1. Upaya untuk membantu pertumbuhan fisik adalah dengan cara menjaga kesehatan
dan memberi makanan yang baik.
2. Implikasinya bagi pendidikan adalah: (a) sarana dan prasarana pendidikan jangan
sampai mengganggu kesehatan, (b) waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan
perlu diperhatikan, dan (c) disediakan jam-jam berolahraga sebagai usaha untuk
menjaga kesehatan.
BAB 4 PERKEMBANGAN INTELEK
A. Definisi Intelek
1. Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang berarti: (a) proses kognitif,
proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan
mempertimbangkan; (b) kemampuan mental atau intelegensi.
2. Jean Piaget mendefinisikan intelect ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek
kognitifnya, khususnya proses-proses berpikir yang lebih tinggi. Sedangkan
intelligence atau inteligensi menurut Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu
seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan
mental yang kompleks, seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan.
B. Tahapan Perkembangan Intelek/ Kognitif
1. Jean Piaget membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi empat tahapan yaitu:
a. Tahap sensori-motoris (0-2 tahun): pada tahap ini anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensoris-motoris
yang amat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan
aspek sensoris-motoris tersebut.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun): disebut juga tahap instuisi sebab perkembangan
kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana instuitif,
artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orangorang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
c. Tahap operasional konkret (7-11): pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkrit dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak
sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiranpikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih obyektif.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas): pada tahap ini sudah mampu
melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan
persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
C. Hubungan intelek dengan tingkah laku
Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan
dari tingkah laku adaftif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada
penyusunan pemikiran.
Masalah yang sering timbul pada anak kreatif diantaranya yaitu: (a) pilihan karier yang
tidak realistis, (b) hubungan dengan guru dan teman sebaya, (c) perkembangan yang tidak
selaras, dan (d) tiadanya tokoh-tokoh ideal.
H. Upaya Membantu Perkembangan Kreativitas dan Implikasi bagi Pendidikan
Cara membimbing perkembangan anak kreatif, yaitu sebagai berikut: (a) menciptakan
rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya, (b) mengakui dan
menghargai gagasan-gagasan anak, (c) menjadi pendorong bagi anak untuk
mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya, (d) membantu anak
memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah menghukumnya, (e)
memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya, (f) memberikan
informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
BAB 6 PERKEMBANGAN EMOSI
A. Definisi Emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergaoalakan pikiran,perasaan,nafsu serata keadaan
mental. Emosi juga menunjukkan kepada suatu perasaan dan pikiran yang khas,suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertinda. Adapun
perasaan (feeling) adalah pengalaman yang disadari yang di aktifkan baik oleh
perangsang eksternal maupun oleh bermacam macam keadaan jasmaniah.
B. Bentuk-bentuk emosi
Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman (2005) yaitu: amarah, kesedihan, rasa
takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.
C. Hubungan antara Emosi dan Tingkah Laku
Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah laku, yaitu: (a)
teori sentral, (b) teori pheriperal, (c) teori kepribadian, (d) teori Kedaruratan Emosi
D. Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Karakteristik perkembangan emosi remaja, yaitu:
a. Periode Praremaja
Perubahan fisik belum begitu tanpak jelas. Perubahan ini disertai sifat kepekaan
terhadap rangsangan dari luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga
mereka mudah tersinggung dan cengeng tetapi juga cepat merasa senang, atau
bahkan meledak-ledak.
b. Periode Remaja Awal
Pada periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak. Karena perubahan
semakin nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung
menyendiri.
c. Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu
mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Akibatnya,
remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka
anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri.
d. Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan
mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa.
Oleh sebab itu orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang
selayaknya kepada mereka.
E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
Ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah: (a) perubahan
jasmani, (b) perubahan pola interaksi dengan orang tua, (c) perubahan pola interaksi
dengan teman sebaya, (d) perubahan pandangan luar, dan (e) perubahan interaksi dengan
sekolah.
F. Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar berkembang kea
rah kecerdasan emosional antara lain denganbelajar mengembangkan: (a) keterampilan
emosional, (b) keterampilan kognitif, dan (c) keterampilan perilaku.
Faktor bakat khusus yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Internal: minat, motif prestasi, keberanian mengambul resiko, keuletan dalam
menghadapi tantangan, kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan
yang timbul.
b. Eksternal: Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan
prasarana, dukungan dan dorongan dari orang tua / keluarga, lingkungan tempat
tinggal, pola asuh orang tua.
E. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan bakat khusus individu
yaitu sebagai berikut:
a. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan baik bagi
anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan
mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
b. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan
remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam
menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensiasi di sekolah dengan
kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif
kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
BAB 8 PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL
A. Definisi Hubungan Sosial
Hubungan social individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tau
tehadap sesuatu yang ada disekitarnya. Hubungan social biasanya disebut interaksi social
Secara teoritis Mula-mula hubungan social dari lingkungan rumah sandiri
kemudian
sampai lingkungan sekolah. Dan dilanjutkan ke yang lebih luas dengan teman
sebaya.Situsai kehidupan dalam keluarga berupa pola asuh orang tua pada umumnya
dapat diperbaiki, tapi situasi pergaulan denagn teman-teman sebaya cenderung susah
diperbaiki.
B. Pengaruh Hubungan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Pengaruh lingkungan sangat mempegaruhi contoh bayi yang baru lahir dengan orang
tuanya ,hubungan ini sangat dirasakan kehangatanya menjadi pengalaman hubungan
social yang amat mendalam .melaluhi sentuhan ibu terhadap anak bayinya.Menurut
Sigmund Freud menegaskan bahwa sentuhan lembut seseorang ,kehangatan dekapan
gendongan seorang ibu.sekitar 6 bulanan bayi bias mengenal orang-orang disekitar dan
membedakan orang asing baginya.Perkrmbangan hubungan social anak semakin
berkembang ketika memasuki masa prasekolah..Jon Piaget mengatakan permulaan
kerjasama dan konformisme social semakin tambah mulai umur 7-10 tahun ,da, mencapai
puncak pada saat anak umur 9-15 tahun.
1. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan Masa remaja
hubungan sosialnya sangat jelas dan dominan dalam kesunyian remaja akan mencari
hubungan dengan orang lain.
2. Adanya upaya memilih nilai-nilai Sngan sosialocial Masa remaja pandai menyesuaiakan diri
tentang nilai /norma yang berlaku
3. Meningkatnya kesadaran akan lawan jenis Dalam teori ini Bischof (2003) menegaskan masa
remaja sebagai masa biseksual artinya mengenal lawan jenis.
4. Mulai Nampak kecendrungan mereka untuk memilih karir tertentu.Masa remaja akhir, mulai
berfikir karier tertentu meskipun dalam pemilihan mengalami kesulitan..Wajar karena pada
orang deawasapun kerap kali mengalamiperubahan orientasi karier yang baru.
H. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Hubungan Sosial
1. Lingkungan Keluarga. / INFOFORMAL Faktor yang mempengaruhi dalam keluarga yang
sangat dibutuhkan yakni; rasa aman,dihargai,disayangi,diterima dan berkebebasan menyatakan
diri.
2. Lingkungan Sekolah /FORMALLingkungan. Sekolah merupakan yang baru bagi mereka yang
sangat menantang ,mencemaskan bagi dirinya. proses yang harus dilaluhi anak adalah ;
a. Anak dituntut agar tidak merugikan orang lain,menghargai,menghormati hak orang lain.
b. Anak harus mentaati peraturan dan menyesuaikan diri dengn norma-norma kelompok
c. Anak harus lebih dewasa dalam melakukan interaksi social saling memberi dan saling
menerima
d. Anak ditunut bias saling menerima dan memberi kepada orang lain.
3. Lingkungan Masysrskst / NON FORMAL Dilingkungan masyarakat remaja sering dianggap
anak kecil dan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan hub social dan menentukan
identitas diri serta keteladanan untuk masa depan.
I.
keputusan sendiri dan tanggungn jawab sendiri. Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap
remaja menutut teori Hoffman (2000) Ada 3 pola orang tua terapkan yaitu ;
a. Pola asuh/bina kasih/inducation
b. Pola asuh unjuk kuasa/power assertion
c. Pola asuh lepas kasih/love withdrawal
Lingkungan pendidikan berikutnya setelah keluarga adalah sekolah sebagai lembaga formal yang
diserahi tugas untuk menyelenggagakan pedidikan yang demokratis, membantu perkembangan
hubungan social remaja secara maksimal. Menurut UU guru dan dosen ada 4 kompetensi yakni :
1. Kompetensi kepribadian/personsl competency
2. Kompetensi professional/profesionsl competency
3. Kompetensi social/social competency
4. Kompetensi pedagogic/paedagogic competency
2.
3.
4.
5.
6.
Kamus bahasa gaul menciptakan serinbu Bahasa gaul yang menjadi Bahasa gaul
remaja ,justru sangan akrab merasa lebih amankomunikasi dengan remaja .
Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi ayng merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi
interverensi edukatif dalam rangka pemuasakn kebutuhandasar manusia, termasuk
remaja, yaitu: (a) kemerdekaan untuk berbicara, (b) kemerdekaan melakukan apa saja
yang diinginkan sepanjang tidak merugikan orang lain, (c) kemerdekaan untuk
mengeksplorasi lingkungan, (d) kemerdekaan untuk membela diri, (e) adanya keadilan,
(f) adanya kejujuran, (g) adanya kewajaran, (h) adanya ketertiban.
BAB 13 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
A. Definisi Tugas-Tugas Perkembangan
1. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode
tertentu dari kehidupan individu yang nika berhasil akan menimbulkan kebahagiaan
dan membawa perkembangan berikutnya.
2. Tugas-tugas perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi
individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, yaitu:
a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
b. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakuakn apa yang
diharapkan oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
c. Menunjukkan kepada setiap indvidu tentang apa yang akan mereka hadapi\
3. Ada tiga macam bahaya potensial yang dapat menjadi penghambat dlam
menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu:
a. Harapan-harapan yang kurang tepat
b. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan
menguasai tugas-tugas tertentu.
c. Aanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan
yang lain.
B. Jenis-Jenis Tugas Perkembangan Remaja
Ada sepuluh tugas perkembanga remaja yang dikaji dari aspek hakikat dasar tugas, dasar
biologis, dasar psikologis yaitu:
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang denganteman sebaya baik pria
maupun wanita.
b. Mencapai peran social pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang- orang dewasa lainnya
e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
g. Persiapan unruk memasuki kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk
kompetensi kewargaan-negaraan.
i. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku social yang bertanggung jawab
j. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sitem etika sebagai pedi=oman
tingkah laku.
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. H. M. Asrori
Oleh
SARJANA ( NIM F2151161026 )
VIVI AWALIA ( NIM . . . . . . . . )