Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Sumeria merupakan gabungan negara-negara kota di sekitar Tigris dan Eufrat bawah
yang sekarang merupakan Irak selatan. Di masa kini, daratan yang akan sering ditemui mereka
yang melakukan perjalanan ke Irak selatan hanyalah padang pasir yang sangat luas. Sebagian
besar daratan, kecuali kota-kota dan daerah-daerah yang telah dihutankan, diselimuti pasir.
Padang pasir ini, tanah asal bangsa Sumeria, telah ada sejak ribuan tahun. Negeri mereka yang
jaya, yang kini hanya dapat ditemui di buku-buku pelajaran, sama nyatanya dengan peradaban
mana pun sekarang. Bangsa Sumeria hidup sebagaimana kita saat ini dan menciptakan karyakarya arsitektur yang luar biasa. Dalam sebuah pengertian, kota-kota yang luar biasa indahnya
yang dibangun oleh bangsa Sumeria adalah bagian dari warisan budaya bagi zaman kita. Bangsa
Sumeria yang tinggal di sepanjang sungai Tigris dan Eufrat, telah memiliki keterampilan
membangun arsitektur perkotaan, konstruksi kubah dan piramida-piramida tangga yang disebut
zigurat. Dari kebudayaan Persia (Iran purba) telah diwarisi kemahiran membangun konstruksi
pilar, penggunaan bahan batu-bata pada bangunan istana dengan teknik konstruksi lengkunganlengkungan yang disebut iwan dan gerbang dengan berbagai hiasan.
PEMBAHASAN
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk
rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui
Sungai Eufrat dan Tigris. Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa
Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan
juga pada ibu kotanya yang bernama Ur.

Gbr. Ilustarsi Kota Ur, Mesopotamia

Bangsa Sumeria adalah bangsa yang tinggal di daerah Mesopotamia (Irak) dari abad 4
BC sampai 3 BC. Di Sumeria sudah ditemukan perencanaan tata kota, courtyard house, dan
Ziggurats (bangunan terbuat dari susunan bata). Sekitar tahun 2250 sebelum masehi dikenal
adanya artificial Hill of Heaven yang merupakan monument keselamatan terbesar simusim
panas yang bernama The Ziggurat of Ur yang merupakan monument penghormatan kepada
salah satu Tuhan mereka bulan dan gunung sebagai rumah yang diberikan kepada pendatang
pertamanya. Menurut Sir Leonard Wooley, Zigurat itu setinggi 68 feet yang terletak pada terase
setinggi sepuluh feet di atas kota. Bangsa Sumeria sangat peduli dengan keberadaan tukang
bangunan. Arsitektur Sumeria adalah dasar dari peradaban arsitektur yang berkembang kemudian
di sekitar Timur Tengah. Bangunan di Sumeria menggunakan bata lempung sebagai material
utama. Selain itu di Sumeria sudah memiliki desain tata kota, arsitektur rumah tinggal, arsitektur
bangunan umum (tempat ibadah), Kuil, Istana, dan arsitektur lansekap. Pada umumnya
ditemukan kuil untuk pemujaan yang disebut ziggurat. Ziggurat berasal dari kata zagaru yang
artinya bangunan tinggi seperti gunung karena merupakan menara bertingkat yang makin lama
makin kecil. Ziggurat adalah menara kuil berbentuk limas yang berundak dan bertudung, dalam
khazanah arsitektur Asiria. Bahan bangunan di Mesopotamia pada umumnya terbuat dari tanah
liat yang dijemur.

Gbr. Ziggurat

Ziggurat ini di desain menjadi pusat dari seluruh kota. Pada masa itu puncak Ziggurat ini
adalah yang tertinggi sehingga berkilo-kilo meter terlihat oleh para traveler dan menjadi patokan
bagi mereka ketika inin menuju kota Ur. Di bagian puncak dari Ziggurat of Ur ini ada sebuah
kuil yang dipersembahkan bagi dewi Sin atau Nanna, tetapi kuil tersebut telah lenyap. Ziggurat

bukan dimaksudkan sebagai kuil tempat para pendeta melakukan ritual. Sebaliknya, ziggurat
dipandang sebagai tempat peristirahatan bagi para dewa. Dengan membangun ziggurat dekat
sebuah kota besar, penguasa bisa memastikan bahwa para dewa akan selalu dekat dan selalu siap
memberikan bantuan dalam pertempuran dan menjaga agar panen tetap melimpah.
Bangsa sumeria membangun kota nya menurut tata kota yang terencana. Bangunan
umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.

Gbr. Ilustrasi sistem pengairan Kota Ur di Mesopotamia

Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua
sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan
Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok
tanam atau bertani. Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah
banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem
pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan
menyimpan air yang berlebihan di masa banjir.

Gbr. Ilustrasi Kota Ur di Mesopotamia

http://cattytheexplorer.blogspot.co.id/2015/04/arsitektur-mesopotamia-great-ziggurat.html
http://chinchinponpon.blogspot.co.id/2010/07/zigurrat-seni-arsitektur-bangsa-sumeria.html
https://www.emaze.com/@AILZQWO/Sejarah
http://ranshare.blogspot.co.id/2014/08/peradaban-lembah-sungai-eufrat-dan_3.html

Anda mungkin juga menyukai