 74,4
KONVERSI ENERGI LISTRIK

Za=

11.

0,12

MESIN SINKRON

=958,33

If = 4 A, Isc = 0,16 A, Ea = 81,7 V;

81,7
Za=
=510,625
0,16

12.

If = 5 A, Isc = 0,2 A, Ea = 90,6 V;

Za=

90,6
=453
0,2

III.2.7 GRAFIK
Terlampir
III.2.8 KESIMPULAN
4. Vt = 0, sehingga Ek = Ia.Za
5. Isc berbanding terbalik dengan Za
6. Didapatkan karakteristik hubung singkat

III.3 PERCOBAAN BERBEBAN

III.3.1 TUJUAM PERCOBAAN
Memperkenalkan cara kerja generator pada saat berbeban
dan mendapatkan karakteristik berbeban.
III.3.2 TEORI SINGKAT
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan
mengakibatkan rekasi jangkar. Reaksi jangkar bersifat reaktif
karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi
pemagnet, reaktansi pemagnet ini bersama sama dengan
reaktansi fluks bocor yang dikenal sebagai reaktansi sinkron.
II.3.3 RANGKAIAN PERCOBAAN

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

MESIN SINKRON

GAMBAR 3.5 RANGKAIAN PERCOBAAN BERBEBAN

III.3.4 RANGKAIAN PERCOBAAN
Karakteristik Luar
1. Sumber medan dalam keadaaan of
2. Putar prime mover sampai kecepatan 1500 rpm
3. Hidupkan sumber medan, atur nilainya hingga 2 A
4. Hidupkan beban lampu pijar satu persatu, catat arus
jangkar, arus medan, dan daya setiap tahap
5. Dari data, gambarkan karakteristik luar
Karakteristik Pengaturan
1. Naikkan arus medan hingga 120 volt
2. Hidupkan beban lampu pijar satu persatu. Catat V, I, dan
P
3. Gambarkan karakterisitik pengaturan

II.3.5 DATA PERCOBAAN

Beban
V (Volt)
Ia (Ampere)
Pout(Watt)
0
87,5
0
0
2
75,3
0,11
8,28
4
72
0,22
15,84
6
67,4
0,32
21,56
8
63,1
0,41
25,87
Tabel 2.3 Data Percobaan Karakteristik Luar
Beban
V (Volt)
Ia (Ampere)
Pout(Watt)
0
3,09
0
0
2
5,45
0,14
17

GRUP XVI

MUHAMMAD ABDUL FATTAH RAMBE

140402094

4
5,7
0,29
34,8
6
6,33
0,44
52,8
8
7
0,58
69,8
Tabel 2.4 Data Percobaan Karakteristik Pengaturan
II.3.6 ANALISA DATA
Karakteristik Luar
6. Beban = 0, If = 2 A; V = 87.5 V, Ia=0 A
7. Beban = 2, If = 2 A; V = 75.3 V, Ia=0.11 A
8. Beban = 4, If = 2 A; V = 72 V, Ia=0.22 A
9. Beban = 6, If = 2 A; V = 67.4 V, Ia=0.32 A
10.
Beban = 8, If = 2 A; V = 63.1 V, Ia=0.41 A
Karakteristik Pengaturan
6. Beban = 0, V = 120 V; If = 3.09 A, Ia=0 A
7. Beban = 2, V = 120 V; If = 5.45 A, Ia=0.14 A
8. Beban = 4, V = 120 V; If = 5.7 A, Ia=0.29 A
9. Beban = 6, V = 120 V; If = 6.33 A, Ia=0.44 A
10.
Beban = 8, V = 120 V; If = 7 A, Ia=0.58 A
II.3.7 GRAFIK
Terlampir
II.3.8 KESIMPULAN
Didapatkan karakteristik luar dan karakteristik
pengaturan