Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja meupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa,
pada masa ini terjadi perubahan- perubahan baik dari fisiologis maupun
psikologis. Salah satu perubahan yang terjadi pada remaja putri adalah
perkembangan organ reproduksi yang ditandai dengan timbulnya haid atau
menstruasi, yang terjadi pertama kali pada usia 10-16 tahun.
Haid (menstruasi) merupakan proses pengeluaran darah dari uterus
disertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi
secara periodik (Maulana, 2009). Pada saat dan sebelum haid (menstruasi),
seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Akan
tetapi jika rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.
Nyeri haid atau disminore merupakan keluhan yang sering dialami
wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadangkadang disertai pusing, lemas, mual dan muntah, biasanya terjadi pada saat
haid atau menjelang haid.
Nyeri saat menstruasi di sebabkan oleh kejang otot uterus (Wilson,
2006). Nyeri haid (dismenore) dapat menghambat aktivitas remaja sehari-hari
menganggu konsentrasi belajar atau bahkan memaksa pendeita untuk
beristirahat sehingga tidak dapat mengikuti proses pembelajaran.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di seiap negara mengalam nyeri
menstruasi. Presentasi angka kejadian nyeri menstruasi di Amerika Serikat
sekitar 60% sedangkan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angka

kejadiannya sekitar 55%. Prevalensi nyeri menstruasi berkisar 45-95% di


kalangan wanita usia produktif. Pada umumnya hal ini tidak berbahaya,
namun seringkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya
(Proverawati, 2009). Intensitas nyeri berbeda-beda untuk setiap wanita di
pengaruhi oleh deskripsi individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman
nyeri (Kelly, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Udayanan Program Studi Ilmu Keperawatan didapatkan bahwa
responden yang mengalami disminore sedabg sebanyak 88,6% sedangkan
dismenore berat yaitu 11,4%. Sementara mengenai aktivitas belajarnya,
sebagian besar responden mengalami aktivitas belajar terganggu 68,4%,
kategori sangat terganggu 21,55, dan kategori tidak terganggu akibat
dismenore 10,1% (Iswari, 2014).
Segolonga perempuan yang mengalami dismenore primer mengatasi
serta menyembuhkan nyeri haid tersebut dengan mengkonsumsi obat-obatan
secara berkala. Namun sifat obat-obatan tersebut hanya menghilangkan rasa
nyeri, maka penderita akan mengalami ketergantungan obat dalam jangka
panjang. Apabila dikonsumsi terus-menerus akan menimbulkan dampak
negatif bagi kesehatan. Penggunaan obat farmakologis menimbulkan efek
samping seperti gangguan pada lambung, anemia, dan yang lebih parah
adalah dampak mental psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan
tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan. Mereka merasa bahwa untuk
tidak mengalami nyeri haid maka harus minum obat (Anurogo & Wulandari,
2011). Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan

istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, pemijatan dan kompres hangat.
Selain itu, nyeri haid juga bisa diobati dengan menggunakan tumbuhan herbal
antara lain tapak liman, temu putih, kunyit dan sindaguri (Leli, Rahmawati &
Atik, 2011). Data menurut IOT (Industri Obat Tradisional) dari 4.187 terdapat
40% masyarakat memanfaatkan kunyit sebagai pengobatan dan 10%
masyarakat mengkonsumsi kunyit untuk mengurangi nyeri waktu haid
(Ningharmanto, 2008 dalam Leli, Rahmawati & Atik, 2011).
Kunyit asam diolah dengan bahan utama kunyit dan asam. Salah
satunya dapat diolah menjadi rebusan kunyi asam. Rebusan kunyit asam ini
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan biasanya sering digunakan
dalam berbagai obat tradisional. Rebusan kunyit asam mempunyai aktivitas
antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Juga bermanfaat sebagai
analgetik, anti-inflamasi, antioksidan, antimikoba, serta pembersih darah.
Begitu juga asam jawa yang mengandung flavonoid berfungsi sebagai obat
penghilang rasa nyeri dan peluruh keringat (Sina, 2012). Rebusan kunyit
asam merupakan minuman yang berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit saat
haid (nyeri haid) (Winarto, 2004).

B. Rumusan Masalah
Adakah efektivitas pemberian rebusan kunyit asam terhadap penurunan
dismenore.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas pemberian rebusan kunyit asam terhadap
penurunan nyeri dismenore.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana mengatasi dimniore

b. Mengetahui cara merebus kunyit asam


c. Mengetahui pengaruh pemberian rebusan kunyit asam terhadap nyeri
pada disminore.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:
1 Bagi penderita disminore
Sebagai salah satu bentuk pemberian perawatan yang dapat mengurangi rasa
2

nyeri dan tindakan yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Bagi peneliti
Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan tentang disminore dengan menerapkan tindakan Keparawatan
Komplementer.

A. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2009).
Pubertas adalah proses kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang
terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks
sekunder mulai muncul, salah satu yang sering dikeluhkan yaitu nyeri pada saat
haid (Disminore).

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk megurangi pada
saat disminore salah satunya yaitu dengan rebusan kunyit asam.
Kunyit asam diolah dengan bahan utama kunyit dan asam. Salah satunya
dapat diolah menjadi rebusan kunyit asam. Resbusan kunyit asam ini
mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenol. Juga
bermanfaat sebagai analgetika, anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, serta
pembersih darah. Begitujuga buah asam jawa memiliki banyak manfaat medis
yang telah dipercaya. Terutama kandungan

xylose, xyloglycans dan

anthocyanin yang terdapat dalam buah tersebut. Xylose dan xyloglycans sangat
bermanfaat dalam hal kosmetika medis yang paling bermanfaat dalam hal
antiinflamasi dan antipiretika adalah anthocyanin karena agen tersebut mampu
menghambat

kerja

enzim

cyclooxygenase

(COX)

sehingga

mampu

menghambat dilepaskannya prostaglandin sehingga mampu mengurangi nyeri.

Kerangka pemikiran dari hubungan antara variabel rebusan kunyit asam


dengan nyeri disminore adalah :

Bagan 1.1

Pengaruh Pemberian Rebusan kunyit asam Terhadap Nyeri


Pada Disminore

Rebusan Kunyit Asam

Nyeri pada Disminore

: Faktor yang diteliti


: Adanya Pengaruh

Anda mungkin juga menyukai