Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

Jurusan/Program Studi Teknik Sipil

Disusun oleh:
ADRI ADLAN A
H1D012070

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN / PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PURBALINGGA
2016

Soal
1. Gambarkan bagan persyaratan teknis bangunan gedung sampai dengan
keandalan terhadap beban muatan, bahaya petir, bahaya kebakaran, beri
penjelasan pada masing-masing unsur!
2. Berikan penjelasan teknis pentingnya/fungsi IMB, Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
dan perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLFn)! Siapa yang mengajukan IMB
dan SLF? Siapa yang mengeluarkan IMB dan SLF? Kapan mengajukan IMB?
SLF?SLFn?
3. Berikan penjelasan pengaruh perubahan fungsi bangunan terhadap keandalan
pada beban muatan!
4. Beri penjelasan fungsi sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana
penyelamatan, jalan keluar dan manajemen keselamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung! Beri contoh pada alat/bahan/material/metode
pada masing-masing komponen!
5. Tuliskan latar belakang perlunya penerapan prinsip-prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada sektor Konstruksi penting untuk dilaksanakan!
6. Beri contoh potensi sumber bahaya dan cara mengurangi risiko kaitannya dengan
K3 konstruksi pada pekerjaan gedung (bekisting, pembesian, beton, gedung
bertingkat)!
7. Beri contoh potensi sumber bahaya dan cara mengurangi risiko kaitannya dengan
K3 konstruksi pada pekerjaan tanah !
8. Mengapa pada implementasi/pelaksanaan konstruksi masih banyak pelaksanaan
K3 yang belum sesuai? Apakah biaya K3 perlu dimasukkan dalam RAB yang
disusun oleh perencana? Apa saran anda?
9. Apa perbedaan kontrak lumpsum, unitprice dan kontrak gabungan? (lihat di
Perpres No 54 tahun 2010). Pekerjaan apa yang cocok untuk masing-masing
kontrak?
10. Konsultan perencana mempunyai tugas menyiapkan dokumen perencanaan. Apa
yang termasuk dokumen perencanaan? (saran: cari tahu bentuk/format dari
masing-masing dokumen)
11. Berdasarkan
tanggungjawab/wewenang
kontrak
dibedakan:
kontrak
konvensional, kontrak general kontraktor, kontrak spesialis, kontrak rancang
bangun. Beri penjelasan pada masing-masing jenis kontrak!

--- SELAMAT MENGERJAKAN ---

Soal
1. Gambarkan bagan persyaratan teknis bangunan gedung sampai dengan
keandalan terhadap beban muatan, bahaya petir, bahaya kebakaran, beri
penjelasan pada masing-masing unsur!
Pembahasan :

UU Bangunan Gd
No 28 Tahun 2002

Persyaratan
Teknis Bangunan
Gedung

Keandalan
Bangunan

Aspek
Kesehata
n

Kemampuan utk
mendukung
beban muatan

Aspek
Kemudah
ann

Aspek
Keselamat
an

Kemampuan utk
mencegah dan
menanggulangi
bahaya kebakaran

Aspek
Kenyamana

Kemampuan untuk
mencegah bahaya
petir

ada empat aspek yang ada dalam keandalan bangunan yaitu aspek kesehatan,
aspek kemudahan, aspek keselamatan, dan aspek kenyamanan. Dalam aspek
keselamatan diatur bagaimana kemampuan bangunan untuk mendukung beban
muatan, kemampuan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran serta
kemampuan untuk mencegah bahaya petir.

2. Berikan penjelasan teknis pentingnya/fungsi IMB, Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan
perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi (SLFn)! Siapa yang mengajukan IMB dan SLF? Siapa
yang mengeluarkan IMB dan SLF? Kapan mengajukan IMB?SLF?SLFn?
Pembahasan:
a). Pentingnya IMB adalah
Menurut Mhsw :
Untuk menjamin kepemilikan lahan dan mengatur Kepastian hukumnya sehingga
tercipta Ketertiban dan kenyamanan di masyarakat serta Penambahan pendapatan di
daerah.
Berfungsi juga untuk Mengatur tata ruang kota, Penempatan bangunan sesuai
dengan fungsinya Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin bahwa design
memenuhi kriteria keandalan teknis (beban muatan, bahaya petir, bahaya kebakaran)
b). Pentingnya SLF adalah
Terwujudnya Bangunan Gedung yang selalu andal dan memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan teknis bangunan gedung sesuai dengan fungsinya serta terwujudnya
kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung
c). Pentingnya SLFn adalah
Pemerintah memastikan BG memenuhi kriteria keandalan teknis
Fungsi BG sesuai dengan fungsi awal
d). Yang mengajukan IMB adalah Perencana
Yang mengajukan SLF adalah Pelaksana
Yang mengeluarkan IMB adalah pemerintah daerah dan pemeriksaannya dibantu oleh
tenaga ahli bangunan gedung serta pendapat masyarakat
Yang mengeluarkan SLF adalah
Pengesahan untuk penerbitan Sertifikat LaikFungsi bangunan gedung dibuat pada
lembar pengesahan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, atau Pemerintah dan
pemerintah provinsi.
-Penerbitan IMB sebaiknya dilaksanakan ketika Perencana telah menyelesaikan rencana
pembangunannya dan pembangunannya akan dilaksanakan
-SLF sedini mungkin ketika bangunan telah selesai dibangun dan sebelum difungsikan
-SLFn ketika dalam jangka waktu pemanfaatan, ketika slf perlu diperpanjang

3. Berikan penjelasan pengaruh perubahan fungsi bangunan terhadap keandalan


pada beban muatan!
Setiap fungsi bangunan yang berbeda memiliki pembebanan yang berbeda pula seperti yang
disebutkan dalam PERATURAN PEMBEBANAN BG 1983, jika terdapat perubahan fungsi
bangunan maka beban muatan akan ditambahkan dengan beban muat yang direncanakan
sesuai dengan PERATURAN PEMBEBANAN BG 1983

4. Beri penjelasan fungsi sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana
penyelamatan, jalan keluar dan manajemen keselamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung! Beri contoh pada alat/bahan/material/metode
pada masing-masing komponen!

Pembahasan:
A). Proteksi aktif : ada berbagaimacam proteksi aktif yang telah di atur dalam
perMenPU atau SNI. Seperti pada
1). PerMen PU 26/2008 tentang Persyaratan Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan,
2). PerMen PU 25/2008 Pedoman Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran,
3). PerMen PU 20 2009 Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan,
4). PerMenaker No 2 Tahun 1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik,
5). SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang
6). SNI 03-3985-2000 Tata Cara Pemasangan Deteksi Alarm Kebakaran,
7). SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatis,
Dalam proteksi aktif ada berbagai cara metode seperti alarm Kebakaran Automatik,
pemasangan alarm kebakaran dan perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatis,
dan metode/alat-alat tersebut berguna untuk proteksi kebakaran
Daripada itu juga ada system hidran dengan hose reel, APAR, pengendalian asap, dan
sarana penyelamatan kebakaran
B). Proteksi Pasif : diatur pada SNI 03 1736 -2000 Tata Cara Perencanaan Sistem
Proteksi Pasif, proteksi ini bebbasis pada desain struktur dan arsitektur sehingga
bangunan stabil dalam waktu tertentu dan dapat menghambat penjalaran api,
proteksi pada bukaan untuk menahan kecepatan menjalarnya api
Dan khususnya material yang digunakan dalam proteksi kebakaran adalah
material yang tidak bias menjadi penghantar api, seperti beton dan besi/baja,
sebisa mungkin menghindari material yng mudah menghantarkan api, seperti
kayu, triplek dlsb
C). Sarana Penyelamatan : Dalam penyelamatannya ada berbagai cara metode
seperti alarm Kebakaran Automatik, pemasangan alarm kebakaran dan
perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatis, dan metode/alat-alat
tersebut berguna untuk proteksi kebakaran

d). Jalan keluar terhadap bahaya kebakaran : adanya system peringatan bahaya,
pintu keluar darurat dan jalur evakuasi
e). Manajemen keselamatan terhadap bahaya kebakaran : dengan adanya
persyaratan pengaturan tata ruang dalam bangunan yang memperhatikan
keselamatan terhadap bahaya kebakaran

5. Tuliskan latar belakang perlunya penerapan prinsip-prinsip Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) pada sektor Konstruksi penting untuk dilaksanakan!
Pembahasan :
Pada setiap aktifitas pekerjaan Selalu ada resiko kegagalan Dan saat kecelakaan
kerja yang terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian . Karena itu
sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidaktidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah
perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa
secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas. Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan
adalah Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, mampu memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2002).
Kelelahan kerja merupakan masalah yang sangat penting perlu
ditanggulangi secara baik. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya penurunan
kekuatan otot, rasa lelah yang merupakan gejala subjektif dan penurunan kesiagaan
(Grandjean, 1985).
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan
untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan

penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan


kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai