PERCOBAAN VII
ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN
TEMBELEKAN
Oleh:
Nama
Stambuk
Kelompok
Asisten
LABORATURIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
`I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan Tembelekan (L. camara Linn)
atas daun berambut banyak dan permukaan bawah berambut jarang. Pinggir daun
bergerigi dan berbulu kasar dengan panjang 5-8 cm dan lebar 3-5 cm. Perbungaan
mengelompok, tersusun dalam bulir yang padat pada ketiak daun. Warna bunga
beragam, seperti putih, kuning, merah, merah muda, dan jingga. Buah
bergerombol di ujung tangkai, kecil, bulat, warna hijau ketika mentah, hitam
kebiruan dan mengkilap ketika matang. Di dalam satu buah terdapat satu biji.
Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji. Tumbuhan ini ditemukan di daerah
tropis pada lahan terbuka sebagai tanaman liar atau tanaman untuk pagar.
Tumbuhan dari dataran rendah sampai ketinggian 1700 m di atas permukaan laut.
Pemanfaatan tembelekan untuk pengobatan berbagai penyakit digunakan
dengan dua cara yaitu pengobatan dari dalam dan pengobatan dari luar.
Pengobatan dari dalam dengan cara merebus bagian yang diperlukan dengan
ukuran secukupnya.
mengetahiu
isolasi
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Verbenaceae
Genus
: Lantana
Spesies
: Lantana camara L.
Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L) merupakan tumbuhan yang
Struktur
Asam3,24dioxours-12-en-28-oic
Referensi
CO2H
(Yadav&Tripat
hi, 2003)
Bagian
Tanaman
Daun
O
OHC
Asamursoxi
CO2H
Begum et al.,
2003
Bunga
CO2Me
Begum et al.,
2003
Bunga
O
MeO
Metilursoxylat
O
MeO
Asamursangilik
Begum et al.,
2003
CO2H
Bunga
O
HO
Stigmastrol
Bunga
Batang
Begum et al.,
2002
Batang
Singh et al.,
(1996)
Akar
O
HO
Asambetulonik
CO2H
CO2H
AsamUrsethoxi
O
HO
H
H
AsamLantanolik
22-hidroksioleanonik
OH
CO2H
O
HO
HO
H3C
AsamLantaiursoli
k
H
CO2H
O
Singh et al.,
(1996)
Akar
(Nagao et al.,
2002)
Daun
(Nagao et al.,
2002)
Daun
(Nagao et al.,
2002)
Daun
(Nagao et al.,
2002)
Daun
(H3C)H2CH2COC
OH
HO
Apigenin
OH
O
OMe
MeO
Eupatorin
OH
MeO
OH
OH
OMe
Kirsiliol
MeO
MeO
OH
OMe
HO
Eupafolin
MeO
OH
OH
C. Ekstraksi
C. Prosedur kerja
1. Prosedur kerja pertama
Pembuatan kromatografi kolom
Silika -ditimbang
gel
sebanyak 3 gram
-dilarutkan kedalam beberapa mL nheksan
-dimasukkan kedalam kolom kromatografi
-ditambahkan larutan n-heksan secara
terus menerus sehingga gel silica
memadat
Gel silica -yang telah
memadat dalam kolom
-dimasukkan potongan kecil kertas saring
kromatografi
-dimasukkan ekstrak daun tembelekan
yang
sebelumnya
telah
diperoleh
ovaporasi
-ditimbang fraksi yabg keluar dari kolom
Sampel
Pemeriksaan kromatografi lapis tipis
Plat KLT
-dipotong menggunakan catter dengan
ukuran 5 cm x1 cm
-ditotolkan
sampel
pada
plat
menggunakan pipet kapiler
-dimasukkan kedalam chamber yang
berisi larutan eluen ypppaitu n-heksana
dan etil asetat dengan system bergradien
-disinari dengan warna yang dihasilkan
plat menggunakan lampu UV
Sampel
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
N
o
Fraksi
Spot
Fraksi
Pembanding
7:3
Rf =
Rf =
0,85
Gambar
II
Rf =
0,86
Spot
III
Rf =
0,36
IV
Rf =
0,33
Rf =
0,30
VI
Rf =
0,33
VII
Rf =
0,30
VII
Rf =
0,30
2. Analisis data
Rf =
2,5
=
3
0,83 cm
Rf =
2,6
3
= 0,86 cm
Rf =
1,1
3
= 0,36 cm
Rf =
1
3
= 0,33 cm
Rf =
0,9
3
= 0,30 cm
Rf =
1
3
= 0,33 cm
Rf =
0,9
3
= 0,30 cm
Rf =
0,9
3
= 0,30 cm
B. Pembahasan
A. Preparasi sampel
Preparasi sampel daun tembelekan dapat menggunakan dua proses yaitu
pengeringan dan proses penghalusan. Tujuan pengeringan guna menghilangkan
molekul air pada tumbuhan tembelekan dan untuk
memudahkan dalam
B. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campuranya dengan pembagian
suatu zat terlarut dan dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil
zat teralarut tersebut dari satu pelarut dari pelarut yang lain. Metode ekstaksi yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu metode refluks dan evaporasi, ekstraksi
sendiri bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang terdapat dalam daun
sampel daun tembelekan kedalam pelarut untuk proses ekstraksi tersebut.
Metode refluks dan evaporasi digunakan dalam percobaan ini karena
menggunakan pelarut volatil, suhu yang digunakan dalam percobaan ini harus
dipertahankan sehingga pelarut tidak berubah, suhu yang digunakan yaitu 61C
karena pelarut yang digunakan pada percobaan ini yaitu klorofom dengan titik
didih 61,5 C pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan maka pelarut akan
menguap sampai reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip refluks sendiri yaitu
pelarut volatil akan menguap pada suhu tinggi tetapi tidak mengurangi volume
larutan tersebut, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut
yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada pada kondensor dan turun
kembali kedalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung.
Tujuan dari metode refluks yang digunakan selama dua kali siklus dalam
percobaan ini untuk menarik semua senyawa yang masih terdapat di dalam
sampel, senyawa-senyawa yang memiliki sifat mirip dengan pelarut akan lebih
tertarik kedalam pelarut, senyawa-senyawa yang terdapat dalam daun tembelekan
yang tidak tahan panas, dimana senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawasenyawa pengotor atau penganggu. Pada percobaan ini sampel tembelekan
direfluks selama 1 jam bertujuan agar pelarut yang digunakan tidak habis. Setelah
pada saat
diam pada silika gel dengan perbandingan 7:3 dengan eluen yang bersifat
nonpolar.
B. Kromatografi Kolom grafitasi
Kromatografi Kolom grafitasi merupakan metode yang digunakan untuk
memurnikan bahan kimia tunggal dari campuran, pada percobaan ini digunakan
silika gel, dengan perbandingan 7:3 dimana silika gel lebih banyak dari pada
pelarut karena silika gel merupakan senyawa nonpolar, pada pencampuran ekstrak
dengan silika gel senyawa nonpolar akan mudah tertarik dan terintegrasi, akan
membentuk fraksi-fraksi dengan mendapatkan nilai Rf dengan jarak noda sebesar
0,85 pada fraksi I. Tujuan dari perlakuan ini untuk membuktikan secara fisik
senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun tembelekan. Dalam kromatografi
kolom gravitasi ini dilakukan dengan cara impreknasi yang bertujuan untuk
menjenuhkan fase diam.
C. Kromatografi lapis Tipis
Kromatografi lapis Tipis yaitu proses pentotolan dengan menggunakan
plat KLT dan membuat garis pada tepi ujung sebagai batas pemisah. Bertujuan
untuk pada saat penyinaran menampakkan noda dan warna noda. Pada percobaan
ini didapatkan warna yang berbeda-beda tiap fraksi yang disebabkan perbedaan
senyawa yang terkandung dalam senyawa tembelekan dan nilai Rf yang
didapatkan berbeda pula dengan pembanding fraksi satu dan fraksi dua. Adapun
pembanding jarak noda batas bawah yaitu sedangkan jarak pelarut dari batas
bawah yaitu cm. Untuk mencari nilai Rf itu sendiri adalah jarak noda diper jarak
pelarut.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ekstraksi adalah salah satu tehnik untuk memisahkan dua komponen atau lebih
dengan menambahkan zat pelarut untuk mengikat komponen berdasarkan
kelarutannya. Metode isolasi daun tembelekan dapat menggunakan beberapa
tehnik yaitu tehnik refluks bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa yang
terdapat dalam sampel daun
pada kondisi ini dilakukan pemanasan sampai pelarut menguap pada suhu
tinggi tetapi tidak mengurangi volume larutan tersebut dengan didinginkan
dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun kembali kewadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada pada selama berlangsung, dalam percobaan ini dilakukan
dua kali tahap merefluks agar senyawa-senyawa atau pengotor benar-benar
habis, selanjutnya dengan evaporasi memisahkan ekstrak dengan klorofom,
selanjutnya pada proses kromatografi yaitu dengan menggunakan silika gel
dengan perbandingan 7:3 dengan pelarut untuk mendapatkan fraksi-fraksi
dengan nilai Rf dengan jarak noda sebesar selanjutnya dengan kromatografi
lapis tipis dengan dengan menggunakan plat KLT dan membuat garis pada tepi
ujung sebagai batas pemisah selanjutnya dihasilkan warna-warna yang
berbeda-beda tiap fraksi.
B. Saran
Saran saya bagi praktikan agar serius dalam melakukan peraktikum jagan
hanya banyak bermain dan bercanda karena dalam melakukan praktikum
dibutuhkan keseriusan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Atun S., 2014, Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa
Organik Bahan Alami, Jurnal Konservasi Cakar Budaya
Borobudur , 8 (2).
Baud G.S, Meiski S.S, dan Harry S.J.K, 2014, Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah
Tulang (Euphorbia tirucalli L.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT), Jurnal Ilmiah Sains, 14(2).
Fessenden and Fessenden, 1982, Kimia Organik Jilid I, Jakarta : Erlangga.
Harjadi, S., 1987, Ilmu Kimia Organik Dasar, PT, Gramedia, Jakarta.
Ibarz, A dan Canovas, G., 2011, Unit Operation In Food Enginering, CRC Press.
Nur F.A., dan Novy P.P, 2015, Ekstraksi Tannin dari Daun Tanaman Putri Malu
(Mimosa pudica), Prosiding Senimar Nasional Teknik Kimia, ISSN : 16934393.
Suwertayasa I.M.P, Widdhi B, dan Hosea J.E, 2013, Uji Efek Antipiretik Ekstrak
Etanol Daun Tembelekan (Lantana camara L.), pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar, Jurnal Ilmiah Farmasi, ISSN : 2302-2439.