Anda di halaman 1dari 5

VARIABEL

Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, obyek, peristiwa yang nilainya bias berubahubah. Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.
Variabel dibedakan menjadi dua bagian :
1. Variabel bebas (independen)
Variable bebas (independen) adalah variable variable perlakuan atau sengaja
dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat.
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, atau
respondari variabel bebas. Oleh karena itu, variabel terikat menjadi tolok ukur atau
indicator keberhasilan variabel bebas.
Variabel lainnya : variabel antara, variabel kontrol, variabel intervening, dan lain-lain.
Tiga kategori hubungan variabel
1. Hubungan Simetris (jarang digunakan dalam penelitian pendidikan)
Hubungan simetris adalah hubungan dimana variabel yang satu tidak dipengaruhi dan
tidak disebabkan oleh variabel lainnya.
2. Hubungan Tak Simetris (Digunakan dalam penelitian pendidikan)
Hubungan tak simetris ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya. Hubungan tersebut bias berupa: pengaruh,
sumbangan atau kontribusi, hubungan sebab akibat. Hubungan dalam bentuk
hubungan positif dan fungsional.
3. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan yag pada suatu saat variabel yang satu
menjadi penyebab variabel yang lain, dan pada saat lain terjadi sebaliknya.

HIPOTESIS
Hipotesis pada hakikatnya tidak lain adalah jawaban sementara atau dugaan jawaban dar
masalah. Sebagai jawaban sementara atau dugaan, sudah pasti jawaban tersebut belum tentu
benar, dan karenanya perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Hipotesis berasal dari kata hipo
yang artinya bawah dan thesis artinya pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya
masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan perlu diuji atau dibuktikan.

Sumber hipotesis
Hipotesis sebagai jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan penelitian.
Jawaban sementara harus mendekati kebenaran, artinya harus menggunakan logika berfikir,
baik berfikir rasional maupun berfikir empiris. Oleh karena itu dari mana sumber hipotesis?
Sesugguhnya sumber hipotesis bias hasil dari berfikir rasional atau berfikir deduktif, bias pula
dari hasil berfikir empiri atau berfikir deduktif.
Menguji hipotesis
Hipotesis penelitian, baik yang diturunkan dari berfikir deduktif maupun berfikir induktif, masih
perlu diuji kebenarannya. Pengujiannya melaluidata empiris dengan cara mengadakan verifikasi
data dilapangan dalam dua cara:
Cara yang pertama disebut dengan cara experiment, dan cara kedua peneliti mencari data dari
gejala atau peristiwa sejenis yang telah dilakukan orang lain. Analisis data untuk menguji
hipotesis kita gunakan statistika.
Ciri hipotesis yang baik
a. Hipotesis dinyatakan dalam kondisi tertentu.
b. Hipotesis tidak bertentangan dengan teori yang telah mapan.
c. Hipotesis harus mempunyai kekuatan untuk menjelaskan suatu gejala. Artinya, variabelvariabel yang ada dalam hipotesis tersebut menyatakan hubungan yang rasional,
sehingga dapat memberikan penjelasan terhadap pemecahan masalah yang relevan.
d. Hipotesis harus dapat diuji. Artinya, variabel-variabelnya dapat diukur secara cermat
dengan alat-alat ukur yang dibuat peneliti serta mampu memberikan hasil pengukuran
yang objektif (sebagaimana adanya). Hal ini bias dilakukan apabila variabel yang diukur
dapat dirinci indikator-indikatornya berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam
variabel tersebut.
Dalam banyak hal , penelitian pendidikan tidak selalu menuntut adanya hipotesis. Misalnya,
penelitian yang berfungsi untuk pemecahan masalah ataupin untuk perumusan kebijaksanaan.
Peneliti cukup dengan membuat pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai acuan dasar dalam
mencari jawaban terhadap pemecahan masalah penelitian.

PENYUSUNAN KAJIAN PUSTAKA

Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka. Karena teori secara
nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan
bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang
akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan
generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna (2012), memiliki tiga pengertian yang berbeda.
1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan
dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teoriteori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
3. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan
objek penelitian yang sedang dikaji.

Menurut Pohan (2012) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan data
dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang
dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah,
dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian ini dilakukan dengan
tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar
pertimbangan perlu disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian menurut
Ratna (2012) didasari oleh kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala
multidimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang
yang sama maupun berbeda.
Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan
dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang digunakan untuk
menganalisis objek penelitian yang dikaji.
Cara Menyusun Kajian Pustaka

Menurut cara penyajiannya, menurut Ratna dalam Prastowo (2012: 83) kajian pustaka dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b)
penyajian disesuaikan relevansi, kedekatannya dengan objek.
a. Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis dengan pertimbangan
bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu dalam menentukan objektivitas penelitian
seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi masyarakat.
b. Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian dengan penelitian
yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah cara kedua ini dianggap lebih baik
dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan memang baru berbeda dengan
penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki relevansi paling kuat yang mengantarkan
peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya duplikasi.
Berdasarkan pemaparannya penyajian kajian pustaka dibedakan menjadi: ( Ratna dalam
Prastowo, 2012: 84).
a. Penyajian kajian Pustaka secara Deskriptif
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa menyebutkan
persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa analisis akan diuraikan pada bab
berikutnya.
b. Penyajian Kajian Pustaka secara Deskriptif dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis selain berbentuk deskripsi juga
disertai penjelasan tentang perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian, kajian pustaka
menunjukkan di mana posisi penulis dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah
dilakukan, apakah menolak, mengkritik, menerima, dan atau yang lainnya.
Penyusunan kajian pustaka meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

1. Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait


2. Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan

3. Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya ilmiah sebelumnya
yang relevan.

CONTOH VARIABEL
Contoh variabel diantaranya adalah prestasi belajar, metode pengajaran, motivasi, sikap,
intelegensia, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, gaji/ pendapatan, dll
(Motivasi dapat ditempatkan sebagai variabel bebas apabila akan dilihat intensitasnya dalam
hal prestasi.)
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
Masalah : apakah terdapat hubungan antara partisipasi anggota kelompok dalam memecahkan
masalah dengan prestasi yang dicapai kelompoknya/.
Alternative jawaban : 1. Tidak ada hubungan
2. Ada hubungan
2.1. Terdapat hubungan positif
2.2. Terdapat hubungan negative
CONTOH PENYUSUNAN KAJIAN PUSTAKA
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta, Bandung, h. 81.
Kerlinger, Fred N., 2006, Foundation Of Behavioral Research, terjemahan Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, h. 17.

Anda mungkin juga menyukai