Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN CA


LARING
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Wida Kuswida Bhakti

Di susun oleh :
Devi Dwi Lestyawati
Dian Ari Fransica
Dian Uliyanti
Dwi Adjie Sukma
Elik Kusumawati

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


PONTIANAK 2016/2017

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Sang Kholik yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas KMB I, tanpa nikmat
sehat yang diberikan oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu untuk
menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, semoga atas ijin Allah SWT penulis dan teman-teman semua
akan mendapatkan syafaatnya nanti.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
kekurangan. Untuk itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kedepannya agar
kesalahan tentang makalah ini tidak terulang kembali. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang ............................................................................
2. Rumusan Masalah........................................................................
3. Tujuan Penulisan..........................................................................
4. Metode Penulisan.........................................................................
A. Konsep Dasar Mencakup
1. Anatomi........................................................................................
2. Fisiologi........................................................................................
3. Pengertian.....................................................................................
4. Etiologi.........................................................................................
5. Manifestasi Klinis.........................................................................
6. Patofisiologi..................................................................................
7. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................
B. Asuhan Keperawatan Mencakup
1. Pengkajian....................................................................................
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan.................................................
3. Perencanaan..................................................................................
4. Evaluasi........................................................................................
C. Penutup
1. Kesimpulan...................................................................................
2. Saran.............................................................................................

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker laring adalah keganasan pada laring. Kanker laring banyak
dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.
Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Kanker laring dapat
menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung stadium dan
lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien bisa
bertahan sampai 10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain
bisa menyebabkan kematian sebelum 10 tahun. Menurut Meyer terdapat
12.000 kasus karsinoma laring setiap tahun di Amerika dan lebih dari 50%
berasal dari pita suara, tetapi di Finlandia dan beberapa negara Eropa 2/3
bagian dari karsinoma laring merupakan karsinoma supraglotis sedang 113
bagiannya dari glotis. Bailey mendapatkan 75% dari karsinoma laring berasal
dari pita suara. Di Indonesia, tumor laring di pita suara mencapai satu persen
dari semua keganasan. Di SMF THT RSUD Dr. Suetomo kami mendapatkan
sebanyak 153 panderita (1991- 1995) dan 77 penderita (2000-2001).
Sedangkan menurut laporan dari Bambang dkk. di Semarang (1972-1976),
Empu dkk. diBandung (1975-1978), Sigit di Jakarta (1967-1979) dan
Abdurrachman di Jakarta (1980-1984) masing-masing mendapatkan kasus
sebanyak 69,35,162 dan 118. (Robinson,2007).Ca Laring banyak terdapat di
Indonesia dan juga dapat menyebabkan kematian.

2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa definisi dari ca laring ?


Apa saja etiologi dari ca laring ?
Apa klasifikasi dari ca laring ?
Bagaimana patofisiologi dari ca laring ?
Bagaimana manifestasi klinis dari ca laring ?
Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk ca laring ?
Bagaimana konsep asuhan keperawatan teori dari ca laring

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari ca laring
2. Untuk mengetahui etiologi dari ca laring
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari ca laring
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari ca laring
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari ca laring
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk penyakit
ca laring
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pasien dengan ca laing

B. Konsep Dasar Mencakup


1. Anatomi dan Fisiologi
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trachea. Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan
nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk.
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
1. Epiglotis
Ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring
selama menelan.
2. Glotis
Ostium antara pita suara dan laring.
3. Kartilago Tiroid
Kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk
jakun.
4. Kartilago Krikoid
Satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak
dibawah kartilago roid)
5. Kartilago Critenoid
Digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
6. Pita Suara
Ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan
bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring.
2. Pengertian
Laring adalah organ suara yang terletak dibawah dan depan
pharynx, serta ujung procsimal trachea. Carcinoma adalah
pertumbuhan ganas yang berasal dari sel epitel atau pertumbuhan
jaringan yang abnormal.Ca laring adalah adanya pertumbuhan ganas
dijaringan epitel yang menggangu jaringan suara yang terletak diantara
larynx atau di ujung prixsimal trachea Tracheostomy adalah fenetrasi
(pembuatan lubang ) pada dinding anterior trachea dengan mengangkat
kartilago dari cincin traghea katiga dan keempat sehingga
terbentuk saluran nafas yang aman dengan bantuan pipe. Ca. laring
merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang
THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang
sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. Karsinoma laring adalah
keganasan pada pita suara, kotak suara ( laring ) atau daerah lain di
tenggorokan. Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang
meliputi bagian supraglotik, glotis, dan subglotis. Jadi dapat
disimpulkan bahwa karsinoma laring adalah suatu keganasan yang
menyerang bagian leher tepatnya pada kotak suara (laring).

3. Etiologi
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan
oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan
kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker
laring. Kanker laring mewakili 1% dari semua kanker dan terjadi lebih
sering pada pria dibanding wanita, faktor-faktor penyebabnya adalah :
1. Tembakau
2. Minuman beralkohol
3. Perokok diatas umur 40 tahun atau lebih
4. Ketegangan vocal
5. Laringitis kronis
6. Pemajanan industrial terhadap karsinogen
7. Definisini nutrisi
8. Riwayat keluarga ca laring
9. Epiglotis
10. Makanan yang mengandung bahan kimia
11. Virus
12. Faktor lingkungan
4. Manifestasi Klinis
1. Serak
Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien
dengan kanker pada daerah glotis karena tumor mengganggu pita
suara selama bicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak
suara rendah. Bunyi suara yang terganggu bukan merupakan tanda
dini kanker suglotis atau supraglotis, namun mungkin pasien
mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan ketika minum
cairan hangat atau jus jeruk. Suatu gumpalan mungkin teraba di
belakang leher, gejala lanjut ,termasuk kesulitan menelan (dsifagia)
atau kesulitan bernafas (dipsnue). Suara serak dan nafas bau,
pembesaran nodus limfe servikal, penurunan BB dan status
kelemahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi
bersama metastasis ( Brunner & Suddart, 2002 : 556-557 ).
Disfagia, kesulitan bernafas dan nafas bau adalah merupakan tahap
lanjut. Pembesaran nodus limfa servikal, penurunan berat badan
dan status kelelahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga
dapat terjadi bersamaam metastase.
2. Dispneu dan stridor.
Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan
nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini
disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massatumor,
penumpukkan kotoran atau sekret,maupun oleh fiksasi pita suara.
Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat dua gejala

3.

4.

5.

6.

7.

tersebut. Sumbatan dapat terjaadi secara perlahan-lahan dapat


dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dispneu dan stridor
adalah tanda dan prognosis kurang baik.
Nyeri tenggorok
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri
yang tajam.
Kesulitan menelan (Disfagia)
Adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan
merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganaspostkiotid.
Pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening leher di pertimbangkan sebagai
metastasis tumor ganas yang menunjukan tumor pada stadium
lanjut.
Nyeri tekan laring
Gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor
yang menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium.
Batuk dan hemoptisis.
Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul
dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke
dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan
supraglotik.

5. Patofisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena
suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering
(epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis). Banyak
mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya
meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher
bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah
berat atau suara serak lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan
dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika
pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor
sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih
memungkinkan. Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring
biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang
menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan
batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan
dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laringoskopi

Untuk menilai lokasi tumor dan penyebaran tumor.


b. Foto Thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan
metasatis di paru.
c. CT-Scan
Memperhatikan keadaan tumor/ penjalaran tumor pada tulang
rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar
getah bening leher.
d. Biopsi laring
Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi
anatomik yang terbanyak adalah karsinomasel skuamosa.
C. Asuhan Keperawatan Mencakup
1. Pengkajian
a. Integritas Ego
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara, mati, terjadi atau
berulangnya kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi
hubungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi
b. Makanan atau cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit
tenggorok yang menetap, bengkak luka. Inflamasi atau drainase
oral, kebersihan gigi buruk. Pembekakan lidah dan gangguan gag
reflek.
c. Higiene
Tanda : Kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawat
dasar.
d. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok.
Penyebaran nyeri ke telinga, nyeri wajah (tahap akhir,
kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar dengan
pembengkakan, nyeri lokal pada orofaring.
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan
tonus otot.
e. Pernafasan
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk dan logam
berat. Batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe (lanjut) dan
stridor.

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan
kemampuan untuk bernafas, batuk dan menelan, serta sekresi
banyak dan kental.
b. Nyeri akut yang berhubungan dengan insisi bedah,
pembengkakan jaringan, adanya selang nasogastrik atau
orogastrik.
c. Perubahan nutrisi berkurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan jenis masukkan makanan sementara atau
permanen, gangguan mekanisme umpan balik keinginan
makan, rasa dan bau karena perubahan pembedahan atau
struktur, radiasi atau kemoterapi.

3. Perencanaan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian
atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,
serta sekresi banyak dan kental.
Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Kriteria hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis, frekuensi
napas normal.
INTERVENSI
RASIONAL
a. Awasi frekuensi atau kedalaman a.Perubahan pada pernapasan, adanya
pernapasan. Auskultasi bunyi napas. ronkhi,mengi,diduga
Selidiki

kegelisahan,

dispnea,

adanya

retensi

dan sekret.

sianosis.

b. Memudahkan drainase sekret, kerja

b. Tinggikan kepala 30-45 derajat

pernapasan dan ekspansi paru.

c. Dorong menelan bila pasien mampu.

c. Mencegah pengumpulan sekret oral


menurunkan resiko aspirasi.

d.Berikan

humidifikasi

tambahan,

contoh tekanan udara atau oksigen dan d. Fisiologi normal ( hidung) berarti
peningkatan masukan cairan.

menyaring atau melembabkan udara


yang

lewat.Tambahan

kelembaban

menurunkan mengerasnya mukosa dan


e. Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, memudahkan batuk atau penghisapan
foto dada.

sekret melalui stoma.


e. Pengumpulan sekret atau adanya
ateletaksis

dapat

menimbulkan

pneumonia yang memerlukan tindakan


terapi lebih agresif.

Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya


selang nasogastrik atau orogastrik.
Tujuan : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi
wajah ceria
INTERVENSI
RASIONAL
a. Sokong kepala dan leher dengan
a. Kelemahan otot diakibatkan oleh
bantal.Tunjukkan pada

reseksi otot dan saraf pada struktur

pasienbagaimana menyokong leher

leher dan atau bahu. Kurang sokongan

selama aktivitas.

meningkatkan ketidaknyamanan dan

b. Dorong pasien untuk mengeluarkan

mengakibatkan cedera pada area

saliva atau penghisap mulut dengan

jahitan.

hati-hati bila tidak mampu menelan

b. Menelan menyebabkan aktivitas otot

c. Catat indikator non verbal dan respon yang dapat menimbulkan nyeri karena
automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek

edema atau regangan jahitan.

analgesik.

c. Alat menentukan adanya nyeri dan

d. Kolaborasi dengan pemberian

keefektifan obat

analgesik, contoh codein, ASA, dan

d. Derajat nyeri sehubungan dengan

Darvon sesuai indikasi.

luas dan dampak psikologi pembedahan


sesuai dengan kondisi
tubuh.Diharapkan dapat menurunkan
atau menghilangkan nyeri.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan
balik keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur,
radiasi atau kemoterapi.
Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam
situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau
insisi sesuai waktunya
INTERVENSI
a. Auskultasi bunyi usus

RASIONAL
a. Makan dimulai hanya setelah bunyi

b. Pertahankan selang makan, contoh usus membaik setelah operasi.


periksa

letak

mendorongkan

selang
air

dengan b. Selang dimasukan pada pembedahan

hangat

sesuai dan biasanya dijahit. Awalnya selang

indikasi

digabungkan dengan penghisap untuk

c. Ajarkan pasien atau orang terdekat menurunkan mual dan muntah.


teknik makan sendiri, contoh ujung Dorongan air untuk mempertahankan
spuit, kantong dan metode corong, kepatenan selang.
menghancurkan makanan bila pasien c. Membantu meningkatkan
akan pulang dengan selang makanan. keberhasilan nutrisi dan
Yakinkan pasien dan orang terdekat mempertahankan martabat orang
mampu

melakukan

prosedur

ini dewasa yang saat ini terpaksa

sebelum pulang dan bahwa makanan tergantung pada orang lain untuk
tepat dan alat tersedia di rumah
d.Berikan

diet

nutrisi

kebutuhan sangat mendasar pada

seimbang penyediaan makanan.

(misalnya semikental atau makanan d. Macam-macam jenis makanan dapat


halus) atau makanan selang (contoh dibuat untuk tambahan atau batasan
makanan dihancurkan atau sediaan faktor tertentu, seperti lemak dan gula
yang dijual) sesuai indikasi.

atau memberikan makanan yang


disediakan pasien

4. Catatan Perkembangan

1. Klien dapat mempertahankan jalan napas tetap terbuka


2. Nyeri klien berkurang
3. Kebutuhan nutrisi klien tercukupi

D. Penutup
Kesimpulan
1. Kanker laring secara potensial dapat disembuhkan jika terdeteksi
lebih dini. Beberapa karsinogen yang telah terbukti berkaitan
dengan terjadinya kanker laring termasuk: tembakau (berasap dan
tidak) dan alkohol serta efek kombinasinya; prmajanan terhadap
asbestos; gas mustard; kayu; kulit dan logam.
2. Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40
tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan
dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu,
kimia toksik atau serbuk, logam berat.
3. Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien
dengan kanker pada daerah glotis karena tumor mengganggu kerja
pita suara selama berbicara.
4. Pengkajian awal termasuk pengumpulan riwayat kesehatan yang
lengkap, dan pemeriksaan kepala dan leher. Laringoskopi tidak
langsung dilakukan untuk mengevaluasi secara visual keluasan
tumor.
5. Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan
malignansi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan
pembedahan.
6. Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi
pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan
normalnya dapat bergerak
7. Laringektomi Parsial (Laringofisura-Tirotomi). Laringektomi
parsial (laringofisura-tirotomi) direkomendasikan kanker area
glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang terkena.
Saran
Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memberikan
pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan perawatan pasien kanker
laryx dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun dimasyarakat. Agar
masalah keperawatan pada pasien kanker laryx dapat teratasi dengan baik,
hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan dirumah sakit sesuai
dengan sistematika proses keperawatan. Untuk mempercepat proses penyembuhan
pada pasien kanker laryx, hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Erfansah . (2010). Asuhan Keperawatan Kanker Laring.
http://erfansyah.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatankanker-laring.html.
Kepacitan. 2010. Askep Kanker Laring.
http://kepacitan.wordpress.com/2010/12/15/askep-kanker-laring/.

Anda mungkin juga menyukai