Mengenai usaha yang dirintis, peran dan tanggung jawab, manajemen dan
organisasi bisnis Kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
BAB 2
RUANG LINGKUP DAN PROSES TERBENTUKNYA KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan
dilihat
dari
berbagai
sudut
pandang
Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, wirausaha
dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonomi, manajemen, pelaku
bisnis, psikolog dan pemodal.
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang
menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan
mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang
tersebut.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang yang
mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha atau perusahaan.
Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber
daya manusia, cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan
yang sudah ada. Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha
adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor
dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.
Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di
luar kekuasaan orang lain.
Pandangan Pemodal
BAB 3
KARAKTER, CIRI-CIRI UMUM, DAN NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN
Karakteristik Kewirausahaan Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), mengemukakan cirri-ciri dan
watak kewirausahaan sebagai berikut :
1. KARAKTERISTIK WATAK
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan
terhadaporang lain, dan individualistis.
Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang
wajar.
kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap saran dan kritik.
keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif
(selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).
3. Keberanian Mengambil Resiko
Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai
utana dalan kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan
sukar memulai dan berinisiatif.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan. Ia ingin selalu tampil berbeda, menjadi yang
pertama, dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan
inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan
lebih cepat, lebih dulu, dan segera berbeda di pasar sehingga menjadi pelopor
dalam proses produksi maupun pemasaran.
5. Berorientasi Ke Masa Depan
Orang yang berorientasi kemasa depan adalah orang yang memiliki persepektif
dan pandangan ke masa depan. Karena memilii pandangan yang jauh kemasa
depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Nilai inovati, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsurunsur keorisinilan
seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang-orang yang kreatif dan yakin
dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1944:7)
dengan ciri-ciri :
(a) tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tresebut cukup baik.
(b) Selalu menuangkan imanjianasi dalam pekerjaannya.
(c) Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.
BAB 4
Faktor-Faktor Kewirausahaan
1. Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas,
pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil dalam
berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan
perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis.
Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal
dan eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif.
BAB 5
Ide dan Peluang Kewirausahaan
1. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko
yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus
benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu
diperhatikan :
a.
b.
b.
c. Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.
2.
b.
c.
Dukungan keuangan,
Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
a.
b.
c.
d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.
3.
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
di hasilkan memadai atau tidak.
4.
5.
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
a.
b.
c.
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko
finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.[6] Nilai suatu barang
atau produk dapat diciptakan melalui:
1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan
kebutuhan dalam kehidupan.
Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:
a) Penawaran produk atau jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di
Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan
bisnisnya terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah
mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan
merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
b) Penggunaan metode atau teknologi baru
Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan
teknologi baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan
di bidang progam-progam pesaing.
c)
Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim
jasa tenaga kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera
setelah pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak
yang melakiakn invasi ke quait.
d) Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan
bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.
e)
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk
memperkuat struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan
melalui penciptaan sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.[7]
Proses inovasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan[8]
Merancang perusahaan.
Mengatur strategi perusahaan.
Pemrakarsa ide-ide perusahaan.
Pemegang visi untuk memimpin.
Sedangkan sebagai pelaksana usaha, wirausaha berperan dalam:
Karena wirausah identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer,
maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung
risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal pertama yang harus dimiliki pertama kali adalah modal
dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal
baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikira. Menurut Casson (1982),
kemampuan kewirausahaan meliputi:
a) Self Knowledge, yaitu memiliki pegetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau
ditekuni.
b) Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
c) Practical Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan
teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
d) Search Skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
e) Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
f) Computation Skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa
yang akan datang.
g) Communication Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain.
Dengan beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki
kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit
Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:
a) Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. Misalanya, seseorang
yang akan melakukan bisnis perhotelan harus memiliki pengetahuan tentang
perhotelan.
b) Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan
bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan mengendalikan
perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi , mengadministrasikan,
dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti
memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien.
c) Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
d) Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
berbentuk materi, tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan moal
e)
f)
g)
h)
i)
j)
utama dalam usaha, oleh karena itu harus terdapat kecukupan dalam hal waktu,
tenaga, tempat, dan mental.
Managing fianance effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
Managing time efficeintly, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mngarahkan,
memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
Satidfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kapuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa bermutu, bermanfaat,
dan memuaskan.
Knowing how to compete, yaitu mengethuai strategi/cara bersaing. Wirausaha harus
dapat menganalisis SWOT dalam diri dan pesaingnya.
10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang
jelas.
BAB 6
Etika Bisnis atau Kewirausahaan
1. Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2:
Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang dilakukan sejauh
sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang dilakukan dan
khususnyatentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. (dalam hal ini
adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku seseorang).
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah yang sering
digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu
organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan.
Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
2. Norma Kewirausahaan
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma
etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu :
1.
Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku minimum.
2.
Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
3.
Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang
tidak diatur oleh aturan formal.
3. Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan
a.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan Negara,
jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan,behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan untuk
membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak pantas dan
konflik kepentingan.
Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui
kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolongmenolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan
orang lain.
Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati
kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun,
jangan merendahkan orang lain, jangan mempermalukan orang lain.
Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang
tinggi.
Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.