Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GEOLOGI MEKANIKA

LONGOSRORAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Geologi Mekanika
Semester IV Pada Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2015/2016

Disusun oleh :
Randy Muharam
10070112136

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H / 2016 M
1.

Geomekanika
Melihat permasalahan geoteknik yang terjadi dalam dua dekade terakhir

di Indonesia yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan aktifitas seismic
yang meningkat menyebabkan permasalahan dalam struktur geoteknik menjadi
fokus utama. Kedua hal di atas menyebabkan perubahan terjadi pada tekanan
air pori tanah yang memicu kelongsoron pada lereng bahkan fenomena liquifaksi
yang terjadi akibat gempa menyebabkan struktur atas menjadi tidak aman.
Perkembangan ilmu geoteknik yang pesat ditambah dengan penggunaan
software geoteknik dalam menganalisa masalah-masalah tersebut diharapkan
dapat dimanfaat dalam menemukan solusi yang tepat. Pemanfaatan informasi
geologis dalam menganalisa masalah di lapangan akan memberi kontribusi yang
lebih baik.
Adapun agenda penelitian yang akan dilakukan adalah:
a) Struktur Geoteknik Tahan Gempa (Fondation of Earthquackeproof Building)
b)

Longsoran dan Mitigasinya (Mass Movement and its Mitigation)

c)

Perbaikan dan Perkuatan Tanah (Improvement and Reinforced of Soil)

d)

Perbaikan/Pencucian Tanah Tercemar (Remediation of Contaminated Soil)

Domain/ Fokus Penelitian


1.1

Struktur Geoteknik Tahan Gempa


Meningkatnya aktifitas seismic di Indonesia menyebabkan dibeberapa

kejadian gempa memperlihatkan bahwa keruntuhan struktur terjadi akibat


keruntuhan pondasi dan terlihat adanya fenomena liquifaksi. Selain itu terdapat
juga gejala keruntuhan karena pergerakan pondasi arah horizontal (lateral

movement) yang menyebabkan patahnya hubungan pondasi dengan kolom


(gempa di Padang 2009).
Berdasarkan pertimbangan di atas maka perlu ada suatu tindakan atau
langkah - langkah perencanaan pada struktur bangunan bawah yang potensial
mengalami keruntuhan terhadap
merupakan

salah

satu

cara

beban gempa. Perbaikan tanah juga

untuk

mereduksi

kemungkinan

terjadinya

liquifaksi.Tema yang akan dibahas adalah:


a) Potensi keruntuhan pada tanah akibat beban dinamik
b) Potensi liquifaksi pada tanah pasir
c) Penangan potensil iquifaksi dengan metoda perkuatan tanah
1.2

Longsoran dan Mitigasinya (Mass Movement and its Mitigation)


Longsoran merupakan salah satu jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia dan menimbulkan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Longsoran
dapat terjadi pada lereng asli maupun timbunan tanah untuk keperluan
transportasi dan bangunan air. Tujuan utama agenda penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi tentang bagaimana mengurangi kejadian longsoran dan
meningkatkan ketahanan masyarakat melalui peningkatan pemahaman tentang
bencana longsoran dan strategi mitigasi bencana tersebut. Penelitian tentang
bencana longsoran ditujukan untuk menjawab pertanyaan mendasar dimana dan
kapan longsoran sering terjadi, ukuran, kecepatan dan dampak dari longsoran;
dan bagaimana mencegah dan menangani longsoran dengan melakukan
perbaikan terhadap tanah di lereng tersebut. Tema penelitian yang sedang dan
akan dilakukan meliputi:
a) Pemetaan Daerah Potensi Longsor berbasis Sistem Informasi Geografis
b)

Penyelidikan

Lapangan

dan

Prakiraan

Longsoran

dengan

Metode

Konvensional dan Non-kenvensonal


c)

Penanganan

Longsoran

dengan

Metode

Construction Technology dan Low Cost Technology


d) Pengembangan Sistem Peringatan Dini Longsoran

Non-konvensional,

Green

e) Perbaikan tanah pada lereng yang kritis

Dalam badang ini kemungkinan kerjasama dapat dijalin dengan Badan


Perencanaan

Pembangunan,

Badan

Penanggulangan

Bencana

Daerah,

Kementrian Pekerjaan Umum, dan Pusat Penelitian Kebencanaan, dan


Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri yang memiliki agenda penelitian sejenis.
1.3

Perbaikan dan Perkuatan Tanah (Soil Improvement and Reinforced)


Tanah yang secara teknis mempunyai daya dukung yang rendah seperti

lempung lunak, tanah ekspansif ,bila digunakan sebagai dasar suatu konstrusi
akan membutuhkan perbaikan untuk meningkatkan sifat teknisnya. Perkuatan
tanah didefinisikan sebagai suatu inklusi (pemasukan/ penggabungan) elemenelemen penahan ke dalam massa tanah yang bertujuan untuk menaikkan
perilaku mekanis massa tanah. Tema penelitian yang akan dilakukan adalah sbb:
a) Perkuatan lereng dengan tiang
b) Elektrochimical injection
1.4

Perbaikan/ Pencucian (Remediation of Contaminated)


Pencemaran tanah akibat kegiatan industri, pertambangan, pertanian,

domestik dan penimbunan limbah telah dijumpai di beberapa negara, tidak


terkecuali di Indonesia. Tanah yang tercemar oleh berbagai jenis polutan dapat
menyebabkan tercemarnya air tanah yang semakin hari dibutuhkan oleh
masyarakat, juga dapat mengurangi kuat mekanis tanah. Di Indonesia peneltian
semacam ini belum banyak dikembangkan
Tujuan utama dari road map penelitian ini adalah untuk mengetahui
mekanisme transport bahan pencemar dalam berbagai jenis tanah di Indonesia,
efektifitas berbagai metode pencucian air tanah, terutama yang dapat dilakukan
di tempat in situ, dan metode untuk mencegah pencemaran tanah dan air
tanah. Tema penelitian yang dapat diangkat dari permasalahan ini antara lain:
a) Eksperimen lanboratorium dan simulasi transport bahan pencemar, terutama
yang bersifat toksitas tinggi

b) Eksperimen laboratorium dan simulasi bahan pencemar yang dapat


menurunkan sifat mekanis dan stabilitas tanah
Penjernihan dan penanganan tanah yang telah tercemar dengan metode yang
murah dan mudah dilakukan di Indonesia
Dalam kaitannya dengan pengabdian kepada masyarakat, kajian
bermanfaat untuk perencanaan bangunan untuk menimbunan limbah dan
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun.
Dalam bidang ini kemungkinan kerjasama dapat dijalin dengan
Kementrian Lingkungan Hidup atau Badan Lingkungan Hidup Daerah, Fakultas
selain

teknik

di

Universitas

Brawijaya

maupun

dari

luar

UB,

Badan

Penanggulangan Bencana, Kemetrian Perindustrian, Badan Pengelola Migas,


Pertamina serta perusahaan yang berpotensi mencemari tanah dan air tanah.

2.

Mekanika Batuan
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah

diberikan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan
2.1.1

MENURUT PARA GEOLOGIWAN

a) Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
b) Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
1) batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock),
2) batuan yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated rock).
2.1.2 MENURUT PARA AHLI TEKNIK SIPIL KHUSUSNYA AHLI GEOTEKNIK
Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.
Batuan adalah

suatu bahan yang keras dan

terkonsolidasi dan tidak dapat

koheren atau yang telah

digali dengan cara biasa, misalnya dengan

cangkul dan belincong.


2.1.3

MENURUT TALOBRE
Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika

Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk

kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak dan lainlain).
2.1.4

MENURUT ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa

massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.


2.1.5

SECARA UMUM
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda,

tidak mempunyai komposisi kimia tetap.


Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan
tanah. Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya dekat
dengan permukaan bumi.
2.2

KOMPOSISI BATUAN
Kulit bumi, 99 % dari beratnya terdiri dari 8 unsur : O, Si, Al, Fe, Ca, Na,

Mg, dan H.
Komposisi dominan dari kulit bumi tersebut adalah :
SiO2 = 59,8 %

FeO

= 3,39 %

A12O = 14,9 %

Na2O

= 3,25 %

CaO =

4,9 %

K2O

= 2,98 %

MgO =

3,7 %

Fe2O3 = 2,69 %

H2O

= 2,02 %

Batuan terdiri dari bagian yang padat baik berupa kristal maupun yang tidak
mempunyai bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-pori, fissure, crack,
joint, dll.
2.3

DEFINISI MEKANIKA BATUAN


Definisi

Mekanika

Batuan telah diberikan oleh beberapa ahli

komisi-komisi yang bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut.

atau

2.3.1 MENURUT TALOBRE


Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan

juga

sains yang

tujuannya adalah mempelajari perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya


untuk dapat mengendalikan

pekerjaan-pekerjaan

yang dibuat pada batuan

tersebut (seperti penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya).Untuk mencapai


tujuan tersebut, Mekanika Batuan merupakan gabungan dari :
Teori + pengalaman + pekerjaan/pengujian di laboratorium + pengujian in-situ.
sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang
didefinisikan oleh Talobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi
batuan dan mempelajari sejarah dari batuan.
Demikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan.
Ilmu geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling
sering

dihadapi

oleh

para

geologiwan di

proyek-proyek

seperti proyek

bendungan, terowongan. Dengan mencari analogi-analogi, terutama dari proyekproyek yang sudah dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan
dihadapi

pada

yang

proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini

masih secara empiris dan kualitatif.


2.3.2 MENURUT COATES
Menurut Coates, seorang ahli mekanika batuan dari Kanada :
Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan
pada sebuah benda.
Efek ini bermacam-macam, misalnya percepatan, kecepatan, perpindahan.
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya terhadap
batuan.
Efek utama yang menarik bagi para geologiwan adalah perubahan bentuk.
Para ahli geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan volume
dan bentuk yaitu gelombang seismik.

Bagi para insinyur, mekanika batuan adalah :


-

analisis dari pada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan,
analisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress),

regangan (strain) atau enersi yang disimpan,


-

analisis akibat dari dampak dalam tersebut, yaitu rekahan (fracture), aliran

atau deformasi dari batuan.


1.3.3. MENURUT US NATIONAL COMMITTEE ON ROCK MECHANICS (1984)
Mekanika

batuan adalah

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

perilaku ( behavior ) batuan baik secara teoritis maupun terapan, merupakan


cabang dari ilmu mekanika yang berkenaan dengan sikap

batuan terhadap

medan medan gaya pada lingkungannya.


1.3.4. MENURUT BUDAVARI
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari mekanika perpindahan padatan
untuk menentukan distribusi gaya-gaya dalam dan deformasi akibat gaya luar
pada suatu benda padat. Hampir semua mekanika perpindahan benda padat
didasarkan atas teori kontinum. Konsep kontinum adalaf fiksi matematik yang
tergantung pada struktur molekul material yang digantikan oleh suatu bidang
kontinum yang perilaku matematiknya identik dengan media aslinya.
Material ekivalennya dianggap homogen, mempunyai sifat-sifat mekanik yang
sama pada semua titik. Penyederhanaannya adalah bahwa semua sifat
mekaniknya sama ke semua arah pada suatu titik di dalam suatu batuan
1.3.5. MENURUT HUDSON DAN HARRISON
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila
padanya dikenai suatu gangguan. Dalam hal material alam, ilmu ini berlaku untuk
masalah deformasi suatu struktur geologi, seperti bagaimana lipatan, patahan,
dan rekahan berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses
geologi.

Beberapa tipe rekayasa yang melibatkan mekanika batuan adalah pekerjaan


sipil, tambang, dan perminyakan.
Topik utama mekanika batuan adalah batuan utuh, struktur batuan, tegangan,
aliran air, dan rekayasa, yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan
bawah pada Gambar 1. Garis ini sering disebut sebagai diagonal utama. Semua
kotak lainnya menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.
2.3.6. SECARA UMUM
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan
bila terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.
2.4. SIFAT BATUAN
Sifat batuan yang sebenarnya di alam adalah :
2.4.1. HETEROGEN
Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
Ukuran dan bentuk partikel/butir berbeda di dalam batuan.
Ukuran, bentuk, dan penyebaran void berbeda di dalam batuan.
2.4.2. DISKONTINU
Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidangbidang lemah (crack, joint, fault, fissure) di mana kekerapan, perluasan dan
orientasi dari bidang-bidang lemah tersebut tidak kontinu.
1.4.3. ANISOTROP
Karena sifat batuan yang heterogen, diskontinu, anisotrope maka untuk
dapat menghitung secara matematis misalnya sebuah lubang bukaan yang
disekitarnya terdiri dari batuan B1, B2, B3, diasumsikan batuan ekivalen B
sebagai pengganti batuan

B1,

B2,

B3

yang

mempunyai sifat homogen,

kontinu dan isotrop.Dalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang
kuat/keras, maka batuan dapat dianggap kontinu.

Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi, maka


batuan tidak kontinu (diskontinu) karena adanya kekar, fissure, schistosity, crack,
cavities dan diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan
bahwa mekanika batuan adalah mekanika diskontinu atau mekanika dari struktur
batuan.
Analisis mekanika tanah dilakukan pada bidang, sedang analisis mekanika
batuan dilakukan pada bidang dan ruang.
Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah, tetapi
ada beberapa yang tumpang tindih.Mekanika batuan banyak menggunakan :
a) Teori elastisitas,
b) Teori plastisitas,
c) Mempelajari batuan, sistem struktur batuan secara eksperimen.

3.

Mekanika Tanah

Anda mungkin juga menyukai