JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang masih memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, termasuk penyebab terselesaikan tugas akhir
semester ini dalam bentuk makalah yang berjudul, Penyakit Karat Tumor Pada
Sengon.
Dalam pelaksanaannya penulis bukanlah makhluk yang berpredikat individualis,
namun penulis merupakan makhluk sosialis yang membutuhkan bantuan dari berbagai
pihak. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Yetti Elvina, M.P, sebagai
kepala laboratorium penyakit Fakultas Pertanian Universitas Riau, juga sebagai dosen
yang memberikan tugas akhir semester ini.
Sebagai seorang manusia yang penuh kekhilafan dan kenaifan, penulis sadar
akan segala bentuk kesalahan dari makalah ini. Kedepannya penulis berharap adanya
kritik yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih berkualitas. Semoga
dengan dibuatnya makalah ini, bisa menjadi angin segar bagi para anak muda
khususnya mahasiswa pertanian, dalam hal mempelajari penyakit tanaman, yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan petani dan sarjana pertanian itu sendiri.
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. 1
DAFTAR ISI ......................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ............................................................. 3
1.2. Perumusan Masalah ..................................................... 4
1.3. Tujuan ........................................................................... 4
TELAAH PUSTAKA ............................................................. 5
2.1. Pengenalan Sengon ..................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................... 7
3.1. Pengenalan Karat Tumor ............................................. 7
3.2. Penyebaran Karat Tumor ............................................. 8
3.3. Peyebab Karat Tumor ................................................... 9
3.4. Gejala Karat Tumor ...................................................... 10
3.4.1. Gejala Pada Semai ....................................................10
3.4.2. Gejala Pada Sengon Dewasa ................................... 11
3.5. Tehnik Pengendalian Karat Tumor ............................... 12
3.5.1. Aspek Teknis...............................................................12
3.5.1.1. Pengelolaan Masa Persemaian ............................. 12
3.5.1.2. Seleksi Benih ..........................................................12
3.5.1.3. Pengelolaan Lahan .................................................12
3.5.2. Aspek Budidaya .........................................................13
PENUTUP ............................................................................14
4.1. Kesimpulan ...................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sengon (Paraserianthes falcataria) merupakan jenis tanaman kayu yang sangat baik di
tanam di areal hutan rakyat dan merupakan tanaman yang cepat tumbuh karena
sengon tidak memerlukan tapak tumbuh yang sulit. Sengon juga tidak membutuhkan
waktu yang lama dalam pemanenan dan kegiatan pemeliharaannya relatif mudah dan
ekonomis.
Salah satu kelebihan sengon adalah pertumbuhannya yang cepat dan
kegunaannya yang sangat beragam. Dari mulai akar hingga pucuk daun memiliki
kegunaan yang tidak kecil bagi kehidupan. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan
baku pulp kertas, kayu lapis, papan serat, dan lain-lain.
Tentunya dalam segala macam usaha pertanian tidak terlepas dari yang namanya
hama, penyakit dan gangguan. Begitu juga dengan sengon, yang saat ini menjadi
komoditas kayu utama terutama di hutan rakyat tentu tidak terlepas dari masalah hama
dan penyakit juga. Beberapa jenis hama, seperti hama kupu kuning, boktor, ulat
kantong dilaporkan banyak menyerang tanaman sengon dan dapat menyebabkan
kerugian yang cukup signifikan. Pada makalah ini, akan dibahas khusus mengenai
penyakit karat tumor yang sering menyerang sengon. Maka dari itu, upaya-upaya akan
terus dilakukan untuk meningkatkan produktifitas sengon.
1.3. Tujuan
1. Memperkenalkan sengon serta prospeknya yang menjanjikan.
2. Mengetahui gejala, penyebab, dan cara penanganan penyakit karat tumor pada
sengon.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola hutan dan segala jenis
pertanian kayu di Indonesia.
4. Menggunakan sengon sebagai alternatif untuk menjaga kelestarian hutan di
Indonesia, khususnya hutan masyarakat.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
f. Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 1 cm,
berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu.
g. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara
penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
h. Buah sengon berbentuk polong, pipih, dan panjangnya sekitar 6 12 cm. Setiap
polong buah berisi 15 30 biji.
i. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat
kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon idealnya adalah antara 0
800 m dpl. Walaupun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai
ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang
bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar
pH 6-7.
Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan
suhu sekitar 18 27 C. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum
yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu
basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 4000 mm.
Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Untuk waktu berbunga dan berbuah, tanaman sengon mulai berbunga sejak umur
3 tahun, mulai berbunganya pada bulan Maret Juni dan pada bulan Oktober
Desember. Pembuahan pada tanaman sengon terjadi sepanjang tahun terutama bulan
Juli September.
BAB III
PEMBAHASAN
menguntungkan,
teliospora
akan
berkecambah
membentuk
Gall yang telah tua dan masak, serta memiliki jaringan yang masih baik, kadang
digunakan oleh serangga tipe penggerek batang untuk meletakkan telur, yang
kemudian akan berkembang menjadi larva. Kadang, orang keliru karena menyangka
serangga tersebutlah yang menyebabkan gall. Padahal larva tersebut hanya sebagai
sekunder atau menumpang pada gall saja.
pertumbuhannya kurang baik, tertekan atau telah menunjukkan gejala karat tumor pada
tingkat lanjut.
diketahui
bahwa
jamur
karat
Uromycladium
tepperianum
dapat
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya hanya dalam satu inang saja. Sementara itu,
sengon di hutan tanaman cenderung sejenis, seumur, dan dalam skala luas, maka
monitoring secara intensif sangat dianjurkan. Langkah menghilangkan sumber inokulum
berupa gall sangat membantu dalam menurunkan sumber inokulum yang ada.
Di sisi lain di hutan rakyat, sengon di tanam secara tumpang sari. Meskipun
sampai saat ini jamur Uromycladium tepperianum hanya diketahui menyerang tanaman
sengon saja, namun mengingat perilaku jamur karat yang mudah membentuk ras
patogenik baru, maka sebaiknya tumpang sari atau tanam campur perlu di pilih dengan
jenis-jenis yang bukan keluarga polong-polongan (leguminoceae). Hal ini dimaksudkan
antara lain untuk mengurangi tingkat kecepatan penyebaran penyakit di lapangan.
Namun, monitoring secara teratur tetap merupakan salah satu cara yang dapat
diandalkan untuk membatasi jumlah inokulum di lapangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Serangan karat tumor pada sengon di Indonesia khususnya di Pulau Jawa terutama di
Jawa Timur dan Jawa Tengah telah mencapai tingkat epidemik. Hal ini akan berdampak
pada ketersediaan dan kesinambungan bahan baku untuk industri kayu berbasis
sengon.
Pengelolaan penyakit secara terpadu yang efektif dan efisien perlu dilakukan
sesegera mungkin. Aplikasi perpaduan antara cara mekanik (pemangkasan tumor
sebelum perlakuan) dengan bahan-bahan seperti belerang, kapur, belerang-kapur,
belerang-garam dan kapur-garam terbukti efektif untuk menghambat pertumbuhan
(fungistatik) karat tumor pada sengon.
Oleh karena itu kerja sama dari pemerintah, peneliti, Lembaga Swadaya
Masyarakat, pengusaha, tokoh masyarakat, APHI (Asosiasi pengusaha hutan
Indonesia), MPI (Masyarakat Perkayuan Indonesia) serta pihak lain yang terkait perlu
segera digalakkan, untuk mencapai solusi terbaik bagi penanggulangan penyakit karat
tumor pada sengon di Indonesia.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
B4/.dp2kx
EythA/s1600h/Sengonpun+bisa+tumor.jpg.
(Diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 16.01 WIB)
http://4.bp.blogspot.com/-dsn
xEmbbok
I/SsuR-Do.htI/AAAAAAAAxB4/.dp2kx
EythA/s1600h/Sengonpun+bisa+tumor.jpg.Serangan-Tumor-sengon-meluas.
(Diakses
karat-