58 194 1 PB PDF
58 194 1 PB PDF
ABSTRAK
Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis dengan
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions
(ICD-10) untuk istilah penyakit dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Penerapan
pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang akurat karena hasilnya digunakan
untuk mengindeks pencatatan penyakit, pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan
mortalitas, analisis pembiayaan pelayanan kesehatan, serta untuk penelitian epidemiologi dan
klinis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keakuratan kode diagnosis penyakit berdasarkan
ICD-10 di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta pada tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian secara cross sectional.
Populasi obyek dalam penelitian ini adalah seluruh berkas rekam medis pasien rawat jalan pada
periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun 2012 sedangkan populasi subyeknya adalah
seluruh dokter dan perawat. Sampel pada penelitian ini berjumlah 385 berkas rekam medis dengan
menggunakan teknik simple random sampling sedangkan sampel subyeknya adalah 2 orang dokter
dan 2 orang perawat. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah kode yang akurat sebanyak 174
kode (45,2%), dan tidak akurat sebanyak 211 kode (54,8%). Ada beberapa faktor penyebab
ketidakakuratan kode diagnosis di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta diantaranya
tidak sesuainya kualifikasi SDM yang bertugas untuk mengode diagnosis, tidak adanya Standard
Operating Procedure (SOP) untuk pengodean diagnosis, data diagnosis dan kodenya yang ada di
sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) tidak lengkap, serta tidak optimalnya
penggunaan buku ICD-10 sebagai panduan untuk mengode diagnosis penyakit.
Kata Kunci : ICD-10, keakuratan kode diagnosis, SIMPUS
ABSTRACT
Disease classification system is a grouping of diseases that are similar to the International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems Tenth Revisions (ICD-10) for
the term of diseases and health-related issues. The implementation should be appropriate with
ICD-10 in order to obtain the accuracy of codes because the results are used to index the
recording of diseases, national and international reporting of morbidity and mortality, the
analysis of health care financial, as well as for research and clinical epidemiology. The purpose of
this study to determine the accuracy of the diagnosis codes based on ICD-10 at Public Health
Center of Gondokusuman II Yogyakarta in 2012. This research was using qualitative research
with cross sectional design. The population of objects in this study was all files of outpatient
medical records for the period of January to June in 2012 while the population of subjects was the
whole doctors and nurses. The sample of objects in this research was 385 medical records used
simple random sampling technique while the sample of subject was 2 doctors and 2 nurses. The
analysis showed that the amount of codes that accurate was 174 codes (45.2%) and inaccurate
was 211 codes (54.8%). There were several factors that cause the codes was inaccurate at Public
Health Centerof Gondokusuman II Yogyakarta such as incompatibility among qualified human
resources assigned to code the diagnosis, the absence of the Standard Operating Procedure (SOP)
for diagnosis of coding, diagnosis data and the codes at management information system of public
health center (SIMPUS) were not completed, and the use of ICD-10 book as a guide to code the
diagnosis was not optimal.
Keywords: ICD-10, the accuracy of diagnosis codes, SIMPUS
42
PENDAHULUAN
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
yang
menyediakan
peringkat
berfungsi
untuk
kecamatan,
pelayanan
yang
diterima
dan
dijangkau
klinis
oleh
juga
aktif
hasil
dan
maka
(Depkes
medis
mengutamakan
masyarakat,
keterlibatan
penggunaan
pengembangan
ilmu
RI,
Menurut
pengetahuan
2002).
Perekam
Kepmenkes
yang
dihasilkan
akan
Nomor
Standar
laporan
dipertanggungjawabkan.
377/Menkes/SK/III/2007
RI
informasi
tentang
dan
tindakan
pelayanan
dan
Penerapan
pengodean
medis
manajemen
dibuat
dapat
dalam
Yogyakarta,
kesehatan.
penentuan
kode
diagnosis
untuk
memudahkan
proses
dan
pengambilan
data
diagnosis
perawat
pelaporan
nasional
digunakan
yang
penyimpanan
terkait
dan
internasional
43
tidak
akurat.
Berdasarkan
II
Kota
Yogyakarta,
petugas
tersebut
Menurut
Kepmenkes
RI
No.
377/Menkes/SK/III/2007
Standar
Jamkesmas
menjadi
tidak
terlaksana
Profesi
tentang
Perekam
Medis
tentang
Yogyakarta
kerugian.
kepada
tertarik
penelitian
Tahun 2012.
melakukan
Penelitian
bertujuan
keakuratan
kode
sarana
pelayanan
untuk
diagnosis
baik
Kota Yogyakarta.
mengetahui
ini
di
pemeriksaan,
pasien
pasien,
dan
identitas
tentang
serta
menjaga
keamanannya
dari
Rekam Medis
Menurut Huffman (1994), rekam medis
dokumen
profesi
memberikan
medis
pelayanan
kesehatan
merupakan
wadah
informasi
pelayanan
kesehatan
pasien
(konsep
elektronik).
kesehatan
dibuat
oleh
yang
institusi
tentang
identitas
pesien,
merupakan
berkas
kombinasi
rekam
medis
merupakan
milik
pasien.
pemberian
huruf
penetapan
dalam
angka
kode
yang
44
semua
diperhitungkan).
kata-kata
diagnostik
harus
berarti bahwa
pernyataan
luar
adalah
penyebab
cara
penulisan
dan
pemanfaatannya
patologisnya.
dan mortalitas.
Sebaiknya
jangan
kata
bawah
panduan.
Walaupun
demikian,
kata
sifat
(menggunakan
nama
atau
penemu)
suatu
bab
(chapter),
blok,
eponim
yang
i. Lakukan
analisis
kuantitatif
dan
term.
pernyataan dokter
tentang
diagnosis
Keakuratan Kode
45
a. Tenaga
yang digunakan.
Bila
medis
dalam
menetapkan
diagnosis;
kode
kode diagnosis;
dalam
medis.
melengkapi
pengisian
rekam
Berdasarkan
Kepmenkes
RI
Nomor
tentang
Standar
377/Menkes/SK/III/2007
perekam
terkait
Kategori
kompetensi
dapat
meliputi:
dapat
a. klasifikasi
menyebabkan
menetapkan
kode
kesehatan
medis.
kesalahan
dalam
berdasarkan
hasil
dan
kodifikasi
penyakit,
kesehatan;
e. statistik kesehatan.
dalam
menentukan
Kompetensi
kode
pendukung
perekam
b. kemitraan profesi.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
yaitu:
46
diagnosis
serta
faktor-faktor
yang
ICD-10
di
Wawancara
Puskesmas
Dalam
wawancara,
peneliti
pertanyaan
secara
langsung
kepada
responden
dengan
bantuan
panduan
Menurut
Sugiyono
(2007),
populasi
menggunakan recorder.
Validitas data
Triangulasi
diartikan
pengumpulan
menggabungkan
di Puskesmas Gondokusuman II
Kota
Jumlah
dalam
Teknik
pada
tahun
pengambilan
2012.
sampel
pada
dari
penelitian
membandingkan
yang
teknik
Yogyakarta
data
sebagai
berbagai
ini
data
dicapai
hasil
dengan
wawancara
terhadap
observasi.
rekam
sampel
orang perawat.
Studi Lapangan
benar.
Pengamatan (observasi)
Analisis Hasil
sedangkan
besar
proses
pelaksanaan
Bila
dengan
teknik
medis
responden
bersifat
data
yang
data
hasil
dihasilkan
Reduksi Data
pengodean
yang
digunakan.
47
akan
digunakan
maupun
tidak
Penyajian Data
Namun,
apabila
perawat
belum
hapal
diagnosis
adalah
sehingga
perawat
Menarik kesimpulan/verifikasi
penelitian
Langkah
kualitatif
terakhir
adalah
pada
tinggal
kolom
yang
memilih
kode
tersedia
sesuai
penarikan
muncul di puskesmas.
SIMPUS
Berdasarkan
dilakukan
hasil
terhadap
observasi
proses
pengodean,
II
Yogyakarta.
Petugas
melakukan
yang
Kota
kode sudah
sebagian
besar
kode
dahulu.
Petugas
yang
Puskesmas
terlebih
diagnosis
48
mencarinya
b. Setelah
masuk
ke
halaman
berdasarkan
kategorinya.
mengetikkan
lalu
nomor
memasukkan
rekam
tanggal
menambah data.
49
tinggal
memasukkan
beserta
kodenya.
tombol
[]
dilakukan
adalah
yang harus
petugas
memilih
data
diagnosis
Petugas
mengklik
pada
baris
diagnosis
memasukkan
selanjutnya dikode.
data
diagnosis
untuk
diagnosis
yang
akan
dirubah
atau
ditambah
tesebut
petugas
dapat
datanya.
50
(validity)
berkas
rekam
medis
pasien
di
No
1
2
Kategori
Akurat
Tidak
akurat
Jumlah
174
Jumlah
Persentase
(%)
45,2
211
54,8
385
100,
0
berkas
dari
(45,2%)
dan
selebihnya
kode
bahwa
dihasilkan
menunjukkan
yang
Puskesmas
dengan
Gondokusuman
II
Kota
Yogyakarta.
51
Kategori
Akurat
Tidak
akurat
Jumlah
Persentase
(%)
63
33,3
126
66,7
189
100,0
(56,6%).
Berikut
diagram
Jumlah
disajikan
Gondokusuman
II
Kota
Yogyakarta.
Berikut
disajikan
diagram
Gondokusuman
II
Kota
Yogyakarta.
ketidakakuratan
kode
dapat
Tabel
4.
Daftar
Kode
Diagnosis
TidakTepat
Tabel 3. Jumlah Item Keakuratan Kode
diagnosis (Coder : Perawat)
Persentase
No
Kategori
Jumlah
(%)
85
43,4
1 Akurat
2
Tidak
akurat
Jumlah
Arthralgia
M13
Kode
yang
Tepat
M25.5
Dyslipidemia
E75.6
M78.8
Dyspepsia
LBP (Low
back pain)
K29
K30
M13
M54.5
No
111
56,6
196
100,0
Diagnosis
Kode pada
RM
masih banyak
52
kode
yang
tidak tepat
klaim,
E78.8.
kalangan
Informasi
Akurat
Informasi
Kesehatan.
diagnosis
sangat
Arthritis
M13
Kode
yang
Tepat
M13.9
Asma
Diabetes
Mellitus
Gout
Arthritis
J45
J45.9
E11
E11.9
M10
M10.0
No
3
4
Kode
pada RM
Diagnosis
pengisian
tenaga
form,
dan
personel
Kesehatan,
transaksi
Manajemen
fasilitas
Ketepatan
krusial
di
asuhan
data
bidang
2008).
Sumber Daya Manusia
Menurut Hatta (2008), sumber daya
manusia
adalah
yang
mampu
bekerja
bertanggungjawab
karakter
atau
untuk
penyakit
tunggal,
dan
petugas
Arthritis
Sebagai
contoh,
diagnosis
53
kode
dilaksanakan
di
diagnosisnya
Di
untuk
Puskesmas
memperkecil
Gondokusuman
II,
Puskesmas
377/Menkes/SK/III/2007
tentang
Standar
Standar
profesi
perekam
medis
dan
informasi
tidak
Indonesia
dalam
(ICD-10).
Oleh
karena
itu,
mempunyai
pengetahuan
memberikan
kode
yang
sehingga
pengambilan keputusan.
mempengaruhi
pengodean
yang
terjadi
kualitas
pelayanan
di
di
peningkatan
penelitian
petugas
penelitiannya
coding
yang
tidak
mampu
perlu adanya
profesionalisme
ini,
Yuniarti
dari
(2005)
menyatakan
dalam
bahwa
ada
sehingga
54
diperlukan
dalam
pembinaan
ICD-10.
kepada
Berdasarkan
2. Keterampilan:
mengembangkan
kewajiban-kewajiban
tugas.
pekerjaan
dan
untuk
meningkatkan
dan
pengodean.
Pelatihan
yang
domain
Mathis
(2006),
Medis.
pengodean
dan
mencapai
Dalam
ilmu
pemahaman
Jackson
tujuan-tujuan
pengertian
organisasional.
Dokter
dalam
hanya
terbentuknya
sesekali
mengode
pelatihan
keterampilan
dapat
dalam
saat ini.
Sedangkan
Sastrohadiwiryo
(2003),
spesification).
yang
diidentifikasi
pekerjaan
spesifik
untuk
mereka
menurut
terbatas,
terpenting
dan
digunakan
sering
dikode
oleh
dokter
adalah
(J00).Jika
pelatihan yaitu:
1. Pengetahuan:
kognitif
menanamkan
danperincian
untuk
informasi
kebetulan
diagnosis
yang
peserta
pelatihan.
55
ICD-10
diagnosis
penyakit,
di
Puskesmas
yang
software
Informasi
diagnosis
berupa
maka
tersedia
Sistem
penyakit,
perawat
hanya
Namun,
sejalan
dengan
Hatta
(2008)
yang
apabila
diagnosis
mempunyai
tujuan
mendokumentasikan
perawat
pada
kolom
belum
yang
hapal
tersedia
utama
yaitu
pelayanan
yang
perawat
berbagai
medis.
fasilitas
pelayanan
kesehatan.
keputusan
tentang
terapi,
Rekam
sebagai
sebagai
kode
sesuai
juga
memilih
tinggal
sarana
puskesmas
adalah
pedoman
faktor
dalam
kebijakan
menjalankan
(1990)
digunakan
klinik,
juga
dievaluasi,
Mardiyanto
penelitian
untuk
dan
perawatan
pendidikan.
peringatan
Kode
kepada
tenaga
menjelaskan
(2005)
bahwa
manajemen
menyatakan
bahwa
pelayanan
untuk
meningkatkan
untuk
Puskesmas
pemanfaatan
keperluan
yang
telah
diberikan
pembayaran,
Gondokusuman
dan
II,
Perawat
puskesmas.
56
kemampuan
sumberdaya
yang
dalam
ada
di
Prosedur Tetap
Menurut Lumenta (2001), kebijakan
pelaksanaannya
relevan,
wajar,
direvisi
bila
c. Menjamin
terlaksananya
pekerjaan
kesehatan.
adalah
urutan-urutan
tahapan-tahapan
yang
tepat
yang
langkah
harus
(how) mengerjakan.
menyebabkan
menerangkan
instruksi
dari
apa
(what)
yang
atau
langkah-langkah
untuk
mengode
diagnosis
ketidakakuratan
di
kode
yang
tetap
merupakan
bersama
untuk
jalan
konsensus
terbaik.
membantu
mengurangi
pelayanan
puskesmas
dibawah
kesalahan
standar
yang
dan
penyakit-penyakit
memberikan
disetujui
berbagai
2001).
akan
dalam
dengan
merupakan
melaksanakan
selalu
memperlancar
57
tidak
akurat.
pengodean,
maka
Untuk
perlu
ketidaksesuian
diagnosis
tertulis
(SOP)
penulisan
mengenai
pengodean
SIMPUS
puskesmas,
hal
ini
dikarenakan
Kesehatan
Kota
Yogyakarta.
pelaksanannya
terjadi
Sehingga
dalam
banyak
gedung
b. Mengolah data
kesehatan kabupaten/kota
f. Memberikan
pelayanan
dan
wilayah kerjanya.
Puskesmas
Gondokusuman
data
II
kurang
Pedoman Coding
58
tujuan
untuk
mendapatkan
rekaman
(WHO, 1993).
mengode
Puskesmas
selanjutnya
memudahkan
Buku
mempengaruhi
diindeks
agar
kesehatan
(Depkes
RI,
1997).
diagnosis
telah
Gondokusuman
praktis
merupakan
tersedia
II,
di
namun
daftar
kode
diagnosis
yang
sering
dijumpai
di
59
SIMPULAN
Masih banyak kode diagnosis penyakit
yang
tidak
akurat
Gondokusuman
di
3.
4.
5.
6.
7.
Huffman E. K. 1994.
Information Management.
Phsycians Record Company.
8.
9.
Puskesmas
II
Kota
antara
kualifikasi
SDM
lain:tidak
yang
sesuainya
melaksanakan
pengodean
diagnosis;database
tidak
lengkap;
serta
tidak
petugas
dengan
kualifikasi
tingkat
keakuratan
kode
perlu
dilengkapi
agar
kode
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Health
Illionis:
60
17. _______.
2002.
International
Statistical Classification of Diseases
and Ralated Health Problem. Geneva:
WHO.
18. _______.
2004.
International
Statistical Classification of Diseases
and Ralated Health Problem. Geneva:
WHO.
19. AHIMA. 2010. Medical Coding.
Diakses
dari
http://www.ahima.org/coding/
20. Hasibuan, M.S. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
21. Hsia, D. C. 2009. Accuracy of
Diagnostic Coding for Medicare
Patients Under The ProspectivePayment
System.
Diakses
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3
113929/
22. Mathis, R.L., Jackson, J.H. 2006.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
23. Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan. Diakses
dari www.depkes.go.id
61