Oleh
Evi Karama
Ruslin W. Badu, Samsiar Rivai
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan memahami ukuran
panjang melalui metode latihan pada anak kelompok B TK Kartika Kecamatan
Bulotalagi Timur Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dibagi dalam dua siklus dan
masing-masing siklus dilaksanakan dua tahapan. Dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat dijelaskan bahwa peningkatan kemampuan memahami ukuran
panjang melalui metode latihan pada anak kelompok B ditinjau dari aspek
memahami ukuran panjang dengan jengkal dan lidi pada tindakan kelas siklus I
yakni terdapat duabelas anak atau enam puluh persen yang mampu. Pada tindakan
kelas siklus II kemampuan anak memahami ukuran panjang dengan menggunakan
penggaris meningkat menjadi delapanbelas anak atau sembilan puluh persen yang
mampu. Kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode latihan kemampuan
memahami ukuran panjang pada anak kelompok B di TK Kartika Kecamatan
Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango meningkat.
Kata Kunci: Ukuran Panjang, Metode Latihan
PENDAHULUAN
Taman kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan anak usia dini secara terprogram dan terencana
dengan tujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untk siap memasuki
pendidikan dasar.
(1)
mengenali benda di sekitarnya menurut bentuk, jenis dan ukuran, (2) mengenal
konsep-konsep sains sederhana, (3) mengenal bilangan, (4) memecahkan masalah
sederhana, (5) mengenal bentuk geometri, (6) mengenal konsep waktu, (7)
mengenal konsep matematika sederhana dan (8) mengenal ukuran.
Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang pemahaman ukuran, sebab
pemahaman ukuran dianggap penting dikenalkan sejak usia dini karena bagian
dari pembelajaran ukuran panjang yang merupakan salah satu dari konsep paling
awal yang harus dikuasai oleh anak dalam pengembangan kognitif. Anak dapat
membedakan ukuran benda terlebih dahulu. Memberikan pengenalan ukuran
panjang sejak usia dini berarti anak mendapatkan pengalaman belajar yang akan
menunjang untuk pembelajaran matematika di tingkat pendidikan selanjutnya.
dilakukan perbaikan metode yang sesuai dengan karakteristik anak seperti metode
latihan.
Metode latihan
memberikan
contoh,
menuliskan
kembali,
dan
Salah satu unit tertua pengukuran panjang digunakan dalam dunia kuno
adalah hasta yang panjang lengan dari ujung jari ke siku. Hal ini kemudian dibagi
lagi menjadi unit yang lebih pendek seperti tangan, kaki (yang pada 4 inci masih
digunakan sampai sekarang) atau jari, jengkal dan langkah,
Ukuran menurut Gunawan, (2010:1) berbentuk panjang, lebar, luas dan
besar suatu format. Dalam matematika bentuk ukuran panjang meliputi kilo meter
(km), hekto meter (hm), deka meter (dam), meter (m), centi meter (cm), elo, pal,
mil (laut), knoop (darat), yard (3 kaki), dan inchi.
Panjang merupakan ukuran jarak satu dimensi untuk mana-mana objek,
kuantiti-kuantiti serupa dengannya ialah tinggi, lebar, jarak dan sesaran. Panjang
merupakan ukuran dalam satu dimensi, luas merupakan ukuran dalam dua
dimensi dan isi merupakan ukuran dalam tiga dimensi (Gunawan, 2010:2).
d. Pengertian Metode Latihan
Metode latihan
kecakapan
mental,
seperti
dalam
perkalian,
penjumlahan,
f
p = ------ x 100%
n
Keterangan:
p
Pelaksanaan Siklus I
Mencermati hasil pengamatan pada tindakan kelas siklus I ditinjau dari 2
(dua) aspek yang menjadi indikator penilaian yakni untuk kemampuan memahami
ukuran panjang dengan jengkal dan lidi telah mengalami peningkatan yakni
terdapat 12 orang atau 60% yang mampu, 4 orang atau 20% yang kurang mampu
dan 4 orang atau 20% tidak mampu sedangkan ditinjau dari kemampuan
membedakan ukuran panjang dengan jengkal dan lidi juga meningkat menjadi 12
orang atau 60% yang mampu, 4 orang atau 20% yang kurang mampu dan 4 orang
atau 20% tidak mampu.
Berdasarkan hasil capaian pada tindakan kelas siklus I pertemuan I dan
II dapat dikatakan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus II karena
belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yakni penelitian dikatakan
berhasil apabila kemampuan memahami ukuran panjang pada anak kelompok B
melalui metode latihan dapat ditingkatkan dari 7 orang (35%) menjadi 16 orang
(80%).
2.
Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan kelas siklus II
menggunakan penggaris juga terdapat 18 orang atau 90% yang mampu, 2 orang
atau 10% yang kurang mampu dan tidak ada lagi anak yang tidak mampu.
Dari hasil capaian tindakan kelas siklus II dapat dikatakan bahwa
penelitian ini telah selesai sebab sudah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan
yakni minimal 16 orang atau 80% anak dari 20 orang anak kelompok B mampu
untuk memahami ukuran panjang melalui metode latihan.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini kemampuan memahami ukuran panjang dinilai dari
dua aspek yakni (1) kemampuan memahami ukuran panjang dengan jengkal, lidi
dan penggaris dan (2) kemampuan membedakan ukuran panjang dengan jengkal,
lidi dan penggaris. Upaya yang dilakukan guru untuk dapat meningkatkan
kemampuan memahami ukuran panjang pada anak kelompok B TK Kartika yakni
dengan menerapkan metode latihan.
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
pada siklus I dan siklus II
No
Siklus
1.
Observasi Awal
2.
Siklus I Pertemuan I
3.
Siklus I Pertemuan II
12
12
4.
Siklus II Pertemuan I
15
15
5.
Siklus II Pertemuan II
18
18
Anak
Anak sebaiknya dapat berusaha untuk terus memahami ukuran panjang
b. Guru
Sebaiknya guru harus dapat menguasai berbagai teknik pembelajaran sehingga
lebih mudah merangsang anak khususnya pada langkah-langkah memahami
ukuran panjang dengan menggunakan lidi, jengkal dan penggaris.
c. Sekolah
Pihak sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas belajar yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anggiat, Hadiati. 2001. Definisi Kemampuan. Http//:www.definisikemampuan.
co.id yang diakses tanggal 12 April 2013
Depdiknas. 2006. Kurikulum Taman Kanak-Kanak dan RA, Standar Kompetensi.
Jakarta : Grafika Mas.
Depdiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009.
Djamarah Syaiful Bahri., Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Gunawan Adi. 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Http://www.kamus-pintar-bahasaIndonesia. Diakses dari tanggal 15 April 2013
Iskandar. 2009. Metode Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : P.T Indeks.
Notoatmodjo, S. 2007. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Robbin, P. Stephen. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Roestiyah N.K. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Suharsimi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Belajar.
Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya
Sujana, Nana. 1994. Metode Penelitian. Jakarta: Balai Pustaka
Yudha. M. Saputra., Rudyanto. 2005. Proses Berpikir. Jakarta: PT. Remaja Rosda
Karya