KEPUTIHAN
KELOMPOK B - 10
Ketua
Martiana Fahriah
1102014151
Sekretaris
1102014205
Anggota
1102014150
Muchammad Alfiansyah
1102013177
1102014168
1102014171
1102013233
Rafa Assidiq
1102014218
Rian Nurdianysah
1102013249
1102014232
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2013-2014
SKENARIO 1
KEPUTIHAN
Seorang pasien usia 36 tahun, G3P2A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan
keputihan banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya.
Pasien memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang
dimulai setelah kelahiran anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan
hubungan seksual dengan wanita lain. Pada pemeriksaan genitalia eksterna didapatkan pada
labium mayus dan minus tampak eritem dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge
vagina homogen warna kehijauan dan tampak melekat pada dinding vagina dan portio erosi.
Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
KATA SULIT
1. Erosi
2. IUD
rongga Rahim
3. Pap smear
4. Eritema
5. Inspekulo
: Pemeriksaan sitologi
: Kulit kemerahan akibat dilatasi kapiler
: Inspeksi pada genitalia perempuan menggunakan speculum
SASARAN BELAJAR
1. MENGETAHUI DAN MENJELASKAN ANATOMI FEMININA GENITALIA
EKSTERNA DAN INTERNA
1.1.
Makroskopis Feminina Genitalia Eksterna dan Interna
1.2.
Mikroskopis Feminina Genitalia Eksterna dan Interna
2. MENGETAHUI DAN MENJELASKAN KEPUTIHAN
2.1.
Definisi Keputihan
2.2.
Etiologi Keputihan
2.3.
Epidemiologi Keputihan
2.4.
Klasifikasi Keputihan
2.5.
Patofisiologi Keputihan
2.6.
Manifestasi Klinis Keputihan
2.7.
Diagnosis & DB Keputihan
2.8.
Tatalaksana Keputihan
2.9.
Pencegahan Keputihan
2.10.
Komplikasi Keputihan
2.11. Prognosis Keputihan
3. MENGETAHUI DAN MENJELASKAN PAP SMEAR
1. Mons Pubis
- Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
- Kulit berambut banyak jaringan lemak.
- Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
- Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
- Rambut kemaluan disebut pubes.
2. Labium Majus Pudendi
- Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain
membentuk comissura posterior labiorum majorum, sedang yang ke
-
medialis mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai rambut.
Terdapat jaringan pengikat, lemak dan jaringan menyerupai tunica dartos
scorti.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
clitoridis.
Dari labio minora berjalan suatu lipatan kulit ke ventral cranial melekat pada
dataran dorsocaudal glans clitoridis kanan kiri dari linea mediana disebut
frenulum clitoridis.
Tidak ada foliculi rambut dan jaringan lemak.
Banyak pembuluh darah.
4. Vestibulum Vaginae
- Daerah yang terletak diantara kedua bulbi vestibuli.
- Batas-batasnya yaitu kanan dan kiri oleh labia minora, ventrocranial oleh
frenulum clitoris, dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum minorum
-
5. Ostium Vaginae
- Muara vagina disebut juga introitus vaginae.
- Diantara introitus vaginae dan frenulum labiorum minorum terdapat fossa
-
6. Clitoris
- Terdiri dari ujun poksimal corpus cavernosum clitoridis melekat di dataran
-
7. Urethra Feminina
- Berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium urethrae eksternum yang
-
8. Perineum
- Merupakan area berbentuk belah ketupat
- Dibagi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii kanan dan kiri
-
1. Ovarium
- Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
- Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
- Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
- Dilekatkan oleh mesovarium pada ligamentum latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan
-
dasr panggul)
Difiksasi oleh :
Ligamentum suspensorium ovarii (Lig.infudibulopelvicum) :
8
sudut tuba
Ligamentum ovarii propium : menfiksasi ovarium ke uterus.
Ligamentum teres uteri (lig. Rotundum) : terdapat di bagian atas lateral
dari uterus, caudal dari tuba kedua ligamentum ini melalui canalis
inguinalis ke bagian cranial labium majus.
3. Uterus
- Organ muscular, berbentuk peer, dibedakan menjadi :
Fascia vesicalis, di dataran ventral menghadap ke vesica urinaria.
Fascia intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus.
Margo lateralis kanan dan kiri.
- Uterus dapat dibagi dalam :
Undus uteri , yang terletak pada bagian atas (proksimal ) osteum tuba
uterina.
Corpus uteri , terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh
4. Vagina
- Berbentuk tabung muskular.
- Panjangnya antara 8-12 cm.
- Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio
vaginalis cervicis uteri. Bagian cervix proksimalnya disebut portio
-
5. Jaringan penunjang
- Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackendrot)
Ligamentum terpenting untuk menahan uterus agar tidak turun.
Berjalan dari cerviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.
- Ligamentum sakrouterinum sinistra dan dextra
Menahan uterus agar tidak banyak bergerak
Berjalan melengkung dari dorsal cerviks melalui dinding rectum ke
-
arah os sakrum.
Ligamentum rotundum sinistra dan dextra
Menahan uterus dalam antefleksi
Ligamentum pubivesikale sinistra dan dextra
Berjalan dari os pubis melalui kandung kemih dan seterusnya sebagai
ligamentum vesikouterinum ke cerviks.
Ligamentum latum sinistra dan dextra
Berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung
jaringan ikat.
Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan
6. Diaphragma pelvis
1. Pelvis mayor : berisi saluran cerna, VU, ureter, sistem genitalis
2. Pelvis minor
- PAP (aditus pelvis)
Dibentuk oleh : promontorium, linea terminalis, ala osis sacralis, dan supra
pubis.
a. Conjugate vera : ukuran antero posterior
10
simpisis pubis. Bagian aditus pelvis yang paling sempit, 10,6 cm.
Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a. Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4.
11,5-12 cm.
b. Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
c. Sagittal : anteroposterior dengan potongan transversa
PBP (exitus pelvis)
a. Anteroposterior : 9,5-11,5 cm
b. Transversa : tuber ischiadicum kanan kiri. 10,5-11 cm
c. Sagitalis posterior : ujung os sacrum dengan perpotongan antara
anteroposterior dengantransversa.10,5-11cm.
Bidang Hodge : untuk menentukan petunjuk turunnya bagian bawah fetus.
- Hodge I : bidang yang sama dengan PAP
- Hodge II : sejajar H I setinggi pinggir bawah sim.pubis
- Hodge III : sejajar H I melalui spina ischiadica
- Hodge IV : sejajar H I setinggi ujung os sacrum
PERDARAHAN:
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus
kemudian bercabang menjadi :
- R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
- A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
- R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
PERSARAFAN:
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum
sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani
externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium
majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
- Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
- Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang
a.Vesicalis inferior ke Inn. Illiaca interni.
11
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
12
Vagina
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia.
Mukosa ini berada didalam lipatan (rugae) yang terdiri dari lapisan permukaan
epitel skuamosa berlapis tanpa lapisan tanduk (nonkeratinized) diatas lamina
propria. Sel-sel epitel mengandung glikogen
Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa
yang tertutup dalam lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum
yang tidak lengkap. Ujung bebas dari klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil
membulat,serta kelenjar clitoridis. Klitoris dibungkus oleh lapisan tipis epitel
skuamosa berlapis nonkeratinized , juga terkait dengan banyak ujung saraf
khusus. Klitoris tidak memiliki korpus spongiosum , oleh karena itu tidak
dilalui oleh uretra.
14
LI 2. MM KEPUTIHAN
2.1 Definisi Keputihan
Leukorrhea (fluor albus, vaginal discharge, duh tubuh vagina) atau keputihan
adalah cairan bukan darah yang keluar berlebihan dari vagina. Beberapa literatur
memberikan batasan, yang dimaksud dengan leukorrhea adalah keluarnya cairan
berlebihan dari liang senggama (vagina), yang disertai oleh perasaan gatal, nyeri,
rasa terbakar di bibir kemaluan atau kerap juga disertai bau busuk dan rasa nyeri
sewaktu berkemih atau senggama.
Leukorrhea (lekore) atau fluor albus atau keputihan ialah cairan yang keluar
dari saluran genitalia wanita yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan
darah.Menurut kamus kedokteran Dorlan leukorrhea adalah sekret putih yang
kental keluar dari vagina maupun rongga uterus.Walaupun arti kata lekore yang
sebenarnya adalah sekret yang berwarna putih, tetapi sebetulnya warna sekret
bervariasi tergantung penyebabnya. Lekore bukan penyakit melainkan gejala dan
merupakan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi.
2.2 Etiologi Keputihan
A. Infeksi :
1. Bakteri
Gardnerella Vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang
dianggap sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena
seringnya ditemukan. Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi
penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut
sebagai clue cell. Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang
diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan.
Cairan vagina tampak berwarna keabu-abuan pH.sekret vagina > 4,5 ( pH
normal adalah < 4,5 ).
Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis
vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
15
bakterial.
Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell
20% dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya
dihitung berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu lapang pandang.
clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan
bakteri, memberikan gambaran granuler.
Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan bakteri kokus gram negatif. Chlamydia tidak
mempunyai mekanisme utnuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat
menyintesis ATP. C. Trachomatis memiliki badan inklusi yang mengandung
glikogen. Antigennya yaitu lipopolisakarida yang stabil pada suhu panas.
Chlamydia trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara
metabolis, dan mengandung DNA dan RNA serta di sebut badan
elementer.Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui
endositosis dan setelah berada didalam berubah menjadi organisme yang
secara metabolis aktif yang bersaing dengan sel penjamu memperebutkan
nutrien. Chlamydia trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra,
serviks, dan konjungtiva mata. Pada laki-laki uretritis,epididimitis dan
prostatitis adalah manifestasi infeksi tersering. Pada perempuan yang tersering
adalah servisitis, diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan akhirnya penyakit
16
radang panggul. Dapat juga menginfeksi faring dan rektum orang yang
melakukan hubungan seks oral atau anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi
sewaktu dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia.
Mobilunkus
Genus ini terdiri dari bakteri motil, berbentuk lengkung, gram negatif batang
anaerob.
Neisseria gonorrhoeae
Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak
seksual. Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan
endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya.
Neisseria gonorrhoeae ini merupakan bakteri gram negatif, diplokokkus,
berdiameter 0,6 1,0 m, koloni berbentuk cembung, berkilau, sifat mukoid,
transparan, tidak berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat
ditemukan ekstraseluler dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear
(neutrofil). Gonokokus mempunyai koloni kecil yang khas mengandung
bakteri yang berpili. Pili merupakan struktur antigen yang berbentuk seperti
rambut menjulur keluar dari permukaan gonokokus. Struktur ini berfungsi
untuk menempel pada sel pejamu dan resisten terhadap fagositosis.
2. Protozoa
Trichomonas vaginalis
Trichomonas merupakan protozoa yang bergerak dengan flagel.
Protozoa ini berbentuk oval, panjang 4-32 mikrometer dan lebar 2,4-14,4
mikrometer, memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya
hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak di
bagian atas tubuhnya, di belakang inti terdapat blepharoblast sebagai tempat
keluarnya 4 buah flagella. Flagella kelima melekat ke undulating membrane
dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini.
Sitoplasma terdiri dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang
disebut axostyle. Trichomonas vaginalis tidak memiliki bentuk kista.
Perkembang biakannya dengan cara membelah diri.
17
3. Jamur
Candida albicans
Candida termasuk spora aseksual yaitu spora yang dibentuk dari hifa
reproduktif, termasuk blastospora. Candida albicans bersifat dismorfik yaitu
memiliki bentuk kapang (sel-sel yang memanjang dan bercabang) dan bentuk
khamir (sel berbentuk bulat, lonjong atau memanjang yang berkembang biak
dengan membentuk tunas dan koloni yang basah atau berlendir). Selain ragi
dan pseudohifa, juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada medium agar atau
dalam 24 jam pada suhu 37 oC atau suhu ruangan, kandida menghasilkan
koloni lunak berwarna krem dengan bau seperti ragi. Kandidiasis kutan atau
mukosa terjadi melalui peningkatan jumlah kandida lokal dan adanya
kerusakan pada kulit atau epitel yang memungkinkan invasi lokal oleh ragi
dan pseudohifa.
4. Virus
Virus herpes simpleks
Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual
tetapi tidak dapat ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika
seseorang berenang di kolam renang.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes
Simpleks virus merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia
.Struktur virus terdiri atas genom DNA untai ganda linier berbentuk toroid,
kapsid, dan selubung. Herpes simpleks termasuk alfaherpesvirus yaitu virus
sitolitik yang tumbuh cepat, cenderung menyebabkan infeksi laten di neuron.
Siklus pertumbuhan HSV berlangsung cepat, selesai dalam waktu 8-16 jam.
Genom HSV besar dan dapat menyandikan 70 polipeptida.
Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah
genital, dengan gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang
eritema .Ada 2 tipe mayor antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I
berhubungan dengan infeksi pada wajah dan Herpes Simpleks virus tipe II
berhubungan dengan infeksi genital. Infeksi herpes genital primer dapat berat
yang berlangsung sekitar 3 minggu. Herpes genital ditandai dengan lesi
vesikuloulseratif pada penis atau serviks, vulva,vagina dan perineum pada
18
perempuan. Lesi sangat nyeri dan disertai demam, malaise, disuria dan
limfadenopati inguinal.
Human papilloma virus
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus DNA famili
Papovaviridae. Terdiri dari double strand DNA dan sirkular dengan 5-8 gen
dan virus ini tidak berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan
menyebabakn kaedaan hiperplasia epitel. . Yang paling sering di temukan
HPV-16 atau HPV-18, walaupun beberapa kanker mengandung DNA dari
HPV tipe 31 atau tipe 45.
Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosum adalah virus yang autoinokulasi (masuknya
virus dari tubuh pasien sendiri) dengan masa tunas 1-4 minggu. Umumnya
timbul tumor kulit epitel berwarna merah muda hingga abu-abu, tanpa gejal,
menyebar, dan berukuran kurang dari 1 cm di vulva. Gambaran histologik
menunjukan sejumlah badan inklusi dalam sitoplasma sel.
B. Benda asing.
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang
dipakai pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita
dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang
berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi
infeksi penyerta dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul
leukorea.
1. Neoplasma/ keganasan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan
sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat
secara abnormal dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan perdarahan
akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan
dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada keadaan ini akan terjadi pengeluaran
cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan dan
disertai oleh adanya darah yang tidak segar.
2. Keputihan akibat sering dibersihkan
Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina. Terlalu
sering membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah
menyehatkan. Kuman kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut
terbunuh oleh bahan antisepsis yang sering digunakan (Handrawan, 2008).
3. Penggunaan obat-obatan
19
rangsangan seksual),
Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya adalah
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
B. Leukorea patologis
20
adanya benda asing dalam jalan lahir. Terdapat banyak leukosit. Ciri-ciri
adalah: terjadi peningkatan volume (membasahi celana dalam); terdapat bau
yang khas; perubahan konsistensi dan warna; penyebab infeksi Trikomoniasis,
Kandidiasis dan Vaginosis bacterial.
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Di sini
cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan
sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina,
serviks, dan cavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada
adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan
pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya
untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital
(Wiknjosastro, 2005)
21
mikroorganisme
patologis
secara
klinis
akan
memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN
maka terjadilah fluor albus.
1. Infeksi bakteri
A. Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria
gonorrhoeae. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang
sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung
Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini
melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir, terutama
epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring,
anus, rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak
semua yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita
lebih tinggi kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang
terdiam lama di vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas
22
deferent, vesikula seminalis, epididymis dan testis pada laki-laki dan ke uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab
penyakit radang panggul (PID) yang merupakan penyebab utama infertilitas pada
perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan
bakterimia gonokokus. Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan
juga beresiko tinggi mengalami penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal
kepada bayi saat lahir melalui os serviks yang terinfeksi, dapat mneyebabkan
konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada bayi apabila tidak di ketahui dan di
obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga
infeksi dapat terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda
dengan teringgi wanita umur 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada
laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
B. Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk
spiral, Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di
tularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa
T.pallidum dapat menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi
dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis
dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit
ini dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di
bagi menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada
perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang
disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear,
tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan
pewarnaan Gram.
C. Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak
di jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk
infeksiosa C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara
metabolis dan mengandung DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB).
Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah
berada di dalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing
23
dengan sel pejamu memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus
replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva
mata. Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang
tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis,
bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan
hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan
mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan
imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia
yang di laporkan. Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena
konsentrasi ejakulat yang terinfeksi tertahan di vagina sehingga pemajanan
memanjang.
Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat melalui mikroskop
setelah diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada pemeriksaan pap smear
akibat siklus hidupnya yang tak mudah dilacak.
D. Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri
ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan
siebut dengan clue cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi
senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna
keabu-abuan.
2. Infeksi virus
A. Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir
dan system syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah
orofaring, menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat
juga menyebabkan harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital.
HSV tidak dapat di sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya
ringan dan swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau
setiap kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang
lembab. HSV mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi
24
langsung dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak
memerlukan proses endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan
masa-masa infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi
sel penjamu dan cepat berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan
melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus
menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan
limfadenopati.Tubuh melakukan imunitas seluler dan humoral yang menahan
infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke
dalam sel-sel sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di
sepanjang akson untuk bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus
berdiam tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya.
Virion dapat menular baik, dalam fase aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan
mukosa saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan
mikro di mukosa selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi
umum, orang yang terinfeksi HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan
menularkan penyakit ini. Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering
ringan atau asimtomatik, sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan
besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas
yang kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa
sakit.
B. Virus Papiloma Manusia (HPV)
Adalah suatu pathogen DNA yang menyebabkan timbulnya berbagai
tumor jinak, (kutil), dan beberapa lesi pramaligna dan maligna. Ditandai dengan
kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger
ayam yang berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal.
Virus ini mampu berikatan dengan beragam sel dan subtype-subtipe
tertentu, memperlihatkan preferensi untuk tempat-tempat anatomis tertentu.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, penis dan anus. HPV tipe-6 dan
11 merupakan penyebab utama kutil genital dan tidak berkaitan dengan
keganasan.
HPV sangat menular yang sering terjadi di amerika. Penularan HPV
genital hanya semata-mata melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi
25
dan penularan melalui fomite juga dapat terjadi. Infeksi dapat di tularkan kepada
neonates saat persalinan. Factor resiko terbesar untuk timbulnya HPV adalah
jumlah pasangan seks, merokok, pemakaian kontrasepsi oral (KO) dan kehamilan
dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV. Sebagian besar infeksi
HPV akan sembuh dan tidak terdeteksi setelah 2 tahun. Imunitas yang terbentuk
bersifat spesifik-tipe, sehingga individu masih rentan terhadap infeksi oleh HPV
tipe lain.
3. Infeksi Jamur
a. Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari
80% yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di
tularkan secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau
flora bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes
mellitus, pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat,
konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab
untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk,
misalnya pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan
menimbulkan kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu
factor diatas sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak
seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang
saling menularkan antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping pong.
4. Infeksi parasit
a. Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya
mematikan sel-sel pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak
bersifat protektif terhadap infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad
harus berkontak langsung dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan
mengapa perempuan lebih rentan terhadap infeksi dari pada laki-laki.
T.vaginalis paling subur pada pH antara 4,9-7,5. Keadaan yang meningkatkan
pH vagina, misalnya haid, kehamilan, pemakaina kontrasepsi oral, dan tindakan
sering mencuci vagina merupakan predisposisi timbulnya trikomoniasis.
Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan
infeksinya.Bayi perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina
bayi.
26
27
A. Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-kuningan
dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual.
B. Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan berbau
amis.
C. Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat dan rasa
terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada komplikasi yang serius.
D. Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus.
Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal.
Penyebab
Gejala Klinis
Pendekatan Diagnosis
28
Anak-anak
Keluar cairan dari vagina dengan bau
Evaluasi klinis
kertas tissue
Infeksi(misalnya
Pemeriksaan
kremi,streptokokus,stafil
dysuria.
okokus)
Pemeriksaan
Candida,
cacing
Signifikan eritema
mikroskopis
vukva
dari
dan
anus
Vaginosis bakterial
Infeksi Kandidiasis
Evaluasi kinis
Kultur seksual
Langkah-langkah
laporan
amarah)
Bau amis
Clue
Infeksi
candida
vulva
dan
iritasi
vagina,edema, pruritus.
untuk
pada
cell
pihak
terlihat
yang
selama
pemeriksaan mikroskopis
Evaluasi klinis ditambah
-
pH vagina <4,5
Kadang-kadang
memburuknya
gejala -
Kadang-kadang kultur
menstruasi
Cairan kuning-hijau, vagina berbusa sering
pemeriksaan mikroskopis.
Uji
Kadang-kadang
Trichomonas(jika tersedia)
belanh,
bintik-bintik
diagnostic
cepat
untuk
serviks
Cairan sangatberbau busuk dan sering
Evaluasi klinis
29
Reaksi hipersensitivitas
Evaluasi
penyebab
Riwayat
penggunaan
klinis
dan
hindari
semprotan
Diagnosis
ekslusi
radiasi
iritasi
berdasarkanfaktor-faktor
riwayat
pelvis,ooferoktomi,
dan risiko
kemoterapi)
pH vagina >6
Jaringan vagina,tipis
Infalamasi
(misalnya
Granulosit
dilihat
Fistula
enterik
(komplikasi
operasi
persalnan,
Vagina
cairan
berbau
busuk
dengan
dan
sel
selama
parabasal
pemeriksaan
mikroskopis
Visualisasi langsung atau palpasi
fistula di bagian bawah vagina
panggul,atau
30
keadaan ini leukorea yang terjadi biasanya merupakan hal yang fisiologis.
Masa inkubasi. Bila leukorea timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau
pengaruh zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik.
kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya
yang mungkin berkaitan dengan leukorea. Pemeriksaan yang kusus harus dilakukan
adalah pemeriksaan genitalia yang meliputi: inspeksi dan palpasi genitalia eksterna;
pemeriksaan spekulum untuk melihat vagina dan serviks; pemeriksaan pelvis bimanual.
Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan lendir serviks.
Pada infeksi karena gonokokkus, kelainan yang dapat ditemui adalah orifisium uretra
eksternum merah, edema dan sekret yang mukopurulen, labio mayora dapat bengkak,
merah, dan nyeri tekan. Kadang-kadang kelenjar Bartolini ikut meradang dan terasa nyeri
waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat serviks merah
dengan erosi dan sekret mukopurulen.
Pada trikomonas vaginalis dinding vagina tampak merah dan sembab. Kadang
terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi
berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance. Bila sekret banyak
dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna.
Infeksi Gardnerella vaginalis memberikan gambaran vulva dan vagina yang
berwarna hiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan
tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir
bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum.
31
Pada kandidiasis vagina dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, pada
dinding vagina sering terdapat membran-membran kecil berwarna putih, yang jika
diangkat meninggalkan bekas yang agak berdarah.
Pada kanker serviksawalakan terlihat bercak berwarna merah dengan permukaan
yang tidak licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan
ulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental
berwarna coklat dan berbau busuk. Pada kanker serviks lanjut, serviks menjadi
nekrosis, berbenjol- benjol, ulseratif dan permukaannya bergranuler, memberikan
gambaran seperti bunga kol.
Adanya benda asing dapat dilihat dengan adanya benda yang mengiritasi seperti
IUD, tampon vagina, pesarium, kondom yang tertinggal dan sebagainya.
Bacterial vaginosis (BV)
BV dapat didiagnosis menggunakan kriteria klinis (contoh : Amsels Diagnostic
Criteria) atau pewarnaan gram. Pewarnaan gram digunakan untuk mengidentifikasi
konsentrasi relative Lactobacilli (batang gram+), gram-, dan batang & coccus berbagai
macam gram (conoth : G. vaginalis, Prevotella, Porphyromonas, and peptostreptococci),
dan batang bengkok gram- (Mobiluncus). Jika pewarnaan gram tidak tersedia, kriteria
klinis dapat digunakan dan membutuhkan 3 gejala, seperti :
-
(Affirm
VP
III,
Becton
Dickinson,
Sparks,
Maryland),
32
o
o
pada vulva.
Gejala termasuk edema, fissure, goresan atau leukorea yang tebal dan putih pada
vulva
Diagnosis dapat ditegakkan pada wanita dengan gejala, dan
a. Preparat basah (saline, 10% KOH) atau pewarnaan gram cairan leukorea vagina
Candida
Jika kultur tidak dapat dilakukan, terapi empiris dapat diberikan pada wanita dengan
gejala VVC.
Identifikasi Candida melalui kultur, tetapi pasien tidak memiliki gejala, bukan
indikasi pemeriksaan
Trichomoniasis
33
Gejala :leukorea dengan jumlah banyak dan berbau busuk, perdarahan post coitus,
eritema vulvovaginal.
Treatment. Oral (bukan lewat vaginal) metronidazole.
Diagnosis :
a. Trichomonads terlihat pada saline wet-mount merupakan pathognomonic.
Lainnya adalah terdapatnya banyak leukosit dan pH > 4.5. organisme mungkin
dapat ditemukan pada pemeriksaan pap smear pada wanita asimptomatik.
b. biasanya melalui pemeriksaan mikroskop cairan vagina, tetapi metode ini
sensitive hanya terhadap 60-70% dan membutuhkan evaluasi segera pada
preparat slide basah untuk hasil optimal.
c. FDA-cleared test (sensitivitas 88-97% & spesifisitas 98-99%) untuk
trichomoniasis wanita termasuk OSOM Trichomonas Rapid Test (Genzyme
Diagnostics, Cambridge, Massachusetts), immunochromatographic capillary
flow dipstick technology, dan the Affirm VP III (Becton Dickenson, San Jose,
California), a nucleic acid probe test yang
mengevaluasi T. vaginalis, G.
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan alat
douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
Antibiotik
-
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans. Efek samping: pemakaian topikal dapat
terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan urtikaria Sediaan dan posologi :
Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1% dioleskan 2 kali sehari .
Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali sehari pada malam
hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
- Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba. Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan
kelebihan tidak perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek
sampingnya. Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi
Trichomonas. Biasa dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk
sediaan yang ada adalah vaginal tablet.
- Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau
250 mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis. Diberikan
500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual. Untuk infeksi
Gardnerella vaginalis. Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti
logam dan intoleransi terhadap alkohol. Metronidazol tidak boleh diberikan pada
trimester pertama kehamilan.
- Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
- Penisilin
1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna
35
Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
37
Biasakan membasuh dengan cairan yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
vagina.
Hindari pemakaian barang-barang yang memdahkan penularan seperti meminjam
perlengkapan mandi.
2.10
Komplikasi Keputihan
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga
terjadi penyakit yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka panjang
yang lenih mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak
dan lengketnya organ-organ dalam kemaluan terutama tuba falopi dan juga dapat
menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat terdapat pada pria yaitu komplikasi
non spesifikndapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi buah zakar dan
saluran kemih
Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut
harus disedot keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada
wanita sering menimbulkan radang saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita
sering tanpa keluhan maupun gejala
2.11
Prognosis Keputihan
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan
respon terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan
berulang. Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang
lebih efektif.
LI 3. MM PAP SMEAR
PAP SMEAR TEST
A. PENDAHULUAN
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya
perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan
serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto, Sulistyanto, 2008).
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah
38
dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher
rahim (Diananda, 2009).
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat,
kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004).
Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel
Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto & Nuranna, 2002).
Pap smear adalah prosedur medis di mana sampel sel dari leher rahim seorang wanita (akhir
rahim yang meluas ke dalam vagina) dikumpulkan dan dioleskan pada slide mikroskop. Sel-sel
diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari perubahan pra-ganas (sebelum kanker) atau ganas
(kanker).
Pap smear adalah tes skrining yang sederhana, cepat, dan relatif tanpa rasa sakit.
o
mereka memiliki kesempatan untuk menjadi ganas dan pada suatu titik ketika kondisi ini paling
mudah diobati. Pap smear tidak dimaksudkan untuk mendeteksi bentuk kanker lain dari ovarium,
vagina, atau rahim. Kanker organ-organ ini mungkin ditemukan selama berlangsungnya ginekologi
(panggul) ujian, yang biasanya dilakukan pada waktu yang sama dengan Pap smear.
Semua wanita usia 25-69 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan pap smear 3 tahun sekali.
B. MANFAAT PAP SMEAR
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya
perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta
pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap Smear mampu mendeteksi
lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat
kuratif (Crum, Lester, & Cotran, 2007).
Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005):
1. Diagnosis dini keganasan
Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium,
keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
2. Perawatan ikutan dari keganasan
Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat
kemoterapi dan radiasi.
3. Interpretasi hormonal wanita
39
Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi,
menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil
muda.
4. Menentukan proses peradangan
Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan
jamur.
C. KRITERIA PASIEN
Kehamilan bukan menjadi alasan tidak dilakukannya pap smear. Pap smear masih dapat
dilakukan dengan aman selama kehamilan
Tidak diindikasikan pada wanita yang pernah di hysterectomy (pengangkatan serviks) karena
kondisi benigna.
Wanita yang di hysterectomy subtotal boleh melakukan pap smear dengan langkah sama
dengan wanita yang belum di hysterectomy.
D. PROSEDUR
SYARAT :
Wanita yang ingin melakukan pemeriksaan pap smear tidak boleh saat menstruasi.
Waktu terbaik adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama menstuasi.
Sekitar 2 hari sebelum pemeriksaan, wanita harus menghindari pemakaian sabun, krim, jelli
spermisidal atau obat vagina, karena ini dapat menyebabkan sel servix abnormal tidak
terlihat.
Hindari hubungan seksual 48 jam sebelum pemeriksaan
Menurut Soepardiman (2002), Manuaba (2005), dan Rasjidi (2008), prosedur pemeriksaan Pap
Smear adalah:
1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek), spatula
Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%.
2. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
3. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus,
dan kanalis servikalis.
4. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12
dan diputar 360 searah jarum jam.
6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda
dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan.
7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
8. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi
anatomi.
40
Sistem CIN pertama kali dipublikasikan oleh Richart RM tahun 1973 di Amerika Serikat
(Tierner & Whooley, 2002). Pada sistem ini, pengelompokan hasil uji Pap Semar terdiri dari (Feig,
2001):
CIN I merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari
sepertiga lapisan epitelium.
CIN II merupakan displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
41
CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan
sampai ke basement membrane dari epitelium.
ABNOR
MAL
Sumber : American Society of Cytopathology
Para ulama mengatakan bahwakeputihan itu pada hakikatnya adalah darah penyakit.
Di dalam bab darah wanita, keputihan termasuk ke dalam kelompok darah istihadhah.
Darah istihadhah adalah satu jenis darah dari tiga jenis darah wanita. Darah yang lain adalah
darah haidh dan darah nifas.
Berbeda dengan haidh dan nifas, darah istihadhahtidak mewajibkan mandi janabah,
tetapi hanya mewajibkan wudhu'. Namun di sisi lain, darah istihadhah itu sendiri adalah
benda najis, sehingga selain wajib berwudhu' juga wajib untuk dibersihkan sebagaimana
layaknya air kencing.
Kalau darah keputihan itu ke luar dan membasahi pakaian, berarti pakaian itu menjadi
najis. Tidak sah hukumnya bila dipakai untuk shalat. Perlu diganti dengan pakaian lain yang
suci. Untuk menghindari gonta ganti pakaian, biasanya para wanita menggunakan pembalut
wanita. Sehingga begitu akan shalat, cukup diganti atau dibuka pembalutnya saja.
Artinya:Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.
Adapun secara istilah, thaharah artinya menghilangkan hadats, najis, dan kotoran
dengan air atau tanah yang bersih.Dengan demikian, thaharah adalah menghilangkan kotoran
yang masih melekat di badan yang membuat tidak sahnya shalat dan ibadah lain.[1]
Oleh karena itu para fuqaha mendahulukan pembahasan bab thaharah dari pada bab
shalat karena thaharah adalah kunci dalam melaksanakan shalat, dan merupakan syarat dari
sahnya shalat. dan syarat itu lebih di dahulukan dari pada apa yang di syaratkan.
Imam Nawawi As syafii menafsirkan pengertian thaharah dengan, mengangkat hadas atau
menghilangkan najis. Pengertian ini serasi dengan pengertian yang di tafsirkan dikalangan
fuqaha madzhab malikiyah dan hanabilah, mereka menafsirkan thaharah dengan, mengangkat
43
hadas dan najis dari pada sesuatu yang menghalangi untuk melaksanakan shalat dengan air,
atau mengangkat hukumnya dengan tanah (tayamum). [2]
Allah S.W.T. berfirman:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu
sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS: An Nisaa: 4:43)
Macam macam Thaharah
Thahharah terbagi dalam 2 bagian :
1. Suci dari hadats ialah bersuci dari hadats kecil yang dilakukan dengan wudhu atau
tayamum, dan bersuci dari hadats besar yang dilakukan dengan mandi.
2. Suci dari najis ialah membersihkan badan, pakaian dan tempat dengan menghilangkan
najis dengan air.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-nurhendif-5401-2-babii.pdf
Victor P. Eroschenko. 2008. Atlas Histologi diFiore dengan korelasi Fungsional. Edisi 11.
Jakarta, EGC
http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.html
http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
Sarwono, P.2010. Buku Ilmu Kebidanan. Edisi IV .Jakarta: PT. Bina Pustaka
BASHH Guidance. 2011. Management and laborratory diagnosis of Abnormal Vaginal
Discharge Quick Reference Guide forr Primary Care. England
Hainer, Barry dan Gibson, Maria.
45