Anda di halaman 1dari 8

ABORSI

A. PENGERTIAN
Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan kandungan, yang berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. World Health Organization (WHO) memberikan definisi bahwa aborsi adalah terhentinya
kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga
diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya).
Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus. Sebuah tindakan abortus yang dilakukan secara sengaja.
Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu
yang mengakibatkan kematian janin. Abortus / keguguran sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
B. PENYEBAB ABORSI
Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan tindakan aborsi terhadap kandungannya.
Namun, hal yang paling banyak adalah dikarenakan pergaulan bebas yang dimulai dengan aktivitas
pacaran. Pada awalnya, perilaku pacaran di kalangan remaja ini masih dianggap normal dan sudah
wajar, apalagi jika dipandang dari sisi psikologis bahwa kebutuhan akan diperhatikan dan memperhatikan
lawan jenis ini mulai nampak sejak menginjak akil baligh. Namun dengan melihat fenomena yang terjadi
pada saat ini, banyak norma-norma yang telah dilanggar dan seakan-akan para pasangan muda-mudi
tersebut telah menganggap dirinya sebagai pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan perhatian yang
berlebihan, seringnya berduaan, saling berkontak secara fisik (sentuhan, ciuman, maupun berpelukan)
hingga berlanjut kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual pra nikah. Hal ini bukanlah
sesuatu bentuk kekhawatiran saja, melainkan memang sebuah kenyataan yang terjadi pada masyarakat kita.
Buktinya dapat kita lihat dengan adanya pemaparan hasil survei dari Jagatnita Consulting tersebut di atas.
Jika lebih jauh lagi kita telusuri, sebenarnya pacaran bukanlah satu-satunya variable atas
mencuatnya kasus Aborsi di kalangan remaja. Tapi kontrol keluarga (orang tua) dan kontrol sosial
masyarakat yang pada era modern ini semakin melemah dan berkurang. Masing-masing menganggap
bahwa itu adalah urusan masing-masing pribadi yang tak boleh dicampurtangani oleh siapapun. Hal ini
cukup memprihatinkan karena memperlihatkan pemikiran warga masyarakat yang mulai mengerucut pada
individualistis dan liberal. Padahal norma agama telah jelas memerintahkan untuk mengantisipasi
mengenai pergaulan yang bebas di kalangan manusia, Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka.
Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (Q.S An Nur 30) dan juga dilanjutkan Dan

katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya . . . . (Q.S An Nur 31)
C. AKIBAT
Tindakan-tindakan Aborsi dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif pada tubuh kita, yang
meliputi dimensi jasmani dan psikologis. Akibat-akibatnya yakni:
1. Segi Jasmani

Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek pendarahan atau infeksi, dan apabila

dikerjakan bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai mungkin tembus sampai ke perut
dan dapat mendatangkan kematian.

Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.

Penyumbatan pembuluh darah yang terbuka oleh gelembung udara, karena banyak pembuluh darah

yang terbuka pada luka selaput lendir rahim dan gelembung udara bisa masuk ikut beredar bersama aliran
darah dan apabila tiba pada pembuluh darah yang lebih kecil, yaitu pada jantung, paru-paru, otak atau
ginjal, maka bisa mengakibatkan kematian.

Perobekan dinding rahim oleh alat-alat yang dimasukkan ke dalamnya akan mengakibatkan

penumpukan darah dalam rongga perut yang makin lama makin banyak yang menyebabkan kematian.

Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan yang membawa kepada kematian.

Menstruasi menjadi tidak teratur.

Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran

2.

Segi Psikologis
Pihak wanita: Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini, maka ia akan tertindih

perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau tidak secepatnya ditolong, maka ia akan
mengalami depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.

Pihak pria: Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan Aborsi akan berkurang,
pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah, penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi
merosot.
3. Segi Hukum
KUHP di Indonesia yang diberlakukan sejak 1918 tidak membenarkan tindakan Aborsi dengan dalih
apapun. Aborsi dianggap tindak pidana yang dapat dikenakan hukuman, yang diatur dalam pasal 283, 299,
346 hingga 349 dan 535).
Selain hal yang disebutkan di atas, ada akibat yang lebih buruk dan biasa disebut dengan PAS (Post
Abortion Syndrome). Post Abortion Syndrome adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan
sekumpulan gejala fisik dan psikis yang terjadi paska terjadinya aborsi. PAS merupakan gangguan stress

dan traumatik yang biasanya terjadi ketika seorang perempuan yang post-abortive tidak dapat menghadapi
respon emosional yang dihasilkan akibat trauma aborsi.
* Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
Kehilangan harga diri (82%)
Berteriak-teriak histeris (51%)
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
D. ABORSI DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Aborsi tetap menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga
sudut pandang hukum dan agama. Berikut ini bertujuan untuk mengupas masalah aborsi ditinjau dari semua
sudut pandang tersebut.
1.
a.

Sudut pandang Kesehatan


Dilegalkan
Dinegara yang melegalkan tindakan aborsi, negara tersebut beralasan karena sudah mempunyai

tenaga kesehatan dan teknologi kesehatan yang sudah lebih baik. Sehingga resiko untuk terkena komplikasi
lebih kecil., sekaligus mereka dapat memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran.
Selain itu tidakan aborsi ini akan dilakukan karena telah melalui syarat-syarat, seperti tindakan ini
memang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang kritis. Tapi tetap saja tenaga kesehatan
tetap harus meminimalkan intervensi untuk melakukan tidakan aborsi, selagi hal yang menjadi penyebab
aborsi dapat dicegah dan diatasi.
b.
Ilegal
Di negara yang pengakhiran kehamilnya belum legal, karena mereka masih menggunakan tenaga
penolong persalinan yang masih tradisional seperti dukun yang memakai alat-alat yang yang sangat primitif
dan tidak bersih. Sehingga resiko komplikasi yang akan didapatkan lebih besar. Selain itu diseluruh dunia,
di negara-negara yang pengakhiran kehamilannya masih illegal, pengakhiran kehamilan ini merupakan
penyebab utama kematian ibu.
Apabila aborsi tersebut sudah dilakukan, dari petugas kesehatan tetap harus memberikan konseling
kontrasepsi yang pada intinya memberikan informasi kepada klien untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan berikutnya yang pada akhirnya akan mencegah aborsi sehingga tindakan aborsi semakin
menurun.
2.
Sudut Pandang Hukum
Sebagai upaya untuk mengatasi masalah aborsi yang tidak aman, dalam pelayanan kebidanan,
pemerintah mengeluarkan Undang Undang tentang aborsi yaitu:
a.
Pasal 299 KUHP diatur untuk menjaring orang orang yang mengobati perempuan/melakukan
sesuatu terhadap perempuan dengan memberitahukan atau menimbulkan harapan bahwa oleh karena

perbuatan itu dapat terjadi pengguguran kandungan. Jika seseorang melakukan pengguguran kandungan
dengan mengharapkan keuntungan, dan bila melakukan kejahatan dalam jabatannya, maka ia bisa dipecat.
b.
Pasal 346 KUHP mengatur pidana 4 tahun dapat dikenakan pada perempuan yang mencari
pertolongan aborsi.
c.
Pasal 347 KUHP mengatur pidana dikenakan kepada siapa saja yang dengan sengaja menyebabkan
gugur kandungan tanpa seijin perempuan tersebut. Dan bila perempuan tersebut meninggal dunia, maka
hukumnya akan lebih berat lagi (maksimal 12 tahun).
d.
Pasal 348 KUHP, mengatur pihak pihak yang dapat terkena sanksi pidana maksimal 5-6 tahun bila
melakukan pengguguran kandungan dengan seijin perempuan tersebut. Tambahan hukuman dikenakan bila
pengguguran kandungan menyebabkan kematian perempuan tersebut.
e.
Undang Undang No.23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut:
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu inipun juga disertai dengan prosedur khususnya
yang diatur dalam ayat 2 pasal ini, seperti indikasi medis, oleh tenaga kesehatan, dengan persetujuan ibu
hamil dan sarana kesehatan tertentu.
f.
Undang undang diatas memberikan hukuman pidana yang lebih berat terhadap pelaku aborsi
( maksimal 15 tahun penjara dan denda sebesar 500 juta rupiah).
g.
Undang undang No 36 tahun 2009

Pasal 75
1)
Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2)
Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa
ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
3)
Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling
dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang.
4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a.
Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali
dalam hal kedaruratan medis;
b.
Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang
ditetapkan oleh menteri;
c.
Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d.
Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e.
Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri.

Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta
bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Namun dalam keadaan darurat sebagi upaya menyelamatkan jiwa ibu dan janinnya dapat diambil tidakan
medis tertentu . Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dasar hukum tindakan aborsi yang cacat
hukum dan tidak jelas itu menjadikan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan aborsi rentan dimata
hukum.
3.
Sudut Pandang Agama Islam
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan
manusia. Allah berfirman : Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu (QS
16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-Quran terhadap masalah Aborsi.
1.

Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.


Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-

Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah
memuliakan umat manusia.(QS 17:70)
2.
Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah. Membunuh berarti
melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi
dalamkandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah abortus provokatuskriminalis yang merupakan
tindakan kriminal tindakan yang melawan Allah (QS 5:36).
3.
Sejak kitamasih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat kecild alam
kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran menyatakan:Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak
mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.(QS: 53:32).
4.
Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau kebetulan. Setiap janin yang terbentuk
adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari tanah, k emudian menjadi segumpal
darah dan menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah:
Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS 22:5).
5.
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus hamil diluar nikah
sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah.
Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW, seperti
dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk
menggugurkan kandungannya.
4.Menurut Fatwa MUI
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan ketentuan
hukum Aborsi sebagai berikut :
1.

Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).

2.

Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Darurat adalah suatu

keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau
hampir mati. Sedangkan Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
a.
Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah Perempuan
hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit
fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam
nyawa si ibu.
b.
Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah:
o Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
o Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang di dalamnya terdapat
antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari.
3.
Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
4.
Sudut Pandang HAM
Kesepakatan kesepakatan di Konferensi Internasional Kependudukan dan pembangunan (ICPD)
1994 dan Konferensi Perempuan Sedunia (Beijing Conference 1995 dan Beijing Plus Five, 2000)
a.
Hak perempuan atas kehidupan dan keamanan pribadi;hak reproduksi individu yang tercantum dalam
pasal 1 dan 3 Deklarasi Umum HAM PBB dan pasal 6.1 dan 9.1 dari Konvensi International Hak-hak Sipil
dan Politik. Hak atas kehidupan ini menyuarakan bahwa pelayanan aborsi harus disediakan bagi perempuan
yang hidup dalam keadaan bahaya oleh karena kehamilannya. Sebuah negara dapat dianggap melanggar
hak ini bila menolak untuk melindungi perempuan dengan resiko kematian atau kekacauan sebagai akibat
dari aborsi tidak aman. Sedangkan hak keamanan pribadi dapat diinterpretasikan sebagai perempuan tidak
harus dibatasi apakah ia melanjutkan kehamilannya atau mengakhirinya, dan ia mempunyai hak untuk
memutuskan bagi dirinya mengenai pengakhian kehamilan yang tidak dikehendakinya.
b.
Hak perempuan untuk memperoleh standar kesehatan yang tertinggi;hak asasi yang tercantum dalam
paal 25 DUHAM. Untuk mencapai standar kesehatan tertinngi bagi perempuan, perempuan harus dapat
akses atas pelayanan aborsi yang aman diantara layanan layanan reproduksi lainnya, untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan minimum.
c.
Hak perempuan untuk memperoleh manfaat dari kemajuan ilmiah dan hak untuk memperoleh
informasi:diakui dalam pasal 27.1 dan 19 DUKHAM. Hak ini untuk menjangkau akses pada teknologi
terbaru (seperti aborsi secara medis, menstrual regulation), memprioritaskan penelitian pada kesehatan
reproduksi serta akses yang penuh dan bebas atas informasi mengenai kesehatan reproduksi
d.
Dengan perkembangan hak asasi manusia, bila ditinjau dari kesepakatan dan komitmen internasional
dan hukum nasional, Indonesia termasuk diantara negara-negara yang memperbolehkan aborsi hanya untuk
menyelamatkan ibu.
5. Sudut Pandang Masyarakat
Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika budaya ketimuran,
karena budaya timur masih memegang kuat agamanya. Saat ini, masalah aborsi, dan, karenanya, masalah

anti-aborsi menjadi sangat penting terutama untuk berkembang dengan baik, masyarakat pasca-industri.
Jelas bahwa ini bukan masalah individu lagi tapi benar-benar masalah sosial karena tidak hanya
menyangkut kesehatan perempuan tetapi juga menghasilkan dampak serius terhadap situasi demografis di
seluruh negeri dan pada suasana psikologis dalam masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga pada
khususnya. Tradisional, aborsi adalah titik argumen serius bagi dan melawan fenomena ini di sebagian
besar masyarakat. Sebagai aturan, sebagian besar dari masyarakat adalah melawan aborsi tapi pada kondisi
tertentu bahkan konservatif setuju bahwa aborsi mungkin diperlukan atau bahkan tak terelakkan. Lagi pula,
masyarakat harus sangat berhati-hati mengatasi masalah cuaca untuk mendukung atau menolak sepenuhnya
ide-ide aborsi tapi pada saat yang sama perempuan harus memiliki pilihan dan kesempatan untuk aborsi.
Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga yang merupakan bagian
dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat penting bagi seorang wanita untuk memiliki suasana yang
mendukung dari bagian dari kerabat terdekat, yakni suami dan orangtua. Spesialis sangat
merekomendasikan mengambil keputusan aborsi oleh kedua pasangan yang dapat membuat keluarga kuat
sedangkan perselisihan dapat mengakibatkan perceraian. Tetapi juga penting bahwa perempuan tidak dapat
dipaksa untuk aborsi juga. Jadi peran keluarga dalam mengambil keputusan tidak kurang penting
dibandingkan pengaruh masyarakat atau keyakinan pribadi.
E. UPAYA PENANGANAN DAN PELAYANAN
1.

Memberikan edukasi seks di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan masih banyaknya para remaja kita

yang mempelajari fungsi reproduksi para sudut kenikmatan nya saja tanpa memandang efek-efek negatif
di kemudian hari. Maka harapannya dengan pemahaman yang tepat dan lengkap, maka remaja akan dapat
membuat keputusan yang tepat untuk menjaga kesucian dirinya masing-masing.
2.

Menanamkan kembali nilai-nilai moral sosial dan juga keagamaan akan penting dan mulianya untuk

menjaga kehormatan diri. Kebanyakan, para remaja ini karena memang semenjak kecil sudah dijauhkan
oleh norma-norma yang mengatur hubungan antar laki-laki dan perempuan sedangkan media gencar
mempromosikan tayangan-tayangan yang berbau seksualitas dengan mengedepankan nafsu semata.
Ditambah lagi akses pornografi yang dapat dengan mudah didapatkan melalui internet via komputer
maupun handphone.
3.
Menguatkan kembali kontrol sosial di masyarakat. Tidak dipungkiri yang menjadikan remaja bebas
melakukan apa saja adalah karena semakin melemahnya kontrol sosial dari lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Misalkan saja ada sepasang pelaku pacaran yang diperbolehkan orang tuanya berdua-duaan
di dalam kamar. Meskipun tidak terjadi perzinahan di sana, namun itu dapat memicu untuk melakukan
tindakan-tindakan yang lebih untuk dilakukan pada lain kesempatan dan lain tempat. Begitu juga kontrol
dari masyarakat itu penting ketika melihat ada pasangan muda-mudi yang menginap di kamar kostan dan
bahkan terjadi berhari-hari. Hal ini sudah barang tentu dapat semakin mendorong terjadinya penyimpangan

perilaku dalam artian melakukan tindakan-tindakan yang seharusnya baru boleh dilakukan oleh pasangan
suami isteri yang resmi.
4.
Para pelaku yang telah melakukan aborsi juga tak dapat dipandang sebelah mata. Mereka mempunyai
hak untuk dapat kita tolong karena bisa saja hal telah mereka lakukan tersebut adalah suatu kekhilafan yang
tak ingin diulanginya lagi. Maka, bagi para penyandang PAS, dapat kita tolong dengan memberikan
pelayanan konseling serta dukungan sosial untuk dapat bangkit kembali menjalani kehidupan secara
normal dengan diiringi taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasukha).
F. KESIMPULAN
1.

Aborsi sangat ditentang oleh agama. Tetapi dalam bidang medis hal itu dapat dilakukan apabila

menyangkut jiwa dan kesehatan sang bayi.


2.
Abortus hanya dipraktikkan dalam klinik atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah dan
organisasi-organisasi profesi medis.
3.
Aborsi hanya dilakukan oleh tenaga profesional yang terdaftar dan memperoleh izin untuk itu, yaitu
dokter spesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum yang mempunyai kualifikasi untuk itu.
4. Aborsi hanya boleh dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu (untuk usia diatas 12 minggu
bila terdapat indikasi medis).
5.
Harus disediakan konseling bagi perempuan sebelum dan sesudah abortus.
6.
Harus ditetapkan tarif baku yang terjangkau oleh segala lapisan masyarakat
Pada akhirnya, dapat kita katakan bahwa perilaku aborsi di kalangan remaja ini senantiasa terus
meningkat dan bervariasi untuk persebaran usianya. Hal ini tentu menjadi suatu keprihatinan bagi kita
semua yang ujung-ujungnya menjadi sebuah momok yang mengerikan bagi rupa generasi muda penerus
bangsa Indonesia di kemudian hari. Mau dibawa kemana masa depan bangsa Indonesia jika kondisi para
pemuda-pemudinya saat ini adalah mereka yang hidupnya bebas tanpa kontrol yang signifikan dari
berbagai pihak dan selanjutnya adalah penjajahan yang terus menerus abadi di bumi Indonesia dalam
bentuk bukan penjajahan fisik melainkan penjajahan di bidang mode, ekonomi, pendidikan,
keilmuan, hingga akhlak dan moralitas

G. SARAN
Abortus hendaknya dilakukan jika benar-benar terpaksa karena bagaimanapun didalam kehamilan
berlaku kewajiban untuk menghormati kehidupan manusia dan abortus hendaknya dilakukan oleh tenaga
profesional yang terdaftar.

Anda mungkin juga menyukai