Anda di halaman 1dari 7

See all

12 References

Download Full-text PDF

PENGGANDAAN SKALA PROSES


PEMBUATAN BAHAN PAKAN TERNAK
BERBASIS KULIT ARI KEDELAI (Glycine
max L. Merr) PRODUCTION SCALE UP
OF FEED MATERIAL PROCESS FROM
SOYBEAN (Glycine max L. Merr) HUSK
Thesis (PDF Available) February 2014with64 Reads
Thesis for: Bachelor Degree, Advisor: Sri Kumalaningsih, Arie Febrianto Mulyadi

1st Mochamad Miftakhur Roziqin

2nd Sri Kumalaningsih

3rd Arie Febrianto Mulyadi


10.79 Brawijaya University
Abstract
Proses penggandaan skala (scale up) perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi
bahan pakan berbasis kulit ari kedelai. Scale up adalah proses yang mendapatkan hasil produksi
yang identik (jika memungkinkan) pada skala yang lebih besar berdasarkan pada skala produksi
yang telah ditentukan sebelumnya. Penggandaan skala pada penelitian ini didasarkan pada
perlakuan terbaik penelitian skala laboratorium. Penelitian terdahulu pembuatan bahan pakan
berbasis kulit ari kedelai skala laboratorium didapatkan kadar protein sebesar 28,42%, lemak
kasar 7,21% dan kadar abu 4,84%. Hasil tersebut memberikan hasil terbaik pada uji biologis
yang diuji pada tikus dengan total penambahan berat badan sebesar 188 gram, nilai PER (Protein
Efficiency Ratio) sebesar 0,91 dan daya cerna sebesar 88,75%. Pada penggandaan skala
didapatkan kadar protein sebesar 8,89%, lemak kasar 0,96% dan kadar abu 3,29%. Hasil uji pada
tikus didapatkan nilai PER sebesar 0,36, daya cerna sebesar 94,17% dan kenaikan berat badan
sebesar 178,88 gram. Hasil uji biologis diuji menggunakan uji t (unpaired) dan didapatkan hasil
tidak beda nyata pada PER dan kenaikan berat badan, sedangkan daya cerna terdapat perbedaan
nyata. Biaya digunakan untuk bahan baku sebesar dan bahan pembantu sebesar Rp.
50.480/batch. Biaya utilitas air setiap batch sebesar Rp.908, listrik Rp. 17.247, dan LPG Rp.
48.125. Total biaya utilitas sebesar Rp.66.280. Total biaya yang dikeluarkan setiap batch
produksi adalah sebesar Rp. 116.760.-Kata Kunci : skala ganda, protein efficiency ratio, daya
cerna, pertambahan berat badan, utilitas ABSTRACT To increase production capacity of feed
material from soybean epidermis, scaling up was requisite. Scaling up was the process to get
identical production (if possible) on a larger scale based on predetermined production scale.
Previous research of feed material production from soybean epidermis at laboratory scale
obtained protein content of 28,42%, crude fat of 7,21% and ash content of 4,84%. These
provided the best result at biological assay tested in mice with total weight gain of 188 grams,
value of PER (Protein Efficiency Ratio) of 0,91 and digestibility of 88,75%. Meanwhile,
production scale up acquired protein content of 8,89%, crude fat of 0,96% and ash content of
3,29%. Test results in mice obtained PER value of 0,36, digestibility of 94,17% and total weight
gain of 178,88 grams. Biological test results were tested using t test (unpaired) and showed no
significant difference in PER and weight gain, while there was a significant difference in
digestibility.Total of raw and auxiliary material cost of production scale up was
Rp50.480,00/batch. Total cost of utility was Rp66.280,00 consisted of the cost of water,
electricity, and liquefied petroleum gas per batch amounted Rp 908,00, Rp 17.247 and Rp 48.125
respectively. Therefore the total production cost for every batch was Rp116.760,00.
PENDAHULUAN Pakan dalam usaha peternakan memilki peranan pokok yang perlu mendapat
perhatian selain bibit dan manajemen. Masalah ketersediaan bahan pakan ternak sangat terkait
dengan pengembangan usaha

Discover the world's research

11+ million members

100+ million publications

100k+ research projects

Join for free

Full-text (PDF)
Available from: Arie Febrianto Mulyadi, Jan 21, 2016
1
PENGGANDAAN SKALA PROSES PEMBUATAN BAHAN PAKAN
TERNAK BERBASIS KULIT ARI KEDELAI (Glycine max L. Merr)
PRODUCTION SCALE UP OF FEED MATERIAL PROCESS FROM
SOYBEAN (Glycine max L. Merr) HUSK
Mochamad Miftakhur Roziqin 1); Sri Kumalaningsih 2); Arie Febrianto Mulyadi 2)
1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian dan
2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
e-mail: miftarozi@gmail.com
ABSTRAK
Proses penggandaan skala (scale up) perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas
produksi bahan pakan berbasis kulit ari kedelai. Scale up adalah proses yang mendapatkan hasil
produksi yang identik (jika memungkinkan) pada skala yang lebih besar berdasarkan pada
skala produksi yang telah ditentukan sebelumnya. Penggandaan skala pada penelitian ini
didasarkan pada perlakuan terbaik penelitian skala laboratorium. Penelitian terdahulu
pembuatan bahan pakan berbasis kulit ari kedelai skala laboratorium didapatkan kadar protein
sebesar 28,42%, lemak kasar 7,21% dan kadar abu 4,84%. Hasil tersebut memberikan hasil
terbaik pada uji biologis yang diuji pada tikus dengan total penambahan berat badan sebesar
188 gram, nilai PER (Protein Efficiency Ratio) sebesar 0,91 dan daya cerna sebesar 88,75%.
Pada
penggandaan skala didapatkan kadar protein sebesar 8,89%, lemak kasar 0,96% dan kadar abu
3,29%. Hasil uji pada tikus didapatkan nilai PER sebesar 0,36, daya cerna sebesar 94,17% dan
kenaikan berat badan sebesar 178,88 gram. Hasil uji biologis diuji menggunakan uji t (unpaired)
dan didapatkan hasil tidak beda nyata pada PER dan kenaikan berat badan, sedangkan daya
cerna terdapat perbedaan nyata. Biaya digunakan untuk bahan baku sebesar dan bahan
pembantu sebesar Rp. 50.480/batch. Biaya utilitas air setiap batch sebesar Rp.908, listrik Rp.
17.247, dan LPG Rp. 48.125. Total biaya utilitas sebesar Rp.66.280. Total biaya yang
dikeluarkan
setiap batch produksi adalah sebesar Rp. 116.760.Kata Kunci : skala ganda, protein efficiency ratio, daya cerna, pertambahan berat badan, utilitas
ABSTRACT

To increase production capacity of feed material from soybean epidermis, scaling up was
requisite.
Scaling up was the process to get identical production (if possible) on a larger scale based on
predetermined production scale. Previous research of feed material production from soybean
epidermis at
laboratory scale obtained protein content of 28,42%, crude fat of 7,21% and ash content of
4,84%. These
provided the best result at biological assay tested in mice with total weight gain of 188 grams,
value of
PER (Protein Efficiency Ratio) of 0,91 and digestibility of 88,75%. Meanwhile, production scale
up
acquired protein content of 8,89%, crude fat of 0,96% and ash content of 3,29%. Test results in
mice
obtained PER value of 0,36, digestibility of 94,17% and total weight gain of 178,88 grams.
Biological test
results were tested using t test (unpaired) and showed no significant difference in PER and
weight gain,
while there was a significant difference in digestibility.Total of raw and auxiliary material cost of
production scale up was Rp50.480,00/batch. Total cost of utility was Rp66.280,00 consisted of
the cost of
water, electricity, and liquefied petroleum gas per batch amounted Rp 908,00, Rp 17.247 and Rp
48.125
respectively. Therefore the total production cost for every batch was Rp116.760,00.
Keywords: scale up, protein efficiency ratio, digestibility, weight gain, utility
PENDAHULUAN
Pakan dalam usaha peternakan memilki
peranan pokok yang perlu mendapat
perhatian selain bibit dan manajemen.
Masalah ketersediaan bahan pakan ternak
sangat terkait dengan pengembangan usaha
2
peternakan, karena pakan merupakan
komponen terbesar dari biaya produksi yaitu
mencapai 60-70% (Anonymous, 2009). Ditjen
Peternakan (2012) menyampaikan bahwa
kebutuhan bahan pakan ternak dalam lima
tahun terakhir mengalami peningkatan
sebesar 5-10% per tahun. Tahun 2007
kebutuhan bahan pakan sebesar sebanyak 9,7
juta ton dan tahun 2012 meningkat menjadi
12,3 juta ton. Kebutuhan pakan ternak pada
tahun mendatang diperkirakan masih akan
mengalami peningkatan dengan
meningkatnya industri peternakan.
Hampir 50-60% komponen penyusun

pakan ternak saat ini terdiri atas jagung.


Kebutuhan jagung sebagai bahan penyusun
pakan sebesar 6 juta ton per tahun, sedangkan
ketersediaan jagung secara nasional sebesar
2,5 juta ton per tahun. Sekitar 3,5 juta ton per
tahun dilakukan impor jagung untuk
memenuhi kebutuhan industri pakan (BPS,
2012). Saat ini biofuel semakin digalakkan oleh
negara-negara penghasil jagung, sehingga
secara global kedepannya ketersediaan jagung
untuk pakan ternak akan semakin menurun
(Agro Feed Business Charoen Pokphand Indonesia,
2008). Hal ini berpotensi menyebabkan harga
jagung semakin mahal dan menyulitkan
industri peternakan di Indonesia. Oleh karena
itu diperlukan solusi untuk mengatasi
persoalan ini.
Salah satu solusi yang mungkin dapat
mengatasi masalah ini adalah meningkatkan
pemanfaatan limbah hasil pertanian yang
potensial. Limbah hasil pertanian merupakan
alternatif yang dapat digunakan sebagai
penyedia bahan pakan untuk memenuhi
kebutuhan bahan pakan. Pemanfaatan limbah
juga merupakan salah satu cara pemecahan
masalah dalam mengurangi pencemaran
lingkungan akibat limbah industri. Di
Indonesia sumber pakan cukup banyak
variasinya, antara lain: limbah pertanian
(jerami padi), limbah industri pertanian
(onggok singkong, kulit ari kedelai, dedak
padi atau bungkil sawit), tanaman pakan
ternak dan padang penggembalaan (Cooke et
al., 2008)
Ketersediaan kulit ari kedelai memiliki
potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pakan ternak. Bidura (2008)
melaporkan bahwa kulit ari kacang kedelai
yang dihasilkan dalam proses pembuatan
tempe adalah sekitar 15-20% dari biji kacang
kedelai. Kandungan yang terdapat dalam kulit
ari kedelai mengandung protein kasar 12,44%,
serat kasar 34,74% dan lemak kasar 4,03%.
Kendala penggunaan kulit ari kedelai sebagai
bahan pakan adalah kandungan serat kasar
yang tinggi, sehingga pemakaiannya dapat

meningkatkan kandungan serat kasar pada


pakan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan limbah
pertanian sebagai bahan pakan ternak dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas
limbah pertanian melalui teknologi fermentasi
(Hardianto dan Wahyono, 2004). Pada
dasarnya proses fermentasi adalah
memanfaatkan mikroorganisme sebagai
inokulan untuk menguraikan bahan-bahan
organik menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Salah satu inokulan yang dapat
digunakan adalah EM4, mikroorganisme yang
terkandung dalam EM4 yaitu bakteri
fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi,
Actinomycetes sp dan jamur yang dapat bekerja
secara efektif dalam mempercepat proses
fermentasi pada bahan organik.
Untuk meningkatkan kapasitas pembuatan
bahan pakan ternak perlu dilakukan
penggandaan skala. Penggandaan skala (scale
up) adalah kegiatan untuk mendapatkan hasil
produksi yang identik (jika memungkinkan)
pada skala yang lebih besar didasarkan dari
skala produksi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Definisi scale up diatas
mengasumsikan bahwa peningkatan kapasitas
produksi berhubungan dengan peralatan atau
teknologi yang lebih besar dari peralatan
produksi sebelumnya (Valentas et al., 1991).
BAHAN DAN METODE
Bahan penelitian yang digunakan adalah
kulit ari kedelai impor yang diperoleh dari
sentra industri tempe di daerah Sanan,
Malang. Inokulum yang digunakan untuk
fermentasi adalah EM4 (Effective Microorganism
4). Bahan yang digunakan untuk proses
analisis adalah larutan H2SO4 pekat, garam
Kjedahl, larutan asam borat, larutan protein,
aquades dan larutan HCl 0,02 N
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu alat proses dan alat
analisis. Alat proses yang digunakan dalam
proses adalah grinder, baskom, kain saring,
gelas ukur, pengaduk kayu, timbangan dan

mesin pengering tunnel dryer. Alat analisis

Anda mungkin juga menyukai