Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

Gambaran umum Kewirausahaan


1. Inti dan hakekat Kewirausahaan ( Enterpreneurship ) adalah : Kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar,,kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan munculnya ideide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan


Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kepribadian kreatif dan inovatif Yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,sikap, dan
perilaku kewirausahaan.
Ciri-cirinya : Penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motivasi berprestasi,
memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil resiko.
3. Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya tantangan. Dari tantangan akan muncul
gagasan, kemauan dan dorongan untuk berinisiatif Yang tidak lain berfikir kreatif dan
bertindak inovatif sehingga tantangan awal dapat teratasi dan terpecahkan.
Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit diawali dengan proses imitasi dan
duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan berujung pada
proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Tahap penciptaan sesuatu yang baru
dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.
4. Fungsi dan Peran wirausaha
- Fungsiidan peran wirausaha dapat dilihat dari dua pendekatan, secara mikro dan
makro.
- Secara mikro wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu ((Inovatorr) dan
Perencana (Perencana).
- Secara makro peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian suatu *egara.
5. Pengetahuan kemampuan dan kemauan wirausaha
Seorang wirausaha tidak akan berhasil jika tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan kemauan wirausaha.
Pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha di antaranya :

Mengenai usaha yang dirintis, peran dan tanggung jawab, manajemen dan
organisasi bisnis Kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

Ketrampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:

Ketrampilan konseptual mengatur strategi dan memperhitungkan resiko

Memimpin dan mengelola

Berkomunikasi dan berinteraksi

Teknik usaha yang akan dilakukan

Michel Harris 2000


Wirausaha yang sukses umumnya mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kualitas individual yang meliputi : sikap,
motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan.
6. Modal kewirausahaan
- Modal intelektual
- Sosial dan moral
- Modal mental
- Modal Material

BAB 2
RUANG LINGKUP DAN PROSES TERBENTUKNYA KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan
dilihat
dari
berbagai
sudut
pandang
Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, wirausaha
dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonomi, manajemen, pelaku
bisnis, psikolog dan pemodal.

Pandangan Ahli Ekonomi

Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan factor-faktor


produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang
yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya.
Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengorganisasikan factor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian
untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

Pandangan Ahli Manajemen.

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan


mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk
menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman,
1997:3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang

meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan


memanfaatkan peluang usaha.

Pandangan Pelaku Bisnis.

Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang
menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan
mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang
tersebut.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang yang
mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha atau perusahaan.
Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber
daya manusia, cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan
yang sudah ada. Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha
adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor
dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Pandangan Psikolog

Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di
luar kekuasaan orang lain.

Pandangan Pemodal

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,


menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan
membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

BAB 3
KARAKTER, CIRI-CIRI UMUM, DAN NILAI-NILAI HAKIKI KEWIRAUSAHAAN
Karakteristik Kewirausahaan Geoffrey G. Meredith (1996:5-6), mengemukakan cirri-ciri dan
watak kewirausahaan sebagai berikut :
1. KARAKTERISTIK WATAK
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan
terhadaporang lain, dan individualistis.

Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, setra inisiatif
Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan Mamu mengambil resiko yang
wajar.
kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap saran dan kritik.
keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel
Berorientasi madsa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

2. Ciri-ciri Umum Kewirausahaan


a. Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Seorang Wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu
hal secara tidak asal-asalan, seklaipun hal tersebut dapat dilakuakn oleh orang lain.
Nilai prestasi adalah hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai
seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
b. Memiliki Perspektif ke Depan
Sukses adalah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat mencapai target, sasaran atau
impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yangdapat memacu serta
memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Apapun impian
atau target kita, ingat kunci SMART (specific, measurable, achieveable,reality-based,
time-frame), yang berarti harus sepesifik jelas, trukur, dapat dicapai, berdasarkan
realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
c. Memiliki Kreativitas Tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non
wirausaha.
d. Memiliki Sifat Inovasi Tinggi
Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi
untuk mengembangkan bisnisnya. Inovasi diibaratkan sebagai pilar-pilar yang
menunjang kekukuhan hidup dan bisnis. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi
sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti menejemen produk, menejemen
konsumen, menejemen arus kas, sistem pengendalin, dan sebagainya.
e. Memiliki Komitmen Terhadap Pekerjaan
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang
sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras tanpa impian
bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja
keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar
tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang dituju. Hal ini yang menyebabkan
seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya.
f. Memiliki Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki komitmen sehingga melahirkan suatu tanggung


jawab terhadap apa yang dikerjakannya.
g. Memiliki Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan Orang lain namun
justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimiliki sendiri.
h. Memiliki Keberanian Menghadapi Resiko
Seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang
dihadapinya, semakin besar keuntungan yang diperolehnya. Hal ini dikarenakan
jumlah pemain semakin sedikit. Tetapi resiko tersebut harus diperhitungkan terlebih
dahulu dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
i. Selalu Mencari Peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam persepktif atau dimensi yang
berlainan pada satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal
dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani
berbagai
persoalan
yang
dihadapi
oleh
perusahaan.

j. Memiliki Jiwa Kepemimpian


Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan
mengembangkan bisninya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan
semangat untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Hal ini dapat
dilakukan apabila kita mempunyai jiwa kepemimpinian yang baik.
k. Memili Keampuan Menejerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu : (1)
kemampuan teknik, (2) kemampuan pribadi (personal), (3) Kewmampuan emosional.
l. Memiliki Kemampuan Perosnal
Seseorang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya
diri seniri dengan berbagai keterampilan personal.

3. Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan


Beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :
1. Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandim 1988:3). Kepercayaan
diri ini bersifat internal, sangat relatif, dianamis, dan banyak ditentukan oleh
kemampuan untuk memulai, melaksanaan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Berorientasi pada tugas dahn Hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif
(selalu ingin mencari dan memulai sesuatu).
3. Keberanian Mengambil Resiko
Kemampuan dan kemauan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai
utana dalan kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan
sukar memulai dan berinisiatif.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan. Ia ingin selalu tampil berbeda, menjadi yang
pertama, dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan
inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan
lebih cepat, lebih dulu, dan segera berbeda di pasar sehingga menjadi pelopor
dalam proses produksi maupun pemasaran.
5. Berorientasi Ke Masa Depan
Orang yang berorientasi kemasa depan adalah orang yang memiliki persepektif
dan pandangan ke masa depan. Karena memilii pandangan yang jauh kemasa
depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Nilai inovati, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsurunsur keorisinilan
seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang-orang yang kreatif dan yakin
dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1944:7)
dengan ciri-ciri :
(a) tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tresebut cukup baik.
(b) Selalu menuangkan imanjianasi dalam pekerjaannya.
(c) Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.
BAB 4
Faktor-Faktor Kewirausahaan
1. Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas,
pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil dalam
berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan
perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis.
Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal
dan eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif.

Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan


fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras,
dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
2. Penyebab Keberhasilan dalam Berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis
yang jelas serta kemauan untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada
kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah berikutnya adalah membuat keberhasilan
seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
-

Kemampuan dan kemauan

Tekad yang kuar dan kerja keras

3. Penyebab Kegagalan dalam Berwirausaha


Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan.
Zimmerer (1996: 14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
- Kurang berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengkoordinasi, keterampilan dalam mengelola SDM, dan kemampuan
mengintegrasikanoperasional usaha
-

Kurang dapat mengkendalikan keuangan

Tidak kompeten dalam manajerial

Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan suatu awal titik kegiatan

Lokasi yang kurang memadai

Kurangnya pengawasan peralatan

Sikap yang kurang serius dalam berusaha

Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan

Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer (1996: 17)


mengemukakan beberapa potensi yang membuat sesorang mundur dari kewirausahaan,
yaitu :
-

Pendapatan yang tidak menentu

Kerugian akibat hilangnya modal investasi

Perlu kerja keras dan waktu yang lama

Kualitass kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil

BAB 5
Ide dan Peluang Kewirausahaan
1. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko
yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik

2. Sumber Peluang Potensial


Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide
atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.

Menciptakan produk baru dan berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus
benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu
diperhatikan :
a.

Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan

b.

Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha


untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
a.

Analisis demografi pasar,

b.

Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,

c. Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.
2.

Mengamati pintu peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya :


a.

Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,

b.

Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,

c.

Dukungan keuangan,

d. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.


Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan
mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang
yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang, yaitu :
a.

Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,

a.

Kerugian teknik harus rendah,

b.

Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya

c.

Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,

d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.
3.

Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
di hasilkan memadai atau tidak.
4.

Menaksir biaya awal

Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.

5.

Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi[5]

Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
a.

Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing

b.

Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya

c.

Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru

Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko
finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.[6] Nilai suatu barang
atau produk dapat diciptakan melalui:
1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan
kebutuhan dalam kehidupan.
Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:
a) Penawaran produk atau jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di
Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan
bisnisnya terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah
mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan
merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
b) Penggunaan metode atau teknologi baru
Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan
teknologi baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan
di bidang progam-progam pesaing.
c)

Penciptaan pasar sarana yang baru

Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim
jasa tenaga kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera
setelah pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak
yang melakiakn invasi ke quait.
d) Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan
bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.
e)

Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru

Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk
memperkuat struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan
melalui penciptaan sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.[7]
Proses inovasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan[8]

3. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh ketrampilan, kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh
pengetahuan dan pengalaman usaha. Berikut kemampuan dan kemauan untuk memulai
usaha:

Menghasilkan produk atau jasa baru.


Menghasilkan nilai tambah baru.
Merintis usaha baru.
Melakukan proses/teknik baru.
Mengembangkan organisasi baru.

Wirausaha berfungsi sebagai perencana sekaligus pelaksana usaha. Sebagai perencana,


wirausaha berperan dalam:

Merancang perusahaan.
Mengatur strategi perusahaan.
Pemrakarsa ide-ide perusahaan.
Pemegang visi untuk memimpin.
Sedangkan sebagai pelaksana usaha, wirausaha berperan dalam:

Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda.


Meniru dan menduplikasi.
Meniru dan memodifikasi.
Mengembangkan produk, teknologi, citra, dan organisasi baru.

Karena wirausah identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer,
maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung
risiko. Untuk menjadi wirausaha, hal pertama yang harus dimiliki pertama kali adalah modal
dasar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal
baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikira. Menurut Casson (1982),
kemampuan kewirausahaan meliputi:
a) Self Knowledge, yaitu memiliki pegetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau
ditekuni.
b) Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
c) Practical Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan
teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
d) Search Skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
e) Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
f) Computation Skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan di masa
yang akan datang.
g) Communication Skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain.
Dengan beberapa ketrampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki
kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit
Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu:
a) Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. Misalanya, seseorang
yang akan melakukan bisnis perhotelan harus memiliki pengetahuan tentang
perhotelan.
b) Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan
bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan, dan mengendalikan
perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi , mengadministrasikan,
dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti
memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien.
c) Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
d) Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
berbentuk materi, tetapi juga moril. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan moal

e)

f)
g)
h)

i)
j)

utama dalam usaha, oleh karena itu harus terdapat kecukupan dalam hal waktu,
tenaga, tempat, dan mental.
Managing fianance effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya
secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
Managing time efficeintly, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mngarahkan,
memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
Satidfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kapuasan
kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa bermutu, bermanfaat,
dan memuaskan.
Knowing how to compete, yaitu mengethuai strategi/cara bersaing. Wirausaha harus
dapat menganalisis SWOT dalam diri dan pesaingnya.
10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang
jelas.

BAB 6
Etika Bisnis atau Kewirausahaan
1. Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi 2:

Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang dilakukan sejauh
sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.

Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang dilakukan dan
khususnyatentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. (dalam hal ini
adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku seseorang).

Pengertiannya dapat dibedakan menjadi:


Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi secara
keseluruhan.
Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang organisasi
Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan ekonomi dan
bisnis.

Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika bisnis adalah istilah yang sering
digunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu
organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan.

Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
2. Norma Kewirausahaan
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma
etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu :
1.
Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku minimum.
2.
Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
3.
Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang
tidak diatur oleh aturan formal.
3. Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan

1. Prinsip Etika dan Norma Kewirausahaan


a. Prinsip tanggung jawab
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya.
Tanggungjawab atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan kepentingan orang
lain.
b. Prinsip keadilan (first come first serviced)
c. Prinsip otonomi
(kebebasan sepenuhnya dlm menjalankan profesinya)
Prinsip otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmenprofesi
Pemerintah boleh campur tangan utk keselamatan umum
d. Prinsip integritas moral
Komitmen pribadi utk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat.
2. Prisnisp-prinsip etika dan perilaku bisnis

a.

Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang,


tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
b.
Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan dengan hormat, tulus hati,
berani dan penug pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling
percaya.
c.
Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, jangan
mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih
ketidakrelaan.

d.

e.

f.

g.

h.
i.

j.

Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan Negara,
jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan,behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan untuk
membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak pantas dan
konflik kepentingan.
Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui
kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolongmenolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan
orang lain.
Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati
kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun,
jangan merendahkan orang lain, jangan mempermalukan orang lain.
Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang
tinggi.
Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.

Anda mungkin juga menyukai