Anda di halaman 1dari 9

2.

Skenario Kasus
Ny. Meri, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1 bulan
yang lalu ia mengalami sulit menahan BAK yang ditandai dengan keluarnya
urin sebelum sampai di kamar mandi. Selain itu, urin sering keluar sedikitsedikit jika sedang batuk dan bersin.Sejak 3 bulan yang lalu, Ny.Meri sering
lupa menaruh barang dan sering lupa jika berjanji dan melakukan sholat
yang berulang-ulang karena lupa.
Riwayat penyakit dahulu: Ny. Meri menderita hipertensi sejak 15 tahun
yang lalu, kontrol tidak teratur, minum obat captopril 2x12,5 mg dan HCT
1x1
Riwayat kehamilan: Ny. Meri sudah melahirkan 3 kali spontan cukup bulan
Riwayat menopuse: Sejak umur 45 tahun
Pemeriksaan Fisik :
-

Keadaan Umum :Compos Mentis


Tanda vital :TD: 160/90 mmHg; RR: 18x/menit, Temp: 36,70 C,
HR: 70x/menit reguler

Pemeriksaan Khusus :
-

Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: simetris, retraksi tidak ada, jatung dan paru dalam batas

normal
Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium :
-

Hb: 11 gr%
Leukosit: 9500/mm3
Diff Count: 1/1/14/58/20/4
Urin rutin: leukosit 1-2, eritrosit (-)
Kimia darah: GDS 150 mg/dl, ureum 20 mg/dl, creatinin 1,0 mg/dl,
asam urat 4 mg/dl

2.5

Analisis Masalah
1. ANy. Meri, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1
bulan yang lalu ia mengalami sulit menahan BAK yang ditandai dengan

keluarnya urin sebelum sampai di kamar mandi. Selain itu, urin sering
keluar sedikit-sedikit jika sedang batuk dan bersin.
a. Bagaimana hubungan usia dengan kasus?
Prevalensi dari IU meningkat seiring dengan usia. Sedang sampe
parah IU memengaruhi 7 % wanita yang berumur 20-39 tahun, 17
% umur 40-59 tahun, 23 % umur 60-79 tahun, dan 32 persen pada
usia lebih dari 80 tahun. Prevalensi pada pria kira-kira sepertiga
dari wanita, sampai setara pada dekade sembilan kehidupan.
Sumber: Chapter 30: Urinary Incontinence in the Elderly George
A. Kuchel* and Catherine E. DuBeau *UConn Center on Aging,
University of Connecticut Health Center, Farmington,
Connecticut; and Division of Geriatric Medicine, University of
Chicago, Chicago, Illinois. https://www.asnonline.org/education/distancelearning/curricula/geriatrics/Chapter
30.pdf
b. Bagaimana perubahan anatomi dan fisiologi pada traktus
urinarius pada lansia?
Perubahan pada sistem perkemihan antara lain ginjal yang
merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui urine, darah masuk ke ginjal disaring oleh nefron.
Kemudian ukuran nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus menurun
akibatnya kemampuan mengkonsentrasi urine berkurang. Otototot vesika urinaria menjadi lemah, sehingga kapasitasnya
menurun atau menyebabkan sering BAK. Vesika urinaria susah
dikosongkan sehingga sering terjadi rentensio urin pada pria.
Sumber: Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan UsiaLanjut) BoedhiDarmojo. Badan Penerbit FK UI Jakarta 2013.
c. Bagaimana mekanisme BAK secara normal?
Kandung kemih secara progresif terisi tegangan pada dinding
VU mencapai ambang batas penjalaran sinyal ke medulla
spinalis membuka otot sfingter interna ada kontrol dari pusat
yang lebih tinggi untuk menentukan apakah tepat miksi di tempat
tersebut apabila ya, maka spingter eksterna yang bersifat

volunter akan membuka dan terjadinya miksi / apabila tidak


sesuai maka otak akan memerintahkan spingter eksterna untuk
berkontraksi agar proses miksi ditunda dulu.
Sumber : Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
d. Apa kemungkinan penyebab sulit menahan BAK?
1. Urologik: radang, batum tumot
2. Neurologik: stroke, trauma medula spinalis, demensia dll
3. Lainya: hambatan mobilitas, situasi tempat berkemih yang
tidak memadai.
e. Bagaimana mekanisme sulit menahan BAK? Tipe urgensi
f. Bagaimana hubungan batuk dan bersin terhadap pengeluaran urin
sedikit-sedikit?
Tipe stress
Ada tipe
Stress ( terjadi saat tekanan intra abdomen meningkat,

karena lemahnya otot dasar panggul)


Urgency( ketidakstabilan otot detrusor menyebabkan
peningkatan tekanan intravesika, aktifitas otot bekemih

meningkat dan neurogenik)


Mixed ?
Overflow (kapasitas belebih, ada sumbatan, jadi
semburannya cepat)

g. Apa makna Ny. Meri sulit menahan BAK sejak 1 bulan yang
lalu? Tipe persisten kronik
Tipe tipenya ada

Akut (DIAPERS)

Kronik persisiten (urgensi, stress, overflow, mixed)

2. Sejak 3 bulan yang lalu, Ny. Meri sering lupa menaruh barang dan
sering lupa jika berjanji dan melakukan sholat yang berulang-ulang
karena lupa.

a. Apa makna sering lupa menaruh barang dan ketika berjanji dan
melakukan sholat yang berulang-ulang?
Telah terjadinya gangguan kognitif
b. Apa yang dimaksud dengan perubahan kognitif pada lansia?
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak dan tidak berhubungan
dengan gangguan tingkat kesadaran.

c. Bagaimana pencegahan gangguan kognitif pada lansia?


Secara berkala memeriksakan tekanan darah dan

mengupayakan agar tekanan darah terkontrol


Pencegahan dan perlindungan terhadap terjadinya cedera

kepala
Tetap melakukan kegiatan yang merangsang intelektual

dan mengupayakan akvitas sosial dan hiburan.


Mengupayakan diet cukup vitamin E
Mengupayakan makanan sehat, jangan terlalu banyak

lemak
Mengupayakan asupan vitamin b12 dan asam folat
d. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kognitif pada
lansia?
Usia
Genetik
Jenis kelamin
Pendidika

Riwayat penyakit
Lingkungan sosial dan kultural
Faktor gizi
aktivitas

3. Riwayat penyakit dahulu: Ny. Meri menderita hipertensi sejak 15


tahun yang lalu, kontrol tidak teratur, minum obat captopril 2x12,5 mg
dan HCT 1x1
a. Apakah ada hubungan hipertensi dengan sering lupa?
Demensia vaskular.
b. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik captopril dan
HCT?
HCT menurunkan retensi natrium dan urin
Catopril menghambat perubahan Angiostensi 1 menjadi
angiostensin II aldosteron turun penyerapan Na dan air
berkurang.
c. Apakah ada hubungan pengobatan tersebut dengan keluhan sulit
menahan BAK?
Efek catopril (ACEi)
Efek HCT (diuretik)

Some medicines can disrupt the normal


process of storing and passing urine, or
increase the amount of urine you produce.
These include:
angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors
diuretics
some antidepressants
hormone replacement therapy (HRT)
Sedatives
http://www.nhs.uk/Conditions/Incontinenceurinary/Pages/Causes.aspx

Certain medications (such as diuretics, antidepressants,


tranquilizers, some cough and cold remedies, and antihistamines)
https://medlineplus.gov/ency/article/003142.htm

4. Riwayat kehamilan: Ny. Meri sudah melahirkan 3 kali spontan cukup


bulan
Riwayat menopuse: Sejak umur 45 tahun
a. Apa makna melahirkan 3 kali spontan dengan kasus?
Setelah melahirkan terjadinya kelemahan pada jaringan/otot
panggul karena proses melahirkan.
b. Apa hubungan menopause usia 45 tahun dengan kasus?
Pada wanita yang telah mengalami menopause maka akan terjadi
penurunan kadar estergon. Hal itu menyebabkan jaringan
urogenital dan dasar panggul mengalami atrofi berakibat
menurunnya tahanan pada uretra dan muara kandung kemih. Hal
tersebut menyebabkan mudahnya mengalami IU.
5. Pemeriksaan Fisik :
- Keadaan Umum :Compos Mentis
- Tanda vital :TD: 160/90 mmHg; RR: 18x/menit, Temp: 36,70 C,
HR: 70x/menit reguler
Pemeriksaan Khusus :
-

Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Thoraks: simetris, retraksi tidak ada, jatung dan paru dalam batas

normal
Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium :
-

Hb: 11 gr%
Leukosit: 9500/mm3
Diff Count: 1/1/14/58/20/4
Urin rutin: leukosit 1-2, eritrosit (-)
Kimia darah: GDS 150 mg/dl, ureum 20 mg/dl, creatinin 1,0

mg/dl, asam urat 4 mg/dl


a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan
pemeriksaan laboratorium?
hipertensi
b. Bagaimana patofisiologi dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus, dan pemeriksaan laboratorium yang abnormal?

6. Pemeriksaan MMSE: 19- 23


a. Apa interpretasi dari pemeriksaan MMSE?

b. Bagaimana cara pemeriksaan MMSE?

7. Jika semua gejala dan tanda dikaitkan maka:

a. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?


b. Apa diagnosis banding kasus ini?
IU tipe campuran dan gang kognitif
ISK dan gang kognitif

c. Apa pemeriksaan penunjang kasus ini?


IU: urinalisis, pengukuran volume residu post miksi, kultur,
sitologi urine, USG ginjal, pemeriksaan ginekologi-urologi,
Demensia: CT scan.
d. Apa diagnosis kerja kasus ini?
Inkontinesisa tipe campuran
Gangguan kognitif( MCI)
e. Apa tatalaksana kasus ini?
IU
1. Teknik perilaku, dengan cara mengontrol kandung kemih
dan otot spingter dan latihan otot dasar panggul
2. Obat: antikolinergik, antispasmodik, agonis alfa adrenergik,
estrogen topikal dan antogonis adrenergik alfa.
3. Pembedahan.
Demensia
1. Situasi yang nyaman dan santai
2. Mempertahankan status kesehatan pasien.
3. Kolinesterase inhibitor(rivastigmin, dosis dinaikkan
dari 1,5 mg 2x1 jadi 3 mg 2x1, kemudian 4,5 mg
2x1, sampai 6 mg 2x1.
4. Antioksidan, vit E
f. Apa komplikasi kasus ini?
IU: ulkus dekubitus, infeksi saluran kemih, urosepsis, serta gagal
ginjal, hilangnya kepercayaan dini, depresi, menurunnya aktivitas
seksual dan pembatasan aktivitas sosial. Dehidrasi(karena
mengurangi minum)
demensia: pneumonia, ulkus dekubitus, fraktur dll
g. Bagaimana prognosis kasus ini?
IU: dubia ad bonam
MCI: dubia
h. Apa kompetensi dokter umum kasus ini?
3A
3A
i. Apa pandangan islam kasus ini?

2.6

Hipotesis
Ny. Meri, 66 tahun, mengalami sulit menahan BAK akibat
inkontinensia urin tipe campuran urgensi danstress dan sering lupa
akibat MCI.

2.7

Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai