Anda di halaman 1dari 20

COVER

UNIT OPERASI II : MEKANIKA FLUIDA


KOMPRESI GAS BUTANA 1 ATM, SUHU KAMAR MENJADI LPG
KAPASITAS 16 TON/JAM
Dosen Pengampu :
IR. DIYONO IKHSAN, SU
Disusun Oleh :
Kelompok 10

Atik Kurnia

21030114120077

Imam Rosyidin

21030114120093

Rafidha Hapsari

21030114130155

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat tersusunlah makalah ini dengan baik dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kepada Bapak Diyono Iksan selaku dosen mata kuliah UO II
Mekanika Fluida sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, juga teman-teman, dan
segala pihak yang terkait.
Makalah ini berisi materi tentang Proses Kompresi Gas Butana 1 Atm, Suhu Kamar Menjadi
Lpg Kapasitas 16 Ton/Jam yang membahas pengertian, sifat fisis dan kimia udara, rancangan

proses, dan juga manfaatnya bagi kehidupan manusia.


Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada banyak pihak yang telah
melancarkan proses penyelesaian makalah ini. Makalah ini masih memiliki banyak hal yang
harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
evaluasi hasil kerja kami.

Semarang, 20 September 2016

Tim Penyusun

DAFTAR PUSTAKA
COVER.........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................................4
1.3 Manfaat................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
2.1 Kompresi.............................................................................................................................5
2.2 LPG......................................................................................................................................6
2.3 Persyaratan LPG..................................................................................................................6
2.4 Sifat Sifat LPG.....................................................................................................................7
2.5 Proses Pemisahan LPG........................................................................................................8
2.6 Butana..................................................................................................................................8
2.7 Sifat Butana.........................................................................................................................9
BAB III DESKRIPSI PROSES...................................................................................................10
3.1 Kondisi Operasi.................................................................................................................10
3.2 Sistem Perpipaan...............................................................................................................10
3.3 Menghitung Debit..............................................................................................................10
3.4 Menghitung Daya Kompresor dan Motor..........................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................................14
4.1 Spesifikasi Pompa..............................................................................................................14
BAB V PENUTUP......................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................16
5.2 Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri terutama industri kimia, perlu adanya suatu pengkondisian sistem
agar sesuai dengan spesifikasi reaktor. Pengkondisian sistem tersebut dikaji pada suatu unit
khusus yaitu Unit Operasi. Salah satu variabel yang perlu dikondisikan dalam industri adalah
tekanan. Pada fase gas, tekanan gas dapat dinaikkan dengan compressor, sedangkan untuk
menurunkan tekanan gas dapat menggunakan expander.
Pengkondisian tekanan gas penting dilakukan karena ada beberapa reaksi yang
cenderung membutuhkan tekanan tinggi karena sifat reaksi yang reversible. Sangatlah jarang
ditemui reaksi yang menggunakan tekanan atmosferik untuk skala industri. Mengingat sebuah
industri berusaha menghasilkan produk sebanyak-banyaknya, tekanan sistem mutlak
dikondisikan untuk meningkatkan konversi.
1.2 Tujuan
1. Untuk merancang dan memilih alat-alat yang sesuai dengan kondisi operasi yang
dibutuhkan untuk Proses Kompresi Gas Butana 1 Atm, Suhu Kamar Menjadi Lpg Kapasitas
16 Ton/Jam

2. Menghitung daya pompa yang dibutuhkan untuk Proses Kompresi Gas Butana 1 Atm,
Suhu Kamar Menjadi Lpg Kapasitas 16 Ton/Jam

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang dan memilih alat-alat yang dibutuhkan untuk Proses
Kompresi Gas Butana 1 Atm, Suhu Kamar Menjadi Lpg Kapasitas 16 Ton/Jam

2. Mahasiswa dapat menghitung daya pompa yang dibutuhkan pada Proses Kompresi Gas
Butana 1 Atm, Suhu Kamar Menjadi Lpg Kapasitas 16 Ton/Jam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompresi
Gas/udara adalah fluida yang bisa dimampatkan (compressible) atau volumenya dapat
berubah-ubah tergantung kondisinya. Kompresi adalah pemampatan (penaikan tekanan)
fluida yang berwujud gas yang berefek naiknya suhu. Sedangkan ekspansi adalah penurunan
tekanan fluida yang berwujud gas yang berefek turunnya suhu. Dua metoda yang umum
dipergunakan untuk mendinginkan suatu aliran fluida yang berwujud gas adalah penurunan
tekanan dan pertukaran panas dengan aliran yang lebih dingin.
Penanganan fluida adalah aktivitas yang sangat penting pada sebagian besar proses
plant. Transportasi fluida dari satu tempat ke tempat lain juga perlu diperhatikan.
Transportasi fluida dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pengangkutan yang menggunakan
tempat (wadah), dan dengan pengaliran fluida pada jaringan pengaliran yang sudah
ditentukan. Cara pengaliran fluida ada 2 macam, yaitu sistem terbuka yang berhubungan
dengan udara luar dan sistem tertutup yang biasanya menggunakan pipa.
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari
tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.
Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin,
memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan
pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari di atas kapal serta masih banyak
lagi fungsi lainnya.
Dalam suatu industri besar, tempat bahan baku, peralatan (equipment) proses fisika,
kimia maupun tempat produk pada umumnya berjauhan. Hal ini dapat disebabkan karena
peralatan tersebut mempunyai ukuran yang cukup besar, disamping itu juga ada
pertimbangan keselamatan dan kesehatan. Oleh karenanya untuk pendistribusian bahan
baku, peralatan proses sampai dengan tempat penyimpanan produk diperlukan alat
pengangkutan bahan (transportasi bahan). Alat pengangkutan bahan ini dibagi berdasarkan
fase dari bahannya, yaitu fase padat, cair dan gas.

Pada makalah ini akan dibahas tentang perhitungan tenaga pompa & motor serta
pemilihan jenis pompa & cara kerja yang tepat pada pemompaan gas Buthana 1 atm suhu
ka,ar, ke tangki bertekanan 10 atm, kapasitas 14 ton /jam

2.2 LPG
LPG adalah produk dari hasil proses penyulingan gas minyak bumi dengan titik didih
yang sangat rendah yaitu pada suhu minus 40 derajat celcius. Jika kita ingin menggunakan
bahan bakar gas yang benar-benar berasal dari gas alam sungguhan maka gas yang kita
gunakan adalah gas CNG (compressed narutal gas). Namun saat ini mungkin belum ada
tabung gas CNG yang dibuat khusus untuk digunakan memasak di rumah-rumah dalam
skala besar / masal. Jadi jangan sampai salah lagi dengan mengatakan gas LPG adalah
bahan bakar gas yang dibuat dari gas alam, karena gas lpg adalah gas mudah terbakar yang
dibuat dari minyak bumi. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG
juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan
pentana (C5H12).
Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas. Volume LPG dalam bentuk cair lebih
kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu LPG dipasarkan
dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung LPG tidak diisi
secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan
temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana LPG berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa
(2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar)
bagi propana murni pada 55 C (131 F). Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga
jenis yaitu LPG campuran, LPG propana dan LPG butana. Spesifikasi masing-masing LPG

tercantum dalam keputusan

Direktur Jendral

Minyak dan Gas

Bumi

Nomor:

25K/36/DDJM/1990. LPG yang dipasarkan Pertamina adalah LPG campuran.


2.3 Persyaratan LPG
Syarat-syarat utama dalam pemakaian LPG adalah harus dipenuhinya:
1. Syarat Pembakaran
Pada saat digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor LPG harus memberi warna api
kompor yang biru dan tidak memberi asap. Agar api kompor berwarna biru, maka komposisi
campuran propana dan butana harus minimum 97,5%. Jadi agar syarat pembakaran menjadi
baik maka komposisi C2 harus maksimum 0,2% vol, C3 dan C4 minimum 97,5% vol serta
kandungan C5+(C6 heavier) maksimum 2,0% vol.
2. Syarat Penguapan
Kemampuan menguap adalah sifat penting dalam penggunaan, LPG harus cukup mudah
menguap agar mudah dinyalakan diwaktu dingin. Seperti diketahui saat dalam tabung gas LPG
adalah berbentuk cair, namun saat dipakai dalam kompor (pada tekanan atmosfer) dengan cepat
LPG berubah menjadi gas. Untuk memenuhi persyaratan penguapan maka Tekanan Uap LPG
tidak boleh lebih dari 120 psig.
3. Syarat Keselamatan
Dalam pemakaiannya sebagai bahan bakar rumah tangga, jika terjadi kebocoran maka LPG
harus cepat dapat dideteksi dengan diberi bau yang khas, agar baunya cepat dikenali saat terjadi
kebocoran maka pada LPG diberi campuran Ethyl atau Buthyl mercaptan sebanyak 50/100
AG. Saat masih di pabrik, jika terjadi kebocoran LPG di malam hari akan sangat berbahaya,
karena Spesific Grafity LPG sama dengan atau lebih besar dari SG udara, maka LPG akan
terdistribusi merata di atas tanah pada malam hari.
Untuk menjaga agar cairan LPG tidak merusak tabung gas dalam penyimpanan atau
merusak kompor dalam penggunaannya dengan terjadinya proses pengkaratan maka harus ada
persyaratan pemeriksaan Copper strip pada 100oF selama 1 jam dengan nilai maksimum No. 1.
4. Syarat Kebersihan
Syarat kebersihan secara umum adalah dibatasinya kandungan air dan kandungan belerang,
dimaksudkan agar pada penggunaannya LPG tidak memberikan kotoran sama sekali.

2.4 Sifat Sifat LPG


Sifat LPG Antara lain :
1. Tekanan gas LPG cukup besar, sehingga bila terjadi kebocoran LPG akan
membentuk gas secara cepat, memuai dan sangat mudah terbakar.
2. LPG menghambur di udara secara perlahan sehingga sukar mengetahuinya secara
dini.
3. Berat jenis LPG lebih besar dari pada udara sehingga cenderung bergerak kebawah.
4. LPG tidak mengandung racun.
5. Daya pemanasannya cukup tinggi, namun tidak meninggalkan debu dan abu (sisa
pembakaran).
6. Cara penggunaannya cukup mudah dan praktis.
2.5 Proses Pemisahan LPG
Proses pemisahan LPG berlangsung pada tekanan tinggi dan terjadi pada dua buah kolom
pemisahan yaitu:
1. Deethanizer
Deethanizer adalah proses pemisahan kandungan gas etana yang terkandung didalam
umpan yang berasal dari puncak kolom stabilizer pada proses distilasi, dengan menggunakan
prinsip distilasi bertekanan tinggi. Pada proses Deethanizer ini akan beroperasi dengan baik
apabila semua etana yang terkandung dapat dipisahkan, sedang cairan di dasar kolom yang
berupa cairan propana dan butana akan dipisahkan di kolom Depropanizer, sedang gas etana
akan keluar dari puncak kolom serta dialirkan sebagai gas sistim atau untuk diproses lebih
lanjut.
2. Depropanizer
Di kolom depropanizer ini umpannya dari cairan dasar kolom deethanizer yang akan
dipisahkan antara Propana dan Butana, sistim proses di depropanizer dan di deethanizer sama,
baik kondisi maupun peralatannya. Adapun proses depropanizer diatur dengan tekanan tinggi
dan temperatur relatif rendah. Diharapkan fraksi ringan akan menguap dan keluar dari puncak
kolom sebagai produk propana, sedang cairan yang ada didasar kolom sebagai produk Butana.
2.6 Butana

Butana (n-butana) merupakan gas yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
8

Butana didistribusikan sebagai gas yang dicairkan pada kondisi vapor pressure sekitar
16.3psig pada 70F.

biasannya digunakan [ada pembuatan bahan bakar penerbangan, bahan kimia organik,
sebagai gas kalibrasi untuk temperatur dan tekanan gauge dan sebagai bahan bakar
pemanas.

2.7 Sifat Butana


Berat molekul

: 58.124

Vapor pressure pada 70F

: 16.3 psig

Volume spesifik pada 70F, 1 atm

: 6.4 cu.ft/lb

Titik didih pada 1 atm

: 31.1F

Titik beku pada 1 atm

: -217F

Spesific gravity, gas pada 60F, 1 atm (udara=1)

: 12.076

Densitas, cairan pada 20C, tekanan saturasi

: 0.5788 g/ml

Densitas, cairan pada 20C, tekanan saturasi

: 0.5788 g/ml

Densitas, cairan pada 20C, tekanan saturasi

: 0.5788 g/ml

Tekanan kritis

: 550.8 psia

Densitas kritis

: 0.225 g/ml

Panas laten penguapan pada pada bp

: 92.0 cal/g

Panas laten fusi pada mp

: 10.17 cal/g

Flammable limits pada udara

: 1.9-8.5%

Autoignition temperature

: 761F

Gross heat of combustion pada 60F, 1 atm

: 3374.4 BTU/ft

Specific heat, liquid pada 60F, 1 atm Cp

: 0.5636 BTU/lbF

Specific heat, gas pada 60F, 1 atm Cp

: 0.3908 cal/gC

Specific heat, gas pada 60F, 1 atm Cv

: 0.3566 cal/gC

10

BAB III
DESKRIPSI PROSES

3.1 Kondisi Operasi

umpan butana gas


tekanan masuk 1 atm
suhu 298.15 K
tekanan keluar 2.2 atm
kapasitas 16 ton/jam

3.2 Sistem Perpipaan

Gambar 3.1 aliran proses kompresi LPG


Pipa yang digunakan merupakan pipa baja untuk setiap pipa di design
panjangnya 6 meter. Pada pipa dari tangki hingga ke kompresor dipilih
diameter pipa 24 in 80 Sch. Sedangkan pada pipa keluar kompresordan keluar
cooler

dipilih pipa baja berdiameter 24 in 60 Sch. Pada pipa LPG ppa

diusahakan merupakan pipa yang tidak menggunakan sambungan. Namun bila


tetap dibutuhkan sambungan pipa disambung dengan cara dilas. Pada
perancangan ini tidak dibutuhkan sambungan karena pipa baja dengan
panjang 6 meter tersedia dipasaran.

11

3.3 Menghitung Debit Masuk Kompresor


a. Menghitung Debit Masuk Kompresor
16 ton
m=
=16000 kg / jam
jam
Qf =

kapasitas massa
butana
kg
jam
kg
2.38 3
m

160000
Qf =

Qf =6722.6891

m3 35.315 ft 3 1 jam
x
x
jam
3600 s
1 m3

Qf =65.95 ft 3 / s
b. Menghitung Massa Jenis Butana Masuk Kompresor (1 atm, 298.15 K)
PV =nRT

P=

m
RT
BM x V

=2.38

P x BM
R xT

1 atm x 58.124
=
0. 08205 L

gr
mol

atm
x 298.15 K
mol K

2,4 gr / L

gr 2.38 kg 0.15lbm
=
=
L
m3
ft 3

c. Menghitung Diameter Pipa Masuk Kompresor


D optimum=3.9 x Qf 0.45 x 0.13
D optimum=3.9 x 65.95

0.45

x 0.15

0.13

=20.61

Di optimal digunakan sebagai diameter inside, maka dipilih D inside = 21.562 in


dengan diameter nominal = 24 in, dan Schedule number 80
D = 21.562 in (pada Sch 80) = 1.7968 ft
d. Volume Tangki

12

Qf =6722.6891

m
m
=112.0448
jam
menit

Volume yang harus dialirkan setiap menit = 112.0448 m3


3
112.0448 m
Volume tangki=
=124.5 m3
0.9
Asumsi tinggi tangki=4 m
2

Volume tangki= r t=124.5 m


r=

Volume tangki
124.5 m3
=
t
3.14 x 4 m

r=3.1484 m

D=2 r
D=2 x 3.6355 m

D=6.2968 m
3.4 Menghitung Daya Kompresor dan Motor
a. Menghitung Daya Kompresor
R=82.06

cm3 atm
mol k

Cp
= A+ BT +CT pada T =298.15 K
R
Cp
=11.928
R
Cv Cp
= 1=10.928
R
R

k=

Cp / R
=1.0915
Cv / R

13

{( ) }
k1
k

W=

k
P2
x P1 x V 1
k 1
P1

W=

1.0915
m
x 1 atm x 6722.69
1.09151
jam

W =5479.65

{( )
2.2
1

1.09151
1.0915

atm . m3
jam

N
atm . m
m3
3.28083 ft 0.224809 lbf 1 jam
W =5479.65
x
x
x
x
jam
0.986923 atm
1m
1N
3600 s
5 x 105

W =568767.11

P=568767.11

lbf . ft
s

lbf . ft
1.34102 hp
x
=1034.12 hp
s
lbf . ft
737.562
s

Asumsi efisiensi kompresor = 80%


Psebenarnya=

P
1034.12 hp
=
kompresor
0.8

Psebenarnya=1292.65hp

b. Suhu Keluar Kompresor


T 2 =T 1

P2
P1

( )

R
Cp

T 2 =298.15 K x

2.2
1

0.084

( )

14

T 2 =318.57 K
c. Suhu Setelah Intercooler
T '2 =T 2( kompresor x ( T 2 T 1 ) )
T '2 =318.57 K ( 0.8 x ( 318.57298.15 ) K )
'

T 2 =302.23 K
d. Menghitung Daya Motor
Asumsi efisiensi motor = 75%
Pmotor=

Psebenarnya 1292.65 hp
=
motor
0.75

Pmotor=1723.53 hp

3.5 Menghitung Diameter Pipa Keluar Kompresor


a. Menghitung Massa Jenis Butana Keluar Kompresor (2 atm, 318.57 K)
PV =nRT

P=

m
RT
BM x V

=4.45

P x BM
R xT

2atm x 58.124
=

gr
mol

atm
0. 08205 L
x 318.57 K
mol K

=4.45 gr / L

gr
kg 0.28 lbm
=4.45 3 =
3
L
m
ft

b. Menghitung Diameter Pipa Keluar Kompresor


D optimum=3.9 x Qf 0.45 x 0.13
D optimum=3.9 x 65.950.45 x 0.28 0.13=21.77
Di optimal digunakan sebagai diameter inside, maka dipilih D inside = 22.062 in
dengan diameter nominal = 24 in, dan Schedule number 60
D = 22.062 in (pada Sch 60)

15

3.5 Menghitung Diameter Pipa Keluar Cooler


a. Menghitung Massa Jenis Butana Keluar Cooler (2 atm, 302.23 K)
PV =nRT
m
P=
RT
BM x V

=4. 69

2atm x 58.124

P x BM
=
R xT

gr
mol

atm
0.08205 L
x 3 02.23 K
mol K

=4.45 gr / L

gr
kg 0.2 9lbm
=4. 69 3 =
L
m
ft 3

b. Menghitung Diameter Pipa Keluar Cooler


D optimum=3.9 x Qf 0.45 x 0.13
D optimum=3.9 x 65.95

0.45

0.13

x 0.2 9

=21.87

Di optimal digunakan sebagai diameter inside, maka dipilih D inside = 22.062 in


dengan diameter nominal = 24 in, dan Schedule number 60
D = 22.062 in (pada Sch 60)

16

BAB IV
SPESIFIKASI KOMPRESOR

4.1 Spesifikasi Kompresor


Kompresor merupakan suatu unit yang dapat memindahkan udara yang bertekanan
rendah menjadi bertekanan lebih tinggi, selama perpindahan ini udara dimampatkan. Udara
yang mampat yang dihasilkan oleh kompresor ini menghisap udara bebas bertekanan satu
atmosfir hingga tekanan kerja yang diinginkan. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai
penguat (booster). Udara mampat ini biasanya tidak langsung digunakan, melainkan kadangkadang dialirkan melalui satu saluran sampai ke tempat pemakaian, dapat juga disimpan ke
tempat tangki penyimpanan udara terlebih dahulu, baru kemudian dari tangki tersebut dialirkan
keunit-unit yang membutuhkan udara mampat.
Untuk menentukan jenis kompresor yang akan digunakan harus diperhatikan
keuntungan, kerugian, maupun sifat-sifat kompresor yang akan digunakan pada suatu
perencanaan. Dalam perencanaan ini kompresor yang dipakai untuk kebutuhan gas LPG.
Angka terpenting dalam mencermati spesifikasi kompresor adalah laju volume gas yang
dikeluarkan dan tekanan kerjanya. Jika kedua faktor itu sudah ditentukan, daya kompresor dihitung
dengan pendekatan contoh perhitungan daya yang telah diuraikan di depan. Pembelian kompresor perlu
diperhatikan dengan jelas tujuan penggunaan dan persyaratan - persyaratannya. Hal - hal berikut perlu
diperhatikan dalam pembelian kompresor, yaitu :

Tekanan isap
Tekanan keluar
Jenis dan sifat gas yang ditangani
Kapasitas aliran gas yang diperlukan
Cara pendinginan (dengan udara atau air), muka, temperatur dan tekanan air pendingin, bila

digunakan pendingin air.


Sumber tenaga (frekuensi, tegangan dan kapasitas daya)
Kondisi lingkungan tempat instalasi

Beberapa hal lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu kompresor adalah :

Biaya investasi (harga kompresor, motor penggerak, peralatan dan instalasi listrik, peralatan

pembantu, biaya pembangunan gedung, pondasim dan lain-lain)


Biaya operasi (biaya tenaga listrik, bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin)
17

Biaya pemeliharaan (biaya penggantian suku cadang, perbaikan dan overhaul)

Kompresor torak merupakan suatu kompresor bolak balik yang menggunakan torak(piston)
di dalam silinder yang bergerak bolak-balik untuk menghisap, menekan danmengeluarkan
udara secara terus-menerus. Dalam hal ini udara yang ditekan tidak boleh bocor melalui celah
antara piston dan silinder yang saling bergesekan. Untuk mencegah kebocoran ini maka pada
piston dilengkapi dengan ring piston yang fungsinya sebagai perapat sekaligus penyalur oli
sebagai pelumasan pada piston dan silinder.
Sesuai dengan pemakaiannya kompresor yang paling menguntungkan adalah kompresor torak,
karena kompresor torak memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan kompresor jenis
lain, diantaranya:
1. Kompresor torak mempunyai efisiensi volumetrik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis kompresor yang lain, sehingga kompresor ini akan menghasilkan kapasitas
udara yang lebih besar.
2. Debu dan pasir tidak mudah masuk kedalam silinder karena udara yang dihisap harus
melalui saringan udara sebelum udara tersebut masuk silinder melalui katup isap. Dalam
hal ini silinder dan piston tidak akan cepat rusak akibat kotoran yang masuk kedalam
silinder.
3. Kompresor torak memiliki konstruksi yang lebih sederhana, sehingga penggunaannya
lebih ekonomis.
4. Memiliki rasio kompresi yang lebih besar.
Adapun kekurangan dari kompresor torak adalah :
1. Pada tekanan yang tinggi dan udara tekan yang dihasilkan rendah diperlukan pondasi
yang kuat dan dijaga keamanannya terhadap lingkungan sekitar dan diperlukan
penggunaan saluran pipa yang tahan terhadap getaran yang timbul.
2. Pada tekanan yang tinggi dan udara tekan yang dihasilkan rendah kompresor torak
membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi pada kapasitas yang besar.

18

BAB V
PENUTUP

5.1Kesimpulan
a. Proses kompresi udara akan menyebakan suhu sistem naik
b. Proses Kompresi Gas Butana 1 Atm, Suhu Kamar Menjadi Lpg Kapasitas 16 Ton/Jam
memerlukan kompresor dengan daya 1292,65 hp, dan daya motor 1723,53 hp

jika digunakan asumsi evisiensi kompresor 80%


c. Kenaikan suhu akibat kompresi udara sebesar 20,42 o menjadi 318,53
K sehingga perlu adanya intercooler untuk menurunkan suhu
tersebut
5.2 Saran
Perlu dikembangkan lebih lanjut untuk alat kompresor untuk dapat
memperoleh efisiensi alat yang lebih tinggi, atau juga pengembangan system pempipaan
dimana ada upaya untuk penggunaan kembali energi yang dibuang dari
sistem kompresi untuk kepentingan lain sebagai bentuk konservasi energi

19

DAFTAR PUSTAKA

API 2510 : Design and Construction of LPG Installations. Diakses pada tanggal 18 September
2016 dari : https://law.resource.org/pub/us/cfr/ibr/002/api.2510.2001.pdf.
Smith, J.M. et al, 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics Sixth Edition.
New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Perry, Robert H and Don W Green. 2008. Perrys Chemical Engineers
Handbook 8th Edition. New York: McGraw Hill.
Rubanova, Alina. 2009. History of Compressors. University of Lund:
Department of Automatic Control.
Society of Petroleum Engineers. 2012. Pressure Drop Evaluation along
Pipelines. New York

20

Anda mungkin juga menyukai