Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian Activity Based Costing System (ABC System)


Menurut L. Gayle Rayburn dalam Tunggal (2000), Activity Based Costing
(ABC) mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas menimbulkan konsumsi sumber
daya yang dicatat sebagai biaya. Tujuan Activity Based Costing (ABC) adalah
mengalokasikan biaya aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi,
kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk atau jasa sesuai
dengan pemakaian aktivitas setiap produk atau jasa.
Sedang menurut Edwar J. Blocher, Kung H. Chen dan Thomas W Lin,
(2000) dalam Yuliastuti (2002), Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan
biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan
konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Menurut Atkinson, (2001), Activity Based Costing adalah :
"Activity Based Costing (ABC) system is

a system based on activity that links

organizational spending on resources to the products or services product and delivered to


customer"

Dari pendapat Atkinson dapat diketahui bahwa Activity Based Costing


adalah suatu sistem berdasarkan aktivitas yang menghubungkan sumber daya
yang digunakan organisasi pada produk atau jasa yang diproduksi atau diterima
pelanggan. Sedang menurut

Maher et al, (1991), Activity Based Costing adalah:


" Activity Based Costing (also called transaction-based costing) is a method of assigning
cost to goods and services that assumes all cost vary with the activities used to produced

goods and services"

Definisi Activity Based Costing menurut Maher et al, (1991) adalah suatu
metode untuk meughitung biaya pada produk atau jasa sesuai dengan biaya
aktivitas yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa.
Wayne J. Morse, James R. Davis dan AI. L. Hartgraves dalam buku
Management Accounting (1991) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai:
"Pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke obyek biaya dengan dasar aktifitas
yang menyebabkan biaya. Activity Based Costing berdasarkan premis atau dasar
pemikiran bahwa aktifitas menyebabkan biaya dan biaya aktifitas harus dialokasikan ke
obyek biaya dengan dasar aktifitas biaya tersebut konsumsikan. Activity Bused Costing
menelusuri biaya ke produk dengan dasar aktifitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk tersebut"

Menurut Mulyadi (20O3), Activity Based Costing (ABC System) adalah


sistem analisis biaya berbasis aktivitas untuk memenuhi kebutuhan personel
organisasi dalam pengambilan keputusan, baik yang bersifat strategik, maupun
operasional. Dasar pikiran yang melandasi sistem informasi biaya ini adalah biaya
ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola (cost is caused, and the
causes of cost can he monaged). Pemahaman yang mendalarn tentang aktivitas
yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personel perusahaan
pada posisi yang dapat mempengaruhi biaya.
Ada dua keyakinan yang melandasi Activity Based Costing System:
1.1. Cost Is Caused, biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah
aktivitas. Activity Based Costing System berangkat dari keyakinan dasar
bahwa sumher daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas, bukan sekedar menyebabkan tirnbulnya biaya yang harus
dialokasikan.

1.2. The Causes of Cost Can Be Managed. Penyebab terjadinya biaya (yaitu
aktivitas) dapat dikelola rnelalui pengelolaan terhadap aktivitas yang
menjadi

penyebab

terjadinya

biaya,

personel

perusahaan

dapat

mernpengaruhi biaya. Activity Based Cost System (ABC System)


merupakan sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk
memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya jangka panjang
melalui pengelolaan aktivitas. Activity Based Costing System didesain
dengan keyakinan dasar bahwa biaya hanya dapat dikurangi secara
signifikan melalui pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya, yaitu
aktivitas. Pengelolaan aktivitas ditujukan untuk mengeralhkan dan
mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan produk atau jasa
bagi kepentingan pemuasan kebutuhan customer.
Titik pusat Activity Based Costing System

Sumber Daya

Aktifitas

Cost Object

Penyebab biaya dapat dikelola"


(rnelalui Activity-Based Management )

Gambar 1.

Keyakinan Dasar yang Melandasi Activity Based Costing System


(Sumber: Mulyadi, 2003)

2. Tahap Pengolahan data Activity Based Costing


Menurut Mulyadi (2003), kerangka proses pengolahan data dalam activity
based cost system dibagi rnenjadi dua tahap, yaitu:
2.1.

Activity based Process Costing, yaitu pembebanan sumber daya (Employee


Resources dan Expense Resources) ke aktifitas.

2.2.

Activity-Based Object Costing yaitu, pembebanan Activity Cost ke Cost Object .


Tahap di dalam Activity Based Process Costing (ABPC) melalui beberapa

langkah berikut ini :


1) Pembebanan sumber daya ke aktivitas, dengan menggunakan direct tracing,
driver tracing, dan alokasi. Sumber daya dibebankan kepada aktivitas yang
mengkonsumsinya. Beberapa langkah yaitu :
a)

Identifikasi karakteristik sumber daya yang akan dibebankan kepada


aktivitas. Pembebanan surnber daya ke aktivitas ditujukan untuk
menghasilkan pembebanan sumber daya secara adil, sesuai dengan
konsumsi aktivitas atas sumber daya yang bersangkutan. Sumber daya
yang secara langsung dikonsumsi oleh suatu aktivitas dibebankan
kepada aktivitas yang bersangkutan dengan direct tracing.

b) Cara untuk

membebankan konsumsi sumber daya tidak langsung

aktivitas ke aktivitas melalui :

Driver tracing dengan pertimbangan ada atau tidaknya hubungan


sebab akibat dengan perubaban aktivitas.

Alokasi, basis dasarnya bersifat sembarang

2) Keadilan pembebanan aktivitas dipengaruhi oleh karakteristik keterjadian

sumber daya tersebut yaitu :


a) Sumber daya yang dikonsumsi secara merata sepanjang tahun,
contohnya sumberdaya seperti gaji, energi, biaya telekomunikasi,
supplies kantor. Sumber daya kategori ini dibebankan setiap bulan ke
aktifitas yang mengkonsumsi berdasarkan jumlah sesungguhnya
sumber daya yang dikonsumsi dalam bulan yang bersangkutan.
Resource driver rate dihitung dengan cara, actual total resource dibagi
dengan actual resource driver quantity. Actual total resource adalah total
biaya sesungguhnya yang dikeluarkan atau terjadi dalam bulan, yang
kemudian dibagi dengan actual resource driver untuk merighasilkan
actual resource driver rate. Actual resource driver rate digunakan untuk
menghitung konsumsi sumber daya oleh aktivitas tertentu dengan cara
mengalikan cost sesungguhnya tersebut dengan resource driver
quantity yang dikonsumsi oleh aktifitas yang bersangkutan.
b) Sumber daya yang dikonsumsi secara sporadis sepanjang tahun, seperti
bonus, insentif, perawatan gedung, mesin, dan peralatan, dibebankan ke
aktifitas yang mengkonsumsinya berdasarkan resource driver rate.
c) Resource driver rate dihitung dengan cara, budgeted tofal resource
dibagi budgeted resource driver quantity. Adapun, budgeted total
resource adalah perkiraan biaya untuk jangka waktu anggaran.
Budgeted resource driver rate digunakan untuk menghitung konsumsi
sumber daya oleh aktifitas tertentu, dengan cara mengalikan biaya
menurut anggaran tersebut dengan resource driver quantity.

d) Capacity resource yang disediakan untuk dikonsumsi dalam jangka


panjang, misalnya sumber daya investasi dalam aktiva tetap berwujud
dan tidak benwujud. Kapasitas ini disediakan untuk menjalankan
aktivitas bisnis selama jangka waktu umur ekonomis investasi tersebut.
Seluruh biaya yang berkaitan dengan penyediaan kapasitas, seperti
biaya depresiasi dan operasional kapasitas tersebut selama umur
ekonomis investasi dibagi dengan total kapasitas yang dapat disediakan
oleh investasi tersebut. Hasil perhitungan digunakan sebagai dasar
untuk menghitung biaya pembebanan capacity resource ke aktivitas.
Resources driver rate untuk capacity resource dihitung dengan formula :
budgeted total resource at normal capacity dibagi Resource driver
quantity at normal capacily
Tahap kedua di dalam Activity Based Object Costing (ABOC) melalui
beberapa langkah berikut ini :
1) Membebankan biaya aktivitas penunjang ke aktivitas primer dengan basis
activity driver.
2) Menentukan tipe activity driver untuk setiap aktifitas yang mencerminkan
konsumsi aktivitas oleh jasa pelayanan, yang selanjutnya digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas primer ke jasa pelayanan. Activity driver
dikelompakkan ke dalam empat golongan :
a) Unit Level Activity
Yaitu aktifitas yang dilakukan sekali untuk setiap unit produk yang
dihasilkan. Hal ini berarti biaya produksi dibebankan berdasarkan jumlah

unit yang diproduksi. Biaya yang timbul ini disebut unit driven. Contoh dari
unit driven adalah jam tenaga kerja langsung. Semakin banyak unit yang
diproduksi, maka semakin banyak jam tenaga kerja Iangsung yang
dibutuhkan.
b). Batch Level Activity
Yaitu aklititas yang dilakukan sekali untuk setiap batch, sehingga biaya
yang berhubungan dengan batch dibebankan berdasarkan jumlah batch
yang dilakukan. Biaya yang timbul disebut batch driven cost. Contoh dari
batch activity adalah biaya set-up mesin. Semakin banyak unit yang
diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada aktifitas set-up, tetapi semakin
sering set-up dilakukan, maka semakin besar biaya pada aktifitas set-up.
c). Product Level Activity
Yaitu aktifitas yang dilakukan untuk memelihara rancangan atau proses
atau aktifitas yang memungkinkan setiap jenis produk secara individual
dapat diproduksi. Beban biaya yang terjadi pada aktifitas ini dapat ditelusuri
pada setiap jenis produk atau jasa yang dihasilkan, tetapi sumber daya
yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun batch dari
produk atau jasa yang dihasilkan. Semakin sering aktifitas ini dilakukan,
maka semakin besar biaya yang dibutuhkan.
d) Facility Level Activity
Yaitu aktifitas yang diperlukan agar suatu produk atau jasa dapat
diproduksi, tetapi tidak berhubungan dengan jumlah unit, batch maupun
jenis produk atau jasa. Aktifitas ini merupakan common atau joint kepada

berbagai produk atau jasa dan dipandang sebagai common cost untuk
semua produk atau jam yang dihasilkan dalam aktifitas tersebut. Contoh
biaya yang diakibatkan oleh aktifitas ini adalah pemeliharaan gedung,
keamanan dan sebagainya.
3)

Membentuk activity cost pool, yaitu activity yang memiliki activity driven yang
sama digabungkan ke dalam satu activity cost pool agar dapat dibebankan
sekaligus dengan menggunakan satu activity driver.

4)

Menghitung activity driver rate untuk membebankan biaya activity ke jasa


pelayanan yang dihasilkan. Activity menghasilkan secara Iangsung prodluk atau
jasa yang digunakan untuk pemuasan customer. Seluruh biaya aktivitas
penunjang harus dibebankan ke aktifitas primer. Dari aktifitas primer ini
kemudian dihitung activity driver rate untuk membebankan biaya aktifitas primer
ke jasa pelayanan. Formula yang digunakan untuk menghitung activity driver
rate adalah total biaya aktivitas primer dibagi activity driver quantity.

5). Menghitung biaya jasa pelayanan


Biaya produk atau jasa dihitung dengan membebankan biaya aktivitas ke jasa
pelayanan dengan basis activity driver.

Proses pengolahan data dalam activity based costing yang terdiri dari dua
tahap, yaitu: Activity-based process costing dan Activity-based object costing dapat
digambarkan dalam bentuk kerangka proses seperti yang terlihat pada Gambar .

RESOURCES

ACTIVITY
COST POOL

ACTIVITIES

COST OBJECT

Direct Tracing, Resource Driver tracing

Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya

Bahan
Result Producing activities
Activity Driven
Karyawan
Perjalanan
Jasa A
Asuransi
Activity
Depresiasi
Result contributing activities
Cost Pool 1
Listrik
Jasa B
Maintenance
Komunikasi
Jasa C
Support activities
Activity
Cost Pool 2

Hygiene & house keeping activities

Activity-Based Process Costing

Gambar .

Activity-Based Object Costing

Kerangka Proses Pengolahan Data dalam Activity Based Costing (Sumber:


Mulyadi, 2003, Activity based costing system)

Anda mungkin juga menyukai