Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi ) adalah penyakit
dimana
umumnya penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap penyakit hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darahnya.
Dimana tekanan darah itu sendiri adalah tekanan di
dalam pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung
keseluruh anggota tubuh. Tekanan dapat dilihat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan
angka seperti berikut 120/180 mmHg. Angka 120
menunjukkan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan
tekanan ketika jantung sedang berelaksasi, disebut dengan
tekanan diastolik.
Pada pemeriksan tekananan darah akan di dapat dua
angka . Dikatakan tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih. Dikatakan hipertensi jika
didapat ukuran yang tinggi ( misalnya 160/180 mmHg )
sebanyak dua kali dalam tiga kali pengukuran , selama
paling sedikit dua bulan ( 8 minggu ).
1.2. Tujuan
Untuk mempelajari Asuhan keperawatan Hipertensi
pada keluarga
Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga
tentang : tanda,
gejala dan hal lain yang
berhubungan dengan hipertensi
Untuk melengkapi persyaratan kenaikan pangkat.
1.3.

Rumusan Masalah
Mengetahui lebih detail t entang Hipertensi.
1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
Pengertian
Asuhan
keperawatan
keluarga
menurut
Salvicion G. Bail.On dan Aracelis Maglaya 1978. Perawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau
penyalur.
2.2. KONSEP CVA
CVA / Stroke disebut juga dengan serangan otak.
Merupakan jenis penyakit yang paling dialami oleh orang
yang berusia sudah tua. Stroke terjadi karena aliran darah
yang mengalir ke daerah otak menjadi terputus sehingga
sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen
dan glukosa yang dibawa oleh darah pada akhirnya tidak
berfungsi efektif dan menjadi mati.
Ada 2 tipe stroke :
1. Stoke iskemik kurang lebih memeliki pola kerja
atau gangguan yang hamper sama seperti
serangan
jantung.
Perbedaannya
adalah
terjadinya gangguan ini ada di dalam pembuluh
darah yang terdapat dalam otot. Stroke iskemik
juga didapat terjadi apabila terlalu banyak plak
( endapan lemak dan kolesteroll yang menyumbat
pembuluh darah di otak )
2

2. Stroke hemoragik, stroke ini terjadi karena adanya


keretakan atau pecahnya pembuluh darah yang
ada di otak. Akibat terjadinya pemecehan ini,
maka darah yang mengalir ke dalam jaringan otak
meyebabkan terjadinya pemecahan ini, maka
darah yang mengalir ke dalam jaringan otak
menyebabkan terjadinya kerusakan, terutama
pada sel-sel otak. Gejala umum terjadinya stroke
ditandai dengan beberapa hal, antara lain :
>Mengalami kelemahan atau bahkan mati rasa
terutama pada bagian wajah lengan dan tungkai
pada salah satu sisi tubuh.
>Mengalami kekaburan penglihatan , atau
bahkan mati rasa, terutama pada bagian wajah,
lengan, dan tungkai pada salah satu sisi tubuh.
>Mengalami kesulitan untuk berbicara atau sulit
memahami apa yang sedang dibicarakan
oranglain kepadanya.
>mengalami sakit kepala yang amat sangat,
tanpa diketahui sebab-sebabnya.
>Mengalami kehilangan keseimbangan tubuh
atau mengalami ketidakstabilan pada saat
berjalan . Ada dua factor resiko yang dapat
dilakukan
untuk
mengantisipasi
terjadinya
Stroke :
1. Factor resiko yang dapat dikendalikan
Faktor resiko bagi penderita stroke yang
masih dapat
dikendalikan sehingga mereka
masih memiliki peluang untuk disembuhkan,
meliputi : sekaligus menderita hipertensi,
menderita diabetes, mengalami peningkatan
kolesterol yang cukup tinggi, pecandu alcohol,
perokok, mengalami kelebihan berat badan, dan
menderita penyakit arteri koroner.
3

2. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan


Sementara penderita stroke yang factor
resikonya tidak dapat dikendalikan sehingga sulit
disembuhkan secara medis, antara lain : factor
usia yang sudah mencapai 65 tahun ke atas, jenis
kelamin ( seorang pria memiliki potensi yang
lebih banyak mengalami stroke, sedangkan
wanita lebih berpotensi mengalami stroke yang
lebih mematikan ), Faktor sejarah keluar, artinya
seseorang yang memiliki gen dari sebuah
keluarga yang mengalami stroke, maka factor itu
secara medis biasanya akan sulit dikendalikan.

2.3. KONSEP HIPERTENSI


A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat
abnormal, Seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. ( Elisabet Corwin,
hal 356 ).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mm Hg ( Sharon, L.Rogen, 1996 ).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih
dari 90 mmHg ( Luckman Sorensen, 1996 ).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih dari 90 mmHg atau lebih. ( Barbara Hearrison
1997 ).
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
4

menetap atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90


mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur ratarata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada
dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada
hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer
pada tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi
adalah
asimtomatik.
Gejala-gejala
menandakan kerusakan pada organ target seperti otak,
ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi
dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan,
dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya
hipertensi di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Esensial ( primer / idipatik ) etiologi tak diketahui,
dapat dipercepat atau maligna, namun banyak factor
yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, system rennin
anggiotensin, efek dari ekresi Na, obesitas,
merokok dan stress.
2. Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh
proses penyakit dasar. Dapat diakibatkan karena
penyakit parenkim renal / vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dan
lain-lain.
Pada
umumnya
hipertensi
tidak
mempunyai
penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa factor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetik ; Respon nerologi terhadap stress atau
kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas ; terkait dengan level insulin yang tinggi
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan
5

d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterikklerosis


pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya
hipertensi antara lain :
> Keturunan
> Usia
> Berat badan
> Perokok
> Pola makan dan gaya hidup
> Aktifitas olah raga

C. Fatofisiologi
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, jantung, dan ginjal.
Penurunan kesadaran, dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak.
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf
simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel
jugularis inilah ini bias meningkatkan tekakan darah.
Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eskresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan
pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya
vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi
kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada
peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
6

tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan


pada organ organ seperti jantung.
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi ( JNL< 1997 ) : The sixt Report
of Join National Committee on Prevention 1997 di kutip
oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat
dalam table berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi
Sistolik mmHg
Diastolik
mmHg
a. Normal
130-139
85-89
b. Perbatasan
140-159
90-99
c. Hipertensi tingkat I
160-179
100-109
d. Hipertensi tingkat II
> 180
>
85
E. Manisfestasi Klinik
Peningkatan
tekanan
darah
kadang-kadang
merupakan satu-satunya gejala bila demikian, gejala
baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,
otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan
adalah sakit kepala, epistaksis, telinga berdenging,
mata berkunang-kunang dan pusing. ( Mansjoer Arif,
dkk, 1999 )
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak
menimbulkan gejala meskipun secara tidak senggaja
terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi ( padahal sesungguhnya tidak ).
Pada
tingkat
awal
sesungguhnya,
Hipertensi
asimtomatis mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital, seringkali timbul pada
pagi hari
7

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Vertigo dan muka merah


Epistaksis spontan
Kelelahan
Mual dan muntah
Sesak nafas
Gelisah
Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan
retina
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan
bukan oleh gangguan ginjal.
10.Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan,
maka akan terjadi :
a. Insufiensi koronen dan penyumbatan
b. Gagal jantung
c. Cerebrovaskuler accident ( stroke ).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
A. Demografi :
Usia : Terjadi pada usia 30 40 tahun
Ras : terjadi dua kali lebih besar pada orang kulit
hitam ( orang Afrika )
Jenis kelamin : meningkat pada laki-laki
8

B. Riwayat atau adanya factor-faktor resiko :


Kegemukan / obesitas
Riwayat keluarga
Peningkatan kadar lipid serum
Merokok sigaret berat
Penyakit ginjal
Terapi hormone kronis
Gagal jantung
Diet
Kehamilan
C. Pemeriksaan fisik :
Otak : sakit Kepala, mual, muntah, kebas kaki atau
kesemutan pada eksremitas, enselatopati hipertensif
( mengantuk, kacau mental, kejang atau koma ).
Mata : retinopati ( hanya dapat dideteksi dengan
menggunakan
oftalmoskop
yang
menunjukkan
hemoragi retinal dan eksudat dengan papiledema ),
penglihatan kabur
Jantung : gagal jantung ( disnea pada pengerahan
tenaga, takikardi )
Ginjal
:
penurunan
pengeluaran
urin
dalam
hubungannya
dengan
pemasukan
cairan,
penambahan berat badan tiba-tiba dan edema.
C. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X dada dapat menunjukkan kardiomegali
EKG dapat menunjukkan proteinuria, hematuria
mikroskopik
Survei kimia dapat menunjukkan peningkatan kreatinin
serum dan nitrogen urea darah ( BUN )
Profil lipid dapat menunjukkan peningkatan kolesterol
dan trigliserida
Kadar katekolamin meningkat bilahipertensi
disebabkan oleh
feikromositoma ( tumor medulla
adrenal )
9

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan
program
terapeutik yang berhubungan dengan
ketidakcukupan
pengetahuan
tentang
kondisi,
pembatasan diet, pengobatan, factor resiko.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
3.3. Intervensi
1. Diagnosa : Resiko terhadap ketidakefektifan
penatalaksanaan program terapeutik yang dengan
ketidakcukupan
pengetahuan
tentang
kondisi,
pembatasan diet, pengobatan factor resiko
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan tidak terjadi kenaikan tekanan darah diatas
140/90 mmHg
Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan dan
penyuluhan, keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan.
Intervensi :
Gali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
Rasional : Persepsi yang salah dapat menghambat
program pengobatan
Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
hipertensi

Jelaskan tentang pengertian , penyebab, tanda dan


gejala hipertensi
Rasional
:
Keluarga
dapat
meningkatkan
pengetahuan tentang pengertian, penyebeb, tanda
dan gejala hipertensi.
Jelaskan cara pencegahan hipertensi
10

Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan


keluarga tentang pencegahan hipertensi
Beri
kesempatan
pada
keluarga
untuk
mengelompokkan makanan yang tidak boleh /
dikurangi.
Rasional : Makanan yang tinggi garam dan tinggi
lemak akan memperberat hipertensi.
Jelaskan pada keluarga akibat lanjut dari hipertensi.
Rasinal : Keluarga mengetahui akibat lanjut
hipertensi bila tidak ditangani.
Bimbing keluarga untuk mencegah serangan
Rasional : Dengan membimbing keluarga diharapkan
tidak terjadi serangan ulang.
Diskusikan bersama keluarga cara pengolahan
makanan untuk penderita hipertensi.
Rasional : Memberikan pengetahuan pengolahan
makanan dimana keluarga membuat pertimbangan
dalam
mengolah
makanan
untuk
penderita
hipertensi.
Bimbing keluarga untuk melakukan pencegahan dan
perawatan hipertensi.
Rasional : keluarga mengetahui dan membawahi
perawatan hipertensi dengan benar
Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan
yang dapat dimamfaatkan.
Rasional : Keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan
yang sesuai dengan pilihannya
Tanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan
digunakan apabila ada keluarga yang sakit.
Rasional : untuk mengatahui respon keluarga apabila
ada keluarga yang sakit.
Anjurkan untuk mengunjungi tempat pelayanan
kesehatan bila sakit
Rasional : keluarga dapat mengunjungi fasilitas
kesehatan yang ada.
11

2. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan


dengan
peningkatan takanan vaskuler serebral.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan atau penyuluhan, diharapkan nyeri
berkurang sampai dengan hilang.
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan
keperawatan atau penyuluhan kesehatan diharapkan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
mengurangi nyeri.
Intervensi :
Gali pengetahuan keluarga tentang relaksasi
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai relaksasi.
Diskusikan cara relaksasi.
Rasional : memberikan pengetahuan dasar dimana
keluarga dapat membuat pertimbagan dalam
melakukan relaksasi.
Beri penjelasan tentang relaksasi
Rasional : memberikan informasi yang benar
sehingga tahu tetang relaksasi.
Demonstrasikan tekhnik relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi
Beri kesempatan redemonstrasi relaksasi
Rasional : dapat melakukan relaksasi tanpa bantuan
Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : keluarga tahu penyebab sehingga tidak
salah dalam menangani atau mengobati nyeri.
Bimbing keluarga untuk mengurangi nyeri
Rasional : keluarga mampu mengurangi / menangani
nyeri.
Diskusikan cara mengurangi nyeri
Rasional : keluarga membuat pertimbangan untuk
mengatasi nyeri.
Jelaskan tentang akibat nyeri.
Rasional : keluarga mampu menangani nyeri sedini
mungkin
12

Ulangi penjelasan yang kurang dimengerti.


Rasional : Keluarga mengerti betul tentang
hipertensi.
Jelaskan pada keluarga tempat-tempat pelayanan
kesehatan yang dapat digunakan.
Rasional : untuk mengarahkan keluarga ke mana
harus membawa anggota keluarganya yang sakit.
Tanyakan fasilitas kesehatan mana yang akan
digunakan keluarga kaitannya dengan sakit yang
diderita anggota keluarganya.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga tentang
adanya fasilitas kesehatan yang ada.
Anjurkan pada keluarga untuk mengunjunginya.
Rasional : keluarga dapat memamfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
3.4.
1.

Implementasi
Diagnosa 1 :
Megali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala serta pencegahan hipertensi.
Mendiskusikan cara pencegahan hipetensi
Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
mengelompokkan makanan yang tidak boleh /
dikurangi.
Menjelaskan pada keluarga komplikasi dari penyakit
hipertensi
Mendiskusikan cara pengolahan makanan untuk
penderita hipertensi
Memberikan bimbingan cara pengolahan makanan.
Mengali pengetahuan keluarga tentang perawatan
hipertensi.
Membimbing keluarga tentang pencegahan
dan
perawatan hipertensi.
Mengulangi penjelasan cara perawatan hipertensi.
13

Menjelaskan pada keluarga berbagai fasilitas


pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
Menanyakan pada keluarga fasilitas kesehatan yang
akan digunakan.
Memberikan dorongan untuk mengunjungi pelayanan
kesehatan terdekat
2. Diagnosa 2 :
Menanyakan pada keluarga tentang relaksasi.
Mendiskusikan cara menangani nyeri
Memberikan penyuluhan tentang relaksasi
Melakukan demonstrasi .

Memberikan kesempatan pada keluarga untuk


redemonstrasi
relaksasi.
Menjelaskan pada keluarga untuk mengurangi nyeri.
Memberikan bimbingan untuk mengurangi nyeri.
Menjelaskan tentang akibat nyeri
Mengulangi penjelasan agar lebih jelas lagi.

Menjelaskan pada keluarga tentang fasilitas


pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
Menanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan
digunakan.

Memberikan dorongan untuk mengunjungi fasilitas


pelayanan kesehatan terdekat.

3.5. Evaluasi
1. Diagnosa 1 :

Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang


hipertensi.
Keluarga mampu menyebutkan jenis makanan yang
tidak boleh / dikurangi .

Keluarga mengatakan sudah jelas dengan materi


yang disampaikan oleh perawat.

Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang


komplikasi dari hipertensi.
14

Keluarga mampu menyebutkan cara pengolahan


makanan bagi penderita hipertensi.

Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang


perawatan hipertensi dengan dibantu oleh penyuluh.

Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan


dan perawatan hipertensi.

Keluarga mampu menyebutkan jenis pelayanan


kesehatan.
Keluarga mengatakan mau mengunjungi Puskesmas
untukmengobati sakitnya.
2. Diagnosa 2 :
Keluarga sudah tahu tentang relaksasi.
Keluarga mampu melakukan relaksasi.
Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri.
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk
mengurangi nyeri.
Keluarga mampu menyebutkan akibat nyeri yang
berkelanjutan.

Keluarga dapat mengerti fasilitas pelayanan


kesehatan yang dapat digunakan.

Keluarga mengatakan akan memanfaatkan fasilitas


kesehatan yang ada bila ada yang mengalami
gangguan kesehatan, mau mengunjungi Puskesmas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
15

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang


abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
menetap atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau
lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang
terpisah. Fatologi utama pada hipertensi adalah peningkatan
tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
Hipertensi disebabkan oleh pola makan dan kebiasaan
yang kurang baik, begitu juga factor usia dan keturunan
termasuk factor resiko terjadinya hipertensi.
Keluarga dengan salah satu anggota mengalami
hipertensi harus mengetahui pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pencegahan hipertensi dan komplikasi hipertensi
yang bisamenyebabkan CVA / stroke
4.2 Saran
Hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak
karena hal itu akan memperberat hipertensi.
Olahraga yang cukup dan terapkan pola hidup sehat,
berhenti merokok.
Pergilah ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa
keadaan tubuh jika dirasa ada yang sakit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Engram, Barbara 1990. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2
Jakarta
16

2. Doenges, 2003. Rencana AsuhanKeperawatan.EGC.


Jakarta 2
3. Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid .
Jakarta : EGC
4. Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta : EGC
5. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta :
2001
6. Sylvia A Price & Lorraine M. Wilson 2005. Patofisiologi
Jakarta : EGC

DAFTAR ISI

17

KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
.ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang

1.2.
Rumusan
Masalah.......................................................................
1.3.
Tujuan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1.
Konsep
Keluarga.
2.2.
Konsep
CVA
2.3. Konsep Hipertensi
A.
Pengertian
.
B.
Etiologi
.
C.
Patofisiologi
..
D.
Klasifikasi

E.
Manisfestasi
Klinik
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN
18

3.1.
Pengkajian

3.2.
Diagnosa
Keperawatan..
3.3.
Intervensi
.
3.4.
Implementasi

3.5.
Evaluasi

BAB IV. PENUTUP


`
4.1.
Kesimpulan

4.2.
Saran

DAFTAR
PUSTAKA
.....iii

19

Anda mungkin juga menyukai