Anda di halaman 1dari 59

DAFTAR ISI

Keputusan No. : 1147/J38.H9/PPs/2002


Pengantar dari Direktur
Bagian Pertama: PENDAHULUAN
1
1. Kegiatan Pratesis/Disertasi
2
2. Pemilihan Topik Tesis/Disertasi
3
3. Pengelolaan Penelitian dan Penulisan
4
Bagian Kedua: PROSEDUR
7
1. Prasyarat
2. Prapenelitian
7
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Pascapenelitian
5. Ujian Tesis/Disertasi
10
Bagian Ketiga: FORMAT USULAN PENELITIAN
13
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Penelitian
13
3. Perumusan Masalah
14
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
14
6. Tinjauan Pustaka atau Telaah Pustaka
14
7. Metode Penelitian
8. Jadwal Kegiatan Penelitian
16
9. Rencana Biaya Penelitian
17
10.
Daftar Pustaka
17
Bagian Keempat: FORMAT TESIS/DISERTASI
19
1. Bagian Awal
19
2. Bagian Utama atau Inti

7
9
9

13

14

15

22

3. Bagian Akhir
25
Bagian Kelima: TATA CARA PENULISAN TESIS/DISERTASI
27
1. Bahan dan Ukuran
27
2. Pengetikan
3. Bahasa
4. Pengutipan
5. Penulisan Daftar Pustaka
36

28
32
35

Bagian keenam: ETIKA PUBLIKASI ILMIAH


1. Jujur dan Cermat dalam Melaporkan
41
2. Bersedia Menyerahkan Data
3. Menghindari Plagiarisme
42
4. Menggunakan Karya Berhak cipta Secara Wajar
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Setiap

mahasiswa

yang

akan

menyelesaikan

41
42

46
47
program

pendidikannya diharuskan membuat karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah


untuk program magister adalah Tesis Magister dan karya tulis ilmiah untuk
program doktor adalah Disertasi Doktor.
Secara

umum

kedua

karya

tulis

dituntut

menunjukkan

cirri

keilmiahan walaupun tesis tidaklah semendalam dengan disertasi. Akan


tetapi proses penyusunan dan penyelesaian kedua karya tulis ilmiah itu
secara relative sama. Meskipun disana sini terdapat perbedaan gradual.
Pendekatan ilmiah pada dasarnya berisikan pengumpulan fakta atau
data. Penganalisisan dan penafsiran data, serta penarikan simpulan.
Secara lebih rinci. Pendekatan ilmiah mencakupi langkah-langkah:

Memberikan Problem

Mengemukakan fakta adanya problem

Mengembangkan hipotesis

Mengumpulkan fakta atau data

Melakukan analisis dan menafsirkan data atau fakta

Melakukan generalisasi.

Tesis/Disertasi adalah karya ilmiah formal untuk memenuhi syarat


mencapai jenjang magister/ doktor yang disusun dengan kemampuan dan
sikap berpikir ilmiah secara mandiri oleh mahasiswa. Tesis/Disertasi
merupakan karya asli hasil penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi.
Tesis/Disertasi merupakan karya tulis ilmiah berupa hasil studi atau
penelitian

yang

memberikan

kemampuan

bagi

mahasiswa

dalam

menghayati asas keilmuan, menguasai dasar-dasar ilmu dan metodologi


penelitian, memperluas dan memperdalam pengetahuan bidang yang
ditelitinya, mengkomunikasikan gagasan dan temuan penelitiannya baik
secara lisan dalam forum ilmiah maupun secara tertulis berupa laporan
penelitian dan artikel.
Tesis/Disertasi

memberikan

petunjuk

akan

kemampuan

dan

kemandirian mahasiswa dalam menemukan, menerapkan , dan atau


mengembangkan
tesis/disertasi

teori

dalam

bermanfaat

bidang

bagi

keahliannya.

pengembangan

teori

Karena
dan

itu,

praktik

pelaksanaan pendidikan dalam bidang tertentu. Penanganan karya tulis


ilmiah itu dapat dikemas dalam tiga unsur utama:

Kegiatan tahap pratesis/disertasi

Pemilihan topic tesis/disertasi

Pengelolaan penelitian dan penulisan

1. Kegiatan Pratesis/ Disertasi


Mahasiswa harus mulai memikirkan topic yang akan ditelitinya
dengan

sebaik-baiknya

sebelum

secara

formal

mulai

menggarap

tesis/disertasi. Ia perlu mengidentifikasi berbagai topic dan membahasnya


dengan rekan, dosen, dan pihak lain yang terkait. Pemilihan sebuah topic
mempengaruhi perencanaan mata ajaran penting untuk itu, terutama
mata ajaran yang mungkin di luar bidang utama seperti metodologi
penelitian dan bidang minor serta program pendukung lainnya.
Pemilihan dini topic penelitian akan memungkinkan mahasiswa
mencari

dan

memperoleh

pratesis/disertasi

sebagai

latar

belakang,

bagian

melakukan

tuntutan

penelitian

perkuliahan

dan

mengembangkan hubungan dengan dosen/guru besar yang berminat

dengan topic tersebut. Sejak awal, mahasiswa harus dengan segera


membuat file topic tesis/disertasi guna memperoleh gagasan yang kental
(cogent) beserta semua evidensi (bukti) pendukung yang tersedia pada
saat itu. Bahkan, beberapa orang yang telah dengan sukses menggarap
tesis/disertasinya secara tepat waktu telah mulai melakukan kegiatan
pratesis/disertasi ini sebelum mendaftar menjadi mahasiswa.
2. Pemilihan Topik Tesis/Disertasi
Pemilihan topic merupakan pekerjaan yang berulang-ulang. Jarang
mahasiswa menemukan topic sekali jadi pada tahap awal. Pada umumnya
topic awal itu kurang terbatas, terlalu umum, dan terlalu luas ruang
lingkupnya.

Biasanya,

ia

menuntut

pekerjaan

yang

berulang-ulang

sebelum topic itu diperhalus dan proposal tesis/disertasi yang baik


dikembangkan. Pendekatan itu dimulai dengan memeriksa beberapa
kemungkinan,

memasukkannya

ke

dalam

format

analisis

topic,

merundingkannya dengan penasehat/pembimbing, dan memilih satu topik


untuk dilihat rinci. Topic pilihan itu dikembangkan ke dalam proposal
tesis/disertasi.

Proposal

awal

ini

diklarifikasikan,

diperluas

ataukah

direduksi, dan diperluas, sehingga cukup eksplisit dan dapat disetujui oleh
pembimbing sebagai proyek yang ruang lingkup dan kualitasnya sesuai
untuk

tesis/disertasi

dalam

bidang

ilmu

atau

berkaitan

dengan

kekhususan program studi mahasiswa.


3. Pengelolaan Penelitian dan Penulisan
Setiap mahasiswa yang mengerjkan tesis/disertasi harus membuat
jadwal penyelesaian. Jadwal itu menunjukkan alokasi waktu yang tersedia
bagi mahasiswa untuk memberikan gagasan yang bagus serta pembagian
waktu untuk berbagai kegiatan yang dituntut untuk tesis/disertasi itu.
Mahasiswa harus menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan
hubungan kerja dengan penasehat/pembimbingnya. Hal itu meliputi
penulisan dokumen, rangkuman pertemuan/konsultasi. Kegiatan itu, pada
umumnya membantu membina hubungan dengan penasehat/pembimbing
yang

lebih

produktif.

Mahasiswa

harus

aktif

merencanakan

dan

mengendalikan kegiatan penyusunan tesis/disertasinya. Beberapa jam

setiap bulan yang digunakan merencanakan dan mengontrol kegiatan


penyusunan itu, akan meningkatkan keproduktifan waktu kerja.
Berikut

ini

diuraikan

beberapa

hal

yang

berkaitan

dengan

pengelolaan penelitian dan penulisan:


3.1

Hakikat dan Tujuan Tesis/Disertasi

Tesis/disertasi adalah dokumentasi penelitian yang menyambung


ilmu pengetahuan. Tesis/disertasi bukan sekedar paper besar dari paperpaper berbagai mata kuliah. Paper besar, penelitian mandiri yang
dibimbing, dan kontribusi. Menempatkan tesis/disertasi pada tempat yang
terpisah

atau

berbeda

dengan

paper-paper

lainnya.

Dalam

surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 212/U/1999


disertasi didefinisikan sebagai:
.karya tulis akademik hasil studi dan/atau penelitian mendalam
yang dilakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi masalahmasalah yang sementara telah diketahui jawabannya atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal-hal yang dipandang telah
mapan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang
dilakukan calon doktor di bawah pengawasan para pembimbingnya.
Waktu yang dibutuhkan menyelesaikan

tesis/disertasi beragam;

umumnya tesis kurang dari satu tahun. Disertasi satu setengah sampai
tiga tahun (asal saja disertasi itu memang dikerjakan).
Walaupun

beragam

pandangan

terhadapnya,

tesis/disertasi

biasanya bertujuan menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam:

Melakukan penelitian mandiri

Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan melalui


penelitian

Mendokumenkan penelitian dan menyerahkannya kepada


masyarakat

terpelajar/ilmuwan

(dengan

menulis

tesis/disertasi)
Tesis/disertasi merupakan dokumentasi fakta atau gagasan melalui
penelitian serta memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan.
Hanya

dengan

dokumen

tesis/disertasi

memperoleh sumbangan dari penelitian itu.

itulah,

perguruan

tinggi

3.2

Siklus Kegiatan Tesis/disertasi

Kegiatan

tesis/disertasi

menunjukkan

proses

mengurangi

ketidakpastian mahasiswa mulai dengan meneliti bidang kajian yang luas


yang mungkin dapat menghasilkan ribuan tesis/disertasi. Mahasiswa
harus

mereduksi

ketidakpastian

itu

dengan

mengurangi

jumlah

kemungkinan yang akan dipertimbangkan. Hal ini dilakukan dengan


memperhatikan sungguh-sungguh beberapa topik dan setiap topik
dievaluasi. Salah satu topic dipilih dan kemudian dibatas dengan proposal
tesis/disertasi. Ketidakpastian direduksi lagi ketika mempersiapkan babbab yang rinci. Ketidakpastian dibatasi adan berakhir ketika penelitian
telah dilakukan, naskah tesis/disertasi telah ditulis, dan komisi penasehat
atau pembimbing telah menyetujuinya.
Proses
beberapa

tidak

topic

selalu

dan

mulus.

memilih

Mahasiswa

salah

harus

satunya.

Ia

memperhatikan

mengkajinya

dan

menentukan apakah topic itu dapat dikerjakan atau tidak. Kalau tidak, ia
memilih topic lain dan mengembangkan proposal baru. Ketika pertama
kali

menyajikan

kekaburan.

proposal,

Dengan

bekerja

ditemukan
sama

banyak

dengan

ketidakpastian

dan

pembimbing/penasehat,

akhirnya proposal itu dapat lebih tajam dan lebih bagus (memenuhi
tuntutan ilmiah), sampai pada akhirnya penelitian untuk tesis/disertasi
dapat dilaksanakan. Siklus tesis/disertasi berlangsung dari yang umum ke
yang khusus. Siklus itu dapat ditempuh melalui:

Pemilihan bidang penelitian secara umum

Pemilihan beberapa topik untuk dievaluasi

Pemilihan satu topik dan perampungan proposal penelitian

Perampungan outline rincian bab

Penyelesaian kajian pustaka

Pelaksanaan dan perampungan penelitian

Penyelesaian naskah tesis/disertasi

Pelaksanaan

konsultasi

sampai

pembimbing/komisi penasehat.

memperoleh

persetujuan

Penyelesaian
tersebut

di

atas.

tesis/disertasi
Bagaimana

mengikuti

menggunakan

langkah-langkah
berbagai

cara

umum
untuk

memusatkan pada masalah yang harus diselesaikan dan bagaimana


memperoleh

bantuan

penasehat/pembimbing

tesis/disertasi,

sangat

ditentukan oleh kekreatifan mahasiswa.


3.3

Pembimbingan

a. Komisi Penasehat:
Komisi penasehat terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan
seorang anggota yang ditetapkan oleh direktur. Ketua komisi adalah staf
pengajar yang berjabatan guru besar atau doktor yang lector dalam
bidang ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Anggota komisi
adalah staf pengajar yang berderajat sekurang-kurangnya magister dan
berjabatan sekurang-kurangnya lector dalam bidang ilmu yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Mahasiswa dapat meminta bantuan keahlian staf pengajar dan atau
staf ahli dari luar PPs-Unismuh berdasarkan persetujuan atau saran komisi
penasehat.
b. Prosedur Penentuan Pembimbing
Mahasiswa mengajukan usul personalia komisi pembimbing kepala
ketua Program Studi. Ketua Program Studi mempertimbangkan usul itu
dan memberikan masukan, perubahan, dan sebagainya, yang selanjutnya
mengusulkannya kepada Direktur untuk memperoleh penetapan dan
keputusan

personalia

komisi

penasehat.

Ketua

Program

Studi

mempertimbangkan kelayakan dan kesesuaian atau ketetapan calon


penasehat

dengan

bidang

penelitian

yang

di

rencanakan

untuk

tesis/disertasi (lihat lampiran No. 1a, 1b, 1c, dan 1d).


c. Penggantian Pembimbing
Personalia komisi penasehat/pembimbing yang sudah ditetapkan
direktur tidak dapat diganti. Akan tetapi apabila oleh karena sesuatu hal
dan

dipandang

perlu,

penggantian

personalia

komisi

penasehat/pembimbing dapat dilakukan. Penggantian itu harus dengan


persetujuan dan keputusan Direktur.

PROSEDUR
1.

Prasyarat
Mahasiswa harus telah memenuhi syarat:

Lulus dalam semua mata kuliah yang disajikan pada semester


pertama dan kedua, dengan IPK sekurang-kurangnya 3,00.

Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang sedang


berjalan.

2.

Prapenelitian
Kegiatan prapenelitian untuk penyusunan tesis/disertasi, secara formal
dilakukan pada semester ketiga, berupa penetapan komisi penasehat,
pengajuan rencana judul tesis/disertasi, penyusunan usul penelitian, dan
seminar usul.
Adapun mekanisme pengusulan judul tesis/disertasi dan calon komisi
Penasehat di PPs Unismuh adalah sebagai berikut:

Mahasiswa mengajukan judul tesis/disertasi dan calon komisi


penasehatnya kepada Ketua Program Studi melalui Urusan
Akademik PPs Unismuh.

Urusan

akademik

mengumpulkan

usulan-usulan

judul

tesis/disertasi dan komisi Penasehat Tesis/Disertasi.

Urusan akademik menyusunnya dalam suatu Daftar Usulan


tesis/disertasi dan komisi Penasehat Tesis/Disertasi

Urusan akademik meneruskan daftar Usulan judul dan komisi


Penasehat Tesis/disertasi kepada Ketua Program Studi dan
Direktur PPs Unismuh.

Direktur PPs Unismuh mengundang Ketua Program Studi dan


dosen Program Studi untuk mendiskusikannya dalam suatu
pertemuan/rapat.

Rapat penentuan judul dan komisi penasehat tesis/disertasi


dipimpin oleh Ketua program Studi.

Hasil

rapat

tersebut

diumumkan

secara

meluas

kepada

mahasiswa, agar mahasiswa sesegera mungkin menghubungi

komisi penasehatnya dan melaporkan hasilnya kepada ketua


Program Studi.

Keputusan

rapat

judul

dan

penugasan

komisi

penasehat

tesis/disertasi dikeluarkan Direktur PPs Unismuh berdasarkan


usul Ketua Program Studi.

Dengan terbitnya surat keputusan/surat penugasan komisi


penasehat Tesis/Disertasi tersebut, secara resmi mahasiswa
sudah dapat melakukan konsultasi kepada komisi penasehatnya
dalam penyusunan proposal penelitiannya.

2.1

Penyusunan Usul Penelitian


Usul penelitian untuk tesis/disertasi disusun oleh mahasiswa dengan
arahan dan bimbingan komisi penasehat. Usul penelitian yang telah
disetujui oleh Komisi Penasehat disajikan dalam seminar usul penelitian.

2.2

Seminar Usul Penelitian


Seminar usul penelitian diberi bobot 2 sks dan wajib dilulusi.
Seminar bertujuan memberikan masukan yang diperlukan bagi mahasiswa
dari

para

dosen

dan

sesama

mahasiswa

guna

menyempurnakan

usul/rancangan penelitian. Peserta seminar adalah Ketua Program Studi.


Komisi penasehat, staf pengajar bidang ilmu berkaitan dengan pokok
seminar tesis/disertasi, dan mahasiswa program studi yang bersangkutan,
serta unsur pimpinan PPs Unismuh.
2.2.1 Prosedur Seminar
a.

Permohonan Seminar

Mengisi formulir surat permohonan seminar usul penelitian dengan


persetujuan komisi Penasehat (lihat contoh format pada lampiran
No. 1e);

Menyerahkan naskah usul penelitian yang telah disetujui oleh Komisi


Penasehat sebanyak peserta seminar.

Menunjukkan kartu seminar (bukti kehadiran dalam seminar usul


dan laporan hasil peelitian).

b.

Penyelenggaraan

Persetujuan

Ketua

Program

Studi

dinyatakan

permohonan mahasiswa yang bersangkutan

dalam

surat

Penetapan waktu seminar oleh petugas seminar PPs Unismuh

Pembuatan undangan seminar dilampiri dengan satu eksemplar


naskah usul penelitian.

c.

Penunjukan moderator seminar.

Penilaian Seminar

Penilaian dilakukan oleh panitia yang terdiri atas: Komisi Penasehat,


staf akademik yang ditunjuk oleh Direktur, serta Ketua Program
Studi;

Penilaian didasarkan pada isi, cara penulisan, cara penyajian, cara


penanggapan

pertanyaan/tanggapan/kritik,

dan

komentar

dari

peserta seminar;

Kategori lulus seminar dibagi dalam nilai A dan B dengan Bobot


Kredit 2 sks. Penilaian diberikan dalam format yang khusus untuk itu
(lampiran No. 1g).

d.

Hasil Seminar
Hasil seminar berupa Rancangan Penelitian untuk penyusunan
tesis/disertasi yang merupakan penyempurnaan dari rancangan penelitian
yang dipresentasikan berdasarkan saran perbaikan dan masukan yang
disampaikan oleh forum seminar. Rancangan penelitian ini harus disetujui
Komisi Penasehat.

3.

Pelaksanaan Penelitian
Rancangan penelitian yang telah diseminarkan dan disetujui oleh
Komisi Penasehat akan diterapkan dalam penelitian untuk penyusunan
tesis/disertasi. Pelaksanaan penelitian itu di bawah arahan dan bimbingan
Komisi Penasehat.

3.1

Konsultasi dengan Penasehat


Mahasiswa berkewajiban berkonsultasi dengan para penasehat secara
intensif. Proses konsultasi dipantau oleh ketua program studi dengan
menggunakan Kartu Konsultasi (Lampiran No. 1i).
Sebaiknya

mahasiswa

membuat

catatan

tertulis,

garis

besar,

rangkuman isu, jadwal dan agenda pertemuan konsultasi yang disepakati


dengan penasehat. Hal itu akan membantu memantapkan waktu dan
arahan/bimbingan yang telah ditetapkan dan diberikan sehingga tidak

terjadi perubahan-perubahan pada putusan bimbingan sebelumnya.


Perubahan-perubahan keputusan bimbingan yang sering terjadi akan
memperlambat penyelesaian tesis/disertasi.
3.2

Laporan Kemajuan Penelitian


Laporan kemajuan pelaksanaan penelitian diberikan secara berkala
(dwibulanan) kepada ketua program studi dengan menggunakan lembar
laporan

kemajuan

penelitian

penelitian

(lampiran

No.

1j).

laporan

kemajuan itu perlu untuk pemantauan kelancaran hubungan antara


mahasiswa

dengan

penasehat

dalam

proses

konsultasi.

Apabila

mahasiswa tidak berada di kampus sehingga konsultasi itu terhambat,


perlu ada langkah-langkah akademik untuk memecahkannya.
3.3

Jangka Waktu Penelitian


Penelitian

dilaksanakan

menurut

jadwal

yang

tercantum

dalam

rancangan penelitian. Penelitian untuk tesis/disertasi magister berjangka


waktu satu semester dan penelitian untuk disertasi doktor berjangka
waktu 2 (dua) semester atau lebih bergantung kepada jenis penelitian
yang digunakan.
3.4

Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan bahan yang disajikan dalam forum seminar
laporan hasil penelitian.

4.

Pascapenelitian
4.1

Seminar Laporan Hasil Penelitian


Laporan hasil penelitian disajikan dalam forum seminar yang
diselenggarakan

oleh

program

studi

mahasiswa

yang

bersangkutan

Forum seminar bertujuan memberikan masukan penyempurnaan


laporan hasil penelitian menjadi tesis/disertasi.

Seminar hasil penelitian serta tesis/disertasi dipandang sebagai


sebuah mata kuliah dengan bobot 6 SKS (untuk magister) dan 18
SKS (untuk doktor)

Forum seminar merupakan ajang untuk mengevaluasi hasil


penelitian dan menetapkan nilai mahasiswa untuk mata kuliah itu

Pelaksanaan seminar laporan hasil penelitian diatur seperti


prosedur dan tata cara seminar usul penelitian

Ketua Program studi mengusulkan personalia calon panitia ujian


tesis/disertasi (lampiran No. 1m) kepada Direktur. Panitia itu
bertindak sebagai penilai dalam seminar laporan hasil penelitian.

4.2

Penetapan Panitia Ujian Tesis/Disertasi


Panitia Ujian Tesis/disertasi diangkat dan ditetapkan oleh direktur
atas usul Ketua Program Studi melalui surat penugasan.

Panitia ujian tesis/disertasi bertugas untuk memeriksa dan menilai


naskah tesis/disertasi, mengikuti dan menilai prestasi seminar
hasil

penelitian,

dan

bertindak

sebagai

penguji

ujian

tesis/disertasi.

Panitia ujian tesis/disertasi terdiri atas pembimbing, tenaga


akademik penguji lain dari bidang ilmu yang berkaitan dengan
pokok tesis/disertasi, seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota, dan pimpinan PPs Unismuh.

4.3

Naskah Tesis/Disertasi
Laporan hasil penelitian yang telah diseminarkan diperbaiki
dan disempurnakan menurut masukan penyempurnaan dari
forum seminar. Dengan bantuan komisi penasehat, naskah hasil
perbaikan itu disusun menjadi naskah tesis/disertasi menurut
format dan tata cara penulisan penyusunan tesis/disertasi PPs
Unismuh.

5.

Ujian Tesis/Disertasi
Ujian

tesis/disertasi

adalah

ujian

akhir

program

pendidikan

magister/doktor yang dilaksanakan oleh panitia Ujian Tesis/Disertasi.


Ujian tesis/disertasi bertujuan menilai kemampuan mahasiswa secara
komprehensif dalam penguasaan ilmu yang menjadi pokok tesis/disertasi
beserta ilmu-ilmu pendukungnya.
5.1

Persyaratan
Untuk dapat mengikuti ujian/disertasi peserta harus:

Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang sedang


berjalan

Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan skor TOEFL


minimal 450

Melulusi semua mata kuliah wajib dan pilihan menurut


kurikulum program pendidikannya dengan indeks prestasi
kumulatif (IPK) minimum 3,00

Melulusi seminar laporan hasil penelitian

Menyerahkan 8 (delapan) eksamplar untuk anggota panitia


penguji, 1 (satu) eksamplar untuk ketua program studi dan
1 (satu) eksamplar untuk Direktur/Asisten Direktur I

Menyerahkan bukti tidak mempunyai pinjaman barang


milik PPs Unismuh atau Unismuh.

5.2

Mendaftarkan diri untuk menempuh ujian tesis/disertasi.

Pelaksanaan

Ujian tesis/disertasi dipimpin oleh Ketua Panitia Ujian


Tesis/disertasi;

Ujian

tesis/disertasi

dilangsungkan

jika

dihadiri

oleh

sekurang-kurangnya 5 orang penguji yang terdiri atas


Ketua, Sekretaris, anggota dari Komisi Penasehat dan
anggota lainnya;

Ujian tesis/disertasi dilaksanakan secara tertutup

Ujian tesis/disertasi disampaikan secara lisan namun dapat


pula secara tertulis

Waktu ujian ditetapkan oleh Ketua setelah berkonsultasi


dengan anggota panitia lainnya

Undangan ujian tesis/disertasi (lampiran No.1n) dibuat oleh


Direktur/Asisten Direktur I dan dikirimkan kepada semua
anggota penguji yang masing-masing disertai dengan satu
eksamplar naskah tesis/disertasi

Tembusan undangan disampaikan kepada Direktur/Asisten


Direktur I (disertai satu eksamplar naskah tesis/disertasi)
dan mahasiswa yang bersangkutan (tanpa lampiran)

Ujian dilaksanakan paling lama 120 menit.

5.3

.Format dan Kriteria Penilaian

Penilaian

ujian

tesis/disertasi

dilakukan

dengan

menggunakan format penilaian tesis/disertasi (lampiran No.


10 dan 1p)

Penilaian

dilaksanakan

secara

komprehensif

atas

isi

tesis/disertasi dan ilmu-ilmu pendukungnya

Setiap

penguji

memberikan

nilai

komprehensif

atas

jawaban mahasiswa terhadap semua pertanyaan para


penguji.

Nilai ujian tesis/disertasi adalah nilai rata-rata dari semua


nilai penguji

Nilai ujian tesis/disertasi dinyatakan dengan angka yang


dikonversi ke dalam huruf, yaitu:
Nilai angka

Nilai Huruf

90 100
80 89
<80
5.4

A
B
(tidak Lulus)

Hasil Penelitian Ujian Tesis/disertasi

Hasil ujian tesis/disertasi dinyatakan dalam kategori: (a)


Lulus, (b) dengan perbaikan; dan (c) tidak lulus/diuji lagi
sesudah jangka waktu yang ditentukan oleh Panitia Penguji

Yudisium diumumkan pada akhir ujian tesis/disertasi oleh


Ketua Panitia Ujian Tesis/Disertasi atas nama Direktur

Catatan perbaikan beserta batas waktu penyempurnaan


naskah tesis/disertasi disampaikan setelah yudisium

Mahasiswa membuat surat perjanjian berkenaan perbaikan


naskah dan batas waktu penyempurnaannya (lampiran no.
1q)

Mahasiswa yang tidak lulus atau gagal dalam ujian


tesis/disertasi diberi kesempatan mengulang satu kali ujian

ulangan selambat-lambatnya enam bulan setelah tanggal


ujian pertama.

Mahasiswa yang belum dapat mengikuti ujian dalam batas


waktu yang ditentukan, yang bersangkutan dinyatakan
gagal studi

Tanggal kelulusan mahasiswa dalam ujian tesis/disertasi


dinyatakan

sebagai

tanggal

pendidikan

magister/doktor

penyelesaian
dari

program

mahasiswa

yang

bersangkutan

Panitia ujian membuat laporan hasil ujian tesis/disertasi


(lampiran no. 1p) dan diserahkan kepada Direktur disertai
berita acara ujian tesis/disertasi (lampiran No.1r).

5.5

Penyerahan Tesis/disertasi

Tesis/disertasi yang telah diperbaiki oleh mahasiswa dan


telah disetujui oleh komisi penasehat, ditandatangani oleh
ketua dan anggota Komisi penasehat dan disahkan oleh
Ketua Program Studi dan Direktur.

Tesis/disertasi ini dijilid dengan format menurut pedoman


penulisan tesis/disertasi ini dan digandakan sekurangkurangnya 8 (delapan) eksamplar untuk dibagikan kepada:
Komisi Penasehat (2 eks), perpustakaan Unismuh (2 eks),
Perpustakaan PPs Unismuh (2 eks), mahasiswa yang
bersangkutan (1eks), dan pusat Dokumentasi dan Informasi
Ilmiah LIPI (1 eks).

5.6

Rinkasan Tesis/disertasi

Ringkasan tesis/disertasi dibuat terpisah dari tesis/disertasi

Rigkasan tesis/disertasi berisikan materi tesis/disertasi :


judul, nama penulis, pendahuluan, metode penelitian, hasil
pembahasan, simpulan, saran dan daftar pustaka

Ringkasan disusun dalam bahasa Indonesia dan bahasa


Inggris

Ringkasan sedapat-dapatnya tidak melebihi 20 halaman


dibuat rangkap dua dan disketnya diserahkan kepada
Bagian Akademik PPs Unismuh untuk dipublikasikan.

FORMAT USULAN PENELITIAN


Seperti halnya dengan karya akhir penelitian berupa tesis/disertasi,
maka usulan penelitian ini perlu pula mengikuti format tertentu. Bagian ini
secara khusus membahas Format Usulan Penelitian dan Pedoman Singkat
Penyusunannya

yang

meliputi

judul,

latar

belakang

penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan


pustaka, metode penelitian, jadwal, rencana biaya, dan daftar pustaka.
Pada usulan penelitian, bab (sebagaimana pada tesis/disertasi) tidak
digunakan. Berikut ini adalah uraian mengenai bagian-bagian Usulan
Penelitian.
1. Judul Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Judul penelitian harus ekspresif, menyatakan dengan tepat


masalah yang hendak diteliti dan lingkup wilayah penelitian;

Judul sedapat mungkin menggambarkan secara umum dependent


dan independent variable.

Judul hendaknya dinyatakan dengan tandas dan singkat, tidak


berkepanjangan. Cukup satu kalimat pendek, tanpa anak-anak
kalimat dan cucu-cucu kalimat.

Jenis atau kualifikasi penelitian dapat dicantumkan dalam judul,


misalnya

Penelitian

eksperimental,

Studi

Komparasi., Studi Eksplorasi.., Studi Kasus, dan


sebagainya.
2. Latar Belakang Penelitian

Di sini dikemukakan alas an-alasan mengapa penelitian ini perlu


dilakukan atau mengapa masalah-masalah yang diangkat perlu
diteliti.

Digambarkan betapa menariknya masalah itu (interested of


topics)

Pentingnya penelitian (significance of study)

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini merupakan hal yang


baru yang belum pernah diteliti (originality)

Kalau sudah ada penelitian sebelumnya, perlu dikemukakan


mengapa diteliti lagi

Seberapa jauh ketersediaan data (obtainable data)

Diuraikan secara ringkas dan padat data wilayah penelitian


sebagai hasil penciuman lapangan.

3. Perumusan Masalah

Rumusan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti

Rumusan masalah relevan dengan latar belakang penelitian

Lebih muda dipahami kalau dirumuskan dalam bentuk kalimat


Tanya

Tetapi dapat juga dirumuskan dalam kalimat pernyataan

Perumusan masalah dapat bersifat deskriptif dan inferensial.

4. Tujuan Penelitian
Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian

Penelitian

dapat

bertujuan

untuk

menjajagi,

menguraikan,

menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala,


konsep atau menemukan suatu temuan (finding) atau membuat
suatu prototype atau menemukan suatu kebijakan strategi.

Tujuan penelitian relevan dan konsisten dengan rumusan masalah

Tujuan penelitian dibuat secara jelas dan rinci berisi mengenai


apa yang akan dicapai (tujuan Khusus)

Tujuan penelitian, bukan manfaat penelitian.

5. Manfaat Penelitian
Diuraikan secara jelas kontribusi penelitian terhadap:

Pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS);


atau

Pemecahan

masalah

pembangunan,

pemerintahan

peningkatan kesejahteraan umat manusia, atau

Pengembangan kelembagaan, atau

atau

Alternative kebijakan.

6. Tinjauan Pustaka atau Telaah Pustaka


Terdiri atas :

Kerangka Teoritis (Theoritical framework)

Kerangka pemikiran (Conceptual framework)

Perumusan Hipotesis (jika ada)

Pada kerangka teoritis diuraikan teori, temuan, variable penelitian


yang diperoleh dari acuan (referensi) yang akan dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan. Pembahasannya menggunakan
pendekatan deduktif. Jika menggunakan pendekatan induksi, pembahasan
teoritiknya didukung oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan.
Dalam mengutip sumber pustaka, kutipan tidak harus merupakan kutipan
langsung tetapi dapat merupakan kutipan tidak langsung yakni dengan
menyatakan ide yang diacu tersebut dalam bahasa sendiri. Teknik
pengutipannya tidak menggunakan footnote, tetapi hanya teknik referensi
sumber, tahun penertiban dan halaman, misalnya: ..(siagian, 1992:
57); atau dari penelitianBruner (1971: 25-30) menemukan. Angka di
depan

menunjukkan

tahun

penertiban

dan

angka

di

belakang

menunjukkan halaman-halaman yang dikutip. Semua sumber bacaan


yang dikutip harus dicantumkan pada daftar pustaka, agar pembaca
dapat mengetahui secara lengkap sumber bacaan tersebut, termasuk
judul bukunya.
Uraian

dalam

kerangka

teoritis

merupakan

landasan

bagi

penyusunan kerangka Pikir (Conceptual Framework). Kerangka piker itu


merupakan suatu alur piker tentang hubungan pengaruh antar variable
yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Akan lebih
mudah dipahami kalau dibuat dalam bentuk bagan alur dengan garis-garis
panah yang menunjukkan hubungan pengaruh antar variable itu. Dalam
setiap hubungan antar variable yang masuk dalam model tersebut, dapat
melahirkan kutipan-kutipan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis alternative (Ha), yang


selanjutnya dijadikan hipotesis nol (Ho), kalau sudah akan diuji secara
statistika.
7. Metode Penelitian
7.1

Jenis dan Lokasi Penelitian


Di sini diuraikan:

7.2

Jenis penelitian yg digunakan (nama yang paling utama)

Dinyatakan secara ringkas dan jelas wilayah penelitiannya.

Variabel dan Disain Penelitian

Kemukakan variable-variabel pokok yang masuk dalam


model

penelitian

baik

variable

independent,

maupun

variabel dependent begitu juga variabel control dan


variabel antara yang digunakan.

Dalam disain penelitian dirancang bagaimana hubungan


antarvariabel independent dengan dependent itu. Serta,
bagaimana kedudukan variabel control dan variabel antara
dalam

hubungan

antar

variabel

independent

dengan

variabel dependent.

Kalau jenis penelitiannya eksperimen, apakah membanding


antara kelompok perlakuannya (treatment group) dengan
kelompok control (control group) ataukah disain yang
sebelum

dan

sesudah

perlakuan

(before

and

after

treatment) dan sebagainya.

Bagi penelitian yang tidak mencari keterkaitan antara


variabel, harus secara jelas menggambarkan variabel atau
factor-faktor

yang

ditelitinya

dengan

mengacu

pada

masalah penelitiannya.
7.3

Definisi Operasional Variabel atau Pengertian Konsep

Semua variabel pokok penelitian harus diberi batasan penelitian,


agar tercapai pemahaman yang sama antara peneliti harus diberi batasan
penelitian, agar tercapai pemahaman yang sama antara peneliti dengan
pembaca.
7.4

Instrumen Penelitian

Harus dijelaskan bagaimaan masing-masing instrument penelitian


yang

akan

digunakan

itu

dibuat

dan

dikembangkan.

Bagaimana

diujicobakan; bagaimana validitas dan reliabilitasnya.


7.5

Populasi dan Sampel

Digambarkan populasinya, karakteristiknya, dan besarnya


(N);

Cara pengambilan sampelnya;

Besarnya sampel;

Unit analisisnya dan kerangka sampelnya.

Bagi jenis penelitian yang tidak menggunakan istilah populasi dan


sampel, dapat menggunakan istilah yang sesuai.
7.6

Teknik dan Prosedur Pengumpulan data

Dijelaskan

teknik-teknik

digunakan,

dimulai

pengumpulan

dari

teknik

yang

data

yang

paling

utama

digunakan;

Dijelaskan instrument penelitian apa yang digunakan pada


masing-masing teknik pengumpulan data

Bagaimana prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan


data, apakah ada tahapan-tahapan atau tidak ada atau
secara bersamaan dilakukan;

Perlu

dijelaskan

juga

kapan

waktu

pelaksanaan

pengumpulan data tersebut;


7.7

Teknik Analisis Data

Apakah analisis data kualitatif atau kuantitatif;

Apakah menggunakan analisis statistika Deskriptif atau


Statistika Inferensial atau Statistika Non Parametrika;

Kalau menggunakan analisis statistika inferensial, seberapa


jauh

melakukan

uji

persyaratan

analisis,

seperti

uji

normalitas data, linearitas dsb;

Ataukah hanya menggunakan analisis tabel-tabel frekuensi,


tabel-tabel silang dengan persentase.

8. Jadwal Kegiatan Penelitian


Jadwal kegiatan penelitian dibuat dalam table skedul penelitian yang
antara lain mencantumkan persiapan, pengumpulan data, pengolahan
dan analisis data, penyusunan laporan, pelaksanaan seminar hasil
penelitian, perbaikan laporan, serta penyajian laporan (ujian tesis).
Perhatikan tabel berikut ini;
No
.

Kegiatan Penelitian

Bulan ke1

1.

Persiapan
- Penyususnan Proposal
- Pelaksanaan Seminar Proposal
- Perbaikan/revisi proposal
- Pengurusan izin
- Penyususnan Instrumen
- Pengujicobaan instrument

2.
3.
4.
5.
6.

Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis data
Penyusunan Laporan
Penelitian
Pelaksanaan seminar hasil

7.

Perbaikan laporan penelitian


Penyajian laporan (ujian tesis)

9. Rencana Biaya Penelitian

Biaya persiapan . Rp.

Biaya pengumpulan data.. Rp.

Biaya Pengolahan dan Analisis Data.....

Rp.

Biaya Penyusunan Laporan.

Rp.

Biaya Seminar Hasil. Rp.

Biaya Perbaikan dan Penggandaan.

Rp.

Jumlah Rp.

Ket
5

10.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan daftar buku, majalah, artikel, laporan

penelitian, atau sejenisnya yang menjadi acuan yang aturan penulisannya


sebagai berikut:

Nama Penulis (nama keluarga atau nama belakang penulis di bawa


kedepan (misalnya Nuraini Lagaligo menjadi Lagaligo, Nuraini). Hal
ini dimaksudkan untuk menentukan tataurutan secara alpabetis
dalam daftar berdasar huruf pertama dari nama keluarga. Bila
penulisanya lebih dari satu orang, nama penulis kedua dan
seterusnya tidak perlu dibalik. Nama penulis tidak disertai gelar;

Tahun terbit;

Judul buku (dicetak miring)

Edisi, jilid atau seri (jika ada).

Tempel Publikasi

Nama penerbit.
Perhatikan beberapa contoh berikut ini:

Bakri, Patia dan Murtado Manarangga. 2000. Potensi Kepariwisataan


Pantai
Panrangluhu Bira. Jakarta: Penerbit Lihukang.
Lagaligo, Nuraini. 1999. Masyarakat Selayar di Kota Palu. Makassar: Sinar
Katangka Press.
Contoh cara penulisan Daftar Pustaka yang lebih lengkap dapat
dilihat pada bagian Kelima: Tata cara Penulisan Tesis/Disertasi (butir 5).

FORMAT TESIS/DISERTASI
Tesis/Disertasi terutama ditujukan untuk dikonsumsi masyarakat
akademik sehingga cenderung bersifat teknis, berisi lengkap tentang hal
yang diteliti, alas an sehingga hal itu diteliti, cara melakukan penelitian,
hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan
secara

lugas

dan

objektif.

Formatnya

cenderung

baku,

mengikuti

ketentuan dari perguruan tinggi atau kelompok masyarakat akademik.


Format itu terbagi atas tiga bagian pokok yaitu: bagian awal, bagian
utama atau inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas sampul depan, halaman judul, halaman
pengajuan, halaman persetujuan, prakata, abstrak, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar arti lambing atau
singkatan.
1.1

Sampul depan
Sampul tesis/disertasi bertulisan cetak:
Judul dalam bahasa Indonesia, dimulai tepat pada sembir atas. (Jika

tesis/disertasi ditulis dalam bahasa inggris/asing, judul tesis dalam bahasa


inggris/asing ditulis lebih dahulu, baru kemudian di bawahnya disertakan
judul tesis/disertasi dalam bahasa Indonesia).
Nama lengkap penulis tanpa gelar kesarjanaa;
Lambing Universitas Muhammadiyah Makassar
Tulisan PROGRAM PASCASARJANA
Tulisan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR;
Tahun lulus ujian tesis/disertasi.
Kalimat atau kata dicetak dengan huruf capital warna hitam dan
ditempatkan secara simetris di tengah ruang tulis (lihat lampiran No. 2a).
1.2

Halaman Judul
Format dan tulisan halaman judul sama dengan sampul depan

tetapi dicetak pada kertas HVS yang berwarna putih. Halaman ini
merupakan dan diperhitungkan sebagai halaman bernomor I (tanpa
mencantumkan no. halaman itu).

1.3

Halaman Pengajuan
Halaman ini memuat:

Judul Tesis atau disertasi (dalam huruf capital);

Tuliskan Tesis/Disertasi sebagai salah satu syarat untuk mencapai


derajat magister/doktor.

Nama program studi

Tulisan disusun dan diajukan oleh

Nama penulis tanpa gelar kesarjanaan (dalam huruf capital);

Tulisan kepada

Tulisan PROGRAM PASCASARJANA;

Tulisan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR;

Tahun lulus ujian tesis/disertasi.

Halaman ini merupakan halaman bernomor ii (tanpa mencantumkan


nomor halaman itu (lihat Lampiran No. 2b).
1.4

Halaman Persetujuan
Halaman ini memuat:

Tulisan TESIS atau DISERTASI;

Judul tesis/disertasi (dalam huruf capital);

Tulisan yang disusun dan diajukan oleh

Nama mahasiswa tanpa gelar kesarjanahan (dalam huruf capital);

Nomor pokok mahasiswa;

Tulisan telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis/Disertasi


pada tanggal (tanggal lulus ujian tesis/disertasi;

Tulisan dan dinyatakan telah memenuhi syarat;

Persetujuan komisi penasehat, ketua program studi, dan Direktur


Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Halaman ini terbuat dari kertas khusus bergambar baying warna biru
muda berbentuk lambing Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

ukuran 7 x 9 cm serta bergaris bingkai rangkap berwarna biru muda


berukuran 16x23 cm.
Halaman ini merupakan halaman bernomor iii (tanpa mencantumkan
nomor halaman itu). Sebagai contoh, lihat lampiran No. 2c.
1.5

Prakata

Prakata mengandung uraian singkat mengenai maksud penulisan tesis


atau disertasi, penjelasan-penjelasan dan ucapan terima kasih, dan
disusun dalam bentuk esai. Prakata tidak mengandung hal-hal yang
bersifat ilmiah. Pada bagian akhir prakata, di sebelah kiri, 4 spasi di
bawah baris kalimat terakhir, penulis mencantumkan tempat, dan baris di
bawahnya nama bulan dan tahunnya. Selurus dengan itu, pada bagian
kanan dicantumkan nama penulis (lihat Lampiran No. 2d).
1.6

Abstrak

Abstrak merupakan ikhtisar penelitian yang secara jelas dan lengkap


menguraikan keseluruhan isi tesis/disertasi. Alinea pertama memuat
nama penulis tanpa gelar (ditulis dengan huruf capital), judul ditulis
dengan huruf miring, tulisan dibimbing oleh yang diikuti nama-nama
komisi penasehat (tanpa gelar) dalam tanda kurung.
Alinea kedua dimulai dengan ikhtisar dari latar belakang, tujuan,
kegunaan, metode, dan kesimpulan penelitian. Abstrak seyogyanya
disajikan secara menarik. Pembaca umumnya memulai penelaahannya
pada abstrak untuk kemudian memutuskan apakah ia melanjutkan
membaca isi tesis/disertasi secara keseluruhan atau tidak. Untuk itu,
abstrak perlu disusun secara padat, sistematis, akurat, dan lengkap. Tabel,
grafik, dan gambar tidak dicantumkan pada abstrak. Demikian pula
dengan pengacuan pada sumber. Abstrak diketik dalam format seperti
Lampiran No. 2e.
1.7

Abstract

Bagian ini memuat terjemahan abstrak dalam bahasa Inggris. Terjemahan


seyogyanya mengikuti kaidah bahasa Inggris yang baik dan benar (lihat
lampiran No. 2f).
1.8

Daftar Isi

Daftar isi disusun secara teratur dan memuat secara rinci isi keseluruhan
tesis/disertasi menurut nomor halaman:

Prakata;

Abstrak;

Abstract;

Daftar Tabel (jika ada);

Daftar gambar (jika ada);

Daftar lampiran;

Judul, subjudul, anak jududl (bila dianggap perlu) dari seluruh


bagian tesis/disertasi;

Daftar Pustaka

Lampiran

Tulisan DAFTAR ISI diketik dengan huruf capital (tanpa diakhiri tanda titik),
diletakkan

tepat pada sembir atas (simetris dari batas sembir kiri dan

kanan).
Tulisan halaman diketik merapat ke sembir kanan, 3 spasi dibawah
tulisan DAFTAR ISI.
Susunan daftar isi dimulai 3 spasi di bawah tulisan halaman. Jarak
antar judul dan subjudul adalah 2 spasi. Jika judul dan subjudul tidakcukup
ditulis dalam 1 baris, baris kedua dan seterusnya ditulis dengan jarak
baris 1 spasi dengan indentasi 5 ketukan dari huruf awal baris pertama.
Judul, subjudul, dan anak subjudul ditulis dengan huruf yang sama
dengan teks tanpa ditebalkan (lihat Lampiran No. 2g).
1.9

Daftar Tabel
Daftar tabel disusun secara berurut sesuai dengan nomor tabel dan

halamannya.
Tuliskan DAFTAR TABEL diketik dengan huruf capital (tanpa diakhiri
dengan titik) dan ditempatkan tepat pada sembir atas di tengah ruang
tulis, simetris dari sembir kiri dan kanan.
Tulisan nomor diketik mulai batas sembir kiri dan tulisan
halaman diketik merapat pada batas sembir kanan dengan jarak 3 spasi
di bawah tulisan DAFTAR TABEL.

Judul tabel diketik dengan huruf kapital pada huruf awal kata
pertama, dimulai 3 ketukan setelah tanda titik yang mengikuti nomor
tabel dan berakhir 1 ketukan sebelum huruf h dari kata halaman. Jarak
antara judul tabel adalah 2 spasi. Jika satu judul memerlukan dua baris
atau lebih, jarak antarbaris adalah 1 spasi dan huruf pertama baris kedua
dan seterusnya diketik dengan indentasi 5 ketukan dari huruf awal baris
pertama (lihat lampiran no. 2h).
1.10 Daftar Gambar
Daftar gambar diletakkan sesudah daftar tabel, berisi urutan judul
gambar dan nomor halamannya.
Daftar gambar ditulis dengan format yang sama dengan daftar tabel
(lihat lampiran No. 2i).
1.11 Daftar Lampiran
Daftar lampiran diletakkan sesudah daftar gambar, berisi judul
lampiran dan nomor halamannya.
Daftar lampiran ditulis dengan format yang sama dengan daftar tabel
dan daftar gambar (lihat lampiran no. 2j).
1.12 Daftar Arti Lambang dan Singkatan
Daftar arti lambang dan singkatan memuat lambang dan singkatan
yang ada dalam tesis. Bagian ini diperlukan kalau tesis menggunakan
banyak lambang dan singkatan.
Daftar ini dibuat dengan format yang sama dengan tabel dengan 2
kolom yaitu kolom pertama berisi singkatan dan lambang dan kolom
kedua berisi penjelasan (lihat lampiran no. 2k).
2. Bagian Utama atau Inti
Pada dasarnya bab-bab dalam tesis/disertasi kurang lebih sama.
Bagian ini terdiri atas pendahuluan, kajian teori atau kajian pustaka,
hipotesis,

metode

penelitian,

hasil

penelitian

dan

kesimpulan (simpulan) dan saran.


2.1

Pendahuluan
Pendahuluan berisikan gambaran yang jelas mengenai:

pembahasan,

1. Latar belakang masalah, yang menjelaskan rasional atau justifikasi


penelitian dilihat dari latar belakang pemilihan permasalahan yang
diteliti. Pada latar belakang ini digambarkan betapa menariknya
masalah yang diteliti, pentingnya penelitian, masalah yang diangkat
dalam penelitian merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah
diteliti (bila sudah ada penelitian sebelumnya, perlu dikemukakan
mengapa diteliti lagi), serta seberapa jauh ketersediaan data;
2. Identifikasi masalah, yang mengutarakan kajian berbagai masalah yang
bergayut dengan ruang lingkup dan kedalaman masalah serta variabel
yang akan diteliti;
3. Pembatasan masalah, yang dibuat sesuai dengan ruang lingkup
penelitian yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
metodologi, kelayakan dilapangan, dan keterbatasan peneliti tanpa
mengorbankan kebermaknaan, konsep, atau judul yang diteliti;
4. Perumusan

masalah,

yang

dirumuskan

secara

jelas

dan

lugas.

Perumusan dapat dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat


narasi. Rumusan dapat dibagi ke dalam sub-sub permasalahan;
5. Tujuan penelitian menyatakan target penelitian yang akan dicapai,
misalnya,

untuk

menjajagi,

menguraiakan,

menerangkan,

membuktikan, menerapkan suatu konsep, atau menemukan suatu


model kebijakan atau sistem. Banyaknya tujuan penelitian tidak harus
sama dengan banyaknya rumusan masalah penelitian. Yang penting,
tujuan penelitian relevan dengan masalah;
6. Kegunaan penelitian, menjelaskan manfaat temuan penelitian baik
yang bersifat teoritis perkembangan ilmu pengetahuan maupun yang
bersifat praktis untuk kehidupan masyarakat seperti pengembangan
ipteks,

pemecahan

masalah

pembangunan

atau

peningkatan

kesejahteraan umat manusia, atau pengajuan alternative kebijakan.


2.2

Kajian Teori atau kajian pustaka atau tinjauan pustaka


Kajian ini memuat analisis teoretis berbagai teori dan hasil penelitian

yang bergayut dengan masalah yang diteliti. Peneliti membuat sintesis


terhadap teori yang bergayut agar diperoleh legitimasi konseptual
terhadap variabel yang akan diteliti. Unsur-unsur suatu teori hendaknya

tampak dengan jelas, seperti definisi, asumsi, hubungan antarvariabel,


dan daya penjelasannya terhadap masalah yang diteliti. Fakta-fakta yang
dikemukakan

bersumber

dari

dokumen

yang

sudah

atau

belum

dipublikasikan dan sedap-dapatnya diambil dari sumber aslinya, bukan


mengutip dri kutipan. Semua sumber yang digunakan harus tercantum
pada daftar pustaka. Dalam mengutip sumber pustaka, kutipan tidaklah
mesti berupa kutipan langsung, peneliti menyalin tak langsung peneliti
menyalin informasi dari sumber pustaka sebagaimana adanya; sedang
pada kutipan tak langsung peneliti membahasakan kembali informasi
tersebut dengan mempertahankan maknanya yang asli. Kajian teori yang
dilakukan

mengantarkan

peneliti

ke

kerangka

pikir

(conceptual

framework) dalam rangka pemecahan masalah. Pada kerangka pemikiran


ini, peneliti memberikan gambaran pola hubungan antarvariabel atau
kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjelaskan masalah yang
diteliti.

Agar

lebih

mudah

difahami,

kerangka

pikir

ini

sebaiknya

sementara

terhadap

dinyatakan dalam bentuk diagram atau skema.


2.3

Hipotesis penelitian (jika diperlukan)


Hipotesis

merupakan

rumusan

ramalan

permasalahan yang diteliti. Hipotesis dirumuskan secara singkat, lugas,


dan jelas yang dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Hipotesis harus
dirumuskan berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah
dilakukan agar hipotesis dapat diuji.
Tidak

semua

penelitian

memerlukan

rumusan

hipotesis.

Jika

demikian, mahasiswa harus merumuskan pertanyaan penelitian secara


jelas atas dasar kajian teoretis yang telah dilakukan. Bagi penelitian
eksploratif yang tidak ada rumusan hipotesis, dikemukakan Daftar
Belanja (Shopping List) yakni daftar jenis data yang akan dikumpulkan.
2.4

Metode Penelitian
Metode penelitian menggambarkan proses yang dilalui oleh peneliti

dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data sehingga


diperoleh temuan penelitian. Tiap disiplin ilmu memiliki metodenya
masing-masing. Untuk itu, perlu dikemukakan jenis penelitian yang
digunakan

(misalnya

penelitian

sejarah,

penelitian

eksperimental,

penelitian survey, atau penelitian pengembangan). Meskipun tiap disiplin


ilmu memiliki metodenya masing-masing, terdapat hal yang secara umum
diikuti seperti:
disain penelitian. Disain penelitian yang digunakan dinyatakan secara
jelas dan sesuai dengan permasalahan dan jenis penelitian-penelitian.
Definisi operasional Variabel penelitian. Semua variabel yang ada dalam
penelitian yang akan dilakukan didefinisikan secara jelas, menunjukkan
apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya, apa yang diukur dan
bagaimana mengukurnya, dan sebagainya. Untuk penelitian kualitatif
yang

tidak

menyertakan

definisi

operasional

variabel,

perlu

mengemukakan pengertian konsep yang digunakan;


Populasi dan Sampel penelitian. Peneliti harus menjelaskan wilayah
generalisasi atau populasi penelitian, penetapan besarnya sampel, teknik
pengambilan sampel, serta rasionalnya. Penggunaan istilah populasi dan
sampel popular pada penelitian kuantitatif. Pada penelitian tertentu,
digunakan istilah sasaran dan responden untuk menggambarkan data
yang akan ditelusuri dan dari mana data tersebut dapat diperoleh. Pada
penelitian yang, misalnya, berjudul Kajian terhadap istilah munafik
dalam Al-Quran, istilah populasi dan sampel tidak perlu digunakan.
Instrumentasi dan teknik pengumpulan data. Peneliti menjelaskan semua
alat ukur yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik
penentuan kualitas instrument (validitas, estimasi reliabilitas). Untuk tes
hasil belajar perlu dicari indeks kesulitan, daya beda, dan sebagainya. Alat
yang digunakan juga dapat berupa foto atau gambar sebagai kelengkapan
untuk

menjelaskan.

Instrument

yang

digunakan,

perlu

disertakan

(ditempatkan pada lampiran);


Teknik analisis data. Di sini, peneliti harus menjelaskan berbagai teknik
analisis yang dipilih beserta rasional pemilihannya. Untuk penelitian
kualitatif harus dijelaskan pemilihan setting penelitian, rencana untuk
memasuki tahap observasi, teknik triangulasi data, dan kemungkinan
tema yang akan mendasari pengelompokan dan analisis datanya. Untuk
penelitian yang menggunakan analisis statistika inferensial, harus terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data.

2.5

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Di sini, peneliti memberikan deskripsi dan pembahasan hasil

penelitian. Hasil penelitian pada dasarnya menggambarkan temuan


secara apa adanya sedangkan pembahasan merupakan analisis dan
penafsiran peneliti terhadap temuan dengan mengacu pada teori yang
relevan yang telah disajikan pada kajian pustaka. Hasil penelitian dan
pembahasan dapat dipisahkan atau dipadukan. Penyajian hasil penelitian
dapat disertai tabel, grafik, foto atau bentuk lain. Peneliti harus
melakukan penafsiran dan pemaknaan terhadap semua data hasil
penelitian yang diperoleh. Pada bagian ini hipotesis penelitian (jika ada)
diuji dan ditafsirkan maknanya secara konseptual. Dalam membahas hasil
penelitian, peneliti tidak hanya .menjawab permasalahan yang diajukan
tetapi juga harus memberikan penafsiran yang menjelaskan mengapa
dan bagaimana hasil-hasil penelitian itu terjasi. Pembahasan berupa
penjelasan teoretik, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statisti.
Tidak salah bila dikatakan bahwa pembahasan merupakan jantung dari
sebuah tesis/disertasi.
2.6

Kesimpulan (simpulan)dan Saran


Peneliti menyimpulkan hasil penelitian secara tegas dan lugas sesuai

dengan permasalahan penelitian. Setelah hasil penelitian disimpulkan,


peneliti

memberikan

saran

yang

operasional

berdasarkan

temuan

penelitian. Saran merupakan tindak lanjut sumbangan penelitian bagi


perkembangan teori maupun praktik bidang yang diteliti.
Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah. Saran tidak
merupakan keharusan.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir berisikan daftar pustaka dan lampiran:
3.1

Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan pustaka yang diacu dalam penelitian dan

disusun ke bawah menurut abjad nama penulis utama.


Tata cara penulisan daftar pustaka terdapat dalam bagian kelima
(butir 5) tentang tata cara penulisan daftar pustaka. Sebagai contoh, lihat
lampiran No. 2m.

3.2

Lampiran
Lampiran hendaknya berisikan keterangan yang dipandang penting

seperti instrument penelitian, data mentah hasil penelitian, surat,


peraturan, rumus-rumus statistic yang digunakan, proses menghitung
suatu harga statistic yang berfungsi melengkapi uraian yang telah
disajiakan pada bagian utama tesis atau disertasi, dan riwayat hidup. Jenis
dan ukuran font yang digunakan pada lampiran bersifat bebas. Artinya,
tidak perlu mengikuti jenis dan ukuran font yang digunakan pada isi teks.
Meski demikian, lampiran harus tetap mengikuti aturan margin (batas
pinggir kertas) serta penomoran halaman.
Sebagai pembatas dari teks tesis/disertasi, digunakan halaman yang
pada

bagian

tengah

(dari

arah

atas-bawah

dan

kiri-kanan)ditulis

LAMPIRAN dengan jenis font serta ukuran yang sama dengan judul Bab.
Selanjutnya, setiap lampiran diberi nomor urut dengan menggunakan
angka Arab. Sebagai contoh, lihat Lampiran No. 2n.

TATA CARA PENULISAN TESIS/DISERTASI


Tata cara penulisan meliputi ketentuan mengenai jenis bahan dan
ukuran naskah, cara pengetikan dan pemberian tanda urut/penomoran,
pencantuman tabel dan gambar, ragam bahasa, penulisan nama, dan
cara merujuk acuan.
1. Bahas dan Ukuran
1.1

Naskah
Naskah tesis/disertasi diketik pada kertas HVS berwarna putih

dengan berat 80 gram, ukuran 21 x 28 cm, ditulis tidak bolak balik


dengan menggunakan pita mesin ketik berwarna hitam.
Apabila di dalam tulisan harus dipergunakan kertas khusus, seerti
kertas millimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan, dan selanjutnya,
boleh menggunakan kertas di luar ketentuan di atas.
1.2

Sampul
Sampul luar menggunakan kertas buffalo atau sejenis, diperkuat

dengan karton tebal (hard cover) dan dilapisi dengan plastik bening
dengan warna sampul sebagai berikut:
Tesis S2

: Merah Tua

Disertasi

: Hitam

Tuliskan pada sampul luar menggunakan huruf berwarna emas.


2. Pengetikan
2.1

Mesin tulis
Naskah dapat ditulis dengan menggunakan computer atau mesin
ketik.

2.2

Jenis huruf
Naskah ditulis dengan huruf pika berukuran 10 huruf/inci. Tidak

diperkenankan menggunakan huruf persegi. Huruf miring (italic) untuk


tujuan tertentu, seperti yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan, jika diketik dengan huruf biasa, diberi
satu garis dibawahnya.
Huruf miring (italic) digunakan untuk:

a. Judul buku, nama terbitan berkala, atau nama publikasi lain,


serta nomor penerbitan dalam daftar pustaka;
b. Istilah, kosakata, atau kalimat bahasa asing atau daerah, yang
digunakan dalam teks;
c. Huruf, kosakata, frase, atau kalimat sebagai aspek linguistic.
Huruf tebal (bold) digunakan untuk:
a. Nomor bab, judul bab atau bagian (misalnya judul daftar isi),
subjudul, dan anak subjudul. Jika ditulis dengan mesin ketik yang
tidak memiliki fasilitas penebalan, kata atau rangkaian kata
diberi garis bawah.
b. Selain itu, penebalan juga digunakan pada bagian tertentu pada
sampul depan (lampiran 2a), halaman pengajuan (lampiran 2b),
halaman persetujuan (lampiran 2c), dan pembatas lampiran
(lampiran 2n).
Lambang, huruf Yunani atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, ditulis
rapi dengan memakai tinta hitam.
2.3

Bilangan dan satuan


Lambang bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat

ditulis dengan huruf.


Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
250 orang diundang Pak Darmo.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Diantara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko.

Kendaraan yang digunakan para demonstran terdiri atas 50 bus,


100 helicak, dan 100 bemo.
Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa tanda titik di
belakangnya. Jika belum ada singkatan resmi, satuan ditulis secara
lengkap. Misalnya 5 m, 10 kg, 1 jam 20 menit.
2.4

Jarak Baris
Jarak antar baris satu dengan baris berikutnya adalah 2 spasi

kecuali untuk abstrak yang halnya 1 spasi, judul dan isi daftar tabel dan
gambar serta pustaka yang lebih dari 1 baris, ditulis dengan jarak 1 spasi.
Jarak antara dua sumber diketik dalam dua spasi.
2.5

Batas Sembir (margin)


Batas-batas pengetikan naskah, ditinjau dari tepi kertas diatur

mengikuti ketentuan berikut:


Tepi atas

: 4 cm

Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri

: 4 cm

Tepi kanan : 3 cm
Batas pengetikan ini juga berlaku bagi lampiran
2.6

Pengisian ruang tulis


Pengisian ruang tulis, yaitu bagian halaman yang terdapat di

sebelah dalam sembir, sedapat-dapatnya diisi penuh. Penulisan dimulai


dari sembir kiri sampai ke sembir kanan tanpa ada ruang terbuang,
kecuali akan memulai alinea baru, persamaan, daftar, rincian ke bawah,
gambar, subjudul atau hal-hal yang khusus.
2.7

Alinea, paragraph, dan permulaan kalimat


Pengetikan alinea baru dimulai pada huruf setelah ketukan ke lima

tepi kiri. Bilangan, lambang atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat
harus dieja. Misalnya: tuga puluh orang yang belum membayar pajak.
2.8

Judul, subjudul, anak subjudul, cucu subjudul, dan seterusnya


judul digunakan untuk kepala bab dan di tulis pada halaman baru.

Tulisan BAB dan nomornya ditulis dengan huruf kapital dan angka Romawi
yang ditebalkan dan diletakkan di tengah halaman tepat pada sembir

atas. Judul ditulis dengan huruf kapital yang ditebalkan dan diletakkan di
tengah halaman 3 spasi di bawah tulisan BAB.
Kalimat pertama sesudah judul, dimulai dengan alinea baru, 3 spasi
di baah baris akhir dari judul.
Subjudul ditulis simetris di tengah-tengah, 3 spasi di bawah baris
sebelumnya, semua kata dimulai dengan huruf kapital kecuali kata
hubung dan kata depan. Kata demi kata ditebalkan dan tanpa diakhiri
tanpa titik. Subjudul diberi penanda huruf A,B,C,D,E, dst. Kalimat pertama
sesudah subjudul dimulai dengan alinea baru, 3 spasi dibawah subjudul.
Anak subjudul dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris sebelumnya
dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata pertama, setiap kata
ditebalkan dan tanpa diakhiri tanda titik. Anak subjudul diberi penanda
angka arab 1,2,3,4,dsb. Kalimat pertama sesudah anak subjudul dimulai
dengan alinea baru 2 spasi di bawah anak subjudul.
Cucu subjudul ditulis dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris
sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata
pertama. Cucu subjudul tidak ditebalkan. Sebagai penanda, digunakan
abjad kecil ; a,b,c,d,dsb.
Cicit subjudul ditulis dari sembir kiri 3 spasi di bawah baris
sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf pertama kata
pertama. Cicit subjudul juga tidak ditebalkan dan sebagai penanda,
digunakan angka arab yang diberi tanda kurung: 1), 2), 3), 4), dst.
Bila diperlukan, dapat digunakan piut (anak dari cicit) subjudul.
Piut subjudul ditulis mulai pada ketukan keenam dari sembir kiri 3 spasi di
bawah baris sebelumnya dengan huruf kapital hanya pada huruf yang
pertama. Piut subjudul juga tidak ditebalkan. Setiap kata dari piut subjudul
digarisbawahi dan diakhiri dengan titik. Kalimat pertama yang menyusul
kemudian diletakkan pada baris yang sama dengan piut subjudul. Sebagai
penanda dari piut subjudul, digunakan abjad kecil dengan tanda kurung :
a), b), c), d), dst. Contoh penulisan judul, subjudul dan anak subjudul dan
seterusnya dapat dilihat pada lampiran No. 2.1.
2.9

Perincian ke bawah
Perincian yang harus ditulis ke bawah diatur dsebagai berikut:

1. Tanda urut rincian digunakan angka arab (1,2,3,4, dst) sesuai


dengan derajat rinciannya, diikuti dengan tanda titik. Untuk rincian
yang dimasukkan dalam rangkaian teks, digunakan penanda angka
arab yang diberi tanda kurung (1), (2), (3), (4), dst.
2. Untuk rincian yang ditulis ke bawah, angka tanda urut rincian, ditulis
5 ketukan dari sembir kiri. Jika rincian melebihi 1 baris, huruf
pertama baris kedua dan seterusnya ditulis tepat di bawah huruf
pertama baris pertama. Sebagai contoh, liat lampiran No. 2.1.
3. Penggunaan tanda hubung (-) atau tanda lain seperti (*), (~), (.),
dan semacamnya sebagai tanda rincian, tidak dibenarkan pada
tesis/disertasi.
2.10 Letak Simetris
Gambar, tabel, daftar, persamaan, judul dan subjudul ditulis simetris
terhadap sembir kiri dan kanan ruang tulis.
2.11 Pemberian tanda urut
Pemberian tanda urut halaman naskah, tabel, gambar, persamaan
serta judul, subjudul, dan seterusnya, diatur sebagai berikut:
a. Urutan Halaman
Bagian awal tesis, mulai dari prakata sampai dengan akhir daftar,
diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil.
Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari pendahuluan sampai ke
halaman terakhir (termasuk lampiran), diberi nomor halaman
dengan angka Arab.
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali jika ada
judul atau bab pada bagian atas halaman itu. Halaman yang
demikian diberi nomor halaman ditulis di tengah bawah.
Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 2 cm
dari tepi atas atau tepi bawah.
b. Urutan tabel
Tabel diberi tanda urut dengan angka Arab.
c. Urutan gambar
Gambar diberi tanda urut dengan angka Arab.
d. Urutan persamaan

Persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia, dan


lain-lainnya, diberi tanda urut dengan angka Arab.
Y = ax + b

(1)

HC1 + KOH ------------ KC1 + H2O

(2)

e. Urutan judul, subjudul, anak subjudul dan seterusnya


Tanda urut bab dari judul, subjudul, anak subjudul, cucu subjudul,
dan

seterusnya,

berturut-turut

menggunakan

angka

Romawi

(I,II,III,IV,dst.); angka arab dengan tanda kurung (1,2,3,4, dst); huruf


kecil (a,b,c,d,dst); angka arab dengan tanda kurung (1),2),3),4),
dst). Lalu, huruf kecil dengan tanda kurung ( a), b), c), d), dst.).
2.12 Tabel dan Gambar
a. Tabel
Judul tabel ditulis dengan diawali tulisan Tabel beserta nomor
urutnya, dengan angka arab dan tanda titik; hanya huruf pertama dari
kata pertama yang ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan
tanda titik. Judul ini ditempatkan simetris di atas tabel. Jika judul itu lebih
dari 1 baris, baris ke-2 dan seterusnya ditulis mulai tepat di bawah huruf
pertama nama judul dengan jarak 1 spasi.
Tabel tidak boleh dipenggal. Jika terpaksa memenggal karena tabel
itu memang panjang sehingga tidak mungkin termuat dalam satu
halaman, pada halaman lanjutan ditulis lanjutan Tabel diikuti nomor
tabel, tanpa disertai judulnya lagi. Nama-nama kolom ditulis kembali.
Kolom-kolom diberi nama dan pemisahan antara kolom yang satu
dengan kolom lainnya cukup tegas, tanpa garis pemisah kolom.
Jarak antarlajur adalah 1 spasi. Jika lajur lebih dari 1 baris dalam
kolom yang bersangkutan jarak antar baris dalam satu lajur adalah 1
spasi.
Jika tabel lebih lebar daripada lebar naskah, sehingga harus dibuat
naskah yang memanjang, bagian atas tabel diletakkan di sebelah kiri
kertas atau di sisi jilidan.

Tabel yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan dengan cara
menulis sumbernya pada akhir judul tabel seperti cara pengacuan sumber
pustaka dalam uraian naskah.
Tabel diketik simetris terhadap sembir kiri dan kanan. Terhadap teks
di atas dan teks di bawahnya diberi jarak 3 spasi masing-masing.
Tabel yang terdiri atas lebih dari 2 halaman atau harus dilipat,
ditempatkan pada lampiran.
Contoh tabel dapat dilihat pada lampiran No. 21.
b. Gambar
Yang dimaksudkan dengan istilah gambar di sini ialah sket,
bagan/skema, grafik, peta, foto, kartun, karikatur, konfigurasi dan
langkah-langkah reaksi kimia.
Gambar dibuat dengan tinta hitam diatas kertas putih, baik secara
manual maupun dengan menggunakan teknologi computer. Judul gambar
ditulis 2 spasi di bawah gambar, diawali dengan tulisan gambar dan
angka Arab serta tanda titik. Selanjutnya ditulis judul gambar dengan
huruf kapital hanya pada huruf awal kata pertama tanpa diakhiri dengan
titik. Judul ditempatkan simetris di bawah gambar. Jika lebih dari satu
baris, baris kedua judul dan seterusnya ditulis mulai tepat di bawah huruf
pertama nama judul dengan jarak antar baris 1 spasi.
Gambar tidak boleh dipenggal. Jika terpaksa karena ukuran gambar
lebih luas dari 1 halaman, gambar dilipat dengan rapih.
Kalau gambar berbentuk memanjang halaman naskah, bagian atas
gambar diletakkan di sebelah kiri di sisi jilidan.
Keterangan gambar ditulis pada tempat yang lowong dalam gambar
dan tidak pada halaman lain.
Skala pada grafik dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan
interpolasi dan ekstrapolasi. Tidak dibenarkan membuat gambar di atas
kertas grafik, demikian pula jika kemudian kertas grafik ini ditempatkan
pada kertas naskah. Untuk kurva hubungan linear, skala pada sumbu x
dan y ditetapkan sedemikian rupa sehingga ada kesesuaian antara
kemiringan (slope) dengan persamaan regresinya.

Foto hitam putih atau berwarna ditempelkan pada kertas naskah


dengan perekat yang kuat, bukan dengan plester sudut.
Gambar beserta judulnya dibuat simetris terhadap sembir kiri dan
kanan, serta terhadap teks diatas dan dibawahnya dengan jarak masingmasing 3 spasi.
Gambar yang dikutip dari sumber lain harus dinyatakan sumbernya,
dengan menuliskannya pada akhir judul gambar seperti cara pengacauan
sumber pustaka

dalam uraian naskah. Lihat contoh gambar dan

peletakannya pada lampiran No. 21.


3. Bahasa
3.1

Penggunaan Bahasa
Bahasa yang dipakai untuk karya ilmiah tesis/disertasi adalah

bahasa Indonesia ragam baku. Gaya bahasa keilmuan, yang bernada


formal, lugas, nalar, objektif, jelas, ringkas, dan tepat. Istilah atau
ungkapan yang dipakai tidak bermakna ganda, kalimat tidak berbelit-belit,
dan struktur alinea runtut. Kelugasan dan keformalan gaya bahasa
diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak
emosional dan tidak berbunga-bungan (mubazir). Penyajian tulisan
dilakukan dalam bentuk prosa dengan corak pemaparan (eksposisi).
Kalimat dan paragraph yang digunakan tidak terlalu panjang. Format dan
tata cara penulisan harus konsisten.
3.2

Istilah
Istilah

yang

dipakai ialah istilah Indonesia

atau yang telah

diindonesiakan. Pengindonesiaan istilah asing mengikuti Pedoman Umum


Pembentukan Istilah (Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan
tanggal 11 Agustus 1988 No. 0389/V/1988 tentang Penyempurnaan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah). Apabila harus menggunakan istilah
asing, istilah itu ditulis dengan huruf miring atau bergaris bawah.
Istilah yang belum dibakukan dalm bahasa

Indonesia

dapat

digunakan tetapi harus konsisten. Pada penggunaanya yang pertama,


istilah itu perlu diberi padanan dalam bahasa asing yang diapit tanda

kurung dengan huruf miring atau bergaris bawah. Apabila istilah baru itu
cukup banyak, sebaiknya dibuat daftar istilah (takarir) sebagai lampiran.
3.3

Penulisan Tanda Baca


Penulisan tanda baca, kata, dan huruf, mengikuti Pedoman Umum

Ejaan

Bahasa

Indonesia

yang

Disempurnakan

(Keputusan

Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 9 September 1987 No. 0543a/V/1987


tentang Penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan). Beberapa kaidah pentig yang perlu diperhatikan ialah:
a. Titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda seru (!), tanda Tanya (?), dan tanda
Persen (%), diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
Contoh yang tidak baku
Penelitian diakhiri dengan penulisan tesis.
Alas an bisa ditinjau dari kepentingan peneliti, kepentingan ilmu,
kepentingan ..
dengan teori ; kemudian
meliputi
Lampirkan alat penelitian!
Sesuaikah dengan teori???
Masih terdapat 37% penduduk
Contoh yang baku:
Penelitian diakhiri dengan penulisan tesis.
Alasan bisa ditinjau dari kepentingan peneliti, kepentingan ilmu,
Kepentingan..
..dengan teori, kemudian
..meliputi:
Lampirkan alat penelitian!
Sesuaikah dengan teori?
Masih terdapat 37% penduduk
Tanda petik () dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari
Contoh yang tidak baku

Pada akhir teks dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama


terang.
Rancangan atau desain (design) penelitian yang dipilih.
Contoh yang baku
Pada akhir teks dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama
terang.
Rancangan atau desain (design) penelitian yang dipilih.
-

Tanda hubung(-) tanda pisah (- -), dan garis miring (/) diketik rapat
dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.

Contoh yang tidak baku


Kita memerlukan rata-rata hitung
Mungkin ada sub-populasi
hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat)
Situasi yang terjadi pada 1965-1974 menunjukkan
Pura-pura
..nama lembaga/jurusan/fakultas
Contoh yang baku
Kita memerlukan rata-rata hitung
Mungkin ada sub-populasi
..hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (-2 kalimat)
Situasi yang terjadi pada 1965-1974 menunjukkan
-

Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+),
kurang (-), kali (x), dan bagi (:), diketik dengan spasi satu ketukan
sebelum dan sesudahnya.

Contoh yang tidak baku

Contoh yang baku

P=0.05

p = 0.05

P<0.01

p < 0.01

p>0.01

p > 0.01

a+b = c

a+b=c

a:b = d

a:b=d

a-b = c

ab=c

pxq = z

pxq=z

akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun
penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan ditulis rapat dengan
angka yang mendahului dan mengikutinya.
Contoh yang tidak baku
Baharuddin (1991 : 37) menyatakan
Contoh yang baku
Baharuddin(1991:37) menyatakan
-

5 pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan dengan suku


katanya.

Contoh yang tidak baku


Teknik penulisan ini berlaku bagi mahasiswa Program
Pascasarjana Unismuh
..dilakukan perhitungan yang sangat cermat
Contoh yang baku
Teknik penulisan ini berlaku bagi mahasiswa program
Pascasarjana Unismuh
dilakukan perhitungan yang sangat cermat.
4. Pengutipan
4.1

Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik

bahasanya maupun ejaannya.


Kutipan yang terdiri atas empat baris atau lebih, diketik satu spasi,
dimulai lima ketukan dari sembir kiri. Kutipan yang kurang dari empat
baris diintegrasikan ke dalam teks dan diketik seperti ketikan teks, diawali
dan diakhiri tanda petik (..). Apabila penulis ingin menghilangkan
beberapa bagian kalimat, bagian itu diganti dengan tiga titik (). Jika
dalam kutipan terdapat tanda petik, digunakan tanda petik tunggal
().
Apabila penulis ingin memberikan penjelasan atau menggarisbawahi
bagian yang dianggap penting, penulis member keterangan yang
diletakkan di antara tanda kurung, misalnya (garis bawah oleh penulis).

sumber kutipan langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang


(hanya nama keluarga, bila ada), tahun terbitan, dan nomor halaman
yang dikutip.
Contoh : (Kerlinger, 1974:25).
Untuk tesis/disertasi lebih dianjurkan untuk menggunakan kutipankutipan tidak langsung, sehingga hanya dikenal satu teknik pengetikan,
yaitu semuanya dengan ketikan spasi rangkap.
4.2

Kutipan tidak langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama

dengan aslinya. Penulis hanya mengambil pokok-pokok pikiran dari


sumber yang dikutip. Penulis menyusunnya dengan kata dan kalimat
sendiri. Kutipan itu ditulis dengan spasi rangkap sama dengan teksnya.
Sumber kutipan tidak langsung, ditulis dengan hanya menyebut
nama pengarang dan tahun terbitan.
Contoh:
(Smith, 1990) mengatakan bahwa
Menurut Smith (1990),
4.3

Kutipan yang telah dikutip dari suatu sumber


Kutipan yang diambil dari naskah yang merupakan kutipan dari

suatu sumber lain, secara langsung atau tidak langsung, ditulis dengan
menyebutkan nama penulis asli dan nama pengutip pertama serta tahun
pengutipan. Cara ini hanya dibolehkan apabila sumber asli benar-benar
tidak didapatkan. Contoh:
Kerlinger (dalam Ary, 1982:383) memberikan batasan penelitian ex
post facto sebagai: Penyelidikan empiris yang sistematis
5. Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar yang berisikan bahan rujukan
yang berupa buku, makalah, artikel, atau bahan lain yang dikutip baik
secara langsung maupun tidak langsung. Bahan yang dibaca, tetapi tidak
dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar pustaka. Semua
bahan yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Butir-butir pustaka
diurutkan

secara

alfabetis

menurut

nama

pengarang

dan

tidak

menggunakan nomor urut. Bila bahan rujukan terdiri atas dua baris, maka
baris kedua diketik mulai pada ketukan ke-13.
Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka ialah:
1. Nama Pengarang
2. Tahun penerbitan
3. Judul, termasuk sub-judul
4. Tempat penerbitan, dan
5. Nama penerbit.
Unsur-unsur tersebut bervariasi menurut sumber pustakanya.
Nama pengarang yang lebih dari satu bagian ditulis dengan urutan
nama akhir diikuti koma, singkatan nama depan, nama tengah dan
seterusnya, yang semuanya diberi tanda titik. Derajat kesarjanahan tidak
dicantumkan. Apabila nama pengarang tidak ada/tidak jelas, nama diganti
dengan kata Anonim.

5.1

Penulisan buku
Penulisan buku mengikuti urutan: nama pengarang, tahun terbitan,

nama buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit. Judul buku diketik
miring dengan huruf kapital pada awal setiap kata, kecuali kata tugas atau
hubung. Tempat penertiban dan nama penerbit dipisahkan dengan titik
dua (:).
a. Buku dengan pengarang satu orang
Berustein, T.M. 1965. The Careful Writer. A Modern Guide to English
Usage. New York: Atheneum.
Tarigan, H.G. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Berustein, T.M. 1965. The Careful Writer. A Modern Guide to English
Usage. New York: Atheneum.
Tarigan, H.G. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Jika buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang berbeda, maka buku diurutkan secara
kronologis (buku yang terbit lebih dahulu, dikedepankan). Nama penulis

hanya dituliskan pada buku yang pertama. Untuk buku kedua dan
selanjutnya, cukup dibuat garis lurus sepanjang nama penulis tersebut.
Contoh :
Tarekat, Ali. 1989. Masyarakat Dayak di Kota Kualalumpur. Jakarta:
Bakti Persada Press.
-------------. 2001. Mengenal Adat Istiadat Suku Dayak. Yogyakarta:
Bina Insan.
Bila tahun terbitan sama, maka penempatan buku didasarkan pada
abjad huruf pertama judul buku atau artikelnya. Selanjutnya, tahun
terbitan diikuti huruf a,b,c,d, dst. Sesuai urutan buku. Contoh:
Givon, T. 1984a. Syntax: A Functional Typological Introduction.
Amsterdam: Benjamins.
--------------.

1984b.

Universals

of

Discourse

Structure

and

Second

Languange Acquisition dalam Rutherford. 1984 hlm. 109-36.


b. Buku dengan pengarang 2 atau 3 orang. Hanya nama pertama yang
pertama yang perlu dibalik. Contoh:
Strunk, W., Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of style (3rd
Ed.) New York: Macmillan.
Markman, Robert H., Peter T. Markman dan Marie L. Waddell. 1982. 10
Steps in Writing Research Paper. New York: Barron.
c. Buku dengan pengarang 4 orang atau lebih. Hanya nama pertama yang
dituliskan dengan mengedepankan nama keluarganya, diikuti dengan
kata et al. atau dkk. Contoh:
Hugo, Graeme J. et al. 1987. The Demographic Dimension in Indonesian
Development. Singapore, New York: Oxford University Press.
(Catatan: Buku ini ditulis bersama oleh Graeme J. Hugo, Terence H. Hull,
Valerie J. Hull, dan Garin W. Jones).
d. Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya atau penyuntingnya).
Kridalaksana, Harimurti (Ed). 1981. Pengembangan Ilmu Bahasa dan
Pembinaan Bangsa. Ende: Nusa Indah.

e. Buku yang direvisi


Cohen, J. 1977. Statistical Power Analysis for the Behavioral Science
(rev.ed). New York: Academic Press.
f. Buku terjemahan
Sardar, Ziauddin dan Borin Van Loon. 1997. Mengenal Cultural Studies.
Terjemahan oleh Alfathri Aldin. 2001. Bandug: Mizan.
5.2

Penulisan Artikel
Berikut ini adalah berbagai contoh penulisan artikel:

a. Artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)


Judul artikel diberi kutip ( ) ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama kata pertama. Judul buku kumpulan, diketik miring.
Sidiarto,

L.

1981.

Kelainan

Wicara

dalam

Kridalaksana

(Ed),

Pengembangan
Ilmu Bahasa dan Pembinaan Bangsa (hlm.251.257).
Ende: Nusa Indah.
b. Artikel dalam jurnal.
Judul artikel diberi tanda kutip, nama jurnal diketik miring.
Norg-Palm, C.H.M. 1975. Introduction to the Sadan Toraja People and
Their Country. Archipel. No. 10 hlm. 53-91.
c. Artikel surat kabar
Huda, M. 1991, 13 November. Menyiasati krisis listrik musim kering.
Jawa Pos. hlm. 6
d. Dari surat kabar tanpa pengarang.
Urutannya: Judul, tahun, tanggal dan bulan. Nama surat kabar, (diketik
miring), nomor halaman.
Mengintip Akuisis Bisnis di Asia. 1998. 14 Maret. Republika. Hlm. 8.
e. Artikel yang dirujuk dari internet.
Data yang bersifat online pada internet bersifat unuk karena tidak
dapat dibawa ke mana-mana atau dibeli di toko. Selain itu, ia dapat
diperbaharui

atau

dikoreksi

setiap

saat

tanpa

pemberitahuan.

Penulisan artikel yang dirujuk dari internet ditulis seperti rujukan dari

bahan cetak yakni dimulai dengan penulis, tahun. Judul yang diberi
tanda kutip, nama jurnal yang diketik miring disertai keterangan
bertulisan online, volume dan nomor, lalu alamat web (http://www)
dan kapan diakses. Contoh:
Fillmore, Lily Wong dan Catherine Snow. 2000. What teachers need to
know

about language. Eric Clearinghouse on Languanges

and

Linguistics.

Online.

(http://www.

Cal.Org./ericcll/teacher/teachers. Pdf). Diakses 20 Agustus


2002.
Bila artikelnya tidak pada jurnal, ditulis seperti ini:
Betts, David, Paul Fisher, dan Sandy Jean Hicks. Tanpa tahun. Arts
Integration: semiotic transmediation in the classroom. Online.
(http://www.arizona.edu/~bettsj/Sem Trans.html). Diakses 20
Agustus 2002.

f. Arikel jurnal pada CD-ROM


Cara penulisannya sama dengan penulisan artikel pada jurnal biasa.
Sebagai tambahan, dituliskan CD-ROMnya dalam tanda kurung.
Gigliotti, Carol. 2001. The Challenge of the technological future and
the
Arts. Arts Education Policy Review. VI 0213 hal. 7 (CD-ROM
info
Trac. 2001)
5.3

Penulisan dokumen

a. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa


pengarang dan tanpa lembaga.
Judul atau nama dokumen diketik miring. Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
b. Sumber dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut. Contoh:

Pusat

Pembinaan

dan

Pengembangan

Bahasa.

1978.

Pedoman

Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Dokumen yang diperoleh melalui internet:
Board of Education Commonwealth of Virginia. 1995. History and Social
Science Standards of Learning for Virginia Public Schools.
Richmond: Board of Education. Online. (http://www.pen.k12
va.us/go/sols/history,html/). Diakses 20 Agustus 2002.
5.4

Penulisan karya penelitian, makalah, tesis/disertasi yang


tidak diterbitkan.

a. Penelitian, makalah, tesis/disertasi yang tidak diterbitkan, ditulis


seperti berikut:
Salam, S. 2000. Program Muatan-Lokal sebagai Upaya Revitalisasi Seni
Rupa Tradisional (Kasus Sulawesi-Selatan). Disajikan pada
Seminar
Temu Fort Rotterdam. Makassar 24 Oktober.
Padalia, A. 2002. Tari Pattudduk di Kecematan Tinambung Kabupaten
Polmas (Suatu Kajian Antropologi Seni tentang Pergeseran
Orientasi Nilai dari Sakral ke Profan). Tesis tidak diterbitkan.
Makassar: Pps Unismuh.
Lihat pula contoh penulisan Daftar Pustaka pada lampiran No. 2m.

Etika Publikasi Ilmiah


Bagian ini secara khusus membahas mengenai etika publikasi ilmiah
yang diharapkan dapat menjadi pedoman

bagi

mahasiswa

dalam

mempublikasikan karya tesis/disertasinya.


Dalam memublikasikan karya ilmiah terdapat prinsip etika yang
harus dipegang teguh. Menurut manual publikasi karya ilmiah yang
diterbitkan oleh American Psychological Association (1994) tujuan dari
prinsip etika dalam publikasi ilmiah ada dua yakni (1) untuk menjaga
integritas dan keakuratan ilmu pengetahuan; dan (20 melindungi hak

intelektual. Prinsip etika publikasi ilmiah tercermin dalam beberapa sikap


berikut ini:
1. Jujur dan Cermat dalam Melaporkan
Dalam upaya menjaga integritas dan keakuratan ilmu pengetahuan,
seorang peneliti haruslah bersikap jujur dan bertindak cermat. Ia tidak
boleh melaporkan temuan yang hanya merupakan rekaan atau sengaja
mengungkap hanya sebagian hasil temuannya karena sebagian yang
lain tidak sesuai harapannya. Hakikat sebuah kegiatan ilmiah adalah
upaya mencari kebenaran. Oleh karena itu, sebuah karya ilmiah haruslah
dilaporkan secara jujur, cermat, dan terbuka agar dapat diverifikasi oleh
peneliti lain.
Seorang peneliti haruslah menyadari posisinya sebagai pencari
kebenaran dan berupaya menjaga agar temuan yang dipublikasikannya
bermanfaat dan tidak menyesatkan orang lain. Untuk itulah, seorang
peneliti harus berusaha secara maksimal untuk mempersiapkan laporan
penelitiannya secermat-cermatnya. Kesalahan yang tak disengaja tentu
saja tidak dapat dihindari sepenuhnya dan, bila kesalahan itu ada,
hendaknya amat minimal. Bila kemudian sang peneliti menemukan
kesalahan tersebut sesudah publikasi dilakukan, maka ia haruslah
berikhtiar melakukan koreksi dengan berbagai cara seperti menyelipkan
daftar koreksian pada karya yang sudah terlanjur dijilid atau dengan cara
publikasi lain. Ini dimaksudkan agar pembaca menyadari kesalahan yang
terjadi.
Selain bertindak cermat, seorang peneliti haruslah berupaya agar
tulisannya mudah dipahami sehingga tidak menyusahkan orangl lain
dengan mengadakan pengeditan berulang-ulang. Tulisannya harus jelas
dan sistematis. Buku pedoman penulisan tesis/disertasi ini dibuat untuk
membantu peneliti dalam upayanya menyajikan temuannya secara jelas,
konsisten, dan sistematis.
2. Bersediah Menyerahkan Data
Karena sebuah temuan penelitian terbuka untuk diuji oleh orang
lain, maka seorang peneliti hendaknya tidak menyembunyikan data
penelitian yang digunakannya untuk menarik simpulan, khususnya

kepada peneliti lain yang berhasrat untuk mengadakan verifikasi atau


analisis

ulang

terhadap

penelitian

tersebut.

Tentu

saja

dalam

menyerahkan data tersebut, sang peneliti harus menegaskan kepada


orang yang membutuhkan data tersebut agar menjaga kerahasiaan
responden bila memang harus dirahasiakan.
3. Menghindari Plagiarisme
Apakah plagiarism itu dan mengapa harus dihindari? Istilah
plagiarism atau biasa pula disebut plagiat ditransfer dari bahasa
Inggris plagiarism yang asal-muasalnya dari bahasa Latin plagiaries yang
berarti penculik. Istilah ini kemudian memiliki arti penipuan dengan cara
mengambil hasil pemikiran orang lain dan menyajikannya seolah-olah
hasil pemikirannya sendiri (Gibaldi, 1995:26). Dalam menulis karya
ilmiah, seseorang mestilah menghargai hasil pemikiran orang lain. Ia tidak
boleh dengan seenaknya memasukkan pemikiran orang lain (khususnya
yang telah dipaparkan dalam bentuk tulisan) ke dalam karya tulisnya. Ada
aturan yang sangat ketat yang harus diikuti. Bila ia mengutip pendapat
orang lain, maka ia haruslah member tanda kutipan (atau mengetinya
dalam spasi khusus) lalu menyebutkan sumber kutipan tersebut.
Contoh:

Hadiwidjojo

(Sakri,

1993:153)

menuliskan

dalam

Perkembangan Peristilahan Ilmu dan Teknologi dalam Bahasa Indonesia,


1928-1988. Bahwa:
Boleh kita katakan, sejak beberapa tahun terakhir ini kita dapat
menyaksikan adanya perkembangan yang luar biasa cepatnya di
segala bidang. Ini dengan sendirinya berpengaruh pula pada usaha
pembentukan istilah baru. Bagi setengah orang, mungkin yang
tampak seakan-akan hanya keracunan: terlalu banyak kata yang
mereka anggap baru. Padahal penyebabnya sebenarnya, mereka
memang tidak akrab dengan kotakasa yang kita miliki. Banyak di
antara kita yang tidak mempunyai kamus bahasa Indonesia, tempat
kita dapat bertanya. Tidak mengherankan, berbagai pertanyaan
maupun usul timbul untuk mengatasinya. Tidak sedikit orang yang
merasa betapa istilah baru yang muncul itu menyulitkan orang

dalam berkomunikasi. Di antaranya ada pula yang kemudian


menyuarakan, lebih baik kalau digunakan kata asingnya saja.
Bila seseorang memasukkan kutipan tersebut secara mentah-mentah ke
dalam tulisannya tanpa member tanda kutipan atau merapatkan spasi
dan menyebutkan sumbernya, maka ia disebut melakukan plagiarism.
Melakukan

plagiarism

dalam

dunia

ilmu

pengetahuan

merupakan

pelanggaran besar yang amat memalukan. Mengutip pendapat orang


lain pun hendaknya dalam jumlah yang terbatas. Bila ia mengutip
pendapat seseorang secara panjang lebar, maka ia seyogyanya meminta
izin kepada pemilik hak-cipta dari tulisan yang dikutipnya itu.
Kadang-kadang ada orang yang mengubah tulisan orang lain
dengan mengganti kata-kata tertentu dengan kata-kata yang sama
artinya lalu mengakui tulisan yang telah diubahnya itu sebagai tulisannya.
Ini pun disebut sebagai plagiarisme. Contoh berdasarkan kutipan di atas
(kata-kata yang bergaris bawah telah diubah dari aslinya):
Dapatlah dikatakan, akhir-akhir ini kita dapat melihat adanya
kemajuan yang amat pesat di berbagai lapangan kehidupan. Ini
secara otomatis berdampak pula pada upaya pengembangan
terminology baru. Bagi sebagian orang, mungkin yang kelihatan
seakan-akan hanya keracunan: yakni amat banyak istilah yang
mereka anggap baru. Padahal penyebab sesungguhnya, mereka
memang tidak familiar dengan perbendaharaan kata yang kita
punyai. Banyak di antara kita yang tidak memiliki kamus bahasa
Indonesia, tempat kita memperoleh jawaban. Tidak mengherankan,
beragam pertanyaan maupun saran muncul untuk memecahkannya.
Tidak sedikit orang yang menyadari betapa istilah baru yang lahir
itu membuat orang sulit dalam berhubungan. Di antaranya ada pula
yang kemudian mengusulkan, lebih baik bila dipakai istilah asingnya
saja (Sakri, 1993:153).
Bahkan menurut Prof. Markman dkk. (1982), mengubah kalimat orang lain
sekalipun dengan menyebutkan sumbernya masih dipandang sebagai
plagiarism.

Agar supaya seorang ilmuan terhindar dari perbuatan plagiarism


yang tercela tersebut, maka ia dapat melakukan salah satu diantara 2
pilihan.
a. Pilihan pertama adalah member tanda kutipan atau merapatkan spasi
dari kalimat yang dikutipnya lalu menyebutkan sumbernya seperti
contoh pertama diatas.
b. Pilihan kedua adalah menuliskan kembali kalimat-kalimat orang lain
dalam bahasanya sendiri (dengan tidak merubah arti kalimat-kalimat
tersebut) lalu menyebutkan sumbernya.
Contoh penulisan kembali dalam bahasa sendiri:
Ekspresi anak berbeda dengan ekspresi orang dewasa karena
kebutuhan orang dewasa berlainan dengan kebutuhan anak-anak. Anakanak mencari kepuasan dengan bebas, dengan berteriak, bernyanyi,
dan perilaku lainnya. Karena itulah yang selalu dilakukan, berekspresi dan
mengekspresikan dengan spontan. Ekspresi ini perlu mendapat perhatian
karena melalui ekspresi ini cita-cita, keinginannya tersalurkan (Muharram
dan Sundaryati, 1991/1992:28).
Dapat dibahasakan kembali menjadi:
Secara alamiah ekspresi anak-anak berbeda dengan ekspresi orang
dewasa. Ekspresi anak-anak yang bebas dan spontan perlu diperhatikan
(Muharram dan Sundaryanti, 1991/1992).
4. Menggunakan Karya Berhak-cipta Secara Wajar
Hak cipta intelektual member wewenang yang diakui undangundang
sekaligus

kepada

peneliti/penulis

menyebarkan karya

untuk

mengopi/menggandakan

dan

tulisannya yang orisinal yang telah

dilengkapi dengan hak cipta (copyright). Hak-cipta seperti ini tidak hanya
terbatas bagi karya tulis, tetapi juga karya lain seperti gambar, rekaman,
film, peta, program computer, dsb. Untuk itulah, seorang mahasiswa yang
akan menulis tesis/disertasi perlu menyadari adanya hak cipta ini.
Meskipun hak-cipta member wewenang kepada seseorang atau
lembaga untuk mengopi/menggandakan dan mendistribusikan suatu
karya kepada pemilik hak-ciptanya, hak-cipta juga member peluang bagi

public untuk menggunakan secara wajar karya yang telah memiliki hakcipta. Penggunaan secara wajar ini diberikan dengan mempertimbangkan
maksud

penggunaan

dan

jumlah

penggunaan.

Penggunaan

untuk

keperluan pengajaran dan bukan untuk tujuan komersil atau mencari


keuntungan,

dipandang

sebagai

hal

yang

wajar.

Demikian

pula,

pengutipan singkat dari karya yang memiliki hak-cipta pada tulisan ilmiah
semacam tesis/disertasi dianggap wajar sepanjang tesis/disertasi tersebut
tidak dipublikasikan secara meluas dan dijual. Tetapi, mengutip sebuah
artikel

secara

lengkap, meskipun pada publikasi akademik, dapat

dianggap melebihi kewajaran.


Meskipun tidak ada aturan yang pasti tentang berapa singkat
sebuah kutipan dapat dilakukan tanpa melanggar batas kewajaran, ada
lembaga yang mencoba untuk membuat rambu-rambu misalnya dengan
menetapkan bahwa kutipan yang dibenarkan terhadap sebuah karya yang
memiliki hak-cipta pada sebuah tesis/disertasi tidak melebihi satu
setengah halaman ketikan spasi tunggal (Crews, 1992). Bila kutipan
melebihi batas tersebut, maka penulis diwajibkan meminta izin tertulis
dari pemilik hak-cipta.
Sebagai gambaran, berikut ini dikemukakan sebagian dari ramburambu dalam menggunakan karya yang berhak-cipta yang dibuat oleh
University Microfilms Inc (UMI) di An Arbor, MI, Amerika-Serikat.
1. Kutipan panjang. Kutipan yang berasal dari karya tulis yang berhakcipta janganlah melewati satu setengah halaman ketikan spasi
tunggal;
2. Reproduksi karya. Hindari mereproduksi/megopi karya yang telah
dipublikasikan seperti istrumen survey standar, angket, dan artikel.
Hal ini bahkan juga berlaku bagi pencipta karya tersebut yang
mungkin telah menjual hak-ciptanya kepada sebuah penerbit;
3. Puisi. Sebagai karya seni, puisi merupakan karya yang dapat berhakcipta meskipun dapat diikuti secara wajar. Mengopi sebuah puisi
berhak-cipta secara lengkap, meskipun karya puisi tersebut amat
pendek, dapat dianggap sebagai tindakan yang melewati batas
kewajaran;

4. Ilustrasi. Mereproduksi ilustrasi, foto, bagan, diagram karikatur, kartun,


dan semacamnya yang telah memiliki hak-cipta dapat dipandang
sebagai mengopy keseluruhan karya seniman. Untuk itu, perlu
bersikap hati-hati (Crews, 1992).
Demikianlah beberapa hal yang menyangkut prinsip etika dalam
publikasi karya ilmiah yang perlu mendapatkan perhatian mahasiswa
dalam penulisan tesis/disertasinya.

DAFTAR PUSTAKA
APA. 1994. Publication Manual of the American Psychological Association
Fourth Edition. Washington DC: APA
Crews, Kenneth D. 1992. Copyright Law and the Doctoral Dissertation:
Guidelines
toYour Legal Rights and Responsibilities. An Arbor, MI: UMI.
Gibaldi, Yoseph. 1995. MLA Handbook for Writers of Research
Papers.Fourth
Edition. New York: The MLA.
Huda, Nuril., dkk. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM
Press.
Markman, Roberta H, Peter T. Markman dan Marie L. Waddell. 1982. 10
Steps in
Writing Research Paper. New York: Barron.
Muharram E dan Warti Sundaryanti. 1991/1992. Pendidikan Kesenian II
Seni Rupa
Jakarta: Dirjen Dikti.
PPs IKIP Ujung Pandang. 1999. Pedoman Penyusunan Tesis dan Disertasi
Program
Pascasarjana IKIP Ujung Pandang. Ujung Pandang: PPs IKIP.
Program Pascasarjana IKIP Yogyakarta. Tanpa tahun. Pedoman Tesis dan
Disertasi
Program Pascasarjana IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: PPs IKIP.
Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Pedoman Umum
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.
Rifai, Mien A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan
Penerbitan
Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sakri, Adjat (editor). 1993. Ilmuwan dan Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.
The Unniversity of lowa. 1995. Thesis Manual. Fourth Revised Edition.
Lowa City:

UI.

Anda mungkin juga menyukai