Anda di halaman 1dari 5

I.

II.

IDENTITAS
Nama
Umur
Kelamin
Alamat
No.telepon
Status perkawinan
Agama
Pendidikan
Perkerjaan

: Nn. Novaria Putri


: 21 tahun
: Perempuan
: JL. Cempaka putih tengah
: 081319022837
: Belum kawin
: Islam
: SMA
: Mahasiswa

RIWAYAT KASUS
1. Keluhan utama: seorang pasien wanita berusia 21 tahun datang ke RSGM UY dengan
keluhan gigi belakang rahang bawah kanan terasa ngilu jika pasien makan makanan
manis dan minuman dingin.
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengeluhkan bahwa giginya sering terasa ngilu
setelah makan terutama makanan manis dan minuman dingin. Pasien mengaku bahwa 6
bulan yang lalu sudah melakukan skaling dan kemudian diperintahkan dokter untuk
melakukan kontrol kembali untuk melakukan penambalan tetapi pasien tidak datang
kembali kedokter tersebut. Pasien mengaku bahwa sikat gigi 2 3 kali sehari yaitu pagi,
sore dan malam hari.
Pemeriksaan Klinik
a. Keadaan Umum
1. Tinggi badan (cm2) :156 cm2
2. Berat badan (Kg)
: 55 Kg
2
3. Status gizi (Kg/cm ) : 29,5 Kg/cm2
4. Golonbgan darah
:O
5. Riwayat kesehatan lain: b. Kesadaran
1. Kesadaran` : Compos mentis
2. Tekanan darah
:3. Nadi (/menit): 80x/menit
4. Pernafaasan (/menit) : 20x/menit
5. Kebiasaan buruk
:6. Penyakit sistemik : -

c. Pemeriksaan ekstraoral
1. Pemeriksaan kelenjar

a. Submandibular ki/ka
b. Submental ki/ka
c. Servikal ki/ka
2. Wajah
: simetri
3. Bibir
: normal
4. TMJ
: normal

: TAK
: TAK
: TAK

d. Pemeriksaan intraoral
1. Sisa makanan
: tidak ada
2. Plak
: ada, region 16, 17, 26, 27
3. Kalkulus
: ada, region 11, 12, 14, 15, 16, 26, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,
41, 42, 43, 44, 45, 47
4. Gingiva
: hiperemi, edema
5. Crowding
: tidak ada
6. Mukosa
: sehat
7. Perkusi
:(-)
8. Palpasi
:(-)
Odontogram
Elemen
18
17
16
15
14
13
12
11
Elemen
41
42
43
44
45
46
47
48

81
82
83
84
85

Diagnosis
UNE
Sou
Sou

55
54
53
52
51

Sou
Sou
Sou
Sou
Sou
Diagnosis

Sou
Sou
Sou
Sou
Sou
D3 site 1 size 1
Sou

Rencana
perawatan

Elemen
21
22

Rencana
perawatan
RK
-

23
24
25
26
27
28

61
62
63

Sou
Sou
Sou

64
65

Sou
Sou
Sou
Sou
UNE

Elemen
38
37
36
35
34
33
32
31

Diagnosis

75
74
73
72
71

Diagnosis
UNE
O Cof
D3 site 1 size 1
Sou
Sou
Sou
Sou
Sou

Rencana
Perawatan
Rencana
perawatan
RK
-

III.
T

UNE
emuan Masalah
Dari hasil pemeriksaan dan anamnesis pada pasien wanita Nn.NP usia 21 tahun. Dari
hasil pemeriksaan ekstraoral pasien tidak ada kelainan dan dari hasil pemeriksaan intraoral

pasien memiliki OHI-S sedang dan memiliki beberapa karies D3 site 1 size 1 pada gigi 36
DAN 46
IV.

Diagnosis
1. Diagnosis kerja dan diagnosis banding gigi 46
Diagnosis kerja
: pulpitis reversibel
Alasan : Pasien mengaku gigi terasa ngilu bila terdapat rangsang makan makanan manis
dan minuman dingin. Ngilunya akan hilang setelah beberapa menit kemudian,
tidak ada riwayat sakit.
Rencana perawatan: restorasi resin komposit kelas 1 karena pasien ingin tambalan yang
sewarna gigi, lebih kuat, dan juga pasien ingin memiliki estetik yang bagus
Restorasi resin komposit
Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau
kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat-sifat unggul atau
lebih baik daripada bahan itu sendiri.Bahan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu
komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) anorganik
dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang disebut coupling agent.
Jadi, resin komposit dapat digunakan untuk pengganti struktur gigi yang hilang atau
untuk memodifikasi warna dan kontur gigi sehingga meningkatkan estetik fasial.

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit menurut ADA (American


Dental Association) mendukung resin komposit digunakan dalam
1. Resin preventive pada pit dan fisur
Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan
untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies
pada pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini
diperkenalkan pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977, meliputi pelebaran
daerah pit dan fisur kemudian pembuangan email dan dentin yang telah terkena
karies sepanjang pit dan fisur. Tujuan dari restorasi pencegahan (resin
preventive) adalah untuk menghentikan proses karies awal yang terdapat pada
pit dan fisur, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dan fisur,
sekaligus melakukan tindakan pencegahan terhadap karies pada pit dan
fisur yang belum terkena karies pada gigi yang sama. Pit dan fisur yang dalam
dan sempit atau pit dan fisur yang memiliki bentuk seperti leher botol, secara
klinis merupakan daerah yang sangat mudah terserang karies, karena sewaktu
gigi disikat bagian dalam pit dan fisur tidak dapat dijangkau oleh bulu sikat gigi.

2. Lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi konservatif :


- Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email
- Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika
mempertimbangkan segi estetik
- Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal
- Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat.
- Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan
- Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan mahkota
- Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur gigi
yang melemah
3. Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika Sejalan dengan
kesadaran pasien akan pentingnya faktor estetika suatu restorasi gigi,
penggunaan bahan restorasi estetik mengalami peningkatan. Resin komposit
merupakan material restorasi yang paling pesat perkembangannya dibandingkan
material restorasi sewarna gigi lainnya, seperti: silikat, resin akrilik dan semen
ionomer kaca. Hal ini dikarenakan karakteristik tertentu dari resin komposit
seperti warnanya yang hampir menyerupai warna gigi, tidak larut dalam cairan
mulut, dan kemampuannya berikatan dengan gigi secara mikromekanis.
4. Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitivitas terhadap logam. Pada
beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logamyang
terkandung dalam bahan tambal seperti amalgam. Selain itu, beberapa waktu
setelah penambalan, pasien seringkali mengeluhkan rasa sensitif terhadap
rangsang panas atau dingin.

ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi dengan:


1. Tekanan oklusal yang besar
Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya
tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit mempunyai kekuatan menahan tekanan
oklusi lebih rendah dibandingkan amalgam.Tumpatan menggunakan komposit pada gigi
posterior akan cepat rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau
bruxism
2. Tempat atau area yang diisolasi
Resin komposit tidak dianjurkan untuk diaplikasikan pada dinding kavitas yang hanya
terdapat sedikit, atau sama sekali tidak ada email. Lalu, pada penggunaan bahan restorasi
resin komposit, daerah operasi harus sama sekali terbebas dari kontaminasi cairan seperti
saliva atau darah.

3. Pasien dengan alergi atau sensitivitas terhadap material komposit.


Reaksi alergi yang dilaporkan akibat penggunaan bahan resin komposit sangat sedikit.
Sensitifitas setelah pembuatan restorasi gigi dengan bahan resin komposit jarang ditemui.
Namun, perlekatan monomer resin pada beberapa individu dapat menyebabkan reaksi
alergi. Selain itu, beberapa laporan menyebutkan bahwa sering terjadi reaksi alergi
berupa dermatitis pada jari dokter gigi yang berkontak langsung dengan monomer yang
tidak bereaksi
Tatalaksana restorasi resin komposit
1. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton rol, sebelumnya kavitas tersebut
dibersihkan dan dikeringkan
2. Aplikasi pengetsaan dengan menggunakan mikrobrush atau paperpoint dari email
ke dentin, menggunakan asam fosfat 30% hingga email terlihat pucat atau memutih
(15 detik), kemudian cuci bersih dan keringkan dengan semprotan udara hingga
moist tidak terlalu kering)
3. Aplikasi bonding selama 10 detik, hingga bahan bonding masuk/mengalir ke
mikropit dan mikroporositas, kemudian angina-angin dengan semprotan udara, lalu
lakukan penyinaran selama 20 detik menggunakan LC
4. Aplikasi komposit selapis demi selapis menggunakan plastic flling instrument dan
melakukan kondensasi (pemadatan) dengan kondensor, lalu sinar dengan LC
selama 20 detik
5. Lakukan finishing untuk menghaluskan sisi yang masih kasar dengan menggunakan
finishing bur (gelang kuning), bagian proksimal menggunakan finishing strip, lalu
lakukan cek oklusi dengan articulating paper, bila masih terdapat taumatik maka
bagian tersebut dikurangi

Anda mungkin juga menyukai