Hipertensi
FOCUS GROUP 3
(Aprillia Puspitasari, 1206253016)
(Dini Tania Budianti, 1206218953)
(Gina Zaipa, 1206218820)
(Jayanti Indah Layla, 1206241161)
(Vina Novia Sari,1206218663)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaan Pasien
Hipertensi.
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah KD4 sebagai laporan hasil diskusi kelompok.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak hambatan dan kesulitan yang kami
temui, namun berkat bimbingan, tuntunan yang diberikan, serta dukungan dari
berbagai pihak yang terlibat maka makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Riri Maria, selaku fasilitator mata kuliah KD4
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk
penulis
3. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat sehingga terselesaikannya
makalah ini
4. dan semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kurang lebihnya kami
mohon maaf, semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca pada khususnya dan
kita semua pada umumnya, amin.
Depok, 19 Maret 2014
Focus Group 3
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan....................................................................................2
1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Tekanan Darah...............................................................................................3
2.2. Hipertensi......................................................................................................5
2.3 Faktor Resiko Hipertensi...............................................................................5
2.4. Manifestasi klinis Hipertensi........................................................................6
2.5 Klasifikasi Hipertensi.....................................................................................6
2.6 Patofisiologi Hipertensi Esensial...................................................................8
2.7 Komplikasi Hipertensi...................................................................................9
2.8 Manajemen Hipertensi.................................................................................10
2.9 Faktor Lingkungan yang Memengaruhi Hipertensi (Sosial, Ekonomi, dan
Budaya)..............................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI.........................................................16
BAB IV..................................................................................................................30
PENUTUP..............................................................................................................30
4.1 Kesimpulan..................................................................................................30
4.2 Saran.............................................................................................................30
REFERENSI..........................................................................................................31
2
BAB I
PENDAHULUAN
2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi tekanan darah normal baik sistol
maupun diastol?
3. Apa saja jenis gangguan yang dapat terjadi pada sirkulasi serta
bagaimana mekanisme terjadinya gangguan tersebut?
metode dan teknik pengumpulan data. Bab 2, kajian pustaka yang berisikan
keseluruhan materi yang telah didapatkan dari berbagai referensi. Bab 3,
berisikan pembahasan dari kasus berkaitan dengan teori. Bab 4, penutup yang
terdiri atas kesimpulan dan saran.
1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penulisan yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah
dengan menggunakan studi literatur. Literatur literature yang kami gunakan
bersumber dari buku buku ilmiah maupun sumber internet yang terpercaya.
Setelah itu, kami memadukan berbagai pemaparan berdasarkan sumber
sumber tersebut secara teratur dan sistematis menjadi sebuah makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
darah keluar dari ruang jantung. Kedua serambi mengendur dan berkontraksi
secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Pada pemeriksaan fisik, bunyi lup pertama yang terdengar adalah
tekanan darah systole. Tekanan darah systole pada orang normal rata-rata 120
mmHg (Ronny, 2008).
Tekanan darah diastole merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat
jantung berelaksasi (diastole). Karena aliran darah masuk secara continue dari
sistem vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel
walaupun kedua bilik tersebut melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV
terbuka, dan darah mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama
diastole ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan
sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai
ambang dan membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium.
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih
banyak darah ke dalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan
atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai berlangsung bersamaan
dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah
ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selam kontraksi atrium, tekanan atrium tetap
sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.
Diastole ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini,
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel
pada akhir diastole dikenal sebagai volume diastolik akhir (end diastilic volume,
EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. Selama sikluus ini tidak ada lagi darah yang
ditambahkan ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah
jumlah darah maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini. Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darah diastole dapat ditentukan melalui bunyi dup
terakhir yang terdengar. Pada orang normal, rata-rata diastole adalah 80 mmHg
(Ronny, 2008).
Tekanan arteri rata-rata merupakan tenaga utama yang mendorong darah
ke jaringan. Tekanan tersebut harus dijaga karena jika terlalu lemah, aliran darah
tidak akan adekuat ke organ dan jaringan. Sementara jika berlebih, jantung akan
bekerja terlalu keras serta terjadi peningkatan resiko kerusakan vaskular maupun
4
rupturnya pembuluh darah kecil. Tekanan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu
cardiac output dan resistensi perifer total (TPR).
BP = CO X TPR
Keterangan BP: rerata tekanan darah arteri, CO: curah jantung, TPR:
resistensi perifer total.
Karena tergantung dengan cardiac output dan derajat vasokontriksi ateriol,
jika arteriol dalam suatu organ berdilatasi, arteriol di organ lain harus berkontriksi
untuk tetap menjaga tekanan darah yang adekuat. Tekanan yang adekuat tersebut
tidak hanya membantu darah untuk terbawa ke organ yang bervasodilatasi, tapi
juga ke otak yang tergantung pada volume darah yang konstan. Oleh karena itu,
walaupun
organ-organ
membutuhkan
darah
secara
bervariasi,
sistem
kardiovaskular selalu menjaga supaya tekanan darah tetap konstan. Tekanan arteri
rata-rata secara konstan dimonitor oleh baroreseptor di dalam sistem sirkulasi.
Saat deviasi terdeteksi, respon refleks multiple akan terinisiasi untuk
mengembalikan ke nilai normal.
2.2. Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. (Sylvia & Lorraine, 2002)
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan sistole dan diastolenya.
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO :
Kategori
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
Tingkat 1 (Hipertensi
Ringan)
Sub-group: perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi
Berat)
Hipertensi
sistol
terisolasi
(Isolated
systolic
< 80
< 85
85-89
140-159
140-149
90-99
90-94
160-179
100-109
180
110
140
< 90
hypertension)
Sub-group: perbatasan
140-149
<90
1. Genetik
Faktor genetik berperan penting dalam hipertensi primer, seorang anak
yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi cenderung mempunyai
tekana darah yang tinggi. (Lawrence dkk, 2002)
2. Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan peningkatan usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi
jantung, pembuluh darah dan hormon Hipertensi pada yang berusia <35
tahun dengan jelas menaikkan insiden arteri koroner dan kematian
prematur.
3. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih banyak diderita oleh laki laki pada masa muda dan paruh
baya, dan pada wanita Insidens lebih tinggi pada wanita dengan usai 65
tahun ketika seorang wanita mengalami menopause
4. Gaya Hidup
Merokok dan perubahan pola asupan makanan juga berperan penting
dalam terjadinya hipertensi pada keluarga. Merokok dipandang sebagai
faktor resikoko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteti koroner.
5. Stress
(tidak
menentu).
Stress
yang
berkepanjangan
dapat
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi akibat defek organ spesifik.
(Sylvia & Lorraine, 2002). Beberapa penyebab hipertensi sekunder
((Lawrence dkk, 2002) :
a. Penggunaan estrogen
Biasanya terjadi pada wanita dengan penggunaa kontrasepsi oral. Hal
ini disebabkan oleh ekspansi volume intravaskuler akibat peningkatan
aktivitas renin angiostension aldosteron. Abnormalitasnya adalah
peningkatan susbtrat renin di hepar, lima persen dari wanita yang
mengkonsumsi kontrasepsi oral secara kronis akan mengalami
kenaikan tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Hipertensi ini dialami
oleh wanita berusia lebih dari 35 tahun yaitu wanita yang telah
mengkonsumsi obat obatan kontrasepsi lebih dari 5 tahun dan pada
individu yang obeis.
b. Penyakit ginjal
Setiap penyakit parenkim ginjal dapat mengakibatkan hipertensi.
Hipertensi dapat disebabkan oleh penyakit golmerolus, penyakit
interstisial tubuler dan ginjal poliklistik. Ini berhubungan dengan
peningkatan volume intravaskuler atau peningkatan aktivitas renin-angiontensin-aldesteron. Selain itu juga karena retensi air dan garam.
Hipertensi akan menyebabkan fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu
target tekanan darah adalah <130/85 untuk mengurangi resiko
penurunan fungsi ginjal.
1. Stroke
Dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah keareah otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang
mengalami
aterosklerosis
dapat
melemah
sehingga
meningkatkan
2. Penyakit jantung
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikl kiri untuk
meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding
yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung.
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung
dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi.
Jantung akan semakin terancam seiring parahnya aterosklorsis coroner.
Angina pectoris juga dapat terjadi karena gabungan penyakit atrial coroner
yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat
penambahan massa miokard.
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler
glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus , aliran darah ke unit
fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus protein
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma
10
A. Terapi
a. Diet
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin,
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama
kalium. Diet yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan
11
Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir
(missal 24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60
ml) tiap hari atau 0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan
orang dengan berat badan yang lebih ringan
Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida)
Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dan
kolesterol untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan.
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Bumbu
Minuman
b. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga
secara teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti
merokok untuk mencegah kemungkinan komplikasi.
2. Terapi Obat
Kelompok
risiko A (tidak
13
Kelompok
risiko B (Paling
Kelompok
risiko C
(mmHg)
ada faktor
risiko; tidak
ada TOD/CCD)
sedikit 1 faktor
risiko, tidak
termasuk
diabetes; tidak
ada TOD/CCD)
(TOD/CCD
dan/atau
diabetes
dengan atau
tanpa faktor
risiko
lainnya
Normal tinggi
(130-139/85-89)
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Terapi obat
Derajat 1 (140159/80-99)
Modifikasi gaya
hidup (sampai
dengan 12
bulan)
Modifikasi gaya
hidup (sampai 6
bulan)
Terapi obat
Terapi obat
Derajat 2 dan 3
(160/100)
Terapi obat
Terapi obat
14
tetapi
menstimulasi
juga
sintesis
menghambat
prostaglandin
dan
degradasi
kadang
15
16
17
hal yang penting, idelanya dengan mngonsumsi makanan kaya kalium dan
menggunakan produk pengganti garam untuk mengganti natrum klorida dengan
kalium klorida.
Prevalensi hipertensi yang disesuikan dengan umur pada orang Amerika
asal Afrika adalah dua sampai empat kali daripada orang kulit putih. Faktor lain
yang juga memainkan suatu peranan dalam pathogenesis hipertensi pada orang
kulit hitam, dalam hal suatu derajat tinggi stress social, ketidakstabilan, dan
ketidakpastian pekerjaan dapat memperburuk hipertensi. Perbedaan etnik dalam
pengendalian tekanan darah mencakup korelasi antara resistensi insulin atau
hiperinsulinemia dan hipertensi pada orang kulit putih tetapi tidak orang kulit
hitam atau orang Indian Pima yakni suatu kelompok dengan insidensi
hiperinsulinemia yang sangat tinggi.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
KASUS:
Tn AM berusia 48 tahun, menikah mempunyai dengan seorang anak yang berumur 10 tahun. Bekerja sebagai manajer di sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang outomotif. Tn AM menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi dan riwayat merokok sejak SMP kelas satu dan senang mengkonsumsi makan makanan yang berlemak. Saat ini Tn AM tidak
mengkonsumsi obat obatan hipertensi secara teratur. Sampai saat ini masih sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan jarang
mengkonsumsi buah buahan. Kondisi lingkungan bekerja mempunyai tingkat stress yang tinggi. Tn AM senang berolah raga namun
sangat jarang melakukan olah raga. Berat badan saat ini 95 kg dengan tinggi badan 179 cm. Tekanan darah saat ini 160/90 mmHg.
Pemeriksaan lab menunjukkan triglyceride 200 mg/dL, kolesterol total 210 mg/dL dan LDL: 130 mg/dL.
Pengkajian
Identitas Pasien
Data Objektif
Data Subjektif
Nama
: Tn. AM
- Menderita hipertensi sejak 10 tahun
- Klien bekerja di lingkungan kerja yang memiliki
Usia
: 48 tahun
- Memiliki riwayat keluarga hipertensi
tingkat stress yang tinggi
Jenis Kelamin : Laki Laki
- BB = 95 kg, TB = 179 cm, TD = 160/90
- Klien mengaku merokok sejak SMP
mmHg
- Mengaku Senang mengkonsumsi makanan berlemak
16
Intervensi
Rasional
Tujuan/Evalu
asi
Independen:
1. Kegemukan adalah risiko tambahan pada Hasil
yang
1. Kaji pemahaman klien tentang
tekanan darah tinggi karena disproporsi
diharapkan
hubungan langsung antara
antara kapasitas aorta dan peningkatan
klien akan:
hipertensi dan kegemukan
curah jantung berkaitan dengan
2. Bicarakan pentingnya menurunkan
peningkatan massa tubuh.
masukan kalori dan batasi
2. Kesalahan kebiasaan makan menunjang 1. Mengidentif
ikasi
masukan lemak, garam, dan gula
terjadinya aterosklerosis dan
hubungan
sesuai indikasi
kegemukan, yang merupakan
antara
3. Tetapkan keinginan klien
predisposisi untuk hipertensi dan
hipertensi
menurunkan berat badan
komplikasi, mis., stroke, penyakit ginjal,
dan
4. Kaji ulang masukan kalori harian
gagal jantung. kelebihan masukan garam
kegemukan
dan pilihan diet
memperbanyak volume cairan
2. Menunjukka
5. Tetapkan rencana penurunan berat
intravaskylar dan dapat merusak ginjal,
n perubahan
badan yang realistik dengan
yang lebih memperburuk hipertensi.
pola makan
pasien, mis., penurunan berat
3. Motivasi untuk penurunan berat badan
(mis, pilihan
badan 0,5 kg per minggu
adalah internal. Individu harus
makanan,
6. Dorong klien untuk
berkepentingan untuk menurunkan berat
kuantitas,
mempertahankan masukan
badan, bila tidak maka program sama
dan
17
Jarang
berolahraga
Kolaborasi
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
18
2.
DO :
TD = 160/90
mmHg
Kolesterol total
210 mg/dL,
LDL: 130
mg/dL, dan
triglyceride
200 mg/dL
DS :
Klien bekerja di
lingkungan
kerja yang
memiliki
tingkat stress
yang tinggi
Minum obat
tidak teratur
Jarang
berolahraga
Koping
Independen:
individu tidak 1. Kaji keefektifan srategi koping
efektif
dengan mengobservasi perilaku
berhubungan
misalnya kemampuan menyatakan
dengan
perasaan dan perhatian, keinginan
perubahan
berpartisipasi dalam rencana
hidup beragam,
pengobatan.
sedikit atau tak 2. Catat laporan gangguan tidur,
pernah
olah
peningkatan keletihan, kerusakan
raga,
kerja
konsentrasi, peka rangsang,
berlebihan, dan
penurunan toleransi sakit kepala,
nutrisi buruk
ketidakmampuan untuk
mengatasi/ menyelesaikan
masalah.
3. Bantu klien untuk
mengidentifikasi stressor spesifik
dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya.
4. Libatkan klien dalam perencanaan
perawatan dan beri dorongan
partisipasi maksimum dalam
rencana pengobatan.
5. Dorong klien untuk mengevaluasi
perioritas/tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti: apakah yang
19
Hasil
yang
diharapkan
klien akan:
1. Mengiden
tifikasi
perilaku
koping
efektif
dan
konsekuen
sinya
2. Menyatak
an
kesadaran
kemampu
an
koping/ke
kuatan
pribadi
3. Mengiden
tifikasi
potensial
situasi
stres dan
mengambi
l langka
untuk
menghind
ari atau
mengubah
nya
4. Mendemo
nstrasikan
pengguna
an
keterampil
an/metode
koping
efektif.
Pengkajian:
Nama
Usia
Identitas Pasien
:
Tn AM
:
48 tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Data Objektif
Menderita hipertensi sejak sejak 10
160/90 mmHg
Triglycerida 200 mg/Dl, kolesterol
20
Data Subjektif
Klien merokok sejak SMP kelas
satu
Klien
senang
mengkonsumsi
buahan
Klien bekerja di lingkungan yang
mempunyai
tingkat
stres
yang
tinggi
Klien jarang melakukan olahraga
Menderita
Diagnosa
Keperawatan
Kurangnya
pengetahuan
Intervensi
1. Kaji
kesiapan
Rasional
klien
yang lalu
Memiliki
pengobatan
dan 1. Kesalahan
menyangka
konsep
diagnosa
Tujuan/
Evaluasi
dan Hasil
yang
karena diharapkan:
Klien
dapat
minat
menyataka
untuk
pasien/
orang
mempelajari
terdekat
penyakit,
riwayat keluarga
pemahama
hipertensi
Pola hidup yang
proses
21
tentang
kurang baik
BB = 95 kg, TB
= 179 cm, TD =
160/90 mmHg
Triglycerida 200
mg/Dl,
kolesterol
total
pembuluh
darah,
130 mg/Dl
DS:
dan
untuk
regimen
pengobatan
Klien
dapat
mengidenti
fikasi efek
untuk
samping
memungkinkan
melanjutkan
pasien
pengobatan
obat
dan
Klien merokok
kemungkin
untuk
an
satu
Klien
makan-makanan
yang berlemak
Klien
tidak
mengkonsumsi
menghindari
terjadinya
komplikasi lainnya.
3. Karena
pengobatan
senang
mengkonsumsi
penyakit
3. Hindari
menyatakan
TD
obat-obatan
hipertensi
adalah
kehidupan,
maka
penyampaian
ide
untuk
sepanjang
dengan
terkontrol
akan membantu pasien untuk
memahami
kebutuhan
untuk
komplikasi
yang perlu
diperhatika
n
Klien
dapat
mempertah
hipertensi secara
ankan TD
teratur
Klien
dalam
jarang
TD.
4. Faktor-faktor
mengkonsumsi
buah-buahan
Klien bekerja di
lingkungan yang
mempunyai
tingkat
stres
yang tinggi
Klien
jarang
melakukan
olahraga
4. Bantu
pasien
dalam
mengidentifikasi
faktor-
dan
parameter
risiko
ini
telah
hipertensi
dan
komplikasi
pada
organ
tubuh lainnya.
kolesterol,
5. Faktor-faktor
resiko
dapat
dimana
gaya
penyakit
lainnya.
petunjuk
dan
untuk
meningkatkan
perubahan
mengurangi
faktor diatas.
faktor-
Dukungan,
empati
dapat
keberhasilan
normal
katekolamin,
6. Bahas
pentingnya
mengakibatkan
TD,
rencana
untuk
berhenti
merokok.
dan
vasokontriksi,
miokardium.
7. Kurangnya kerja sama adalah
alasan umum kegagalan terapi
dan
mempertahankan
perjanjian
tindak lanjut.
8. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
yang
jadwal
pengobatan
dengan
sehingga
kebiasaan/
sederhana,
menyebabkan
24
rebounnd
merugikan,
dan
idiosinkrasi,
mis.,Antihipertensi:
minum
teratur,
hindari
melebihi
diet
lebih
baik
kesehatan
10. Instruksikan pasien tentang
peningkatan
makanan/
masukan
cairan
25
tinggi
menunjukkan
bahwa
sistolik
tomat,
kentang,
aprikot,
dan
diastolik.
lemak
jenuh,
tambahan
indikasi.
11. Jelaskan
diet
kalsium
sesuai
(biasanya
regimen
diharuskan
diet
rendah
melalui
keseimbangan
prostaglandin,
pada
orang-orang
normotensif
dan hipertensi.
12. Dengan menyelingi istirahat dan
aktivitas
akan
meningkatkan
toleransi
terhadap
kemajuan
aktivitas.
13. Selain membantu menurunkan
26
12. Tekankan
pentingnya
perencanaan/
penyelesaian
pasien
seperti
alat
rnenguatkan
sistem
olahraga
dapat
meningkatkan
kadar
seperti
Tekankan
pentingnya
menghindari
aktivitas
isometrik.
14. Berikan informasi tentang
sumber-sumber
di
dalam
perubahan
membuat
pola
hidup.
27
berhenti
Yayasan
merokok,
Jantung
program
upaya
mengawali
dan
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan gangguan tekanan darah yaitu peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian
dini karena berkaitan dengan resiko penyakit kardiovaskuler. Hipertensi
berkaitan dengan pola hidup yang kurang baik seperti makan makanan
berlemak, jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang
kaya akan zat gizi, jarang berolahraga, merokok sejak usia dini, sering
minum minuman beralkohol, sering mengalami stres berat, ataupun
penderita hipertensi yang tidak rutin meminum obat. Hipertensi juga dapat
menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti stroke, penyakit jantung,
gagal ginjal, dan penyakit arteri koronaria. Bedasarkan hal-hal tersebut
sangat diperlukan asuhan keperawatan yang tepat untuk para penderita
hipertensi. Dan juga penatalaksanaanya meliputi terapi medis maupun non
medis.
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan untuk penulis maupun
para pembacanya.
Kritik dan masukan yang membangun dari pembimbing juga sangat
diharapkan agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
30
REFERENSI
Aaronson P. I. Ward J. P. T. (2010). At a Glance: Sistem Kardiovaskular 3rd Ed.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Asih, Niluh Gede Yasmin. (2003). Keperawatan Medikal Bedah dengan Ganguan
Sistem Pernapsan. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.
Jakarta: EGC
Corwin, Elizabrth J. (2007). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed, 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ganong W.F. (2008). Fisiologi Kedokteran 22nd Ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Gunawan, Lany. (2001). Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius
Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. 1999. Harrison Prinsipprinsip Ilmu Penyakit Dalam, Vol I Ed. 13. Jakarta: EGC.
Kozier B., Erb G. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lumenta, Noco A, dkk. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya:
Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Price & Lorraine. (2002). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Vol
1. Jakarta : EGC
Ronny, Setawan, Sari Fatimah. (2008). Fisiologi Kardiovaskular: Berbasis
Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC
Sandjaja, Atmarita. 2009. Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:
Kompas.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
31
32