Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA

Kasus
An T 8 tahun datang ke RS dengan keluhan demam tinggi disertai nyeri kepala
hasil anamnesa didapatkan bahwa klien sering berkeringat pada malam hari,
lemas, mudah sakit terutama pilek, mudah pendarahan terutama di gusi. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan RR 20x/menit, S 38,7 derajat celcius, N 82 x/menit,
TD 120/90 mmHg, leukosit 35.000 sel/tetes darah, klien tampak lemas dan pucat,
bibir kering dan sianosis, akral dingin dan sianosis, CRT 3 detik.
A. Pengkajian Kasus
v Identitas klien
Nama

: An. T

Umur

: 8 thn

Jenis kelamin

: laki-Laki

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Pelajar

Tgl, masuk RS

:-

Dx medis

: Leukemia

Alamat

:-

v Riwayat kesehatan
1.

Keluhan utama

: Demam tinggi disertai nyeri kepala.

2.
Riwayat penyakit sekarang
: klien datang dengan keluhan demam
tinggi disertai nyeri kepala. Klien mudah sakit terutama pilek. Klien mudah
perdarahan terutama di gusi dank lien sering berkeringat pada malam hari, dan
terlihat lemas.
3.

Riwayat penyakit dahulu

: -

4.

Riwayat penyakit keluarga

:-

5.

Riwayat penyakit kebiasaan

:-

6.

Riwayat penyakit elergi

:-

7.

Riwayat penyakit kesehatan lain

v Pengkajian berdasarkan respons


1.

Kesadaran

: Komposmetis.

:-

2.
Keadaan umum
dingin dan sianosis.

: Lemas dan pucat, bibir kering dan sianosis, akral

3.

: TD : 120/90 mmHg

Ttd vital
N

: 82 x/menit

RR : 20 x/menit
S
4.

: 38,7 derajat celcius

Oksigenisasi

Klien mengalami gangguan pada pernafasannya, klien mudah sakit terutama


pilek, RR 20x/menit.
5.

Cairan dan Elektrolit

Klien sering berkeringat pada malam hari.


6.

Aktivitas/Istirahat

Klien mengalami gangguan pada aktivitasnya. Klien tampak lemas dan pucat.
7.

Nyeri/tidak nyaman

Klien mengeluh nyeri kepala.


8.

Neurosensorik

Kesadaran klien komposmetis.

9.

Keamanan

Klien mengalami demam tinggi, dan k lien mudah mengalami pendarahan


terutama di gusi.

v Pemeriksaan penunjang
1.laboratorium
2. Radiologi
3. Ekg

v Analisa data
No

: Leukosit 35.000 sel/tetes darah, CRT 3 detik.


::-

Data
Masalah
Etiologi
Ds : kilen mengeluh demam tinggi disertai nyeri pada kepala.
Do :
-klien tampak lemas dan pucat.
-Klien sering berkeringat pada malam hari
-Bibir klien kering dan sianosis
-Akral dingin dan sianosis
-Klien mudah sakit terutama pilek
-Klien mudah pendarahan terutama pada gusi
- gangguan rasa nyaman nyeri
- kekurangan volume cairan
- intoleran aktivitas
-resiko terhadap infeksi
-Nyeri pada kepala

-Perdarahan

-Kelemahan umum
-Tak adekuat pertahanan sekunder
B. PENGKAJIAN
1. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
2. Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter
misal kembar monozigot)
3. Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala,
anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat
4. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi
pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau
hiotam tanpa pus

5. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan


membran mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda
invasi ekstra medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
6. Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di
sekkitar rektal dan nyeri.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Resiko tinggi infeksi berhubungn dengan menururnnya sistem pertahanan
tubuh sekunder gangguan pematangan SDP, peningkatan jumlah limfosit
immatur, imunosupresi, peneknan sumsum tulang.
Tujuan : pasien bebas dari infeksi
Kriteria hasil :
a. Normotermia
b. Hasil kultur negatif
c. Peningkatan penyembuhan
Intervensi :
a. Tempatkan pada ruangan yang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung.
c. Awsi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan
kemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan takikardia, hipotensi,
perubahan mental samar.
d. Cegah menggigil : tingkatkan cairan, berikan mandi kompres
e. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam dan batuk.
f. Auskultsi bunyi nafas, perhatikan gemericik, ronkhi; inspeksi sekresi terhadap
perubahan karakteristik, contoh peningktatan sputum atau sputum kental, urine
bau busuk dengan berkemih tiba-tiba atau rasa terbakar.
g. Inspeksi kulit unutk nyeri tekan, area eritematosus; luka terbuka. Besihkan
kulit dengan larutan antibakterial.
h. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan sikat gigi halus.
i. Tingkatkan kebersihan perianal. Berikan rendam duduk menggunakan betadine
atau Hibiclens bila diindiksikan.
j. Berikan periode istirahat tanpa gangguan
k. Dorong peningkatan masukan makanan tinggi protein dan cairan.

l. Hindari prosedur invasif (tusukan jarum dan injeksi) bila mungkin.


m. Kolaborasi :

Awasi pemeriksaan laboratorium misal : hitung darah lerngkap, apakah


SDP turun atau tiba-tiba terjadi perubahan pada neutrofil; kultur
gram/sensitivitas.

Kaji ulang seri foto dada.

Berikan obat sesuai indikasi contoh antibiotik.

Hindari antipiretik yang mengandung aspirin.

Berikan diet rendah bakteri misal makanan dimasak, diproses

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan


berlebihan : muntah, perdarahan,diare ; penurunan pemasukan cairan :
mual,anoreksia ; peningkatan kebutuhan cairan : demam, hipermetabolik
Tujuan : volume cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Volume cairan adekuat
b. Mukosa lembab
c. Tanda vital stabil : TD 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 20 x/mnt
d. Nadi teraba
e. Haluaran urin 30 ml/jam
f. Kapileri refill <>
Intervensi :
a. Awasi masukan/haluaran. Hitung kehilangan cairan dan keseimbangna cairan.
Perhatikan penurunan urin, ukur berat jenis dan pH urin.
b. Timbang berat badan tiap hari
c. Awasi TD dan frekuensi jantung
d. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran mukosa.
e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari
f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis; perhatikan
perdarahan gusi, darah warna karat atau samar pada feses dan urin; perdarahan
lanjut dari sisi tusukan invsif.

g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan/perdarahan.


h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan
i. Berikan diet halus.
j. Kolaborasi :

Berikan cairan IV sesuai indikasi

Awasi pemeriksaan laboratorium : trombosit, Hb/Ht, pembekuan.

Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan.

Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter arteri


subklavikula, tunneld, port implan)

Berikan obat sesuai indikasi : Ondansetron, allopurinol, kalium asetat atau


asetat, natrium biukarbonat, pelunak feses.

3. Nyeri berhubungan dengan agen fisikal seperti pembesaran organ/nodus limfe,


sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemia; agen kimia pengobatan
antileukemik
Tujuan : nyeri teratasi
Kriteria hasil :
a. Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol
b. Menunjukkan perilaku penanganan nyeri
c. Tampak rileks dan mampu istirahat
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat dan sisi (gunakan skala
0-10)
b. Awasi tanda vital, perhatikan petunjuk non-verbal misal tegangan otot, gelisah.
c. Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stres.
d. Tempatkan pada posis nyaman dan sokong sendi, ekstremitas dengan bantal.
e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak lembut.
f. Berikan tindakan kenyamanan ( pijatan, kompres dingin dan dukungan
psikologis)
g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan pasien sendiri
h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.

i. Dorong menggunakan teknik menajemen nyeri contoh latihan relaksasi/nafas


dalam, sentuhan.
j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.
k. Kolaborasi :

Awasi kadar asam urat

Berika obat sesuai indikasi : analgesik (asetaminofen), narkotik (kodein,


meperidin, morfin, hidromorfon)

Agen antiansietas (diazepam, lorazepam)

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, peningkatan laju


metabolik
Tujuan : pasien mampu mentoleransi aktivitas
Kriteria hasil :
a. Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur
b. Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan
c. Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal nadi, pernafasan
dan TD dalam batas normal
Intervensi :
d. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas.berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa ganggaun
e. Implementasikan teknik penghematan energi, contoh lebih baik duduk
daripada berdiri, pengunaan kursi untuk madi
f. Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Berikan kebersihan mulut sebelum makan
dan berikan antiemetik sesuai indikasi
g. Kolaborasi : berikan oksigen tambahan
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Tujuan : pasien bebas dari gejala perdarahan
Kriteria hasil :
a. TD 90/60mmHg
b. Nadi 100 x/mnt

c. Ekskresi dan sekresi negtif terhadap darah


d. Ht 40-54% (laki-laki), 37-47% ( permpuan)
e. Hb 14-18 gr%

Intervensi :
f. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ ml, resiko terjadi perdarahan.
Pantau Ht dan Hb terhadap tanda perdarahan
g. Minta pasien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan darah dari gusi
h. Inspeksi kulit, mulut, hidung urin, feses, muntahan dan tempat tusukan IV
terhadap perdarahan
i. Pantau TV interval sering dan waspadai tanda perdarahan.
j. Gunakan jarum ukuran kecil
k. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan berikan kompres
dingin dan tekan perlahan.
l. Beri bantalan tempat tidur untuk cegh trauma
m. Anjurkan pada pasien untuk menggunakan sikat gigi halus atau pencukur
listrik.
6. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan terhentinya aliran darah
sekunder adanya destruksi SDM
Tujuan : perfusi adekuat
Kriteria hasil :
a. Masukan dan haluaran seimbang
b. Haluaran urin 30 ml/jam
c. Kapileri refill <>
d. Tanda vital stabil
e. Nadi perifer kuat terpalpasi
f. Kulit hangat dan tidak ada sianosis
Intervensi :
a. Awasi tanda vital

b. Kaji kulit untuk rasa dingin, pucat, kelambatan pengisian kapiler


c. Catat perubahan tingkat kesadaran
d. Pertahankan masukan cairan adekuat
e. Evaluasi terjadinya edema
f. Kolaborasi :

Awasi pemeriksaan laboratorium ; GDA, AST/ALT, CPK, BUN

Elektrolit serum, berikan pengganti sesuai indikasi

Berikan cairan hipoosmolar

DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta
: EGC; 2001.
2. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis,
And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998
3. Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And
Documenting Patient Care. Alih Bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC; 1999
4. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994
5. Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono.
Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001 (Askep Leukimia)

Anda mungkin juga menyukai