dengan hasil luaran yang sama atau bahkan meningkat. Laporan terbaru mendemonstrasikan
bahwa dengan aturan pengkodifikasian yang memandu pemeriksaan fisik pasien yang menderita
cedera pergelangan kaki atau kaki, memungkinkan untuk menurunkan jumlah pemeriksaan
rontgen bagian tersebut sebanyak 30% tanpa menyebabkan cedera. Hasil penghematan,
mengingat prosedur diadopsi secara universal, diestimasikan sebesar 150 juta dollar Amerika
Serikat.1
Studi lain mendemonstrasikan konsekuensi dari penerapan prosedur (dimana investigator
memanggilnya critical pathway, atau jalur kritis, untuk mengelola pasien yang mencari
perawatan untuk pneumonia yang didapat dari komunitas. Prosedur atau protokol yang
dipertanyakan menspesifikkan bagaimana keparahan pneumonia dinilai, pasien mana yang
diterima di rumah sakit dan mana yang dirawat di rumah, tatalaksana yang diberikan adalah
untuk kedua tempat, dan, untuk pasien rawat inap, ketika pasien dinilai siap untuk keluar dari
rumah sakit. Diestimasikan bahwa, tanpa adanya cedera pada pasien, biaya rumah sakit menurun
sebanyak 1.700 dollar Amerika Serikat per pasien, sebuah jumlah yang diduga lebih besar
ketimbang biaya tambahan untuk rawat jalan.
Optimalitas
Optimalitas adalah menyeimbangkan perolehan kesehatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
perolehan tersebut. Definisi ini menyiratkan bahwa terdapat hubungan baik atau optimal
antara biaya dan keuntungan dari perawatan kesehatan, sebuah titik dibawah dari keadaan
dimana keuntungan lebih bisa didapatkan dari biaya yang relatif rendah terhadap keuntungan
yang didapat, dan diatas dari keuntungan tambahan didapat pada harga yang relative cukup besar
ketimbang keuntungan.
Gambar 1.3. akan membantu mengilustrasikan konsep yang cukup abstrak ini. Untuk mengerti
gambar tersebut, dibutuhkan keterlibatan akan eksperimen mental: sebuah eksperimen dimana
cukup sulit untuk diduplikasi dalam praktik yang sesungguhnya, namun kendati demikian berasal
dari suatu prinsip fundamental yang sangat relevan dengan praktik medis dan aturan sosial.
Untuk memulainya, kami mengasumsikan bahwa kami memiliki seorang dokter yang ideal,
seorang dokter yang memiliki pengetahuan yang sempurna baik mengenai peningkatan
pelayanan kesehatan maupun biayanya.
Keuntunga
n
Biaya
Dokter tersebut, secara lebih lanjut, adalah orang yang tidak akan pernah meresepkan obat yang
tidak dibutuhkan. Dokter ini diberikan suatu set sumber daya yang lebih besar untuk digunakan
dalam pelayanan kesehatan. Panel bagian atas pada gambar 1.3 menunjukkan bahwa bila dokter
tidak memiliki sumber daya apapun untuk bekerja, maka tidak akan ditemukan peningkatan
dalam kesehatan (digambarkan sebagai keuntungan dalam gambar) yang dapat berkontribusi
untuk perawatan. Namun seiring dokter mendapatkan sumber daya lebih (yang tentunya bernilai
lebih) secara progresif, peningkatan lebih dapat dicapai. Dengan demikian, kurva peningkatan
teratribusi dengan peningkatan pelayanan, begitupun biaya, kecuali peningkatan tersebut
meningkat lebih cepat ketimbang biaya. Selanjutnya, walaupun begitu, semakin banyak dan
banyak sumber daya yang diberikan pada dokter, peningkatan yang ada, walaupun terus
berlangsung, menjadi semakin dan semakin kecil. Secara bertahap, akan tiba titik dimana
peningkatan lebih lanjut tidak akan dicapai tak perduli sumber daya apapun yang ada. Sampai
pada titik ini, dokter ideal menyadari bahwa tidak akan ada peningkatan lebih lanjut yang
dapat dicapai dan tidak akan meminta sumber daya tambahan. Perawatan maximally effective,
atau efektif maksimal, telah tercapai.
Pada bagian bawah dari gambar 1.3 terdapat suatu usaha untuk membandingkan peningkatan
dalam kesehatan terhadap biaya dari peningkatan tersebut. Untuk membuat sebuah
perbandingan, kita harus mengekspresikan biaya dan peningkatan dalam unit pengukuran yang
sesuai, misalnya dollar.
Ketika peningkatan kesehatan diartikan kepada padanan yang sesuai disebut keuntungan,
seperti yang terlihat pada gambar. Bagaimana konversi ini dapat dibuat, dan tepatnya bagaimana
keuntungan dan biaya dibandingkan, adalah sebuah subyek yang dipelajari di ekonomi
kesehatan. Disini saya asumsukan bahwa hal ini dapat dilakukan dalam sikap yang dapat
diterima secara sosial. Dan untuk menyederhanakan masalah yang lebih lanjut, saya hanya
mengurangi biaya dari keuntungan. Ketika ini selesai, akan ada titik dimana pada grafik
dibawahnya yang sesuai dengan dua poin yang cocok dalam grafik pada panel atas gambar.
Kurva lalu tergenerasi ke atas sampai pada poin dimana ia mulai menurun. Kurva naik sepanjang
keuntungan tambahan melebihi biaya tambahan. Lalu turun ketika keuntungan tambahan lebih
rendah daripada biaya tambahan. Titik tersebut menggambarkan perawatan yang efektif
optimal.
Saya menyediakan tabel 1.2 sebagai ilustrasi dari gagasan optimalitas. Tabel menunjukkan
beberapa temuan dari studi biaya dan efek vaksinasi pneumokokus. Pada sisi kiri dari panel atas
terdapat biaya bersih dari vaksinasi. Hal ini merupakan kerugian yang berasal dari vaksinasi
dikurangi peningkatan finansial dari prosedur. Sebagai catatan, khususnya, apabila orang tersebut
tidak meninggal karena pneumonia dan sebagai hasilnya hidup lebih panjang dan selanjutnya
mendatangkan biaya lain karena sakit, hal ini dianggap sebagai kerugian terkait vaksinasi. Hal
ini mengilustrasikan sebuah prinsip yang penting: dengan kata lain, peningkatan dalam kualitas
dapat menyebabkan biaya tambahan karena menyebabkan hidup yang lebih panjang.
Diskon 5% yang diaplikasikan pada keuntungan dan kerugian moneter dari vaksinasi
menghasilkan suatu prinsip atau presumsi lanjut oleh ekonomis: dengan kata lain, kerugian dan
keuntungan lebih dan lebih di masa depan, secara progresif menurunkan nilai dari orang yang
hidup di masa sekarang. Masih tidak jelas seberapa banyak menurunkah nilai tersebut. Angka
5% merupakan estimasi konvensional, rational dimana saya tidak akan berusaha untuk
menjelaskan.
Perolehan
Biaya
tambahan
vaksinasi
Penurunan biaya
perawatan
pneumonia
Biaya
tambahan
untuk
perawatan
Biaya
perawatan
penyakit
selain
pneumonia
sebagai akibat
Peningkatan
kualitas
sebagai akibat
preventif
pneumonia
Peningkatan
angka
harapan hidup
karena
menghindari
pneumonia
Diskon 5% pertahun
Umur vaksinasi
Efek (Quality-adjusted
Perolehan
Kerugian
Penurunan
kualitas
sebagai hasil
komplikasi
vaksin
Penurunan
kualitas hidup
sebagai hasil
pemanjangan
usia
Pada porsi sebelah kanan dari tabel 1.2 efek dari vaksinasi diperlihatkan. Hal ini muncul baik
sebagai keuntungan maupun kerugian. Sekali lagi kita temukan bahwa beberapa peningkatan di
kualitas, sementara mereka meningkatkan kualitas hidup, dapat pula memiliki efek sebaliknya.
Guna menambah beragam efek pada satu penjumlahan, metode penghitungan yang dapat
dibandingkan dengan penghitungan tunggal dari biaya moneter, dibutuhkan terkait apakah
biaya dinyatakan dalam dollar atau unit lainnya.
Penghitungan tunggal daru efek yang digunakan pada Tabel 1.2 adalah quality-adjusted year of
life, atau tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kualitas. Penghitungan ini berasal dari
atribusi berbagai beban kepada berbagai status kesehatan dimana jumlah total dapat dihitung.
Beban dalam tabel adalah estimasi subyektif. Hal ini, sebagai tambahan terhadap pembagian
kategorisasi status kesehatan dan potongan biaya bebas relatif yang masih kasar, mengenalkan
suatu elemen ketidakpastian kepada analisis. Untuk ketidakpastian ini harus ditambahkan eror
yang secara umum meliputi segala estimasi keuntungan dan kerugian karena informasi mengenai
hal tersebut, karena muncul lebih dari seumur hidup, biasanya inkomplit. Namun defek ini,
penting karena faktual, sehingga tidak begitu menyita perhatian, karena apa yang kita cari disini
adalah cara mendemonstrasikan cara berpikir mengenai biaya dan efek ketimbang usaha dalam
pengukuran aktual.
dengan mengasumsikan bahwa estimasi dari biaya dan efek vaksinasi masuk akal, kita dapat
membandingkannya sebagai mana terlihat pada panel bagian bawah tabel 1.2. Hal ini merupakan
perbandingan biaya dan efek vaksinasi pada umur yang berbeda. Pada usia yang muda,
peningkatan kesehatan relative kecil dan biaya tinggi. Pada umur yang lebih tua, biaya lebih
rendah dan memiliki peningkatan yang lebih tinggi. Perbandingan tersebut dapat membantu
dalam membandingkan kelompok umur mana yang secara sosial sesuai untuk ditawarkan
vaksinasi, berdasarkan seberapa besar masyarakat mau membayar untuk mendapatkan
peningkatan (kualitas hidup) dalam satu tahun dari quality-adjusted life. Perbandingan tersebut
sayangnya tidak memperbaiki titik optimal bawah dimana peningkatan melebihi kerugian dan
atas dimana kerugian melebihi peningkatan. Untuk melakukannya, akan dibutuhkan suatu
rangkaian nilai moneter untuk tiap tahun kehidupan yang diperoleh pada tiap usia. Maka
keuntungan (atau perolehan) yang dinyatakan dalam dolar dapat dibandingkan dengan
kerugian, juga dinyatakan dalam dollar. Saya tidak disiapkan untuk menjelaskan metode yang
mana ekonomis telah kembangkan untuk mengonversi tahun kehidupan kedalam dollar yang
sebanding. Walau begitu saya harus mengingatkan pembaca bahwa metode ini selalu bersandar
pada asumsi yang memiliki implikasi etik yang serius.
Sekarang setelah pembaca telah memiliki pemahaman yang lebih terhadap konsep optimalitas,
sekarang waktunya pindah pada implikasi yang lebih jauh dari model yang terlihat pada gambar
1.3. salah satu konsekuensi model ini adalah adanya dua standar kualitas: perawatan efektif
maksimal dan perawatan efektif optimal. Mana dari dua standar ini yang digunakan untuk
mendefinisikan dan meyakinkan kualitas perawatan? Sembari saya menjelaskan secara lebih
jauh, ketika mendiskusikan atrubut dari legitimasi sosial, jawabannya bergantung pada apakah
individu atau kepentingan sosial harus dilindungi.
Implikasi lain dari model lain disajikan dalam gambar 1.3 memiliki aspek penting dari hubungan
antara biaya dan kualitas. Pertama, seperti yang sudah saya tunjukkan, juka optimalitas terpilih
sebagai standar kualitas, ekspenditur apapun yang melampaui persyaratan untuk mencapai
optimalitas dapat dikatakan sebagai sia-sia. Dalam kata lain, melampaui optimal, kualitas dapat
dianggap lebih rendah ketimbang lebih tinggi.
Kedua, jika perawatan efektif maksimal dianggap sebagai standar kualitas, ekspenditur dibawah
titik tersebut dianggap sia-sia. Dan bila menghasilkan cedera, perawatan tidak hanya sia-sia tapi
juga menurunkan kualitas.
Hal ini akan diulang bahwa dalam menggenerasi kurva dalam gambar 1.3 diasumsikan bahwa
perawatan yang diberikan oleh dokter ideal yang secara konsisten menghindari segala macam
perawatan tak berguna yang konsisten. Pada praktik yang sesungguhnya, dalam komunitas
manapun, kebanyakan dokter berangkat dari ideal, terkadang menuju tingkat yang luar biasa.
Secara konsekuen, peningkatan kesehatan tidak secepat atau sebesar ketika sumber daya banyak
(di negara yang relatif kaya, contohnya) praktisi diajarkan untuk memberikan perawatan yang
tidak melampaui baik optimal maupun maksimal. Perawatan yang sia-sia atau bahkan
membahayan ditumpuk pada perawatan melampaui titik pada harapan apapun yang masuk akal
untuk peningkatan. Pada situasi dimana restriksi pada biaya perawatan dapat memproduksi
peningkatan yang signifikan dalam kualitas. Tetapi hal ini hanya akan berlaku bila reduksi
selanjutnya dalam perawatan adalah bijaksana, sehingga hanya perawatan yang sia-sia atau
berbahaya saja yang dihilangkan sementara segala hal lain yang berguna, tetap sebuah
konsekuensi tanpa arti yang jelas.
Secara kontras, dimana sumber daya terbatas dan, perlahan, peningkatan dalam kesehatan
dibawah optimal, perawatan lebih, dan perawatan berbiaya lebih, lebih kurang dibutuhkan.
Namun bahkan pada situasi tertentu, sumber daya apa yang tersedia bisa digunakan dengan lebih
efektif bila efikasi klinis dan produksi dapat meningkat.
Hal ini membawa kita pada pertanyaan lain. Apakah konsiderasi dari relevan biaya terhadap
definisi kualitasatau, di sisi lain, haruskah kualitas didefinisikan secara mandiri dalam
konsiderasi biaya? Dalam kata lain, apakah biaya dinilai dari kualitas itu sendiri atau hanya
mematok harga dimana kualitas dibeli? Pada titik ini, opini beragam; dan tidak banyak berbeda
posisi dimana biaya dan kualitas dinilai secara simultan.
Saya telah berargumen bahwa, pada beberapa jalan, biaya adalah bahan dalam definisi kualitas
itu sendiri. Hal ini jelas benar ketika praktisi memberikan perawatan yang lebih berbahaya
ketimbang berguna. Dapat pula dikatakan bahwa benar bila perawatan yang diberikan tidak
berbahaya tetapi sia-sia. Selain menanyakan apakah terdapat hal lain semisal sia-sia
(mengingat hampir seluruh hal yang kita lakukan dapat menjadi berbahaya) kita dapat
berargumen bahwa perawatan yang menunjukkan inatensi, pengabaian, atau tidak hati-hati dari
dokter dapat dianggap sebagai kualitas buruk, dan terlebih karena perawatan sia-sia secara
sosial tidak bertanggungjawab dan tercela.
Setelah menyelesaikan diskusi kita dalam efikasi dan optimalitas kita siap untuk lanjut pada
komponen yang kelima atau atribut kualitas, seperti yang terlihat pada gambar 1.1.
Penerimaan
Penerimaan dapat didefinisikan sebagai kecocokkan impian, keinginan, dan harapan pasien dan
anggota keluarga yang bertanggungjawab. Saya mengembangkan definisi ini kedalam lima
bagian:
1. Aksesibiliti
2. Hubungan pasien-dokter
3. Fasilitas perawatan
Kerahasiaan
Dari Donabedian, A., "Models for Organizing the Delivery of Personal Health Services and Criteria for Evaluating
Them." Milbank Memorial Fund Quarterly 50: 103-153, Oktober 1972, Bagian 2.
Terkait apakah yang mencari perawatan dipanggil klien, pelanggan atau pasien, adalah masuk
akal untuk mengharapkan hubungan antara perawatan dan hubungan dokter pasien. Hal ini
karena hubungan ini merupakan kendaraan dimana perawatan teknis diimplementasikan.
Hubungan yang baikk memotivasi praktisi untuk bekerja dengan baik. Juga turut memotivasi
pasien untuk berkooperasi, sehingga efektivitas perawatan meningkat. Faktanya, pada banyak
kasus, manajemen yang sesuai untuk hubungan dokter pasien merupakan teknik penting dalam
perawatan.
Pada akhirnya, hubungan dokter pasien mungkin merupakan indikator paling sensitif dari
kegigihan atas beragam kerugian dari kekurangan dalam organisasi dan pemberian pelayanan.
Perbedaan tersebut adalah yang terakhir hilang ketika sasarannya adalah meletakkan seluruh
pasien pada posisi yang sama dengan anggapan perawatan yang ditawarkan untuk mereka.
Fasilitas Perawatan
Fasilitas perawatan adalah aspek yang diinginkan dari lingkungan dimana perawatan diberikan.
Hal ini termasuk property seperti kenyamanan, privasi, kesenangan, ketenangan, kebersihan,
ketersediaan parkir yang adekuat, ketersediaan makanan, makanan yang baik, dan sebagainya.
Fitur ini merupakan tambahan dari aspek yang dibutuhkan hubungan dokter pasien, dan seperti
setelahnya, akan membantu dalam pengalaman untuk menerima pelayanan kesehatan baik
menyenangkan maupun tidak.
Kerena saya harus memberikan banyak penekanan pada hubungan dokter pasien dan fasilitas
perawatan, saya juga harus menyebutkan beberapa bahaya dari kepercayaan lebih terjadap hal
tersebut dalam menilai kualitas perawatan. Orang harus diingatkan mengenai kemungkinan yang
menarik sekitarnya dan bedsine manner, atau perilaku ketika memeriksa pasien, yang baik,
yang myngkin tertutup, atau sebagai pengganti untuk, kekurangan dalam perawatan klinis karena
dapat diharapkan dari pasien yang siap mengapresiasi dan gratifikasi oleh sebelumnya, namun
akan lebih kecil kemungkinan untuk mengerti dan menghargai setelahnya, terutama ketika
konsekuensi atau sukses atau kegagalan dalam perawatan teknik terhambat dan tanggung jawab
mereka masih kabur.
Secara lebih lanjut, akan sulit untuk membuat spesifikasi prasangka dari hubungan dokter
pasien sebagai atributnya. Hal ini dikarenakan pasien sangat beragam dalam ekspektasi dan
preferensi. Beberapa lebih milih praktisi yang dingin, tidak terlalu ramah dan mandiri, dimana
yang lain mungkin lebih memilih dokter yang hangat, penuh empati, dan ramah. Beberapa pasien
memilih untuk diberitahu, yang lain memilih untuk dikonsul. Hal ini berarti kriteria hubungan
dokter pasien beragam bergantung pada ekspektasi dan preferensi pasien. Dimana kedua hal
tersebut sangat dipengaruhi pengalaman personal. Oleh karena itu norma hubungan dokter
pasien, dan fasilitas perawatan, harus terus dibutuhkan.
Selain itu masih terdapat kesulitan lain karena kita hanya dipandu oleh kesukaan atau keinginan
pasien. Pada beberapa kasus, pasien memilih untuk mendapat perawatan atau prosedur yang
tidak baik untuk mereka, atau tidak dibutuhkan, atau secara sosial tidak diinginkan. Praktisi tidak
bisa melepaskan diri dari standar mengenai hak dan moral.
Biaya perawatan, dan prioritas berdasarkan hal tersebut, masih menjadi pertimbangan. Beberapa
fasilitas dapat berbiaya cukup tinggi dalam penggunaan dan perawatan. Hubungan dokter
pasien, bila harus memuaskan, tidak bisa dipaksa cepat; hal ini membutuhkan waktu dan biaya.
Keuntungan yang didapat dari biaya tambahan dapat dibandingkan dengan sumberdaya guna
alternative.