Anda di halaman 1dari 23

BAB 1 INDIVIDU SEBAGAI KESATUAN BERBAGAI KARAKTERISTIK

A. Definisi Individu sebagai Suaru Kesatuan


1. Individu merupakan satu kesatuan aspek fisik/jasmani dan psikis/sohani/jiwa yang
tidak dapat dipisahkan. Fisik/jasmani merupakan aspek yang bersifat kasat mata,
kongkrit dapat diamati dan tidak kekal, sedangkan psikis/rohani/jiwa merupakan aspek
yang bersifat abstrak, immaterial, tidak dapat diamati dan kekal.
2. Plato (427 347 SM) membagi jiwa maenjadi tiga aspek kekuatan (trikhotomi), yaitu
piker, kemauan, dan keinginan.
3. Aristoteles membagi jiwa menjadi dua aspek (dikhotomi), yaitu kognisi (gejala
mengenal) dan konasi (gejala menghendaki)
4. Pandangan para filosuf tentang aspek jasmani dan rohani dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu: (a) Monisme, yang menganggap bahwa jasmani dan rohani itu suatu
kesatuan sehingga tidak dapat dibagi/dipisahkan. (b) Dualisme, yang menganggap
bahwa jasmani dan rohani amerupakan satu kesatuan, tetapi antara jasmani dan rohani
itu dapat berdiri sendiri.
B. Gejala-Gejala sebagai Gambaran Berkembangnya Berbagai Aspek dalam Diri
Individu
Gejala gejala yang biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek
dalam diri individu, yaitu: (a) aspek jasmani atau fisik, misalnya pertumbuhan payudara
pada wanita dan jakun pada remaja pria, (b) aspek intelek, misalnya semakin
berkembangnya berpikir abstrak, (c) aspek emosi, misalnya semakin mampu
mengendalikan diri, (d) aspek sosial misalnya semakin senang tolong menolong dan
memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. (e) aspek bahasa, misalnya
bertambahnya perbendaharaan kata, (f) aspek bakat khusus misalnya anak yang sejak
masih kecil dengan begitu mudah belajar memainkan alat music, (g) aspek
nilai,moral,dan sikap,misalnya memahami hal yang baik dan buruk serta tindakan yang
boleh atau tidak boleh dilakukan.
C. Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual
Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak dalam:
(a)karakteristik aspek fisik, misalnya ada anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik,
tetapi ada yang tahan lama, (b) karakteristik aspek intelek, misalnya ada anak yang
cerdas, tetapi ada yang kurang cerdas, (c) karakteristik aspek emosi, misalnya ada anak
yang mudah marah, ada yang penyabar, (d) karakteristik aspek sosial, misalnya ada anak
yang mudah bergaul, tetapi ada pula yang sulit bergaul, (e) karakteristik aspek bahasa,
misalnya ada anak yang mudah berbicara dengan lancar, ada pula yang gugup, (f)
karakteristik aspek bakat, misalnya ada anak yang sejak kecil mudah memainkan alat
musik, namun ada juga yang sampai dewasa tidak dapat memainkan alat music, (g)
karakteristik nilai, moral dan sikap, misalnya ada anak yang sopan dan santun, tetapi ada
yang seenaknya saja sendiri atau tidak punya sopan santun.

BAB 2 REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA


A. Definisi Remaja
1. Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa dewasa. Masa remaja berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yakni 12/13 tahun sampai dengan 14/15 tahun remaja awal, usia 15/16 tahun sampai
dengan 17/18 tahun adalah remaja tengah, dan usia 18/19 sampai dengan 21/22 tahun
adalah remaja akhir. Di Amerika individu dianggap telah matang secara hokum bila
telah mencapai usia 18 tahun.
2. Piaget (Hurlock, 2011) mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu
usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di
mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
B. Definisi Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresis dan kontinu serta
berlangsung selama periode tertentu. Perkembangan ialah perubahan spikis yang bersifat
progresis yang menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat yang baru.
C. Hukum-Hukum Perkembangan
1. Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani berlangsung menurut hokum-hukum
tertentu, yaitu:
a. Hukum tempo perkembangan yaitu, berlangsungnya perkembangan individu yang
satu tidak sama waktu cepat atau lambatnya dengan individu lain.
b. Hukum irama perkembangan yaitu, berlangsungnya perkembangan individu
bervariasi artinya tidak dengan irama yang konstan.
c. Hukum rekapitulasi yaitu, berlangsungnya perkembangan individu merupakan
determinasi dari kekuatan-kekuatan social yang melingkupi secara turun temurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
d. Hukum masa peka yaitu, dalam perkembangan individu terdapat suatu masa
tertentu yang sangat tepat untuk berkembang sangat sensitive sehingga dapat
merespon stimulus yang datang pada dirinya.
e. Hukum Trotzaler (Masa Menentan) yaitu, perkembangan individu tidak
berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa tertentu terjadi
goncangan yang membawa perubahan secara radikal.
f. Hukum Eksploratif, berpandangan bahwa perkembangan individu merupakan
suatu proses yang berlangsung sebagai penjajahan dan penemuan pada individu
yang bersangkutan.
g. Hukum pertahanan diri yaitu, suatu respon dalam bentuk sikap yang dimunculkan
ketika dirinya mendapat stimulus yang tidak sesuai.
h. Hukum pengembanagan diri, berpandangan bahwa setiap individu memiliki
dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dirinya.

D. Karakteristik perkembangan remaja


3. Karakteristik perkembangan remaja adalah peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa sehingga seringkali menunjukkan sifat-sifat kegelisahan, kebingunan,
pertentangan, keinginan untuk mencoba, mengkhayal dan aktivitas kelompok.
BAB 3 PERTUMBUHAN FISIK
A. Definisi Pertumbuhan Remaja
Pertumbuhan meliputi perubahan progresif yang bersifat internal eksternal. Perubahan
internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar
dan berat jantung serta paru-paru, bertambah sempurnanya sistem kelenjar
endoktrin/kelaimn, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang
dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder.
B. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Pertumbuhan fisik berpengaruh terhadap tingkah laku. Pertumbuhanyang semakin
sempurna pada otak menyebabkan susunan syaraf menjadi lebih kompleks dan system
syaraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir lebih tinggi.
C. Karakteristik pertumbuhan fisik
Karakteristik pertumbuhan fisik remaja antara lain pertumbuhan fisik berlangsung sangat
cepat sehingga dapat menimbulkan terjadinya gangguan regulasi. Gangguan regulasi
adalah gangguan dalam bergerak disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan maupun tidak
seimbangnya pertumbuhna fisik pada remaja.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh faktor internal, misalnya: sifat jasmaniah yang
diwariskan dari orang tuanya dan kematangan. Selain itu juga dipengaruhi faktor
eksternal, misalnya: kesehatan, makanan, stimulasi lingkungan, dsb.
E. Perbedaan Individual dalam Pertumbuhan
Faktor internal dan eksternal mempengaruhi pertumbuhan individu sehingga
pertumbuhan fisik akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan,
gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyababkan perbedaan pertumbuhan fisik
individu. Pertumbuhan fisik juga menunjukkan perbedaan yang mencolok antara remaja
putri dna remaja putra. Pada umumnya remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya
daripada remaja putra, namun pada suatu periode tertentu remaja putra dapat menyusul
dengan kecepatan melebihi remaja putri.
F. Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya Bagi Pendidikan

1. Upaya untuk membantu pertumbuhan fisik adalah dengan cara menjaga kesehatan
dan memberi makanan yang baik.
2. Implikasinya bagi pendidikan adalah: (a) sarana dan prasarana pendidikan jangan
sampai mengganggu kesehatan, (b) waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan
perlu diperhatikan, dan (c) disediakan jam-jam berolahraga sebagai usaha untuk
menjaga kesehatan.
BAB 4 PERKEMBANGAN INTELEK
A. Definisi Intelek
1. Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang berarti: (a) proses kognitif,
proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan
mempertimbangkan; (b) kemampuan mental atau intelegensi.
2. Jean Piaget mendefinisikan intelect ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek
kognitifnya, khususnya proses-proses berpikir yang lebih tinggi. Sedangkan
intelligence atau inteligensi menurut Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu
seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan
mental yang kompleks, seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan.
B. Tahapan Perkembangan Intelek/ Kognitif
1. Jean Piaget membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi empat tahapan yaitu:
a. Tahap sensori-motoris (0-2 tahun): pada tahap ini anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensoris-motoris
yang amat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan
aspek sensoris-motoris tersebut.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun): disebut juga tahap instuisi sebab perkembangan
kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana instuitif,
artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orangorang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
c. Tahap operasional konkret (7-11): pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkrit dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak
sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiranpikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih obyektif.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas): pada tahap ini sudah mampu
melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan
persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
C. Hubungan intelek dengan tingkah laku
Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan
dari tingkah laku adaftif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada
penyusunan pemikiran.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual adalah: (a)faktor hereditas
dan (b)faktor lingkungan, yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
E. Perbedaan individual dalam perkembangan intelek
Perbedaan individual dalam perkembangan intelek menunjukkan perbedaan dalam
kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan individual peserta didik akan tercermin
dalam sifat atau ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan, sikap belajar, kualitas
proses dan hasil belajar baik dalam ranah kognitif, efektif dan psikomotor.
F. Membantu perkembangan intelektual
Upaya membantu perkembangan intelektual peserta didik: (a) pendidik menerima peserta
didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat, (b) pendidik menciptakan suasana
dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain, (c) pendidik
memberikan pengertian yaitu dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku peserta
didik, (d) dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari
sudut pandang mereka (emphaty).
BAB 5 PPERKEMBANGAN KREATIVITAS
A. Kreativitas dan Teori Belahan Otak
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu
karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak.
B. Definisi kreativitas
1. Definisi kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli:
a. Barron (2002) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru.
b. Guilford (1970) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang
menandai cirri-ciri seorang kreatif.
c. tami Munandar (1992) mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta
kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan
d. Rogers (Utami Munandar, 1992) mendefinisikan kreativitas sebagai proses
munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari
sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman,
maupun keadaan hidupnya.
e. Drevdahl (Hurlock, 1978) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk
memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud
kreativitas imajenatif atau sintesis yang mingkin melibatkan pembentukan polapola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan
yang sudah ada pada situasi sekarang.

2. Berdasarkan berbagai definisi kreativitas, maka definis kreativitas dikelompokkan ke


dalam empat kategori, yaitu:
a. Product: menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali
baru maupun kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang baru.
b. Person: memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai
kepribadian orang kreatif atau yang berhubungan dengan kreativitas.
c. Procces: menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai
tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif.
d. Press: menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung timbulnya
kreativitas pada individu.
C. Pendekatan Terhadap Kreativitas
Pendekatan dalam studi kreativitas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pendekatan psikologis, lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada
dalam diri individu.
b. Pendekatan sosiologis, menekankan pentingnya faktor interaksi social sebagai
kekuatan bagi timbulnya kreativitas.
D. Tahap-tahap Kreativitas
Tahap-tahap perkembangan kreativitas adalah: (a) Persiapan (Preparation), (b) Inkubasi
(Incubation), (c) iliminasi (illumination), (d) Verifikasi(Verivication)
E. Karakteristik Kreativitas
Banyak para ahli mengemukakan karakteristik kreativitas. Salah satunya yaitu Torrance
(1981) mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut: (a) memiliki rasa ingin
tahu yang besar,(b) tekun dan tidak mudah bosan, (c) percaya diri dan mandiri, (d)
merasa tertantang oleh kemajukan atau kompleksitas (e) berani mengambil risiko, (f)
berpikir divergen.
F. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas pada remaja,
yaitu (a) remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proporsional
berdasarkan pemikiran logis, (b) remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek
secara proporsional berdasarkan pemikiran logis, (c) remaja sudah memiliki pemahaman
tentang ruang relatif, (d) remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relatif, (e)
remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam
menghadapi masalah yang kompleks, (f) remaja sudah mampu melakukan abstraksi
reflektif dan berpikir hipotetis,(g)remaja sudah memiliki diri ideal (ideal self), dan (h)
remaja sudah menguasai bahasa absrak.
G. Masalah yang Sering Timbul pada Anak Kreatif

Masalah yang sering timbul pada anak kreatif diantaranya yaitu: (a) pilihan karier yang
tidak realistis, (b) hubungan dengan guru dan teman sebaya, (c) perkembangan yang tidak
selaras, dan (d) tiadanya tokoh-tokoh ideal.
H. Upaya Membantu Perkembangan Kreativitas dan Implikasi bagi Pendidikan
Cara membimbing perkembangan anak kreatif, yaitu sebagai berikut: (a) menciptakan
rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya, (b) mengakui dan
menghargai gagasan-gagasan anak, (c) menjadi pendorong bagi anak untuk
mengomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya, (d) membantu anak
memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah menghukumnya, (e)
memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya, (f) memberikan
informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
BAB 6 PERKEMBANGAN EMOSI
A. Definisi Emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergaoalakan pikiran,perasaan,nafsu serata keadaan
mental. Emosi juga menunjukkan kepada suatu perasaan dan pikiran yang khas,suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertinda. Adapun
perasaan (feeling) adalah pengalaman yang disadari yang di aktifkan baik oleh
perangsang eksternal maupun oleh bermacam macam keadaan jasmaniah.
B. Bentuk-bentuk emosi
Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman (2005) yaitu: amarah, kesedihan, rasa
takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.
C. Hubungan antara Emosi dan Tingkah Laku
Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah laku, yaitu: (a)
teori sentral, (b) teori pheriperal, (c) teori kepribadian, (d) teori Kedaruratan Emosi
D. Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Karakteristik perkembangan emosi remaja, yaitu:
a. Periode Praremaja
Perubahan fisik belum begitu tanpak jelas. Perubahan ini disertai sifat kepekaan
terhadap rangsangan dari luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga
mereka mudah tersinggung dan cengeng tetapi juga cepat merasa senang, atau
bahkan meledak-ledak.
b. Periode Remaja Awal
Pada periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak. Karena perubahan
semakin nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung
menyendiri.
c. Periode Remaja Tengah

Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu
mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Akibatnya,
remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka
anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri.
d. Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan
mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa.
Oleh sebab itu orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang
selayaknya kepada mereka.
E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
Ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah: (a) perubahan
jasmani, (b) perubahan pola interaksi dengan orang tua, (c) perubahan pola interaksi
dengan teman sebaya, (d) perubahan pandangan luar, dan (e) perubahan interaksi dengan
sekolah.
F. Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar berkembang kea
rah kecerdasan emosional antara lain denganbelajar mengembangkan: (a) keterampilan
emosional, (b) keterampilan kognitif, dan (c) keterampilan perilaku.

BAB 7 PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS


A. Definisi Bakat Khusu
1. Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dikatakan bakat khusus
apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya: bakat
akademik, sosial, seni, kinestetik dan sebagainya.
2. Bakat khusus disebut dengan talent, sedangkan bakat umum (intelektual) disebut
dengan gifted. Oleh karena itu, anak yang memiliki bakat khusus menonjol disebut
dengan talented children, sedangkan anak memiliki bakat intelektual menonjol
sering disebut dengan gifted children.
B. Jenis- Jenis Bakat Khusus
Jenis-jenis bakat khusus ada lima, yaitu: (a) bakat akademik khusus, (b) bakat kreatif
produktif, (c) bakat seni, (d) bakat kinestetik/psikomorik, (e) bakat sosial.
C. Hubungan Antara Bakat dan prestasi
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Karena bakat dan
kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pekembangan Bakat Khusus

Faktor bakat khusus yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Internal: minat, motif prestasi, keberanian mengambul resiko, keuletan dalam
menghadapi tantangan, kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan
yang timbul.
b. Eksternal: Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan
prasarana, dukungan dan dorongan dari orang tua / keluarga, lingkungan tempat
tinggal, pola asuh orang tua.
E. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan bakat khusus individu
yaitu sebagai berikut:
a. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan baik bagi
anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan
mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
b. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan
remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam
menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensiasi di sekolah dengan
kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih efektif
kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.
BAB 8 PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL
A. Definisi Hubungan Sosial
Hubungan social individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tau
tehadap sesuatu yang ada disekitarnya. Hubungan social biasanya disebut interaksi social
Secara teoritis Mula-mula hubungan social dari lingkungan rumah sandiri
kemudian
sampai lingkungan sekolah. Dan dilanjutkan ke yang lebih luas dengan teman
sebaya.Situsai kehidupan dalam keluarga berupa pola asuh orang tua pada umumnya
dapat diperbaiki, tapi situasi pergaulan denagn teman-teman sebaya cenderung susah
diperbaiki.
B. Pengaruh Hubungan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Pengaruh lingkungan sangat mempegaruhi contoh bayi yang baru lahir dengan orang
tuanya ,hubungan ini sangat dirasakan kehangatanya menjadi pengalaman hubungan
social yang amat mendalam .melaluhi sentuhan ibu terhadap anak bayinya.Menurut
Sigmund Freud menegaskan bahwa sentuhan lembut seseorang ,kehangatan dekapan
gendongan seorang ibu.sekitar 6 bulanan bayi bias mengenal orang-orang disekitar dan
membedakan orang asing baginya.Perkrmbangan hubungan social anak semakin
berkembang ketika memasuki masa prasekolah..Jon Piaget mengatakan permulaan
kerjasama dan konformisme social semakin tambah mulai umur 7-10 tahun ,da, mencapai
puncak pada saat anak umur 9-15 tahun.

C. Perkembangan Interaksi Sosial Remaja


Dalam teori Thibaut & Kelley (2002) peristiwa interaksi saling mpengaruhi satu sama
lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama dan menciptakan hasil,berkomunikasi satu
sama lain.bertemu kawan diajak ngobrol tentang pelajaran,permaina dll. Teori Chaplin
(2001) Hubungan interaksi antara beberapa individu yang bersifat alami saling
mempengaruhi satu sama lain secara serempak.
D. Jenis Jenis Interaksi
1. Interaksi Verbal ; Interaksi dua orang /lebih melakukan kontak satu sama lain dengan
alat artikulasi /pembicaraan
2. Interaksi fisik : Interaksi fifik Interaksi dua orang /lebih melakukan kontak satu
sama lain dengan Bahasa tubuh missal ekspresi,gerak gerik tubuh,kontak mata dl
3. Interaksi emosional : Interaksi dua orang /lebih melakukan kontak satu sama lain
dengan curahan perasaan misal curahan air mata,tanda sedih,haru,bahagia.
E. Pola Interaksi Remaja-Orang Tua
Interaksi remaja dengan oirang tua jauh berbeda mempunyai kekhasan tersendiri.
Teori Jersild,Brook (2008) Interaksi remaja dengan orang tua dapat digambarkan sebagai
three-act drama (drama tiga tindakan)
1. The first act drama : Interaksi remaja dengan orang tua berlangsung antara masa
anak-anak dengan orang tua memiliki ketergantungan/dipengaruhi kepada orang tua
2. The second act drama : Perjuangan emansipasi artinya nremaja memiliki perjuangan
sangat kuat untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan orang tuanya.
3. The thirt act drama : Remaja sudah dapat menempatkan dirinya untuk berteman
dengan orang dewasa lancer dan merdeka.
F. Persepsi Tentang Interaksi Remaja Orang Tua
1. Persepsi remaja partisipasi dan keterlibatan dalam keluarga. Saling
menghormati,menghargai antar anggota keluarga.serta keterlibatan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi keluarga.
2. Persepsi remaja mengenai keterbukaan sikap orang tua,saling toleransi terhadap
perbedaan pendapat,kemampuan orang tua memberi alasan logika,suatu keputusan
yang diambil,minat yang luas ,mengembangkan komitmen tugas,kehadiran orang tua
dan keakraban hubungan orang tua dengan remaja
3. Persepsi remaja
mengenahi kebebasan
dirinya
melakukan ekplorasi
lingkungan,seperti dorongan orang tua untuk rasa ingi tau yang lebih besar.,perasaan
aman ,da nada aturan yang ditaati,tetapi tidak cenderung mengancam.
G. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

1. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan Masa remaja
hubungan sosialnya sangat jelas dan dominan dalam kesunyian remaja akan mencari
hubungan dengan orang lain.
2. Adanya upaya memilih nilai-nilai Sngan sosialocial Masa remaja pandai menyesuaiakan diri
tentang nilai /norma yang berlaku
3. Meningkatnya kesadaran akan lawan jenis Dalam teori ini Bischof (2003) menegaskan masa
remaja sebagai masa biseksual artinya mengenal lawan jenis.
4. Mulai Nampak kecendrungan mereka untuk memilih karir tertentu.Masa remaja akhir, mulai
berfikir karier tertentu meskipun dalam pemilihan mengalami kesulitan..Wajar karena pada
orang deawasapun kerap kali mengalamiperubahan orientasi karier yang baru.
H. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Hubungan Sosial
1. Lingkungan Keluarga. / INFOFORMAL Faktor yang mempengaruhi dalam keluarga yang
sangat dibutuhkan yakni; rasa aman,dihargai,disayangi,diterima dan berkebebasan menyatakan
diri.
2. Lingkungan Sekolah /FORMALLingkungan. Sekolah merupakan yang baru bagi mereka yang
sangat menantang ,mencemaskan bagi dirinya. proses yang harus dilaluhi anak adalah ;
a. Anak dituntut agar tidak merugikan orang lain,menghargai,menghormati hak orang lain.
b. Anak harus mentaati peraturan dan menyesuaikan diri dengn norma-norma kelompok
c. Anak harus lebih dewasa dalam melakukan interaksi social saling memberi dan saling
menerima
d. Anak ditunut bias saling menerima dan memberi kepada orang lain.
3. Lingkungan Masysrskst / NON FORMAL Dilingkungan masyarakat remaja sering dianggap
anak kecil dan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan hub social dan menentukan
identitas diri serta keteladanan untuk masa depan.
I.

Perbedaan Individualdalam Perkembangan Sosial


Setelah anak mencapai umur 13 tahun mulai meluaskan daerah soaialisasinya kedalam
masyarakat,dalam pergaulan, dengan teman sebaya,pendidik,dan orang dewasa lainya. Perbedaan
lingkungan dapat mempengaruhi sikap dasar yakni: (a) Meniru orang yang lebih berprestasi dalam
bidang tertentu, (b) Mengkombinasikan pengalaman, (c) Menghayati pengalaman emosional kusus
secara mendalam.

J. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja Dan Implikasinya Bagi Pendidikan.


Masa remaja merupakan masa potensial tumbuh dan berkembangnya aspek fisik maupun psikis
baik kwantitatif maupun kwalitatif.,remaja menganggap sudah tidak anak-anak lagi tapi orang
sekelilinya masih belum dewasa.karena dorongan kuat mengarahkan diri untuk bergabung dengan
teman sebaya, dan akan menemukan jati diri melaluhi upaya bergabung dengan
lingkungannya,cenderung menemukan identitas diri ,ingin diterima dan dipandang sebagai anggota
teman sebaya,tingkah laku akan mengikuti kelompok sebayanya. Orang tua hendaknya mengakui
kedewasaan remaja dengan jalan memberikan kebebasan terbimbing. untuk nmengambil

keputusan sendiri dan tanggungn jawab sendiri. Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap
remaja menutut teori Hoffman (2000) Ada 3 pola orang tua terapkan yaitu ;
a. Pola asuh/bina kasih/inducation
b. Pola asuh unjuk kuasa/power assertion
c. Pola asuh lepas kasih/love withdrawal
Lingkungan pendidikan berikutnya setelah keluarga adalah sekolah sebagai lembaga formal yang
diserahi tugas untuk menyelenggagakan pedidikan yang demokratis, membantu perkembangan
hubungan social remaja secara maksimal. Menurut UU guru dan dosen ada 4 kompetensi yakni :
1. Kompetensi kepribadian/personsl competency
2. Kompetensi professional/profesionsl competency
3. Kompetensi social/social competency
4. Kompetensi pedagogic/paedagogic competency

BAB 9 PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN


A. Pentingnya Kemandirian Bagi Peserta Didik
Kecenderungan yang muncul dewasa ini di tunjang oleh teknologi dan kehidupan global
yang sulit dibendung,mengisyaratkan kehidupan yang akan dating lebih rumit,sulit.
Andersen (2003 :718) memprediksi situasi kehidupan serba bingung /larut dalam situasi
baru .nilai-nilai lama ditantang oleh nilai-nilai baru yang banyak belum dipahami. Situasi
demikian merupakan pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan remaja. Oleh sebab itu
para remaja harus selektif dalam menghadapi kehidupan serba teknologicanggih.
B. Definisi Kemandirian
1. Kemandirian berarti keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung orang lain.
Diri/self merupakan inti dari kemandirian. Kemandirian sangat amat penting karena
ada gejala negative berikut ini :
a. Ketergantungan disiplin pada control dari luar bukan karena niat secara iklas.
b. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup,baik lingkungan fisik maupun
social,gejala perusakan lingkunganbaik yang baru yang tak terkendalikan yang
penting mendapatkan keuntungan finansial
c. Sikap hidup konformistik/keseuaian sikap tanpa pemahaman dan ngorbankan
prinsip /norma yang berlaku.
2. Menurut para ahli.Emil Durkhim(sunaryo kartadinata(1988) berpendapat bahwa
kemandirian ada 2 prasarat yaitu ;
a. Adanya disiplin adanya aturan bertindak yang otoriter
b. Adanya komitmen terhadap kelompok
3. Teori .Abraham. H.Maslow kemandirian dibedakan menjadi 2 yakni :
a. Kemandirian aman,adalah kekuatan untuk menumbuhkan cinta ksih pada
dunia,kehidupan,dan orang lain,sadar akan tanggung jawab bersama,percaya diri
terhadap kehidupan.

b. Kemandirian tak aman adalah kepribadian yang dinyatakan perilaku nenentang


dunia,Maslow
menyebut
Kemandirian
yang
mementingkan
diri sendiri/selfish autonomy
C. Tingkatan Dan Karakteristik Kemandirian
Perkembangan kemandirian adalah proses yang menyangkut unsur-unsur
normatif,,terarah dengan tujuan hidup manusia. Proses perahaman ini harus berkembang
sampai tingkat integrase,tingkat mendunia. Kemandirian manusia menuju tahapan
integrase dapat digambarkan 5 karakteristik.ciri-ciri yakni :
a. Kedirian artinya pengukuhan dirinya berbeda dengan orang lain
b. Komunikasi, artinya ,kedirian tak berlangsung melainkan komunikasi dengan
lingkungan fisik,lingkunga social,diri sendiri maupun dengan Tuhan.
c. Keterarahan,artinya hidup punya tujuan
d. Dinamika artinya memiliki pemikiran ,kemampuan,kemauan,sendiri untuk
berbuat,berkreasi tanpa digerakan orang lain.
D. Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian
Teori lovinger (2009) Tingkat kemandirian mempuyai ciri-ciri sbb:
1. Tingkata pertama,yakni implusif/melindungi diri
Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Peduli pada control keuntungan yng diperolih dengan orang lain.
b. Mengikuti aturan oportunistik/hedonistic.
c. Berfikir tidak logisertegun pad acara berpikir tertentu./ stereotype
d. Cenderung pada kehidupan zero sum game
e. Cenderung menyalahkan,mencela orang lain dan lingkungannya.
2. Tingkatan kedua kompormistik/penyesuaian
Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Peduli terhadap penampialn diri dan penerimaan social
b. Cenderung berfikir stereo type
c. Peduli akan aturan ekterna/dari luar.
d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian
e. Menyamankan diri kurang introspeksi
f. Perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal
g. Takut tidak diterima kelompok
h. Tidak sensitif terhadap keindividualan
i. Merasa berdosa jika melanggar aturan
3. Tingkatan ketiga tingkat sadar diri
Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Mampu berfikir alternative
b. Melihat harapan berbagai kemungkinan dalam situasi
c. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada
d. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah
e. Memikirkan cara hidup
f. Penyesusisn terhadap situasi dan peran

4. Tingkatan keempat tingkat seksama


Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Bertindak atas dasar nilai-nilai-internal
b. Mampu melihat diri pembuat pilihan/pelaku tindakan.
c. Mampu melihat keragaman emosi ,motif,perspktif diri sendiri maupun orang lain
d. Sadar akan tanggung jawab
e. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri
f. Peduli akan hubungan mutualistic
g. Memiliki tujuan jangkauan panjang
h. Cenderung melihat peristiwa dalam konteks social
i. Berfikir lebih komplekatas dasar analistis
5. Tingkatan kelima tingkat individualistik
Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Peningkatan kesadaran indivcidualitas
b. Kesadaran akan konflik emosional /kemandirian dengan ketergantungan
c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain
d. Mengenal eksistensi perbedaan individual
e. Mampu bersikap bertoleran terhadap pertentangan dalam kehidupan
f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan dirinya
g. Mengenal kompleksitas diri
h. Peduli akan perkembangan masalah-masalah sosialdan
6. Tingkatan ke enam tingkat mandiri
Ciri-ciri tingkatan ini ;
a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
b. Cenderung bersikap realistic,obyektif,terhadap diri sendiri/orang lain
c. Peduli terhadap paham abstrak seperti keadilan social.
d. Mampu mengitegrasikan nilai yang bertentangan
e. Tolerasi terhadap ambiguitas
f. Pedulu akan pemenuhan diri /self fulfilmen
g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal
h. Respek/peduli terhadap kemandirian orang lain
i. Sadar akan adanya saling ketergantuangna dengan orang lain
j. Mampu mengekpresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Remaja
1. Gene /keterunan orang tua
2. Pola asuh orang tua
3. Sistem pendidikan di sekolah
4. Sistem kehidupan di masyarakat
F. Upaya Pengembangan Kemandirian Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan
1. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga, ,saling menghargai
antar keluarga.keterlibata untuk memecahkan masalah.

2.

3.

4.

5.

6.

Penciptaan keterbukaan,Toleransi terhadap,perbedaan pendapat,memberi alasan


,keputusan yang diambil bagi remaja,keterbukaan terhadap minat remaja.komitmen
terhadap tugas remaja,kehadiran,keakraban,hubungan dengan remaja.
Penciptaan kebebasan berekplorasi lingkungan, mendorong remaja rasa ingin tau,ada
jaminan rasa aman ,kebebasan mengekplorasi lingkungan,adanya aturan tetapi
cenderung tidak mengancam.
Penerimaan remaja secara positif tanpa syarat/tanpa pamrih,menerima
kelebihan,kekurangan yanga ada pada remaja,tidak membeda-bedakan satu dengan
yang lain, menghargai hasil ekpresi remaja
Penciptaan komunikasi empatik dengan remaja,
menghayati perasaan
remaja,menggunakan sudut pandang positif ,tak mudah mencela dari hasil karya
remaja
Penciptaan kehangatan interaksi dengan remaja, interaksi secara akrab,tetapi saling
menghargai,. membangaun suasana humor komunikasi ringan dengan remaja..

BAB 10 PERKEMBANGAN BAHASA


A. Definisi Perkembangan Bahasa
1. Menurut Berk (2009) Perkembangan ketrampilan berbahasa pada individu adalah ;
2. Fonologi .bagaimana menghasilkan bunyi pembicaraan Bahasa.
3. Semantik, merujuk kepada makna kata
4. Tata Bahasa
5. Pragmatik
B. Tahapan Perkembangan Bahasa
Menurut Bennet (2004) tahapan ini yakni :
1. Tahapan pralinguistik /meraban 3bln-1 tahun mencari kontak verbal
2. Tahapan holofrastik/satu kata 1thn-1,8 th mulai mengucap satu kata
3. Tahapan kalimat dua kata 1,8-2 th mulai merangkai kata dg tepat
4. Tahapan pengebangan tata Bahasa uktur Bahasa awal, 2-5 th semakin kompleks
5. Tahapan pengembangan Bahasa lanjutan,5-10 th mampu mengembangkan struktur
gabunga kalimat sederhana
6. Tahapan kompetensi lengkap,11 th dewasa pada masa akhir kanak-kanak
perbendaharaan Bahasa semakin meningkat,gaya Bahasa menglami perubahan.
C. Hubungan Kemampuan Bahasa dengan Berfikir
Berfikir pada dasarnya mbadi rupakan rangkaian proses kognisi yang brsifat pribadi/
pemrosesan informasi munculnya respon. Ketika proses berfikir terjadi juga
menggunakan bantuan Bahasa
D. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Karakteristik perkembangan Bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan
kognitif telah mencapai target operasional formal. Menurut Debby sahertian (2000)

Kamus bahasa gaul menciptakan serinbu Bahasa gaul yang menjadi Bahasa gaul
remaja ,justru sangan akrab merasa lebih amankomunikasi dengan remaja .

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


1. Aliran nativisme perkembangan Bahasa ditentukan noleh factor bawaan lahir yang di
turunkanya orang tua.
2. Aliran empirisme /behaviorisme justru berpandangan sebabiknya ,bahwa
perkembangan kemampuan berbahasa tidak ditentukan factor bawaan melainkan
ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan sekitarnya.
3. Aliran konvergensi merupakan kolaborasi factor bawaan dan factor lingkungan
Perkembangan Bahasa.
F. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Bahasan
1. Anak bertipe referensial , sebagian besar membicarakan tentang benda-benda.
2. Anak bertipe ekspresif ,cenderung berpandangan bahwa Bahasa digunakan untuk
uuhan,dan kodisi sosial membicarakan dirinya dan orang lain sekaligus
mengekprsikan perasaan,kebutuhan social lainnya.
G. Upaya Pengembangan Bahasa Bagi Pendidikan
Jika perkembangan kemampuan berbahasa merupakan perpaduan antara factor dalam dan
factor luar maka,maka intervensi pendidikan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis ,mulai anak berlatih mengembangkan kemampuan berbahasa secara
maksimal,baik dirumah,sekolah maupun di lingkugan masyarakat.
BAB 11 PERKEMBANGAN NILAI ,MORAL DAN SIKAP
A. Definisi Nilai, Moral dan Sikap
1. Definisi Nilai
Menurut teori Spranger ( dalam Sumadi Soeryabrata,2013 nilai artinya tatanan yang
dijadikan panduan dalam situasi social tertentu. Nilai suatu yang diyakini
kebenaranya dan mendordng orang untuk mewujudkannya.
Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu /kelompok social membuat
keputusan mengenahi apa yang dibutuhkan apa yang ingin dicapai. Spranger
menggolongkan menjadi 6 jenis nilai yakni : (a) Nilai teori/nilai keilmuan ( I ), (b)
Nilia ekonomi ( E ), (c) Nilai social/solidsritas ( sd ), (d) Nilai agama ( A ), (e) Nilai
seni ( S ), (f) Nilai Politik /Kuasa ( K ).
2. Definisi Moral
Artinya Tatacara dalam kehidupan,adat istiadat,kebiasaan. Pada dasrnya merupakan
rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.moral
merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur hubungan sosial dengan
masyarakat.Menurut Jhon Dewey dijabarja Jean Pieget ( 2002 ) Ada 3 tahap Moral:
a. Tahap pramoral: ini ditandai anak belum menyadari keterkaitanya pada aturan

b. Tahap konvensional: ini ditandai dengan berkembangnya kesadaran akan


ketaatan pada kekuasaan
c. Tahap otonom: ini ditandai keterkaitan dengan aturan yang didasarkan pada
resiprositas.
3. Definisi Sikap
Chaplin ( 2001 ) sikap/tingkah laku yang relatif stabil berlangsung terus menerus
dalm bersosialisasi terhadap orang lain.
B. Hubungan Antara Nilai Moral dan Sikap
Teori Sigmud Freud
( corey 2009)
Menjelaskan dan menegaskan bahwa
antara,nilai,moral,dan sikapadalah satu kesatuan dan tidak dibeda-bedakan.
C. Karakteristik Nilai,Moral dan Sikap
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah sesuai tingkat
perkembangan kognitif yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal,mulai
mapmpu
berfikir
dan
mampu
memecahkan
masalah
yang
bersifat
hipotesis/dugaan/pernyataan sementara/predeksi.
Tidak lagi hanya terkait pada
waktu,tempat,dan situasi,tetapi pada sumber moral yang mejadi dasar hidup mereka. Ciri
perkembangan moral pada remaja mulai tambah kesadaran akan kewajiban
mempertahankan nilai dan pranta yang ada.
D. Faktor yang Mempengaruhi, Nilai .Moral dan Sikap
Faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai,moral,sikap, mencakup aspek
psyikologis, social,budaya fisik dan kebendaan, Remaja yang tumbuh dan berkembang
dalam lingkunagn keluarga ,sekolah, masyarakat yang penuh rasa aman secara
psykologis ,pola interaksi dengan demokratis,memiliki nilai luhur,moralitas,tinggi.serta
sikap perilaku terpuji.

E. Perbedaan Individual Nilai,Moral Dan Sikap


Sistem nilai,moral,sikap,individu dan kelompok social sedikt banyak dipengaruhi oleh
struktur budaya dari kelompok tersebut
F. Upaya Pengembangan Nilai,Moral Dan Sikapserta Implikasinya Bagi Pendidikan
Suatu keluarga harus mempunya standarmoral yang jelas suatu contoh bagiyang
beragama isllam mendengar adzan magrib,tv dimatikan, Setiap anggota keluarga harus
konsisten mentaati standar moral yang telah disepakati oleh keluarga.ketidak konsistenan
dalam keluarga akan menimbulkan kekecewaan.

BAB 12 KEBUTUHAN DAN PEMENUHANNYA


A. Pentingnya kebutuhan bagi perilaku manusia
1. Satu konsep fundamental yang khas dari pendirian teori motivasi yang dikemukakan
oleh Maslow adalah bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar
yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber
genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak semata-mata bersifat fisiologis,
melainkan juga bersifat psikologis.
2. Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuuhan dasar jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: (a) ketidak-hadirannya atau ketidak-adanya menimbulkan penyakit,
(b) kehadirannya mencegah timbulnya penyakit, (c) pemulihannya menyembuhkan
penyakit, (d) dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas
memilih, orang yang sedangber kekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu
disbandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya, (e) kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan
secara fungsional tidak terdapat pada orang yang tidak sehat.
B. Teori kebutuhan Individu
1. Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang pallng
tinggi, yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis: kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan untuk
mempertahankan hidup secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman,
sandang, tempat tinggal, seks, tidur, dan oksigen .
b. Kebutuhan Rasa Aman: seseorang yang merasa dirinya tidak aman akan
cenderung bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bencana
besar. Seseorang yang merasa tidak aman memmiliki kebutuhan yang berlebihan
akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari segala
sesuatu yang dipandang asing dan yang tidak diharapkan dirinya.
c. Cinta dan kasih sayang: sesuatu yang hakiki dan sangat berharga dalam kehidupan
manusia karena didalamnya menyangkut suatu hubungan erat,sehat,dan penuh
kasih antara dua orang atau lebih,serta menumbuhkan sikap saling percaya.
d. Kebutuhan Penghargaan: (a) kebutuhan akan harga diri meliputi kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak-tergantungan, kebebasan.
dan (b) kebutuhan akan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan,
penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik.
e. Kebutuhan Rasa Ingin Tahu: menurut Erick Fromm (1969) sesungguhnya
dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna. Maka di dalamnya mengandung
hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisi, menemukan
hubungan-hubungan dan makna-makna, serta membangun suatu sistem nilai.
f. Kebutuhan Estetik: Manusia perlu suasana lingkungan yang indah , suasana
tersebut dapat menimbulkan perasaan nyaman, semangat dan kegairahan.
g. Kebutuhan akan Pertumbuhan: Kebutuhan akan menuju ke arah yang lebih baik.

h. Kebutuhan aktualisasi diri: kebutuhan yang mendalam pada individu untuk


menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuannya secara
penuh.
2. Teori kebutuhan menurut Mc Clelland ada tiga jenis kebutuhan :
a. Kebutuhan untuk berprestasi ( Need for achievement ) disingkat N-Ach. Ciricirinya yaitu: (1) Lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, (2)
lebih senang menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan memilih yang sulit,
(3) lebih menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien, (4) senang
bertanggungjawab akan pemecahan masalah, meskipun sebenarnya dirasakan
sulit, (5) memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity).
b. Kebutuhan untuk berkuasa (Need for Power) disingkat N-Pow. Keinginan
untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain, biasanya menyukai kondisi
kompetisi dan orientasi status serta akan memberikan perhatian pada berbagai
factor yang memungkinkan dirinya mengembangkan pengaruhnya terhadap orang
lain.
c. Kebutuhan untuk berafiliasi ( Need for Affiliation ) disingkat N-Aff. Keinginan
untuk berada pada suatu yang bersahabat ketika berinteraksi dengan orang lain.
Seorang merasa akan senang ,aman dan berharga ketika dirinya diterima dan
memperoleh tempat didalam kelompok dan sebaliknya merasa cemas jika
disisihkan oleh kelompoknya.
C. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya
Menurut Garrison, setidaknya ada tujuh kebutuhan khas remaja, yaitu: (a) kebuutuhan
akan kasih saying, (b) kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, (c)
kebuutuhan untuk berdiri sendiri, (d) kebutuhan akan pengakuan dari orang lain, (e)
kebutuhan untuk dihargai, (f) kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.
D. Konsekuensi Kebutuhan Subjek Didik yang Tidak Terpenuhi
1. Setiap individu, ,menghendaki semua kebutuhannya dapat terpenuhi secara wajar.
Jika kebutuhannya terpenuhi maka akan memperoleh suatu kepuasan hidup sehingga
merasa aman, gembira,ekonomis dan produktif. Sebaliknya akan mengalami
kekecewaan ketidak puasan, atau bahkan prustasi, yang akhirnya akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak terpenuhi.
2. Ada sejumlah kondisi yang merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi
edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia termasuk subjek didik,
yaitu : (a) kemerdekaan untuk berbicara, (b) kemerdekakaan melakukan apa saja yang
diinginkan sepanjang tidak merugikan dirinya dan orang lain, (c) kemerdekaan untuk
mengeksplorasi lingkungan, (d) kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela
diri, (e) Adanya keadilan, (f) Adanya kejujuran, (g) adanya kewajaran, (h) adanya
ketertiban.
E. Upaya Pemenuhan Kebuttuhan Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan

Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi ayng merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi
interverensi edukatif dalam rangka pemuasakn kebutuhandasar manusia, termasuk
remaja, yaitu: (a) kemerdekaan untuk berbicara, (b) kemerdekaan melakukan apa saja
yang diinginkan sepanjang tidak merugikan orang lain, (c) kemerdekaan untuk
mengeksplorasi lingkungan, (d) kemerdekaan untuk membela diri, (e) adanya keadilan,
(f) adanya kejujuran, (g) adanya kewajaran, (h) adanya ketertiban.
BAB 13 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
A. Definisi Tugas-Tugas Perkembangan
1. Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode
tertentu dari kehidupan individu yang nika berhasil akan menimbulkan kebahagiaan
dan membawa perkembangan berikutnya.
2. Tugas-tugas perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi
individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, yaitu:
a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
b. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakuakn apa yang
diharapkan oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
c. Menunjukkan kepada setiap indvidu tentang apa yang akan mereka hadapi\
3. Ada tiga macam bahaya potensial yang dapat menjadi penghambat dlam
menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu:
a. Harapan-harapan yang kurang tepat
b. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan
menguasai tugas-tugas tertentu.
c. Aanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan
yang lain.
B. Jenis-Jenis Tugas Perkembangan Remaja
Ada sepuluh tugas perkembanga remaja yang dikaji dari aspek hakikat dasar tugas, dasar
biologis, dasar psikologis yaitu:
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang denganteman sebaya baik pria
maupun wanita.
b. Mencapai peran social pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang- orang dewasa lainnya
e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
g. Persiapan unruk memasuki kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk
kompetensi kewargaan-negaraan.
i. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku social yang bertanggung jawab
j. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sitem etika sebagai pedi=oman
tingkah laku.

C. Implikasi Tugas Tugas perkembangan Remaja Bagi Kehidupan


Masing-masing tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda terhadap
penyelenggaraan pendidikan, yakni dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan non akademik berkenaan dengan penyesuaian peran
social, pemahaman terhadap kondisi fisik dan psikis, serta pemahaman dan pengahyatan
peran jenis kelamin.
BAB 14 PENYESUAIAN DIRI DAN PERMASALANNYA
A. Definisi Penyesuaian Diri
Menurut Schneiders, pengertian penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang,
yaitu: (a) Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), (b) penyesuaian diri sebagai
bentuk konformitas (conformity), (c) penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
(mastery).
B. Penyesuaian Diri yang Baik
Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik jika mampu
melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien
artinya mampu melakukan respons dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat
mungkin. Dikatakan sehat artinya bahwa respons-respons yang dilakukannya cocok
dengan hakikat individu, dan hubungan antara individu dengan penciptanya.
C. Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri melibatkan tiga unsur, yaitu: (a) motivasi, (b) sikap terhadap
realitas, (c) pola dasar penyesuaian diri.
D. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri remaja memiliki karakteristik yang khas, yang dapat dilihat dari
penyesuaian diri terhadap: (a) peran dan identitasnya, (b) pendidikan, (c) kehidupan seks,
(d) norma social, (e) penggunaan waktu luang, (f) penggunaan uang, dan (g) kecemasan,
konflik, dan frustasi.
E. Faktor-FAktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu: (a)
kondisi fisik, (b) kepribadian, (c) proses belajar, (d) lingkunagan, (e) agama dan budaya.
F. Dinamika Penyesuaian Diri Remaja
Ada lima faktor psikologis dasar mewarnai dinamika penyesuaian diri, yaitu: (a)
kebutuhan, (b) motivasi, (c) persepsi, (d) kemampuan, (e) kepribadian.

TUGAS RESUME BUKU PERKEMBANAGAN PESERTA DIDIK


MATA KULIAH PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. H. M. Asrori

Oleh
SARJANA ( NIM F2151161026 )
VIVI AWALIA ( NIM . . . . . . . . )

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

Anda mungkin juga menyukai