Mula mula Aku bisa mengerti Lama lama Aku ingin nyamuk nyamuk yang mengerti Mataku terganggu Hidungku terganggu Tangan dan kakiku terganggu Kemaluanku terganggu Kehidupanku terganggu Jasmani dan rohaniku terganggu Kehidupanku terganggu Jasmani dan rohaniku terganggu
Kau yang tidur bangunlah segera Lihatlah lihatlah Telanjang anak kecil Berenang disungai kotor Tertawa riang bercanda Sambil menggaruk koreng Pinggiran kota besar Merasa tidur terganggu Beranjak dari ranjang Tutup pintu jendela Nutup pintu jendela Sungai kotor bau dan beracun Penuh limbah kimia Kita mandi mencuci disana Lihatlah lihatlah Ikan ikan pergi atau mati Tak kulihat yang pasti Kau yang tidur bangunlah segera Lihatlah lihatlah Hitam kaliku Hitam legam hatiku Legam hariku Legam hitam kaliku
Bapaknya pegawai kecil.sandal jepit yang kini di dalam penjarasedang bela anaknya Untuk darah daging yang tercinta Selesaikan sekolah Sahabatkucoba mencari kerja Namun yang didapat cemooh Harga dirinya berontak Lalu dia tetapkan hati Hancurkan sang pembuang Air putih aku hidangkanaku dipersimpangan Seribu bahkan lebih..sejuta lebih Pagi buta dia berangkatdiam-diam Masih sempat selimuti aku.yang tertidur Aku terharudoaku untukmu Sebutir peluru yang tinggal dibawah bantalnya Bertali jadikan kalung lalu kukenakan yang terus berlalu Selamat jalan kawan Selamat menari air mata Heisahabat yang terbuang Engkau sahabatku.tetap sahabatku
usah ragu Reff: Datanglah kau kekasih Dekap aku erat-erat Jangan campakkan pelukku yang tulus Biarkan hujan turun Basahi jiwa yang kering Jangan tutup dirimu
lihat di sana si Icih sedih di ranjang empuk waktu majikannya menindih lihat di sana. parade penganggur yang tampak murung di tepi kubur lihat di sana. antrian pencuri yang timbul sebab nasinya dicuri jangan bicara soal runtuhnya moral mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti atau tentang tanggung jawab yang kini dianggap sepi
Lirik lagu Iwan Fals Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
Posting lirik ini di blog anda aung buldozer gemuruh pohon tumbang berpadu dengan jerit isi rimba raya tawa kelakar badut-badut serakah dengan HPH berbuat semaunya lestarikan alam hanya celoteh belaka lestarikan alam mengapa tidak dari dulu oh mengapa.. ohohooooo jelas kami kecewa menatap rimba yang dulu perkasa kini tinggal cerita pengantar lelap si buyung bencana erosi selalu datang menghantui
tanah kering kerontang banjir datang itu pasti isi rimba tak ada tempat berpijak lagi punah dengan sendirinya akibat rakus manusia lestarikan hutan hanya celoteh belaka lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu saja ohohooooo jelas kami kecewa mendengar gergaji tak pernah berhenti demi kantong pribadi tak ingat rejeki generasi nanti bencana erosi selalu datang menghantui tanah kering kerontang banjir datang itu pasti isi rimba tak ada tempat berpijak lagi punah dengan sendirinya akibat rakus manusia
Malam ingin melepas keresahan Lihat Popi pakai rok mini Lihat Nancy pakai bikini Tapi sayang sudah dibooking papi-papi Reff. Otakku tegang begitupun kawan sejalan Cepat putar haluan tancap gas Kita ngacir pergi ke taman lawang Paginya Toto malamnya Titi Paginya Sunarto malam Sunarti Paginya Ahmad malamnya Asye Paginya Ismet malam Isye Aku melongo persis kebo bego Jidat mengkerut persis jidat Darto Lihat itu potongan abisnya mirip perempuan
DM7 C#m7 Penantianmu smangat hidupku Bm7 E A Kau cintaku kau bintangku DM7 C#m7 Doakanlah sayang Bbdim Harapkanlah manis DM7 E A Suamimu segera kembali DM7 C#m7 Doakanlah sayang Bbdim Harapkanlah manis DM7 E A Suamimu suami yang baik DM7 C#m7 Kutitipkan semua yang ku tinggalkan DM7 C#m7 Kau jagalah semua yang mesti kau jaga DM7 C#m7 Permataku aku percaya padamu DM7 C#m7 Permataku aku percaya padamu
Seperti udara kasih yang engkau berikan C Am/D FM7 Am Tak mampu ku membalasibuibu Int : Am Am/C Am/B Am FM7 Am Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu FM7 Am/D E Am Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu Am/B C Am/D FM7 Am Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku C Am/D FM7 Am Dengan apa membalasibuibu. Int : Am FM7 Am7 Am/D Am C C/B kembali ke (*)
apa jadinya jika keserakahan makin semena-mena jadilah kepincangan keadilan yang hanya melahirkan dendam Hura-hura huru-hara lingakaran setan semakin seram bentuknya Hura-hura huru-hara gelombang mara bahaya makin terasa Apa jadinya jika petani tak lagi punya sawah apa jadinya jika cukong-cukong menguasai tanah apa jadinya jika hukum sekedar bendera-bendera pajangan jadilah penghisapan sesama manusia yang hanya melahirkan drakula-darkula Hura-hura huru-hara lingakaran setan semakin seram bentuknya Hura-hura huru-hara gelombang mara bahaya makin terasa
Bebaskan jiwa kamu, tidak apa-apa dianggap gila Daripada tak bisa tertawa itu sehat, menipu itu jahat Hua..ha..ha..ha Hua..ha..ha..ha.. Hua..ha..ha..ha..ha..ha. Hua..ha..ha
Slalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang G Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang DG Banyak polisi bawa senjata berwajah garang G Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan DG Berkelahi Pak!, jawab murid seperti jagoan G Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang DG Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut, cepat pulang G Busyet standing dan terbang Reff. GDG Oemar Bakri Oemar Bakri pegawai negeri GAD Oemar Bakri Oemar Bakri 40 tahun mengabdi CGDG Jadi guru jujur berbakti memang makan hati GDG Oemar Bakri Oemar Bakri banyak ciptakan menteri GAD Oemar Bakri profesor dokter insinyur pun jadi
CGCGDG Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri Int : G D G GAD D C Bm Am Kembali ke (*) G Bapak Oemar Bakri kaget apa gerangan DG Berkelahi Pak!, jawab murid seperti jagoan G Bapak Oemar Bakri takut bukan kepalang D Itu sepeda butut dikebut lalu cabut, kalang kabut G Bakrie kentut cepat pulang GDG Oemar Bakri Oemar Bakri pegawai negeri GAD Oemar Bakri Oemar Bakri 40 tahun mengabdi CGDG Jadi guru jujur berbakti memang makan hati GDG Oemar Bakri Oemar Bakri banyak ciptakan menteri GAD Oemar Bakri bikin otak seperti otak Habibie
CGCGDG Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri Coda : G D G (3x)
mata gua kok nggak bisa melek hei Mr. gelek duit gopek gua kira cepek hei Mr. gelek perut laper ada tape Pas gua sikat asem-asem nggak tahunya telek
Merobek telinga telanjangi kita Lalat-lalat berdansa cha cha cha Berebut makan dengan mereka Tangis bayi ditetek ibunya keringkan airmata dunia Obrolan kita dimeja makan Tentang mereka yang kelaparan Lihat sekarat dilayar Tv Antar kita pergi ke alam mimpi Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia Ethiopia Disana terlihat ribuan burung nazar terbang disisi iga-iga yang keluar Jutaan orang memaki takdirnya Jutaan orang mengutuk nasibnya Jutaan marah.jutaan marah Tak bisa berbuat apa-apa Setiap detik selalu saja ada yang merintih Setiap menit selalu saja ada yang mengerang Aku dengar jeritan dari sisniaku dengar Aku dengar tangismu dari siniaku dengar Namun aku hanya bisa mendengar Aku hanya bisa sedih Hitam kulitmu sehitam nasibmu kawan Waktu kita asik makan waktu kita asik minum mereka haus.mereka lapar
Posting lirik ini di blog anda Sejak dilahirkan aku tak tahu siapa orang tua ku Aku berpindah dari satu kasih sayang ke satu kasih sayang yang lain Aku hisap air susu dari tete banyak ibu Merpati terbang melintasi, membawa ku pergi ke masa lalu Ohhoooooohhoooooohhoooooo Aku tak pernah bertanya siapa orang tua ku Walau memang merasakan ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang hilang Merpati terbang melintasi, membawa ku pergi ke masa lalu Aku bukan anak haram, aku Dalbo anak alam !
Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya Musuhnya adalah penindas Yang menganggap remeh coretan dinding kota Coretan dinding terpojok di tempat sampah Kucing hitam dan penindas sama sama resah
Cemburu pada samudera Yang menampung segala Cemburu pada sang ombak Yang selalu bergerak
Gm A# Terlintas nama seorang sahabat Dm Am Dm Yang tak lepas dari namamu A# F A# F Terbayang baktimu, terbayang jasamu A# C Dm A# F Terbayang jelas jiwa sederhanamu Gm A# F Bernisan bangga, berkapal doa C A# C Dari kami yang merindukan orang A# C F Sepertimu Int : F F/E Dm Am A# F G C F F/E Dm Am A# F Gm C F Kembali ke Reff.
Disana kenal dirimu C G Am Yang kini tersimpan di hati D C Em Jalani kisah sembunyi C G Am Di halte itu ku tunggu DG Senyum manismu kekasih C G Am Usai dentang bel sekolah DG Kita nikmati yang ada Em Bm Seperti hari yang lain Am D G Kau senyum tersipu malu Em Bm Ketika ku sapa engkau C G Am C G Am D G Genggamlah jari genggamlah hati ini C G Am Memang usia kita muda DG Namun cinta soal hati C G Am Biar mereka bicara DG Telinga kita terkunci Reff: Em Bm Am Em Biar tau biar rasa CDG Maka tersenyumlah kasih Em Bm Am Em Tetap langkah jangan hentikan CDG Cinta ini milik kita Int: Em Bm C Em C D G C G Am Buku ini aku pinjam DG Kan ku tulis sajak indah C G Am Hanya untukmu seorang DG Tentang mimpi-mimpi malam Kembali ke: Reff (2x) Int: C G Am D Em
Oh oh oh Sering aku tak mampu bicara Terdiam sperti patung bernyawa Sering aku tak mampu menjawab Aku tak tahu harus bagaimana Bidadari senja kala Menari untukku untukku Masih ada cahaya di wajahmu di wajahmu Nyanyian di senja hari membuatku rindu Jangan berhenti memandang jangan berpaling Jangan berhenti mencintai jangan berhenti Aku tahu apa artinya senyum di bibirmu
Yang penting aku senang, aku menang BA Persetan orang susah karena aku BA Yang penting asyik, sekali lagi E Asyik! E Khotbah soal moral, omong keadilan A sarapan pagiku E Aksi tipu-tipu, lobying dan upeti A wowjagonya E Maling kelas teri, bandit kelas coro A itu kan tong sampah BA Siapa yang mau berguru datang padaku B Sebut tiga kali namaku A Bento, Bento, Bento E Asyik!
Bahwa roda nasib memang berputar Am F G Sahabat masing ingatkah kau Reff: Am Em Sementara hari terus berganti Am Em G Engkau pergi dengan dendam membara di hati C Am Cukup lama aku jalan sendiri FG Tanpa teman yang sanggup mengerti C Am Hingga saat kita jumpa hari ini FG Tajamnya matamu tikam jiwaku Am F G Kau tampar bangkitkan aku sobat
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh.. Berkibarlah benderaku Jangan ragu dan jangan malu Bahwa sesungguhnya kita mampu Mentari pagi sudah membumbung tinggi Bangunlah putra putri pertiwi Mari mandi dan gosok gigi Setelah itu kita berjanji Tadi pagi esok hari atau lusa nanti Garuda bukan burung perkutut Sang saka bukan sandang pembalut dan coba dengarkan Pancasila itu bukan rumus kode buntut Yang hanya berisikan harapan Yang hanya berisikan khayalan
Lirik lagu Iwan Fals Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu
Posting lirik ini di blog anda Tabir gelap yang lalu hinggap Lambat laun mulai terungkap Labil tawamu tak pasti tangismu Jelas membuat Aku sangat ingin mencari Apa yang tersembunyi dibalik manis senyummu Apa yang tersembunyi dibalik bening dua matamu
Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti Lalu aku coba untuk mengerti Saat engkau tiba disimpang jalan Lalu engkau bimbang untuk tentukan Arah mana tempat tujuan Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki
Hai sungguh sayang korban tak bawa uang Suster cantik ngotot lalu melotot dan berkata Silakan bapak tunggu dimuka Hai modar aku..hai modar aku Jerit si pasien merasa kesakitan Suster cantik datang mau menanyakan Dia menanyakan data si korban, Dijawab dengan jerit kesakitan Suster menyarankan bayar ongkos.pengobatan Hai sungguh sayang korban tak bawa uang Suster cantik ngotot lalu melotot dan berkata Silakan bapak tunggu dimuka Hai modar aku..hai modar aku Jerit si pasien merasa diremehkan
Sedikit keras kepalaah dasar betina Ku suka kamusungguh suka kamu Kuperlu kamusungguh perlu kamu Engkau aku sayangsampai dalam tulang Banyak orang bilangaku mabuk kepayang Aku cinta kamu bukan cinta uangmu Aku puja selalu setiap ada waktu Ku suka kamusungguh suka kamu Ku perlu kamusungguh perlu kamu
Semakin erat lingkar lenganmu di pinggangku Jarak bertambah dekat Dua kelok lagi Stasiun bis antarkota pasti terlihat Tak terasa seminggu sudah engkau di pelukku Tak terasa seminggu alangkah cepatnya waktu Tak terasa seminggu habis kulumat bibirmu Tak terasa seminggu tak bosan kau minta itu Tiba ditujuan mesin kumatikan Jariku kau genggam seakan enggan kau lepaskan
Aku berteman iblis yang baik hati Jalan berdampingan tak pernah ada tujuan Membelah malam mendung yang selalu datang Ku dekap erat Ku pandang senyummu dengan sorot mata yang keduanya buta Lalu kubisikan sebaris kata-kata Putus asa.sebentar lagi hujan
Lalu terangkat semua beban di pundak Semudah itukah luka-luka terobati Nusantaratangismu terdengar lagi Nusantara.derita bial berhenti Bilakahbilakah.. Sembilan belas Oktobertanah Jakarta berwarna merah Meninggalkan tanya yang tak terjawab Bangkai kereta lemparkan amarah Air mataair mata Nusantara.langitmu saksi kelabu Nusantara.terdengar lagi tangismu Nusantara.kau simpan kisah kereta Nusantara.kabarkan marah sang duka Saudaraku pergilah dengan tenang Sebab luka sudah tak lagi panjang Saudaraku pergilah dengan tenang
Em Sobat karibku D Datang telegram darimu D Dua hari yang lalu Am Tunggu aku CDG Di stasiun kereta itu pukul satu G Ku pacu sepeda motorku G Jarum jam tak mau menunggu Em Maklum rindu G Traffic light aku lewati G Lampu merah tak peduli Em Jalan terus D Di depan ada polantas D Wajahnya begitu buas Am Tangkap aku
CDG Tawar menawar harga pas tancap gas CG Sampai stasiun kereta DG Pukul setengah dua CG Duduk aku menunggu DG Tanya loket dan penjaga CDG Kereta tiba pukul berapa Em D G Biasanyakereta terlambat CDG Dua jam mungkin biasa Dua jam cerita lama
Sirami benih yang ku tabur ditamanmu Oh jelas, rakit pagar semakin kuat tak goyah, Walau diusik unggas Pintaku pada Tuhan mulia Jauhkan sifat yang manja Bentuklah segala warna jiwanya Diantara lingkup manusia Diarena yang bau busuknya luka Bukakan mata pandang dunia Bri watak baja padanya Kalungkan tabah kala derita Semoga kau tak tuli Tuhan, Dengarlah pinta kami sebagai orangtuanya
C Kau ajak aku untuk menari, Em bernyanyi Am G F Bersama bidadari malaikat G Am dan penghuni surga Kembali ke: (*) Am Em Relakan yang terjadi takkan kembali Am Em Ia sudah miliknya bukan milik kita lagi Am Em Pasrah pada Ilahi hanya itu yang kita bisa Am Em Ambil hikmatnya ambil indahnya Dm Tak perlu menangis tak perlu bersedih Am G Tak perlu tak perlu sedu sedan itu Am Hadapi saja Dm Cobalah menari cobalah bernyanyi Am G Cobalah cobalah mulai detik ini Am Hadapi saja Coda: F Dm G Am Em Am
C F C F Em Dm Suara burung di dahan nyanyian alam C F Dm C F Dm C Bekerja ia mencari makan ada juga yang membuat sarang Dm Em F C Dm Em F G Iri aku menyaksikan itu tapi kutekan aku harus bersyukur Dm Em F C Dm Em F G Berguru pada kenyataan pada makhluk tuhan yang katanya tak berakal F#m C#m Mendung datang lagi setelah hangat sebentar F#m C#m Butir embun hilang aku jadi termenung D C#m Mencari pegangan mencoba untuk bersandar D F#m C#m Langit makin hitam aku jadi berharap pada hujan C G/B Kupu-kupu hitam putih terbang di sekitarku Bb Am Melihat ia menari hatiku terpatri CG Sepasang merpati bercumbu di balik awan Bb Am Kemudian ia turun menukik sujud syukur pada-Nya
Dm Am Di sela bibir tampak mengering F C Dm Terselip sbatang rumput liar Dm Am Jelas menatap awan berarak F C Dm Wajah murung smakin terlihat Dm Am Dengan langkah gontai tak terarah F C Dm Keringat bercampur debu jalanan FC Reff I : Engkau sarjana muda Dbdim Dm Resah mencari kerja Bb F C Mengandalkan ijasahmu FC Empat tahun lamanya Dbdim Dm Bergelut dengan buku Bb F C Tuk jaminan masa depan Dm Am Langkah kakimu terhenti Dm Am Dm Di depan halaman sebuah jawaban lnt : Dm Bb C Dm Dm Bb C F Bb A Dm Am Termenung lesu engkau melangkah F C Dm Dari pintu kantor yang di harapkan Dm Am Tergiang kata tiada lowongan
F C Dm Untuk kerja yang di dambakan Dm Am Tak peduli berusaha lagi F C Dm Namun kata sama yang kau dapatkan Dm Am Jelas menatap awan berarak F C Dm Wajah murung smakin terlihat FC Reff II : Engkau sarjana muda Dbdim Dm Resah mencari kerja Bb F C Tak berguna ijasahmu FC Empat tahun lamanya Dbdim Dm Bergelut dengan buku Bb F C Sia-sia semuanya Dm Am Setengah putus asa dia berucap Dm maaf ibu
terompet tahun baru menyambutmu galang rambu anarki ingatlah tangisan pertamamu ditandai bbm membumbung tinggi (melambung) Reff: maafkan kedua orangtuamu kalau tak mampu beli susu bbm naik tinggi susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi mungkin bayi kurang gizi (anak kami) galang rambu anarki anakku cepatlah besar matahariku menangis yang keras, janganlah ragu tinjulah congkaknya dunia buah hatiku doa kami di nadimu
Reff: GAD Kemesraan ini janganlah cepat berlalu GAD Kemesraan ini inginku kenang selalu GAD Hatiku damai jiwaku tentram disamping mu GAD Hatiku damai jiwa ku tentram bersamamu
D F#m Bm A Haruskah aku lari dari kenyataan ini G Gm D F#m Bm Pernah ku mencoba tuk sembunyi GAD Namun senyum mu tetap mengikuti Int : A Bm A D A Bm G
CF Datanglah dengan kasihmu Bb C F Andai kau tak datang hari ini CF Punah harapanku lnt: F Dm Bb C F Bb Ku tatap mega tiada yang hitam CF Betapa indah hari ini Kembali ke : Reff, (*)
Reff: A Penguasa penguasa berilah hambamu uang DA Beri hamba uang beri hamba uang A Penguasa penguasa berilah hambamu uang DA Beri hamba uang beri hamba uang DA Beri hamba uang beri hamba uang Int: A F#m E A A F#m E F#m G D A A Oh ya andaikata dunia tak punya tentara F#m E A Tentu tak ada perang yang banyak makan biaya A Oh ya andaikata dana perang buat diriku F#m E A Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum F#m E Kalau hanya senyum yang engkau berikan F#m B Westerling pun tersenyum F#m E Oh singgahlah sayang pesawat tempurku DBE Mendarat mulus didalam sanubariku Kembali ke: Reff
** Aku milikmu malam ini kan memelukmu sampai pagi Tapi nanti bila ku pergi Tunggu aku disini Back to Reff:* dan ** Back to Reff:** Tunggu aku disini 2x
Int: D C#m F#m E Kembali ke: *, Reff Int: A D F#m E (2x) D ** Bila cinta tak menyatukan kita C#m Bila kita tak mungkin bersama GE Ijinkan aku tetap menyayangimu Kembali ke: Reff, Coda D C#m Coda: Aku sayang padamu DA Ijinkan aku membuktikan
B7 Em Am D Jangan pernah memilih, aku bukan pilihan GC Selalu terungkap tanya, benarkan kini ada Em D Wanita yang kukenal hatinya CDCD Aku tak bisa memahami C B7 Tak perlu memilihku Am D7