Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARASIT
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan yang
ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia. Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan organisme lainnya
untuk kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi meninggal karena
kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga diketahui sebagai
necrotroph.
Berdasarkan Fenomena Hidup Parasitis ini harus dibedakan dengan yang
bersifat Symbiose, Komensalisme dan Mutualisme :
a. SIMBIOSE adalah hidup bersama antara dua orgenisme yang berbeda spesies
dan bersifat permanen, satu sama lain saling memerlukan dan tidak dapat
dipisahkan, atau dengan kata lain kedua orgenisme tadi saling mendapat
keuntungan.
Contoh : hidup bersama antara anai-anai (rayap) (Zootermopis sp) dengan
flagellate saluran pencernaan seperti (Trichonympha sp, Trichomonas sp,
streblomastix sp, Tricercomitus sp, hexamastic sp dll), dimana anai-anai akan
memberikan tempat yang cocok untuk tempat hidup flagellate tersebut serta dapat
memakan partikel-patikel kayu tetapi tidak bisa mencerna menjadi glukosa,
sedangkan flagellate saluran pencernaan tidak dapat memakan patikel kayu, tetapi
bisa mencerna dan mengubah partikel kayu menjadi glukosa. Glukosa sama-sama
diperlukan oleh anai-anai dan flagelalta untuk kelangsungan hidupnya (sama sama
mendapat keuntungan).
b. KOMENSALISME adalah hidup bersama antara dua organisme yang berbeda
spesies, dimana organisme yang satu mendapat keuntungan, sedangkan orgenisme
yang lain tidak dirugikan dan tidak pula mendapat keuntungan.
Contoh : hidup bersama antara bakteri Escheria coli didalam saluran
pencernaan hewan, bakteri akan berkembang didalam saluran pencernaan hewan
(mendapat keuntungan) dan dalam batas normal hewan tidak menderita (tidak
rugi).

c. MUTUALISME adalah hidup bersama yang bersifat tidak permanen antara dua
orgenisme yang berbeda spesies, dimana satu sama lain sama-sama mendapat
keuntungan.
Contoh : hidup bersama antara burung jalak dengan sapi, dimana burung jalak
akan memakan caplak yang menghisap darah sapi (jalak mendapat keuntungan)
sedangkan sapi terbebas dari parasit penghisap darah (sapi juga mendapat
keuntungan), tetapi hidup bersama ini tidak permanent.
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT
Parasit terdiri dari tiga kelompok yaitu parasit cacing, parasit protozoa, dan parasit
serangga. Parasit berkembang disebabkan oleh kondisialam dan lingkungan, suhu,
kelembaban,

serta

hal-hal

yang

berhubungan

dengan

masyarakat,

diantaranya

kuragmengertian, pendidikan yang kurang, social ekonomi yang rendah, sanitasi lingkungan
yang kurang, kepadatan penduduk, serta higine perorangan yang kurang baik.
KERUGIAN YANG DAPAT DI TIMBULKAN OLEH PARASIT
Kerugian akibat parasit terjadi melalui beberapa cara :
1. Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat
Contoh : artropoda (lalat dan nyamuk), helminth (cacing Ancylostoma sp) dan
Protozoa darah (Plasmodium sp; Leucocytozoon sp; Trypanosoma sp) menghisap
darah. Artropoda (lalat jenis tertentu), Helmin (cacing Thelazia sp; Syngamus sp),
Mprotozoa (Trichomonas sp) menghisap cairan getah bening atau eksudat
2. Menghisap makanan hospes
Contoh : Helmin (cacing Ascaris sp, Taenia spp), kesemuanaya menghisap makanan
hospes.
3. Merusak jaringan tubuh
Contoh : cacing Trematoda Fasciola gigantica merusak jaringan hati, Protozoa
(Eimeria sp) merusak epitel usus, Artopoda larva lalat Gastrophylus sp merusak
dinding lambung.
4. Menimbulkan gangguan mekanik
Contoh : bentuk peralihan cacing pita echinococus granulosus (kista hidatida) yang
berpredileksi didalam hati, bisa menekan organ hati dan organ lainnya.
5. Menimbulkan radang
Contoh : larva dari cacing Ancylostoma sp bisa menembus kulit dan menimbulkan
radang. Gigitan dari Artropoda (lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau)
kesemuanya menimbulkan radang. Protozoa Eimeria sp merusak epitel usus dan
mengakibatkan terjadinya radang

6. Memudahkan masuknya mikro-organisme.


Contoh : artropda (gigitan nyamuk, caplak), helmin (tempat masuknya larva
cacing Ancylostoma sp) menimbulkan kelukaan dan memudahkan masuknya mikroorganisme sehingga terjadi infeksi sekunder.
7. Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine, antikoagulan
dan produksi toksik dari metabolismenya)
Contoh : Protozoa (Trypanosoma sp), artropoda (lalat, nyamuk, caplak) dan Helmin
(cacingAncylostoma sp) menghasilkan substansi seperti tersebut terdahulu
8. Menimbulkan reaksi alergi
Contoh : artropoda (Sarcoptes sp, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal), tempat gigitannya
timbul reaksi alergi
9. Dapat menstimulir terjadinya kanker
Contoh : cacing Spirocerca lupi telah terbukti dapat menstimulir (merangsang)
terjadinya kanker saluran pencernaan anjing
10. Membawa beberapa penyakit (Vektor)
Contoh : caplak menularkan Anaplasmosis, lalat menularkan malaria unggas
11. Menimbulkan penyumbatan secara mekanis
Contoh : cacing Ascaris suum jika jumlahnya banyak dapat menyumbat saluran
pencernaan babi.
12. Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya.
Contoh : protozoa (Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna, Plasmodium
sp, Leucocytozoon dan Haemoproteus, menghancurkan sel darah merah unggas)
13. Menurunkan resistensi tubuh hospes terhadap penyakit lainnya.
Beberapa parasit berbahaya pada satu spesies hewan, sedangkan pada spesies yang lain tidak
atau kurang berbahaya. Parasit dengan host range yang semakin lebar berarti semakin
banyak spesies hewan yang bisa terinfeksi dengan dampak yang nyata dan sebaliknya apabila
parasit dengan host range yang sempit berarti semakin sedikit spesies hewan yang bisa
terinfeksi. Ada parasit walaupun jumlahnya masih sedikit sudah membahayakan hospes,
tetapi ada juga yang jika jumlahnya cukup banyak baru membahayakan hospes. Ada beberapa
parasit hanya membutuhkan satu satu hospes dalam menyelesaikan siklus hidupnya, tetapi
ada juga yang lebih dari satu hospes, sehingga menyebabkan ada perbedaan istilah parasit
diantara para ahli.
INFEKSI atau INFESTASI
Penggunaan istilah Infestasi dan Infeksi sampai saat ini masih sering terjadi perdebatan para
ahli, tetapi dari hasil pertemuan terakhir penggunaan istilah Infestasi hanya digunakan untuk
golongan Artropoda dan Infeksi untuk Helmin dan Protozoa (1,2)
Secara umum Infestasi atau Infeksi parasit dapat dibedakan menjadi :

1. INFESTASI atau INFEKSI CAMPURAN adalah bila satu individu (hospes) ditemukan
dua atau lebih parasit. Contoh pada seekor ayam ditemukan kutu, cacing dan protozoa
2. INFESTASI atau INFEKSI LATEN adalah bila individu (hospes) telah membawa parasit
tetapi tidak menampakkan gejala sakit, gejala sakit baru akan nampak apabila terjadi pemacu
patogenitas parasit atau factor pendefresi kekebalan tubuh. Contoh : protozoa Trypanosoma
evansi pada sapi kadang-kadang tanpa gejala, gejala akan tanpak jika sapi kepayahan dipakai
membajak di sawah.
3. INFESTASI atau INFEKSI TERSEMBUNYI adalah bila individu (hospes) yang telah
membawa parasit tetapi tanpa gejala sakit, gejala sakit akan nampak apabila ada parasit lain
ikut menyerang jaringan yang sama. Contoh : Plasmodium bubalis pada kerbau tidak
menimbulakn gejala sakit, apabila tidak disertai adanya parasit darah yang lainnya
seperti Babesia sp, Anaplasma sp
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit untuk
kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena
pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit adalah
sia sia. Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :
a. Siklus Hidup Secara Langsung
Untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif)
dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris suumyang menginfeksi
babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur
mengalami perkembangan dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang
bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disini
hanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase
bebas).
2. Siklus Hidup Secara Tidak Langsung
Untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau
lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola giganticayang menginfeksi sapi,
cacing dewasa yang berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja
dan mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus
membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi sporokista,
redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi
Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.

EKOLOGI PARASIT/ PEMBERANTRASAN PARASIT


Dalam usaha menentukan usaha kebijakan pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit parasiter, maka pengetahuan ekologi parasit tidak boleh diabaikan.
Dalam mempelajari ekologi parasit, setidak tidaknya ada tiga factor yang berperan antara
lain : Parasit, Hospes dan Lingkungan yang saling mempengaruhi dan saling berhubungan
dalam mempengaruhi persentase kejadian (Prevalensi infeksi ) atau Tingkat infeksi
(Intensitas infeksi).
1. Faktor Parasit
Yang dominant berpengaruh antara lain cara penyebaran (siklus hidup),
Viabilitas (daya

tahan

hidup) Patogenitas dan Immunogenitasnya. Cara

penyebaran (siklus hidup) berpengaruh terhadap ekologi parasit.


Contoh pada penyakit cacing hati Fasciola gigantica, jika siput Lymnaea sp tidak ada
maka

siklus

hidup

cacing

hati

akan

terputus

dan

penyakit

akan

lenyap. Viabilitas (daya tahan hidup), dari setiap parasit daya tahan hidupnya berbedabeda, sebagai contoh telur cacing Neoascaris sp lebih tahan kekeringan jika
dibandingkan dengan telurAscaris lainnya, sehingga pada daerah kering prevalensi
dan intensitas infeksi Neoascaris spumumnya akan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Ascariasis. Patogenitas, satu jenis parasit menimbulkan kesusakan yang
berbeda pada setiap jenis hewan dan bahkan pada hewan yang sama. Contoh Eimeria
tenella patogenitasnya
acervulina,

pre

paling

tinggi

dibandingkan

cox). Immunogenitas, tidak

semua

dengan Eimeria
parasit

bisa

(necatrix,
merangsang

terbentuknya tanggap kebal (kekebalan) ,selain itu dari satu jenis yang berbeda
varietasnya respon kekebalan yang terbentuk mungkin bisa jauh berbeda.
2. Faktor Hospes
Yang paling dominant dari hospes mempengaruhi ekologi parasit antara lain :
umur, ras, jenis kelamin, status immunitas dan status nutrisi.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dan sangat komplek dalam
mempengaruhi ekologi parasit. Lingkungan yang paling dominant berpengaruh
terhadap ekologi parasit seperti musim, curah hujan, suhu, sinar matahari, keadaan
geografi, tatalaksana peternakan

Anda mungkin juga menyukai