Anda di halaman 1dari 7

5.

Pemeriksaan Fisik Paru


Pemeriksaan fisik paru adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya abnormalitas pada dinding dada anterior, posterior, dan
juga paru, serta untuk membantu menegakkan diagnosis. Menurut letaknya,
pemeriksaan fisik paru terdiri dari 2 jenis, yaitu pemeriksaan dada anterior dan
posterior.
5.1 Pemeriksaan Dada Posterior
Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
1. Inspeksi
Pemeriksa berada di belakang pasien dan mengamati bentuk dan
pergerakan dada, termasuk:
o Deformitas atau asimetri ketika dada mengembang
o Retraksi abnormal sela iga sewaktu inspirasi
o Gangguan gerakan pernapasan di satu atau kedua sisi atau
keterlambatan gerakan unilateral
2. Palpasi
Pemeriksa berada di belakang pasien dan meraba dada bagian
posterior.
o Identifikasi daerah-daerah yang nyeri
o Nilai semua kelainan yang terlihat (ada tidaknya massa atau traktus
sinus)
o Memeriksa pengembangan thorax (dengan meletakkan kedua ibu jari
setinggi iga ke-10, dengan jari lain memegang dengan loggar dan
sejajar dengan sangkar iga lateral, geser tangan ke arah medial untuk
menghasilkan lipatan kulit di kedua sisi antara jempol dan tulang
punggung pasien. Lalu, minta pasien untuk menarik napas, dan
bagaimana jarak antara kedua ibu jari)
o Palpasi untuk fremitus taktil (gunakan pangkal jari telapak tangan atau
permukaan ulnar tangan, minta pasien untuk mengulang kata tujuh
puluh tujuh)

o Palpasi dan bandingkan daerah simetrik paru


3. Perkusi
Pemeriksa berada di belakang pasien dan mengetuk dada bagian
posterior untuk mendengarkan bagaimana suara dan getaran yang
dihasilkan.
o Hiperekstensikan jari tengah tangan kiri, yang dikenal sebagai jari
pleksimeter. Lalu tekan sendi antarfalang distalnya ke permukaan
yang akan diperkusi.
o Letakkan lengan bawah kanan cukup dekat dengan permukaan,
dengan tangan tertekuk ke atas. Jari tengah harus direfleksikan parsial,
lemas, dan siap memukul.
o Dengan gerakan pergelanangan tangan yang cepat, tajam, tetapi lemas,
pukul jari pleksimeter dengan jari tengah kanan, atau jari pleksor.
Arahkan ke sendi antarfalang distal.
o Jari harus hampir tegak urus terhadap pleksimeter. Kuku jari dipotong
pendek untuk menghindari cedera buku jari.

Nada

Intensitas

Perkusi
Redup
Pekak
Sonor
Hipersonor
Timpani

Relatif
Lembut
Sedang
Keras
Sangat keras
Keras

Nada Relatif

Durasi

Contoh

Tinggi
Sedang
Rendah
Lebih rendah
Tinggi

Relatif
Singkat
Sedang
Panjang
Lebih lama
Lebih lama

Lokasi
Paha
Hati
Paru sehat
Gelembung
udara
lambung atau
pipi

yang

dikembungkan
5.4 Auskultasi
Auskultasi adalah tekik pemeriksaan terpenting untuk meilai aliran udara
melalui percabangan trakeobronkus. Auskultasi melibatkan:
o Mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh napas dengan menggunakan
stetoskop
o Mendengarkan setiap bunyi tambahan dengan menggunakan stetoskop
o Jika dicurigai terdapat kelainan, dengarkan suara pasien ketika ia berbicara
atau berbisik
Macam-macam bunyi napas normal, antara lain:
o Vesikular, atau bernada rendah dan lembut. Bunyi ini terdengar sewaktu
inspirasi, berlanjut tanpa jeda melalui ekspirasi, lalu menurun sekitar
sepertiga jalan melalui ekspirasi.
o Bronkovesikular
o Bronkial, atau bunyi lebih keras, lebih kasar, dan bernada lebih
tinggindengan senyap sesaat antara bunyi inspirasi dan ekspirasi.
Macam-macam bunyi tambahan yang terdapat pada bunyi napas biasa,
antara lain:
o Ronki basah (crackles)
o Ronki kering (mengi)

5.2 Pemeriksaan Dada Anterior


Pasien diperiksa dalam posisi terlentang dan berbaring santai dengan
lengan yang sedikit abduksi. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
1. Inspeksi
Pemeriksa mengamati bentuk dada dan pergerakan dinding
dadanya.
2. Palpasi
o Identifikasi daerah yang nyeri
o Penilaian kelainan yang teramati
o Penilaian lebih lanjut terhadap ekspansi dinding dada
o Penilaian fremitus taktil

3. Perkusi

4. Auskultasi
o Dengarkan bunyi napas
o Identifikasi setiap bunyi tambahan

Anda mungkin juga menyukai