Anda di halaman 1dari 4

Bab 3 Perkembangan Perbankan

BOKS II
ANALISIS RESPON SUKU BUNGA DAN KREDIT BANK DI KALIMANTAN SELATAN
TERHADAP KEBIJAKAN MONETER

Seiring dengan penerapan kerangka kebijakan Inflation Targeting (IT), Bank Indonesia
mengembangkan instrumen kebijakan moneternya, yaitu suku bunga atau BI Rate sebagai dasar
target. BI Rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang menjadi acuan suku
bunga di pasar uang, seperti suku bunga deposito, suku bunga PUAB, dan suku bunga kredit.
Peningkatan BI Rate pada umumnya akan diikuti oleh peningkatan suku bunga di pasar uang
sedangkan penurunan BI Rate juga akan diikuti oleh penurunan suku bunga pasar. Penerapan BI
Rate sebagai suku bunga kebijakan Bank Indonesia sejak bulan Juli 2005 telah direspon secara
positif oleh perbankan nasional. Efek dari kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap
pergerakan suku bunga dan sektor riil tidak hanya berlaku secara nasional, namun juga secara
regional.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia Banjarmasin tentang respon
1

suku bunga dan kredit bank di Kalimantan Selatan terhadap kebijakan moneter diketahui
bahwa secara umum pergerakan suku bunga kebijakan direspon oleh suku bunga simpanan
(deposito) secara fleksibel dan relatif, sedangkan oleh suku bunga pinjaman relatif kaku dan
lambat. Pergerakan suku bunga deposito dan kredit tersebut bersifat asimetri, dimana penurunan
suku bunga lebih responsif dibandingkan dengan kenaikan suku bunga.
Secara umum, pergerakan suku bunga deposito mengikuti pergerakan suku bunga
kebijakan dengan lag 1 bulan, dengan pergerakan yang cenderung bersifat asimetri. Karakteristik
bank turut berpengaruh dalam penetapan suku bunga deposito. Bank-bank yang memiliki
pangsa aset dibawah 10% (dengan nilai aset dibawah Rp1 triliun) ternyata lebih responsif
mengikuti pergerakan suku bunga kebijakan, terutama dalam merespon penurunan suku bunga
SBI/BI rate. Hal ini menunjukkan bahwa bank cenderung akan menekan cost of fund (biaya
1

Cakupan penelitian ini adalah Bank Umum (konvensional) yang beroperasi di Kalimantan Selatan sejak Januari

sampai Maret 2007. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis data panel (model fixed effect) dengan
jumlah bank sebanyak 15 bank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah suku bunga kebijakan bank
sentral diikuti oleh suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman, 2) apakah terdapat symmetry effect dari
kenaikan dan penurunan suku bunga kebijakan, 3) apakah karakteristik bank (berdasarkan ukuran aset)
berpengaruh dalam menetapkan suku bunganya, 4) apakah pemberian kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh
suku bunga kebijakan, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi, dan 5) apakah karakteristik bank mempengaruhi bank
dalam menetapkan jumlah kredit yang disalurkan.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2007

64

Bab 3 Perkembangan Perbankan

bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah). Dengan menurunkan suku bunga simpanan
(deposito) lebih cepat maka bank akan membayar biaya bunga kepada nasabah dengan lebih
murah.
Tabel Suku Bunga Deposito dan SBI
All Bank
Variable
Coefficient
Prob
SBI_UP(-1)
0.906
0.000
SBI_DOWN(-1)
0.936
0.000
Bank dengan pangsa aset > 10%
Variable
Coefficient
Prob
SBI_UP(-1)
0.757
0.000
SBI_DOWN(-1)
0.831
0.000
Bank dengan pangsa aset < 10%
Variable
Coefficient
Prob
SBI_UP(-1)
0.960
0.000
SBI_DOWN(-1)
0.974
0.000

Sementara itu, dibandingkan suku bunga deposito, respon pergerakan suku bunga
pinjaman terhadap perubahan suku bunga kebijakan relatif lebih kaku. Hal ini terlihat dari hasil
estimasi yang menunjukkan nilai koefisien yang lebih kecil dibandingkan nilai koefisien pada
persamaan dengan suku bunga deposito sebagai variabel dependennya. Selain itu respon bank
juga bersifat asimetri, dimana bank cenderung lebih cepat dalam merespon penurunan suku
bunga kebijakan dibandingkan kenaikan suku bunga kebijakan. Berdasarkan karakteristik pangsa
asetnya, bank dengan pangsa aset diatas 10% lebih lamban dalam merespon perubahan suku
bunga kebijakan. Dalam hal ini perubahan suku bunga kebijakan baik adanya kenaikan atau
penurunan suku bunga SBI baru direspon oleh bank pada lag 7 bulan. Sedangkan bank dengan
pangsa aset dibawah 10% cenderung merespon lebih cepat, terutama bila ada suku bunga
kebijakan.
Tabel Suku Bunga Kredit dan SBI
Variable

All Bank
Coefficient

Prob

SBI_UP(-1)
0.233
0.000
SBI_DOWN(-1)
0.351
0.000
Bank dengan pangsa aset > 10%
Variable
Coefficient
Prob
SBI_UP(-7)
0.1290
0.046
SBI_DOWN(-7)
0.1289
0.007
Bank dengan pangsa aset < 10%
Variable
Coefficient
Prob
SBI_UP(-1)
SBI_DOWN(-1)

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2007

0.336
0.471

0.000
0.000

65

Bab 3 Perkembangan Perbankan

Fenomena respon suku bunga kredit ini sejalan dengan hasil penelitian di daerah lain,
dimana hasil estimasi selintas tidak sejalan dengan ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga
kredit lebih cepat dibandingkan penurunan kredit. Hal ini dapat terjadi mengingat periode
sampel yang digunakan adalah mulai tahun 2002 (setelah krisis), dimana kondisi sektor riil
belum sepenuhnya pulih sehingga daya serap kredit masih terbatas, dan relatifnya tingginya
potensi kredit bermasalah jika suku bunga kredit ditetapkan tinggi. Sehingga bank tidak serta
merta menaikkan suku bunga pinjaman pada saat suku bunga SBI naik karena hal ini akan
mengurangi minat sektor riil untuk mengajukan kredit. Selain itu, sebagian besar bank yang ada
di Kalimantan Selatan berkantor pusat di luar Banjarmasin sehingga kewenangan pengambilan
keputusan dalam penentuan suku bunga dan penyaluran kredit tidak dilakukan oleh kantor
cabang.
Dalam hal penyaluran kredit, hasil pengujian empirik bahwa secara umum penyaluran
kredit di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, inflasi, kredit pada
periode sebelumnya, dan tingkat suku bunga kebijakan. Hal ini menunjukkan bahwa transmisi
kebijakan moneter efektif dalam mempengaruhi penyaluran kredit di Kalimantan Selatan, terlihat
Perkembangan Suku Bunga Deposito dan Kredit

dari variabel SBI/BI rate dengan lag 3 bulan


berpengaruh secara negatif dan signifikan

25

terhadap perkembangan kredit. Hal ini

Persen (% )

20

didukung pula oleh fakta bahwa pada saat

15

Bank Indonesia menurunkan tingkat suku

10

bunga SBI/BI rate, bank umum akan

5
SBI/BIRate

suku bunga deposito

suku bunga kredit

merespon dengan penurunan tingkat suku


Se 0 2
p0
Ja 2
n03
M
ei
-0
Se 3
p0
Ja 3
n04
M
ei
-0
Se 4
p0
Ja 4
n05
M
ei
-0
Se 5
p0
Ja 5
n06
M
ei
-0
Se 6
p0
Ja 6
n07

ei

Ja

n02

bunga kredit yang pada gilirannya akan


mendorong peningkatan penyaluran kredit.

Sementara itu variabel PDRB lag 1 bulan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan kredit. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi turut mempengaruhi
penyaluran kredit di Kalimantan Selatan. Perkembangan tingkat harga (inflasi) yang relatif tinggi
di Kalimantan Selatan ternyata berdampak signifikan dan positif terhadap perkembangan kredit.
Adanya kenaikan harga akan diikuti oleh meningkatnyan penyaluran kredit. Adapun variabel
perkembangan kredit lag 1 bulan sebelumnya memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan
kredit saat ini. Secara teori, dampak perkembangan kredit sebelumnya berpengaruh terhadap
perkembangan kredit saat ini, namun tidak dipastikan pengaruhnya harus positif atau negatif.

Berdasarkan pengelompokkan bank, karakteristik bank yang diwakili oleh pangsa aset
memiliki perbedaan dalam respon suku bunga kebijakan. Kelompok bank dengan pangsa aset
diatas 10%, perkembangan kreditnya dipengaruhi oleh variabel suku bunga kebijakan dengan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2007

66

Bab 3 Perkembangan Perbankan

lag 3 bulan, lebih lambat dibandingkan dengan kelompok bank dengan aset dibawah 10% yang
memiliki lag 2 bulan. Selain itu kondisi perekonomian dan tingkat harga juga turut
mempengaruhi perkembangan penyaluran kredit saat ini. Sedangkan kredit pada periode
sebelumnya tidak signifikan berpengaruh pada penyaluran kredit saat ini. Sementara itu, pada
kelompok bank dengan pangsa aset dibawah 10%, penyaluran kredit hanya signifikan
dipengaruhi oleh suku bunga kebijakan dan pemberian kredit pada periode sebelumnya.

Karakteristik Bank
Pangsa aset > 10%
Pangsa aset < 10%
BI rate lag 2 bulan
7,65
(0,004)***
BI rate lag 3 bulan
2,086
7,63
(0,010)***
(0,06)*
PDRB lag 1 bulan
0,016
0,058
0,006
(0,032)**
(0,058)*
(0,244)
Inflasi lag 1 bulan
3,17
1,242
(0,057)*
(0,097)*
Inflasi lag 4 bulan
1,39
(0,176)
Kredit lag 1 bulan
0,062
0,067
0,082
(0,048)**
(0,173)
(0,000)***
Keterangan : p-value (signifikansi) *** 1%, ** 5%, *10%
Variabel

Umum

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan III-2007

67

Anda mungkin juga menyukai